Anisa AE dan salah satu buku yang diterbitkannya.

Anisa AE. Saya pertama kali mengenal namanya dari pertemanan di dunia maya. Anisa AE adalah pemilik blog www.anisae.com. Saat awal-awal saya mulai aktif ngeblog lagi, sekitar setahun lalu, saya suka ngepoin blognya Kera Ngalam yang satu ini. Selain karena artikel-artikel yang terpajang di blog-nya, juga karena saya kagum pada statistik blognya. Terutama yang paling kelihatan saat itu adalah Alexa-nya yang ramping. Belum lagi, iklan adsense yang membuat saya penasaran, bagaimana cara pasangnya, hehehe. Kemudian, saya dan Anisa AE “bertemu” di Grup WhatsApp Blogger Kekinian. Dari situ, sedikit banyak saya mulai mengenalnya, baik sebagai blogger maupun dari sisi personalnya. Semakin sering berinteraksi dengan Anisa AE, saya pun mendapatkan inspirasi berharga dari sosoknya, antara lain tentang semangat pantang menyerah dan kerja keras.

Anisa tidak sesempurna yang kalian kira. Apalagi dengan tiba-tiba punya penerbitan dan bisa ngeblog, padahal cuma lulusan SMP. Masa kecil menggembleng saya dengan lumayan.” (Anisa AE).

Perempuan yang memiliki nama asli Khoirun Nisaul Abidah ini terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara di tengah-tengah keluarga religius kuno yang memiliki prinsip bahwa perempuan tak perlu bersekolah tinggi-tinggi. Toh, nanti tugas perempuan enggak akan jauh-jauh dari dapur, sumur, dan kasur. Kenyataan tersebut membuat Anisa AE merasa kecewa. Padahal, Anisa AE kecil merupakan anak yang cerdas. Pernah meraih juara pertama se-Kabupaten untuk lomba menggambar saat masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) dan selalu menduduki ranking tiga besar saat Sekolah Dasar (SD).

Saat kelas tiga SD, Ayah Anisa AE memindahkannya dari SD Negeri ke Madrasah yang dikelola oleh Pondok Pesantren milik pamannya. Meskipun prestasinya tidak menurun, namun di sekolah barunya ini, Anisa AE merasa terkekang. Akibatnya perempuan yang lahir pada 18 Desember 1988 ini cenderung memberontak selama bersekolah di sana. Anisa AE lebih suka bermain di kebun milik penduduk sekitar Pondok Pesantren atau bermain di sungai bersama anak-anak kampung, ketimbang belajar.

Sampai akhirnya, Anisa AE sampai pada titik terjenuhnya, sehingga memutuskan keluar dari Pondok Pesantren. Keputusan Anisa AE ditentang oleh orang tuanya. Orang tuanya, terutama Ayah, mengancam tidak mau menyekolahkan Anisa AE jika dia tidak mondok. Alhasil, Anisa AE benar-benar putus sekolah saat kelas empat SD. Untungnya, ada seseorang yang melihat bakat Anisa AE dan bersedia membiayai sekolahnya hingga berhasil menamatkan SD. Orang tersebut adalah laki-laki yang akrab disapa “Pak Pur” oleh Anisa AE. (Almarhum) Pak Pur ini dulu adalah seorang Camat di daerah domisili Anisa AE. Lulus SD, Ayah Anisa AE kembali memaksa anak perempuannya ini untuk kembali ke Pondok Pesantren. Namun, Anisa AE kemudian berjuang mencari beasiswa dan berhasil masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri impiannya. Setelah lulus SMP, lagi-lagi Ayah Anisa AE memintanya kembali ke Pondok Pesantren. Kali ini, Anisa AE mengalah menuruti keinginan Ayah. Sayangnya karena mengalami banyak masalah, seperti masalah dengan teman dan Ayahnya berpulang ke sisi Sang Pencipta, akhirnya di tengah perjalanan Anisa AE memutuskan untuk benar-benar berhenti sekolah.

Selepas putus sekolah, sekitar tahun 2006, Anisa AE pun bekerja. Sempat berganti-ganti pekerjaan mulai dari menjadi pegawai rumah makan, kafe, hingga menjadi penjaga Warung Telepon (Wartel), akhirnya Anisa AE menemukan pekerjaan yang dirasanya cocok dari sisi ekonomi di salah satu pabrik rokok. Anisa AE bekerja sekitar empat tahun lamanya di sana. Saat bekerja di pabrik rokok inilah Anisa AE juga memiliki part time job sebagai reporter www.infokepanjen.com. Anisa AE memang memiliki ketertarikan terhadap dunia membaca dan menulis sejak bangku SD. Pada saat mengetahui informasi ada lowongan reporter, Anisa AE dengan percaya diri melamar posisi yang lowong tersebut. Hasilnya, dia berhasil diterima bekerja sebagai reporter.

Walaupun tidak lulus SMA, saya daftar saja agar bisa menyalurkan hobi. Yup, hobi saya membaca dan menulis sejak bisa membaca lancar, kelas tiga SD.” (Anisa AE).

Pada tahun 2008, www.infokepanjen.com mengadakan acara pelatihan ngeblog. Anisa AE yang bekerja sebagai reporter ikut andil sebagai panitia. Saat itulah pertama kalinya istri Andik Asminto ini mengenal blog. Namun, saat itu Anisa AE belum tertarik memiliki blog sendiri. Anisa AE baru memiliki blog sendiri pada 2011. Blog pertamanya berhubungan dengan penerbitan buku yang dimilikinya yakni AE Publishing. Blog yang beralamat di www.aepublishing.id itu berfungsi untuk mempromosikan penerbitan yang dimilikinya.

Novel solo karya Anisa AE.

AE Publishing adalah sebuah penerbitan buku indie yang didirikan oleh Anisa AE. Ibu dari Siti Fadhilatul Ilmi dan Asma Nurul Hidayatun ini awal mulanya mendirikan penerbitan indie sebab sering kecewa ditolak penerbit besar dan gagal lomba-lomba penulisan. Harapannya, dengan memiliki penerbitan sendiri, perempuan yang sangat suka makan bakso dan mie ayam ini dapat menerbitkan tulisan-tulisannya sendiri dengan mudah dalam bentuk buku. Meskipun mimpi penerbitan indie ini dianggap oleh sebagian orang terlalu muluk-muluk, sebab saat awal-awal berdiri Anisa AE tak memiliki komputer dan dia mengedit puluhan naskah dengan menggunakan handphone, namun Anisa AE tidak menyerah.

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Usaha penerbitan indie yang dikelola Anisa AE kini sudah berjalan sekitar lima tahunan dan sudah berhasil menerbitkan lebih dari 200 buku. Bahkan, kini penerbitan AE Publishing memiliki beberapa lini yang berdiri sendiri, antara lain UNSA Press dan Oksana Publishing. Anisa AE juga sudah memiliki sekitar 20-an lebih buku antologi. Anisa AE juga berhasil menelurkan novel solo perdananya yang berjudul “Selalu Ada Campur Tangan Tuhan” pada tahun 2013. Novel ini konon terinspirasi dari kisah perjalanan hidupnya sendiri.

Anisa AE ketika menjadi pemateri di salah satu acara kepenulisan di salah satu Universitas Negeri Malang.

Berkat usaha penerbitannya, Anisa Ae beberapa kali diundang menjadi pemateri di beberapa acara. Beberapa acara bahkan diadakan di kampus-kampus di Malang dan pesertanya adalah mahasiswa. Namun, Anisa AE yang telah melanjutkan pendidikan formalnya dengan mengikuti Sekolah Kejar Paket C ini selalu percaya diri membawakan materinya.

Pada tahun 2013, www.infokepanjen.com membuat pelatihan dengan topik “Memonetize blog via adsense”. Anisa AE kebagian menjadi pemateri tentang menulis konten, sedangkan pendiri www.infokepanjen.com yang bernama Rizal menjelaskan tentang monetize via adsense. Anisa AE pun tertarik untuk memasang iklan adsense di blognya. Semenjak saat itu, Anisa AE makin serius memonetize blognya. Baik melalui adsense maupun menerima tawaran job review dan content placement.

Anisa AE memiliki lima blog:

  • www.anisae.com: blog dengan niche lifestyle.
  • www.kepanjenkita.com: untuk menghasilkan pendapatan via adsense.
  • www.aepublishing.id: untuk promosi penerbitan AE Publishing.
  • www.wisatamalangku.com: untuk mempromosikan acara-acara dan lokasi wisata di Malang. Anisa AE termasuk salah satu blogger yang berhasil “membabat alas” menjalin relasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang
  • www.babyae.com: blog khusus yang bercerita tentang kedua putrinya.

Tampilan salah satu blog Anisa AE.

Ketika saya bertanya bagaimana caranya mengelola lima blog sekaligus, Anisa AE mengatakan bahwa saat ini dia ingin fokus membesarkan kedua putrinya, sehingga dia mengelola blog sesempatnya. Selain itu, Anisa AE dengan jujur mengatakan bahwa dia menggunakan jasa penulis lain untuk mengisi blognya pada saat ada artikel pesanan yang tak sempat ditulisnya sendiri karena dia tengah sibuk mengurus anak-anaknya.

Inspiratif bukan sosok yang satu ini? Penasaran ingin berkenalan dengan perempuan yang berdomisili di Kepanjen Malang ini? Atau tertarik menerbitkan buku secara indie? Bisa lho, kontak-kontak Anisa AE melalui media sosialnya:

  • Facebook: Anisa AE.
  • Twitter: @anisa.ae.
  • Instagram: @anis_sa_ae.
  • WhatsApp: 085103414877.

Selamat terinspirasi dan menerbitkan buku!

Surabaya, 30 Agustus 2016

April Hamsa

Categorized in: