Drama Jepang Rikuoh menjadi salah satu tayangan yang saya nantikan setiap weekend tiba, sebulan terakhir ini. Bukan hanya karena salah satu tokohnya diperankan oleh Yamazaki Kento (Yama Kento) aja, lho. Ya ya, saya akui, saya emang emak-emak penggemar Yama Kento 😛 . Tapi, beneran deh, drama Jepang Rikuoh ini jalan ceritanya bagus.

Rikuoh ditayangkan di channel favorit saya, Waku Waku Japan, setiap hari Minggu pukul 21.00 WIB. Minggu ini, drama Jepang Rikuoh yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul “Rikuo” yang ditulis oleh Jun Ikeido (published in July 8, 2016) ini sudah memasuki episode kelima.

Yamazaki Kento. Sumber: Asianwiki.com.

Denger-denger sih, drama Jepang Rikuoh akan tayang sebanyak 10 episode. Tapi, baca-baca di beberapa situs, status episodenya masih to be confirm. Bisa jadi lebih panjang, soalnya kalau enggak salah, drama Jepang Rikuoh ini juga masih tayang di negara asalnya, Jepang. Saya sih enggak keberatan diperpanjang, supaya bisa agak lamaan dikit nonton Yama Kento bermain peran (#eh).

By the way, maaf sebelumnya ya, buat teman-teman yang sudah kesasar ke artikel tentang drama Jepang Rikuoh ini. Tadinya, saya mau membuat semacam resensi gitu untuk drama Jepang Rikuoh ini. Cuma, kok saya enggak pede menyebut tulisan ini resensi drama, karena pengetahuan saya untuk membuat resensi drama atau film masih minim.

Jadi, izinkan saya menyebut artikel ini sebagai “berbagi cerita” mengenai drama Jepang Rikuoh ya. Ini resensi drama ala-ala, ceritanya, hehe. Plus penilaian saya mengenai drama Jepang Rikuoh ini.

Sinopsis drama Jepang Rikuoh

Tayangan drama Jepang Rikuoh dibuka dengan menghadirkan tokoh utama, Koichi Miyazawa. Koichi Miyazawa adalah seorang Presiden Direktur sekaligus generasi keempat yang memimpin perusahaan tabi bernama Kohazeya. Perusahaan tabi yang berada di Gyoda yang masuk wilayah Prefektur Saitama ini telah berdiri selama 100 tahun.

For your information, tabi adalah alas kaki tradisional Jepang. Bentuknya seperti kaos kaki, agak semi-semi sepatu gitu. Warnanya biasanya putih.

Namun, bisnis rupanya tidak berjalan lancar saat Koichi Miyazawa memegang kendali perusahaan. Ya, maklum, sih. Siapa coba yang masih mau memakai tabi di zaman modern seperti sekarang? Apalagi industri sepatu di Jepang kan lumayan maju pesat ya? Hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab banyak perusahaan tabi di Jepang gulung tikar.

Para pemeran dalam drama Jepang Rikuoh. Sumber foto: Asianwiki.com.

Begitu pula dengan Kohazeya yang kini hanya punya 20 orang karyawan dan itu pun rata-rata usia karyawannya udah sepuh banget (usia pensiun gitu), terancam bangkrut juga. Apalagi, pihak bank yang bekerja sama dengan Kohazeya mulai “mengeluh” karena perusahaan pembuat tabi tersebut sepertinya udah enggak punya harapan lagi.

Untungnya, ada pegawai bank bernama Sakamoto yang masih menaruh harapan kepada Kohazeya. Namun, tindakan Sakamoto tersebut mendapat perlawanan dari atasan dan kepala cabang bank-nya. Kedua atasan Sakamoto tersebut selalu mencari alasan untuk tidak meminjamkan dana kepada Kohazeya lagi.

Mempertimbangkan hal-hal tersebut, suatu ketika, Sakamoto yang memang sudah lama menangani urusan pinjaman dan bisnis Kohazeya memberi saran kepada Koichi Miyazawa untuk menciptakan inovasi baru. Sakamoto mengemukakan bahwa sebenarnya bank tidak bisa mengucurkan dana ke Kohazeya terus jika Koichi Miyazawa tetap mempertahankan bisnis tabi semata.

Pasti ada sesuatu yang hanya dimiliki Kohazeya yang membuatnya bisa bertahan selama 100 tahun,” kata Sakamoto kepada Koichi Miyazawa.

Ucapan Sakamoto ternyata cukup mempengaruhi Koichi Miyazawa. Ayah dua anak (salah satunya diperankan oleh Yama Kento) ini kemudian memikirkan untuk mengembangkan ide bisnis lain, di samping tetap mempertahankan memproduksi tabi.

Suatu hari, Koichi Miyazawa mampir ke toko sepatu milik Tooru Arimura (Arimura) untuk membelikan sepatu olah raga buat putrinya, Akane. Akane ingin memiliki sepatu merk Atlantis yang memang sedangngetrend saat ini.

Saat melihat-lihat sepatu di rak toko, Koichi Miyazawa menemukan sepatu lari yang bentuknya mirip dengan tabi. Kemudian, Koichi Miyazawa bertanya kepada pelayan toko apakah sepatu itu sedang ngehits saat ini. Menurut pelayan toko, sepatu tersebut sedang ngehits, sama populernya dengan sepatu merk Atlantis.

Koichi Miyazawa kemudian berpikir untuk mengembangkan bisnis baru berupa sepatu lari yang bentuknya seperti tabi. Kemudian, Koichi Miyazawa menyampaikan idenya tersebut kepada Sakamoto. Sakamoto mendukung ide bisnis terbaru itu dan menyatakan bahwa dirinya bersedia membantu.

Sayangnya, lagi-lagi atasan dan kepala cabang bank dimana Sakamoto bekerja tidak menyetujuinya. Mereka menolak mendanai proyek baru Kohazeya tersebut. Mereka bahkan memindahkan Sakamoto ke cabang bank yang lain karena masalah tersebut.

Tidak cuma dari bank, tantangan juga datang dari internal Kohazeya. Salah seorang pegawai senior yang sudah bekerja sejak ayah Koichi Miyazawa menjadi direktur Kohazeya, namanya Genzo Tomishima (Gen), menentang ide tersebut.

Belakangan, tepatnya di episode keempat, saya mengetahui latar belakang mengapa Gen ngotot menentang inovasi baru di Kohazeya. Nanti, teman-teman yang menonton akan paham sendiri, lha, apa alasannya.

Selain Gen, anak sulung Koichi Miyazawa, Si Daichi (Yama Kento), ogah-ogahan mendukung ayahnya. Memang sejak awal, Daichi yang dalam drama Jepang Rikuoh ini diceritakan sebagai anak pemberontak itu, lebih memilih bekerja di perusahaan besar, ketimbang mewarisi bisnis keluarganya tersebut.

Meski demikian, Koichi Miyazawa tetap bertekad mengembangkan sepatu lari sebagai unit usaha lain dari Kohazeya. Pemilik toko sepatu Arimura dan pegawai bank Sakamoto mendukung niat Koichi Miyazawa. Mereka mengatakan akan membantu Koichi Miyazawa jika ingin berkonsultasi tentang inovasinya itu.

Kemudian, suatu waktu Arimura mengajak Koichi Miyazawa dan Daichi melihat lomba lari marathon. Takdir mempertemukan mereka dengan seorang pelari bernama Hiroto Mogi (Mogi). Mogi ini atlet terkenal sekaligus brand ambassador sepatu Atlantis.

Saat bertanding, tanpa disangka Mogi mengalami kecelakaan. Mogi terjatuh saat tengah bertanding lari. Ternyata, kecelakaan tersebut disebabkan karena otot semitendinosus atau otot paha belakang Mogi cedera. Bagi seorang pelari, jika otot semitendinosus-nya cedera, maka itulah saatnya pensiun (dini).

Koichi Miyazawa kemudian kepikiran untuk membuat sepatu yang bisa memperbaiki gaya berlari Mogi. Gaya berlari yang disarankan untuk atlet yang mengalami cedera seperti Mogi adalah benturan kaki tengah. Benturan kaki tengah hanya dimungkinkan jika seseorang berlari tanpa sepatu atau memakai sepatu setipis tabi.

Akhirnya, meski modal yang dimiliki cuma sedikit, Koichi Miyazawa mulai mencoba memproduksi sepatu lari berbentuk tabi. Enggak langsung berhasil sih. Lebih banyak gagalnya. Bahkan, dana pengembangan mereka semakin menipis.

Sampai setelah ada satu sepatu lari berbentuk tabi yang dinilai lumayan oke, Koichi Miyazawa menawarkannya ke Mogi. Oh ya, sepatu tersebut diberi nama Rikuoh. Nama yang dipakai sebagai judul dari drama Jepang ini.

Tapi, langkah Koichi Miyazawa tidak berjalan mulus. Mogi masih ngarep kalau Atlantis bakal memintanya lagi menjadi brand ambassador perusahaan sepatu yang di drama Jepang Rikuoh ini ceritanya sudah memiliki nama besar itu.

Walah, ternyata udah panjang aja sinopsisnya, haha. Kalau teman-teman penasaran apakah nanti Mogi mau memakai sepatu Rikuoh, apakah Daichi akhirnya mau membantu bisnis keluarganya, atau akankah Kohazeya berhasil memproduksi sepatu lari Rikuoh yang bentuknya mirip tabi?. Jangan lupa, drama Jepang Rikuoh tayang di Waku Waku Japan setiap hari Minggu pukul 21.00 WIB.

Tokoh-tokoh yang saya suka di Rikuoh

Salah satu hal yang saya suka dari drama Jepang Rikuoh ini, selain tokoh utama yang karakternya kuat, juga banyak tokoh-tokoh yang sebenarnya “cuma” pemeran pembantu, tapi perannya sangat besar. Tanpa kehadiran tokoh-tokoh ini, drama Jepang Rikuoh akan garing.

BTW, saya memiliki beberapa tokoh favorit dalam drama Jepang Rikuoh ini, antara lain:

Daichi: Ini sudah jelas. Motivasi awal saya menonton drama Jepang Rikuoh ini karena ada Yama Kento yang memerankan Daichi. Eh, tapi saya melihat akting Yama Kento makin bagus lho di drama Jepang Rikuoh ini. Mulanya, dia digambarkan menjadi anak laki-laki pembangkang yang nyebelin, tapi makin ke sini, Daichi makin terlihat perannya. Ya, mau enggak mau, bagaimanapun juga kan Daichi ini generasi kelima (calon) pemimpin Kohazeya, kelak.

Koichi Miyazawa: Saya menyukai sikap optimis dan pantang menyerah yang dimilikinya. Kadang juga gemes, kasian melihat bapak-bapak setua itu masih bekerja keras menyelamatkan perusahaannya.

Sakamoto: Orang ini bagaikan “malaikat” kalau di film ini. Baeeeeeeeeeeekkk banget. Nanti, kalau teman-teman menonton drama Jepang Rikuoh ini pasti paham maksud saya, hehe.

Mogi: Mogi ini orangnya ulet, optimis, keras kepala, meski kadang naif.

Takahiko Murano (Murano): Pak Murano ini profesinya adalah pengukur sepatu. Dulu dia seorang konsultan yang bekerja untuk Atlantis. Murano ini sosok yang baik, suka membantu, bertanggung jawab, tapi IMHO ya, kadang Murano ini emosional. Gampang mewek dan tersentuh, gitu.

Akemi Masaoka (Akemi): Merupakan salah satu pegawai senior perempuan di Kohazeya. Dia selalu mendukung apapun keputusan Koichi Miyazawa.

Itulah beberapa tokoh favorit saya. Masih banyak sih sebenarnya tokoh-tokoh baik lainnya yang membantu Koichi Miyazawa mewujudkan mimpinya untuk memproduksi sepatu lari. Nanti, kalau teman-teman menonton drama Jepang Rikuoh ini mungkin juga akan memiliki tokoh-tokoh favorit sendiri yang bisa jadi berbeda dengan saya.

Nilai-nilai yang saya dapatkan dari menonton drama Jepang Rikuoh

Saya sudah mengemukakan sebelumnya, bahwa motivasi saya menonton drama Jepang Rikuoh ini enggak cuma karena kehadiran Yama Kento. Namun, jalan cerita drama Jepang Rikuoh ini emang bagus. Berkat menonton drama Jepang Rikuoh ini, saya belajar mengenai beberapa nilai-nilai berikut:

Optimis

Kohazeya benar-benar di ambang kebangkrutan. Perusahaan-perusahaan tabi lain sudah gulung tikar satu per satu. Namun, Koichi Miyazawa sangat optimis bahwa perusahaannya enggak akan hancur seperti yang lain.

Sikap tersebut membuat saya belajar bahwa kita sebagai manusia harus optimis saat menghadapi kesulitan. Optimis membuat kita lebih mudah move on, melanjutkan hidup. Sesulit apapun itu, kita mesti optimis pasti ada jalan keluarnya. Pernah mendengar quote yang mengatakan, “Kalau satu pintu ditutup, pintu lain akan terbuka” bukan?

Pantang menyerah

Berkali-kali Koichi Miyazawa diremehkan atau disepelekan orang, bahkan oleh anaknya sendiri, namun laki-laki ini pantang menyerah untuk mencoba membuat sepatu lari yang sesuai keinginannya.

Pantang menyerah dan sikap ulet wajib kita miliki jika ingin berhasil. Seseorang tidak akan berhasil kalau baru mencoba sekali, lalu menyerah. Percaya deh bahwa di balik keberhasilan pasti ada kegagalan-kegagalan. Kita belum dikatakan “berhasil” kalau belum merasakan “gagal” bukan?

Membantu tanpa pamrih

Karyawan-karyawan Kohazeya, pegawai bank Sakamoto, pemilik toko sepatu Arimura, dan tokoh-tokoh lainnya banyak yang membantu kesuksesan produksi Rikuoh. Bayarannya enggak sekadar materi, tapi mereka mendapatkan hal-hal lain, seperti kepuasan karena berhasil menciptakan sepatu Rikuoh, mendapat teman atau saudara baru, dan lain sebagainya.

Keluarga nomor satu

Saya menilai drama Jepang Rikuoh ini merupakan drama untuk keluarga. Meskipun banyak perbedaan prinsip dalam masing-masing anggota keluarga Miyazawa, tapi pada akhirnya mereka akan kembali kepada keluarga.

Jangan meremehkan orang lain

Berkat drama Jepang Rikuoh ini saya makin menyadari bahwa meremehkan orang lain adalah hal yang salah. Setiap orang itu memiliki potensi yang sangat besar dalam diri mereka, ketika mereka berusaha sekuat tenaga. Kadang orang-orang yang diremehkan ini, yang sekarang kelihatannya seperti kucing, pada suatu masa nanti bisa jadi macan, lho.

Bonus lagu bagus berjudul Rikuoh

Ada satu lagu, soundtrack drama Jepang Rikuoh ini, yang dinyanyikan secara akapela oleh grup paduan suara bernama Little Glee Monster. Judulnya “Rikuoh” juga. Lagunya terdengar bagus banget di telinga.

Lagu ini selalu diputar saat ada adegan dimana tokoh-tokoh dalam drama Jepang Rikuoh ini berhasil melakukan sesuatu. Sepintas, kalau saya enggak salah dengar, lagu ini tuh mengingatkan kepada kita bahwa kita ini enggak sendirian, lho. Hahaha, satu-satunya lirik yang saya pahami sebenarnya cuma, “Everyday I listen to my heart, hitori janai.” Hitori janai means aku enggak sendirian.

Sampai saya menulis artikel ini, saya masih belum mengetahui makna dari lagu Rikuoh ini 🙁 . Maklum, saya cuma bisa membaca huruf Kana, tapi enggak hafal huruf Kanji. Kapan-kapan saya tanyakan ke teman saya yang bisa pandai Bahasa Jepang ya teman-teman.

Sementara ini dulu ya, cerita saya mengenai Rikuoh. Monggo, kalau mau mendengarkan lagu Rikuoh yang dinyanyikan Little Glee Monster berikut ini:

Sumber: Akun YouTube リトグリ ss.

Terima kasih sebelumnya karena sudah menyempatkan waktunya membaca resensi drama Jepang Rikuoh (ala-ala) ini.

April Hamsa