Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya.” (HR Muslim).

Hadist tersebut mengatakan bahwa jika kita (seorang muslim) meninggal, maka pahala yang didapat dari berbagai amalan seperti sholat, ibadah haji, membaca kitab suci dan amalan-amalan lain akan terhenti. Namun, ada tiga amalan yang pahalanya akan terus mengalir untuk kita, meski kita sudah meninggal, yaitu sedekah jariyah, berbagi ilmu, dan doa dari anak-anak kita. Dari ketiga amalan yang pemberian pahalanya tidak akan putus meski kita nanti sudah meninggal itu, saya ingin membahas tentang amalan berbagi ilmu. Saya menggaris bawahi tentang tentang berbagi ilmu, sebab amalan ini bisa kita lakukan tanpa perlu menunggu kita punya banyak duit atau punya anak dulu.

Sebenarnya, kenapa sih berbagi ilmu juga dianggap sebagai suatu amalan istimewa? Kalau menurut saya logikanya begini, ilmu itu membuat seseorang dari “enggak tahu” menjadi “tahu”. Seseorang yang “tahu” akan melakukan sesuatu dengan “benar”. Sesuatu yang dikerjakan dengan “benar” akan menghasilkan hal-hal “baik”. Bukankah hal-hal yang “baik” disukai oleh Tuhan? Sehingga, apabila seseorang berhasil mengarahkan orang lain untuk berbuat kebaikan, Tuhan pun akan mengganjar kebaikan kepadanya. Begitu seterusnya, kepada siapa saja, kemana pun ilmu tersebut bergulir, pahala ilmu yang pernah kita bagikan kepada orang lain akan terus datang.

Berbagi ilmu sekaligus inspirasi

Ketika seseorang membagi ilmunya, biasanya sekaligus membagi inspirasinya. Pernah tidak saat mengikuti workshop, lalu trainer-nya mengucapkan banyak quotes yang mengandung inspirasi? Biasanya, quotes yang diucapkan oleh trainer-trainer dari setiap workshop tersebut melekat dalam ingatan bukan, minimal seharian, hehe? Namun, efeknya biasanya berjangka panjang, bahkan ada yang sampai mempengaruhi hidup. Kalau saya sih biasanya menjadi lebih termotivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari setelah bertemu dengan orang-orang yang membagikan ilmu, sekaligus inspirasinya kepada saya. Bahkan, meskipun yang berbagi ilmu dan inspirasi itu bukan guru, dosen, atau trainer bersertifikat, saya senang-senang saja ada yang berbaik hati mengajari saya sesuatu yang baru.

Berbicara tentang membagikan ilmu sekaligus inspirasi, saya teringat satu nama, Ines Setiawan. Ines Setiawan atau yang biasa dipanggil dengan Mbak Ines ini adalah seorang guru Sains, Biologi dan Fisika di German School Jakarta. Mbak Ines juga founder dari Suistanable Hyper-platform of Indonesia Network of Educators (SHINE), sebuah wirausaha sosial di bidang pendidikan yang memiliki tujuan untuk memberdayakan pendidik dan juga pembelajar melalui peningkatan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Indonesia.

index

Media sosial SHINE Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, SHINE yang didirikan oleh Mbak Ines pada tahun 2012 ini menyediakan program-program belajar yang low cost high impact, bahkan ada pula program-program bebas biaya bagi anak-anak prasejahtera di seluruh Indonesia. Tema-tema yang mendasari program-program SHINE biasanya berhubungan dengan 10 masalah global yang menyentuh sendi-sendi dasar kehidupan manusia, yakni: air, makanan, energi, sampah, keanekaragaman hayati, kebersinambungan dan perubahan iklim, kesehatan, kemiskinan, keuangan, dan perdamaian. Pendaftaran untuk mengikuti program-program SHINE biasanya diumumkan melalui media sosial Mbak Ines dan SHINE.

Dalam membuat program-program SHINE, Mbak Ines mengacu pada quotes dua tokoh besar yang sangat berjasa dalam bidang pendidikan:

Di depan menjadi teladan. Di tengah memberi semangat berkarya. Di belakang memberi dorongan.” (Ki Hadjar Dewantara)

Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.” (Nelson Mandela)

Prinsip SHINE adalah menjunjung tinggi keberagaman dan keterbukaan, sehingga peserta, baik pendidik maupun pembelajar, yang mau bergabung di program-program SHINE tidak dibatasi dari segi kewarganegaraan, sosial, ekonomi, suku, agama, ras, maupun golongan. Ah, prinsip yang sangat adem banget di tengah-tengah situasi jaman sekarang yang sedikit-sedikit sensitif apabila ada yang “berbeda”, bukan? Prinsip tersebut juga sesuai dengan apa yang saya yakini, bahwa belajar bisa berguru kepada siapa saja ataupun kalau berbagi ilmu, ya, enggak perlu melihat latar belakangnya. Concern saja kepada keyakinan bahwa manusia di dunia ini saling membutuhkan, sehingga wajar apabila sesama manusia saling tolong-menolong. Hal yang enggak wajar kalau sesama manusia saling sikut, apalagi saling menyakiti.

Perkenalan saya dengan Mbak Ines dan SHINE sebenarnya tak sengaja. Waktu itu saya mendadak diminta oleh seorang teman untuk menggantikannya mengikuti salah satu program SHINE, yakni kunjungan ke Rumah Sutera Alam di Ciapus Bogor. Awalnya saya tidak tahu kalau saya ke sana ikutan rombongan SHINE. Baru pas berbincang dengan beberapa orang peserta, saya nyadar, “Owalah, ini rombongan dari SHINE Learning Center, to?” Hahaha, peserta macam apa, saya, enggak tahu grup yang diikuti? Tapi, alhamdulillah, saya mendapat banyak kenalan baru di sana, terutama ibu-ibu yang semangat belajarnya luar biasa.

15895216_1341404239260756_237268942326423801_nMbak Ines founder SHINE (paling kanan) saat kunjungan ke Rumah Sutera.

Program-program SHINE ada yang dilaksanakan secara offline maupun online. Program-program SHINE banyak yang melibatkan anak-anak, khususnya yang berusia Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar. Sesuai tagline yang tertuang dalam website SHINE: “Solving global problems, one child at a time.” Pembelajar anak memang berbeda dengan pembelajar dewasa. Pembelajar anak-anak biasanya sangat unik dan mudah sekali mempelajari sesuatu. Apabila sejak dini anak-anak sudah diajari solving global problems diharapkan saat mereka dewasa, kelak, mereka akan menjadi orang yang lebih peduli pada lingkungan dan sesamanya.

Contoh program offline adalah seperti yang pernah saya ikuti yakni kunjungan ke Rumah Sutera, awal Januari 2017 lalu. Waktu itu, anak-anak serta orang tuanya belajar tentang bagaimana seekor ulat sutra bisa bermetamorfosis menjadi kepompong, kemudian kepompong itu seratnya bisa diurai menjadi benang, lalu dipintal mejadi kain sutra. Dari program kunjungan tersebut saya jadi lebih menghargai aktivitas para petani tanaman murbei (makanan ulat sutra) dan juga pelaku usaha persutraan alam.

Teaching our kids means teaching ourselves.” (Ines Setiawan)

Program-program offline SHINE yang lain, yang telah berjalan, dapat diintip di media sosial Mbak Ines atau SHINE atau website SHINE www.indonesiashine.wixsite.com/shineindonesia. Contohnya, ada program “Touch the River”, waktu itu SHINE bekerja sama dengan Ciliwung Institute, mengajak anak-anak dan orang tuanya membersihkan pinggiran sungai. Ada pula program workshop pengembangbiakan jamur, bekerja sama dengan salah satu pertanian jamur di daerah Kademangan, BSD, Tangerang Selatan.

Program-program offline SHINE biasanya dapat kita ikuti hanya dengan mengeluarkan budget rendah, bahkan gratis. Mengapa bisa demikian? Sebab, setiap merancang program-programnya offline-nya, Mbak Ines melalui SHINE melakukan beberapa hal berikut:

  • Berfokus kepada hal-hal pokok yang berhubungan langsung dengan kualitas pendidikan.
  • Menggunakan tempat-tempat umum atau tempat-tempat pribadi yang bisa dipakai untuk pelatihan dengan biaya rendah atau bebas biaya.
  • Bekerja sama dengan para ahli, berbagai institusi, serta perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
  • Hanya mengambil keuntungan sebesar Rp.5.000-10.000,-/ peserta di setiap kegiatan SHINE. Keuntungan tersebut untuk membiayai administrasi dan kegiatan-kegiatan sosial SHINE.
  • Hanya membebankan biaya kepada peserta apabila ada komponen-komponen kegiatan pembelajaran yang perlu dibeli/ dibayarkan kepada pihak ketiga.

Mbak Ines juga menggagas program online SHINE. Antara lain, SHINE Worksheet yang bisa diakses gratis oleh siapa saja. SHINE Worksheet merupakan suatu wadah berbagi bahan ajar berupa lembar kerja antar sesama pendidik. Pendidik bisa saling berbagi dan berdiskusi tentang bagaimana membuat lembar kerja dengan berbagai media, bagaimana membuat lembar kerja yang bisa menggugah pemikiran anak-anak, dan juga berdiskusi tentang berbagai metode yang bisa dipakai untuk menilai kinerja mereka. Nanti, lembar-lembar kerja terbaik hasil karya para pendidik bisa dipublikasikan dalam bentuk buku dan SHINE akan memberikan royalti kepada pendidik yang karyanya diterbitkan.

Selain itu ada pula program online workshop SHINE. Salah satu contoh program yang telah berjalan adalah pelatihan berbasis internet yang dibawakan oleh Dian Wignyosastro, seorang guru Matematika di Green School Ubud Bali. Melalui online workshop tersebut peserta bisa studi banding ke Green School secara virtual, menambah jejaring, dan memperluas wawasan. Pernah pula SHINE mengadakan online seminar tentang pendidikan di Indonesia Timur bersama salah seorang guru di Kendari, sehingga peserta jadi tahu apa kelebihan dan kekurangan pendidikan di sana.

Terinspirasi dari Mbak Ines dan SHINE

Semenjak bertemu dengan Mbak Ines beberapa waktu lalu, saya sering ngepoin media sosial Mbak Ines dan SHINE, supaya bisa tahu update kegiatan SHINE. Isi timeline media sosial Mbak Ines sangat bergizi, banyak sharing tentang informasi dan wawasan di sana. Saya merasa sebagai seseorang yang lebih banyak berhubungan dengan media sosial, sebagai blogger dan buzzer khususnya, saya sudah berada di jalur yang tepat untuk berbagi ilmu, meskipun ilmu saya masih sangat cetek. Untuk saat ini saya memfokuskan diri untuk sharing ilmu dan informasi tentang menjadi orang tua (parenting). Beberapa hal yang sudah saya lakukan untuk membagikan ilmu tentang parenting:

Berusaha bijak menggunakan media sosial

Saya ingin mengisi media sosial saya seperti media sosial Mbak Ines, bergizi semua isinya. Oleh karena itu, media sosial saya sekarang lebih sering saya pergunakan untuk sharing tentang informasi-informasi yang berguna. Topik-topik yang saya suka share di media sosial adalah tentang parenting, aktivitas anak-anak, dan kesehatan anak. Saya berusaha menghindari sharing informasi-informasi yang saya tidak paham betul, apalagi berita-berita hoax yang tidak jelas darimana sumbernya.

Menulis artikel di blog

Saya menyadari gaya parenting setiap orang tua berbeda-beda. Namun, saya rasa enggak ada salahnya tetap berbagi pengetahuan dan pengalaman parenting yang saya ketahui. Apa yang saya ketahui tentang parenting, khususnya mengenai pengasuhan anak, aktivitas anak-anak, dan kesehatan anak, saya coba tuangkan ke dalam blog saya www.keluargahamsa.com. Saya sendiri, juga suka blogwalking ke beberapa blog dan website yang banyak membahas tentang parenting. Dari beberapa laman blog/ website tersebut, dengan gaya parenting-nya yang berbeda-beda, saya jadi mendapat pengetahuan baru, bahkan terinspirasi untuk menerapkan beberapa hal berbeda yang ternyata ada juga yang cocok untuk saya terapkan dalam keluarga kecil saya.

Aktif dalam forum-forum parenting, baik di website parenting, mailing list, atau media sosial

Sejak hamil anak pertama, saya sudah mencemplungkan diri dengan aktif dalam forum-forum parenting di dunia maya, baik itu berplatform website, mailing list, atau media sosial. Saya berusaha aktif sharing hal-hal yang saya ketahui tentang parenting.

Menulis artikel di website parenting

Beberapa kali saya juga berusaha keluar zona nyaman, dengan menulis tentang parenting di luar blog saya, yakni di website parenting.

Sebagian sharing pengetahuan yang pernah saya tulis di blog pribadi.

Sharing ilmu dengan cara menuliskannya di blog atau website sering kali rawan terhadap plagiat. Namun, sejak awal saya menyadari itu risiko yang saya tanggung. Seandainya ada tulisan saya yang di-copy paste tanpa seijin saya, insyaAllah saya ikhlas. Rejeki dan umur manusia tidak ada yang tahu. Andaikan suatu hari saya enggak punya kemampuan untuk memperpanjang domain atau saya mendadak meninggal dunia sehingga blog saya enggak ter-update lagi, saya syukuri saja, setidaknya tulisan-tulisan saya itu masih nangkring di blog atau website orang. Moga-moga manfaat tulisan tersebut, terutama inspirasinya masih bisa sampai ke orang lain.

Untuk ke depannya, saya memiliki beberapa rencana juga yang terinspirasi dari Mbak Ines dan SHINE telah lakukan, antara lain:

Membuat e-book

Kalau SHINE membagikan worksheet untuk pendidik dan pembelajar, saya ingin menulis agak panjang dan detail, lalu mempublikasikannya dalam bentuk e-book. Rencananya e-book itu tidak jauh-jauh isinya dari parenting, aktivitas belajar dan bermain anak-anak, serta kesehatan anak sesuai pengetahuan dan pengalaman saya. E-book tersebut ingin saya bagikan gratis melalu dunia maya, siapa pun yang berminat membaca bisa mengunduhnya.

Membuat video

Saya ingin membuat beberapa video tutorial tentang aktivitas bermain anak dan juga video berisi tips-tips seputar parenting dan kegiatan anak. Saya berharap, nantinya video-video itu pun bisa menginspirasi para orang tua dimana pun mereka berada.

Internet (4G LTE) untuk mendukung kegiatan berbagi ilmu dan inspirasi

Kegiatan-kegiatan yang telah saya lakukan dan akan saya rencanakan tersebut bisa terealisasi berkat dukungan teknologi komunikasi berupa jaringan internet. Jaringan internet yang sudah saya kenal sejak duduk di bangku kelas satu Sekolah Menengah Atas ini memang banyak mengubah hidup saya. Berkat internet, saya bisa melakukan jejaring dengan banyak orang dari tempat asal yang berbeda, serta beragam latar belakang. Berkat internet pula, saya menemukan sahabat baik, bahkan jodoh. Untuk itu, sangat penting bagi saya menggunakan layanan internet yang berkualitas dan support kegiatan saya.

Layanan internet yang saya butuhkan untuk mendukung kegiatan-kegiatan saya dalam mencoba berbagi ilmu dan inspirasi adalah:

  • Jaringan internet cepat.
  • Jaringan internet stabil.
  • Kuota yang didapat besar.
  • Kuota bisa dipakai selama 24 jam selama 30 hari (satu bulan).
  • Harganya terjangkau.
  • Terdapat pilihan paket-paket layanan internet sehingga saya bisa memilih sesuai kebutuhan saya.

Alhamdulillah, sejak beberapa tahun terakhir saya menggunakan layanan internet dari provider seluler yang telah saya pakai selama 15 tahun lamanya, XL. Awal-awal menggunakan XL sebagai jaringan internet cuma buat update sosial media, lama-kelamaan juga untuk posting tulisan di blog. Dari awalnya hanya menggunakan paket-paket data jaringan internet bertarif Rp. 25.000,- hingga sejak setahun lalu upgrade menjadi XL 4G LTE. Kegiatan saya berbagi ilmu melalui dunia maya pun makin lancar.

Untuk upgrade paket jaringan internet dengan XL 4G LTE caranya cukup mudah, kalau setahun lalu sih saya datang ke XL Center terdekat untuk mengganti sim card lama menjadi sim card 4 G. Syaratnya cukup mudah, yakni memastikan bahwa perangkat handphone kita support layanan 4G. Nanti, customer service XL akan membantu upgrade sim card dan mendaftarkan nomor kita juga untuk layanan paket Combo Xtra.

Layanan paket Combo Xtra merupakan layanan internet untuk pengguna kartu XL yang sesuai namanya “Xtra” menyediakan kuota besar dan banyak bonus. Layanan paket Combo Xtra ini menawarkan:

  • Kuota 2G/ 3G/ 4G yang lebih besar.
  • Bonus tambahan kuota 4G hingga 40 GB.
  • Bonus gratis menelepon ke seluruh operator.

Paket Combo Xtra terdiri dari enam pilihan paket yakni Xtra S, M, L, XL, 2XL, dan 3XL. Paket Combo Xtra yang paling murah adalah Xtra S yang harganya cukup murah, cuma Rp. 39.000,-. Dengan paket Xtra S, pengguna XL sudah mendapatkan kuota sebesar 800 MB plus bonus 30 menit gratis menelepon ke semua operator. Sedangkan paket tertingginya Xtra 3XL harganya juga terjangkau yakni sebesar Rp. 239.000,- yang membuat pengguna XL bisa menikmati kuota 16 GB, bonus tambahan 40 GB di 4G, unlimited menelepon sesama pengguna XL, dan 150 menit menelepon ke operator lain.

2Pilihan paket Combo Xtra dari XL.

Apabila waktu pengguna XL terbatas sehingga tidak bisa upgrade sim card lama menjadi 4G LTE, XL juga memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk upgrade sim card dengan 4G Delivery. Caranya, buka website kemudian pilih menu 4G Delivery, klik “Dapatkan sekarang”. Lalu, pengguna XL bisa mengisi data diri, kemudian tinggal menunggu sim card XL 4G LTE dikirim langsung ke alamat oleh XL. Layanan ini free ongkos kirim.

Cara upgrade sim card XL tanpa harus ke Gerai XL.

Apabila pengguna XL menggunakan layanan 4G Delivery, XL juga memberi kemudahan bagi penggunanya tersebut untuk upgrade sendiri sim card ke XL 4G LTE. Cara ini lebih praktis, namun pengguna XL disarankan untuk mem-back up contact dan data di handpone-nya. Setelah semua data aman, maka pengguna XL bisa melakukan upgrade. Hanya tiga langkah saja yang dibutuhkan untuk upgrade ke 4G LTE, yakni:

  • Akses *123*46# lalu cabut sim card lama.
  • Pasang/ gunakan sim card XL 4G LTE ke handpone. Akses *123*46# lagi.
  • Nyalakan kembali handpone dan ubah pengaturan jaringan ke XL 4G LTE.
  • Jaringan internet XL 4G LTE pun bisa digunakan.

usimEnggak ribet bukan, cara upgrade sim card XL lama menjadi XL 4G LTE? Bonus-bonus kuota plus teleponnya pun banyak banget. Selama saya melakukan kegiatan dengan jaringan internet, saya merasa XL 4G LTE ini sangat memuaskan. Apalagi, jangkauan (coverage) XL sekarang makin luas. Sehingga saya bisa dengan mudah terkoneksi dengan jaringan internet untuk update blog ataupun sekedar sharing informasi dan pengetahuan yang saya miliki melalui media sosial. Semoga saja apa yang saya bagi lewat dunia maya dengan bantuan XL 4G LTE bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, serta bisa menjadi amalan yang enggak putus pahalanya buat saya, kelak. Aamiin 🙂

April Hamsa

Tulisan ini diikut sertakan dalam KEB Blogging Competition

“Internet 4G LTE Membuat Hidup Lebih Berarti dalam Keberagaman”.

banner-main-square-768x768Sumber referensi tulisan dan foto:

  • Website XL
  • FanPage SHINE
  • Facebook Ines Setiawan (Founder SHINE)
  • Website SHINE