Ngobrolin soal kamera telepon seluler (ponsel), pada masa sekarang ini, sepertinya hampir semua ponsel keluaran terbaru pasti dilengkapi dengan fitur yang pertama kali diperkenalkan oleh Philippe Kahn pada tahun 1997 ini. Bahkan beberapa kamera ponsel ada yang diklaim memiliki kecanggihan dan kualitas gambar yang setara dengan kamera DSLR.

Sebenarnya, saya termasuk salah seorang yang telat memiliki ponsel dengan fitur kamera. Di saat teman-teman saya ponsel-nya sudah keren-keren lengkap dengan fitur kameranya yang canggih, saya masih menenteng ponsel jadul yang saya beli dari hasil mengajar les privat. Bahkan ketika di awal-awal saya sudah bekerja kantoran sekalipun, seingat saya, ketika ponsel saya hilang, bukannya membeli yang baru, saya malah menerima lungsuran ponsel dari Budhe saya. Lagi-lagi, yang nggak ada fitur kameranya. Maklum, gajinya dieman-eman, kala itu.

Awal mula saya sadar kalau kamera ponsel itu penting.

Hingga pada suatu hari di awal tahun 2011, saat itu saya masih tinggal di Surabaya, Prof. BJ Habibie (Pak Habibie) salah seorang mantan Presiden Indonesia datang ke Surabaya untuk acara book signing di sebuah toko buku. Saya yang ngefans sama Pak Habibie, tentunya ikutan donk, datang ke sana. Niat awalnya hanya meminta tanda tangan beliau, namun hati ini tergoda juga buat berfoto sama beliau. Apalagi beberapa orang yang minta tanda tangan juga meminta berfoto bersama Pak Habibie. Kapan lagi kan ya, punya kesempatan ketemu dan berfoto sama tokoh besar seperti beliau?

Tapiiii… seperti yang saya bilang sebelumnya, saya belum punya ponsel yang ada kameranya. Saat itu, kamera digital saya juga sedang rusak. Akhirnya, pada saat antri buat book signing saya beranikan diri berkenalan dengan seorang pengunjung yang antri di depan saya. Kebetulan dia punya ponsel yang berkamera. Saya meminta tolong kepadanya untuk memotret saya dengan Pak Habibie memakai kamera ponsel-nya, lalu nanti hasilnya di-share via media sosial. Dia pun bersedia, tapi dia juga meminta tolong kepada saya untuk mengambil foto dia bersama Pak Habibie. Tak ada yang bisa dimintai tolong untuk memotret, sebab dia datang sendiri, katanya.

Tibalah saat memotret kenalan baru saya itu dengan Pak Habibie. Hasil fotonya, posenya bagus dan yang difoto pun nampaknya puas. Tapi, sayangnya, saya kurang puas dengan hasil fotonya saat dia memfoto saya dengan Pak Habibie. Hiks. Hasilnya seperti ini:

Saya dan Pak Habibie.

Ya, namanya bukan kamera ponsel sendiri ya, jadinya kalau nyuruh-nyuruh ambil gambar lagi, saya sungkan. Akhirnya, semenjak saat itu, saya bertekad punya ponsel yang ada kameranya sendiri. Begitu ada kesempatan (baca: duit), alhamdulillah saya akhirnya bisa membeli ponsel berkamera. Harapan saya, suatu saat nanti saya bisa ketemu Pak Habibie dan berfoto lagi dengan beliau (Aamiin!).

Fungsi kamera ponsel yang bisa dimanfaatkan dalam keseharian.

Nah, begitu lah cerita tentang bagaimana awalnya saya akhirnya sadar kalau kamera ponsel itu penting. Makin ke sini, saya juga makin tahu, ternyata manfaat kamera ponsel, seiring dengan kemajuan teknologi yang luar biasa di masa sekarang ini, lebih dari sekedar buat memotret obyek. Sejauh ini, saya mencatat bahwa ada enam fungsi kamera ponsel, yakni antara lain:

Berbagai fungsi kamera ponsel.

Buat memfoto/ memotret dan merekam obyek.

Tentu saja, memotret, baik suatu obyek atau bergaya selfie, serta merekam (memvideokan) suatu obyek adalah hal terbanyak yang dilakukan pengguna kamera ponsel. Kamera ponsel memiliki kelebihan sangat praktis digunakan, bahkan oleh mereka yang tidak paham fotografi sekalipun. Apalagi pada kamera ponsel terdapat settingan-settingan yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga penggunanya bisa mendapatkan gambar atau video yang bagus. Nilai plus-nya lagi, foto/ video yang diambil menggunakan kamera ponsel bisa langsung diunggah ke media sosial. Jadi, memang praktis sekali, penggunaan kamera ponsel ini.

Untuk membaca atau memindai kode QR.

Tahu kan kode QR? Jaman sekarang, kode yang awalnya digunakan untuk melacak bagian kendaraan di industri manufaktur ini, sudah tak asing lagi buat kita. Kode QR yang merupakan singkatan dari quick respon ini bisa ditemukan antara lain di surat kabar, di buku, di aplikasi untuk chat di ponsel, di brosur, dan lain sebagainya. Kode QR ini sebenarnya suatu bentuk evolusi dari kode batang. Kalau kode batang kan cuma satu dimensi, kalau kode QR ini adalah bentuk dua dimensinya. Fungsi kamera ponsel adalah untuk memindai kode QR sehingga kita bisa menerima informasi yang kita butuhkan. Entah itu berisi alamat url suatu situs, daftar harga, bahkan suatu cara untuk “go” atau masuk ke dalam aplikasi tertentu. Kalau kita nggak punya kamera di ponsel, sudah pasti akan kesulitan jika ada kondisi yang mengharuskan kita membaca kode QR ini, bukan?

Untuk scan objek/ tulisan menjadi bentuk dokumen PDF.

Yup, kamera ponsel memiliki kemampuan buat menyecan objek. Sehingga bisa kita manfaatkan untuk scan dokumen, apalagi pas saat kita membutuhkannya dengan cepat. Tentu saja, terlebih dahulu kita mesti mendownload dan memasang aplikasi scanner di ponsel kita.

Untuk menerjemahkan bahasa.

Kamera ponsel juga bisa dipakai sebagai kamus, fungsinya menerjemahkan bahasa. Sepertinya, kudu dimiliki neh sama yang hobby-nya travelling terutama ke luar negeri. Tentu saja sebelumnya mesti install Google Translate di ponsel kita supaya kamera ponsel-nya bisa berfungsi untuk menerjemahkan bahasa pada saat kita memindai tulisan dalam bahasa asing.

Buat menandai atau menemukan lokasi.

Fungsi berikutnya dari kamera ponsel adalah buat menandai atau menemukan lokasi. Misalnya nih, kita lagi liburan ke suatu obyek wisata tertentu, lalu kita foto pemandangan di sana. Foto-foto tersebut bisa kita masukkan ke aplikasi tertentu yang bisa otomatis masuk ke Google Earth. Jadi orang di seluruh dunia akan mengetahui lokasi foto yang kita unggah, sekaligus review-nya, jika kita mengisi review-nya.

Buat main game.

Permainan atau game di ponsel pun, jaman sekarang, makin kreatif saja. Nggak cukup pakai layar, bahkan ada yang butuh gambar real time. Salah satunya game Pokemon Go yang tengah booming sekarang ini. Tentu saja kalau memainkan permainan semacam ini sudah pasti donk, butuh kamera ponsel.

Jasa kamera ponsel dalam hidup saya.

Kalau saya pribadi, meskipun belum memaksimalkan fitur kamera ponsel saya untuk berbagai fungsi yang sudah saya sebutkan sebelumnya, bagi saya kamera ponsel itu adalah sahabat terbaik. Sebab, dia sudah menolong saya dalam berbagai kegiatan yang saya lakukan dalam hidup saya. Jasa kamera ponsel dalam hidup saya antara lain:

Mengabadikan tumbuh kembang anak-anak saya.

Dari mulai anak-anak lahir hingga sebesar sekarang ini, saya dan suami termasuk yang rajin mendokumentasikan tumbuh kembang mereka dalam bentuk foto maupun video.

Sebagian koleksi foto anak-anak saya di ponsel.

Membuat saya bisa berpose bersama tokoh terkenal.

Belajar dari pengalaman saat tidak bisa memiliki foto bagus dengan Pak Habibie. Setelah punya ponsel berkamera, ketika bertemu dengan tokoh terkenal, kini saya tak lagi melewatkan kesempatan berpose dengan tokoh-tokoh ini.

Saat bertemu Irvan Hakim dan Maia Estianti, Artis.

Membantu saya saat ada acara reportase Blogger.

Biasanya kalau ada acara event yang butuh direportase sebagai Blogger, jika datang membawa anak maka saya memilih tidak membawa kamera DSLR saya. Alasannya, ribet hehe. Jadi, alat yang memungkinkan dibawa tentu saja ponsel yang berkamera donk. Apalagi, jika ada lomba live report melalui media sosial, lebih praktis memakai kamera ponsel supaya bisa langsung terhubung dengan media sosial.

Sebagai alat buat saya belajar memfoto obyek.

Jika diminta belajar foto dengan kamera DSLR ataukah kamera ponsel, jawaban saya saat ini ya kamera ponsel. Alhasil, kamera DSLR saya banyak nganggurnya, lebih sering suami yang pakai, sedangkan saya lebih memilih kepraktisan settingan kamera ponsel. Biasanya saya suka memfoto obyek seperti makanan, hewan, tanaman dan obyek-obek lainnya, lalu saya upload di media sosial saya. Maklum newbie. Lagipula saya percaya “Man behind the gun”. Jadi sebenarnya tuh foto bagus bisa dihasilkan dengan kamera apapun, yang paling penting fotografernya. Makanya saya mau belajar yang gampang-gampang dulu, lha. Maklum, emak-emak ribet hehe.

Saya lagi seneng-senengyna ambil gambar makanan.

Buat bercermin alias ngaca.

Iya, beneran, buat ngaca. Misal, saat jalan kemana gitu, karena saya nggak biasa bawa alat make up dan cermin, saya ngaca-nya ya pakai kamera ponsel. Tinggal dibalik saja settingan kameranya (pakai kamera depan), sudah bisa dipakai buat mbenerin jilbab hehe. Oh ya, kalau nggak salah jaman sekarang malah sudah ada lho aplikasi untuk bercermin.

Aplikasi buat ngaca, sebelum ada aplikasi ini saya sudah sering ngaca pakai kamera ponsel.

Buat “mencatat” hal-hal penting.

Kadang, eh, sering, saya malas mencatat, misal referensi dari buku atau slide-slide presentasi saat saya ikut suatu event. Biasanya andalan saya ya kamera ponsel. Tinggal jepret-jepret, terekam deh tulisan atau catatan yang perlu disalin.

Buat komunikasi antara saya dan suami atau orang lain.

Biasanya saya suka nitip ke suami beli-beli produk apa gitu di minimarket, selepas suami pualng kerja. Suami suka memfoto produk yang ada, untuk kemudian dikirim ke saya via aplikasi chat, supaya memastikan jika produk itu yang saya butuhkan. Begitu pula jika saya berkomunikasi dengan orang lain untuk memastikan sesuatu. Kalau cuma chat tanpa gambar, rasanya susah mendeskripsikan, bukan?

Buat reportase kondisi jalan.

Suka dengar citizen journalism kan? Nah, beberapa kali saya ikutan kasih info, salah satunya soal kondisi jalan. Alhamdulillah, ya, kamera ponsel bisa dipakai untuk berbagi informasi dengan orang lain.

Beberapa kondisi jalan raya yang pernah saya laporkan untuk masyarakat.

Merawat dan mengoptimalkan kamera ponsel.

Nah, karena yang namanya kamera ponsel ini sudah banyak berjasa layaknya sahabat, maka memang sudah seharusnya dirawat. Kalau di rumah, biasanya suami saya yang cerewet untuk menjaga baik-baik kamera ponsel. Suami, mewanti-wanti untuk menjauhkan ponsel dari dua balita kami. Kalau nggak, bisa-bisa nggak awet kamera ponsel-nya, rusak, karena dipakai mainan oleh anak-anak. Suami saya juga yang selalu rajin mengingatkan untuk membersihkan lensa kamera ponsel.

Oh ya, berikut adalah tips yang saya pelajari dari suami untuk merawat dan memaksimalkan kamera ponsel:

  • Bersihkan lensa kamera ponsel sesering mungkin. Bisa menggunakan cairan pembersih kacamata atau layar leptop.
  • Jangan taruh ponsel sembarangan, apalagi di tempat yang mudah terjangkau anak-anak. Bisa-bisa nanti ponsel dibanting sehingga lensa jadi retak atau tergores atau kena air, misalnya. Kalau sudah begitu kan nanti hasilnya nggak bisa maksimal lagi buat mengambil foto/ video.
  • Pakai memori card yang berukuran besar sesuai kapasitas ponsel, supaya nggak kehabisan jatah mengambil foto atau video.
  • Rajin-rajin memindahkan dokumentasi foto ke leptop/ PC supaya memori ponsel tidak penuh, jika memorinya cuma sedikit.
  • Kalau merasa belum ahli memotret manfaatkan aplikasi edit foto, seperti di Instagram atau Path, misalnya.
  • Potret obyek saat pagi atau sore hari, karena dukungan cahaya alami dari matahari bagus buat membuat foto.
  • Kalau ada masalah dengan kamera ponsel bawa ke “bengkel resminya”.

Kamera ponsel yang bagus seperti apa, sih?

Tidak semua ponsel kamera memiliki kualitas sebagaimana yang kita harapkan saat mengambil foto/ gambar dan video. Kalau saya, dari beberapa kali pengalaman membeli ponsel berkamera, saya akan melakukan hal-hal berikut:

  • Membaca review. Biasanya saya rajin membaca beberapa review ponsel, terutama yang memiliki fitur kamera bagus. Dari review tersebut biasanya saya bisa membanding-bandingkan mana yang kameranya bagus, untuk dijadikan bahan pertimbangan memilih ponsel.
  • Supaya nggak terlalu banyak membaca review, biasanya saya hanya membaca review ponsel yang merk-nya terkenal. Terkenal di sini dalam artian sudah dikenal oleh khalayak bahwa merk ini memang memiliki kualitas bagus, terutama kameranya.
  • Membandingkan harganya dengan kualitas produknya. Kalau ada merk mengklaim kameranya setara dengan DSLR tapi harganya sekitar Rp. 500.000,-an ajah, kok ya meragukan kan ya? Jadi, saya tetap berpatokan pada pepatah Jawa, “Ono rego ono rupo” dalam hal ini. Meski demikian, tentu saja saya nggak menolak kalau ada promo or diskon, namun tentu saja yang harganya masih masuk akal.
  • Kameranya memiliki teknologi berupa sensor kamera, supaya saat memotret bisa mengambil banyak cahaya sehingga menghasilkan foto berwarna tajam.
  • Terakhir, yang paling penting saya akan memperhatikan dengan benar kualitas kamera, terutama ukuran pixel-nya. Ukuran pixel ini sangat penting untuk memaksimalkan kinerja sensor kamera ponsel.

Beberapa minggu terakhir, saya rajin membanding-bandingkan merk ponsel baik dari review maupun melihat langsung ke gerai-gerai yang menjual ponsel. Ponsel jadul saya kebetulan sudah waktunya untuk diganti, sebab pernah terjatuh beberapa kali, yang membuat kualitas kameranya tak sebaik seperti dulu. Tentu saja, saya mencari dan memilih ponsel yang memiliki fitur kamera bagus.

Dari beberapa kali membandingkan, ternyata ada satu ponsel yang dikenal memiliki fitur kamera dengan sensor yang bagus. Ponsel itu adalah Zenfone 2 Laser ZE550KL. Zenfone 2 Laser ZE550KL ini merupakan produk keluaran Asus yang desainnya memiliki ukuran layar yang cukup besar yakni 5,5 inci. Layarnya sudah beresolusi HD dan berteknologi IPS. HD maksudnya adalah high definition, artinya ponsel ini resolusi layarnya telah mencapai 1920 x 1080 mega pixel. Sedangkan teknologi IPS maksudnya in plane switching adalah suatu teknologi yang memungkinkan suatu ponsel bisa irit baterei.

Lalu, untuk kameranya sendiri, Zenfone 2 Laser ZE550KL ini memiliki kamera dengan sensor Toshiba yang membuatnya mampu menangkap obyek atau menghasilkan gambar yang lebih bagus dan jernih. Zenfone 2 Laser ZE550KL memiliki dua kamera, yakni kamera depan dan kamera belakang (utama). Kamera depan beresolusi 5 MP, sedangkan kamera utamanya beresolusi 13 MP.

Kamera depan Zenfone 2 Laser ZE550KL ini memiliki kelebihan berupa diafragma Besar f/2.0, sudut lebar 85o, Real Time Beautification, Selfie Panorama up to 140 derajat. Diafragma itu seperti jendela, jika jendelanya bisa diatur hingga terbuka lebih besar, maka kesempatan kita mengatur besar kecilnya cahaya yang tertangkap oleh kamera akan makin besar (tergantung settingan kita). Real Time Beautification memungkinkan mendapatkan gambar yang indah. Misal nih, kita selfie, lalu kita nggak puas dengan hasilnya, maka kita bisa setting kamera supaya bisa menghaluskan wajah kita, meniruskan pipi, dan lain-lain. Wah, emak-emak (baca: saya) pemakai ponsel berkamera pastinya menyukai fitur yang satu ini. Lalu, kegunaan Selfie Panorama adalah kita bisa menghasilkan foto depan hingga 140 derajat. Fasilitas tersebut memberikan kemudahan bagi yang suka selfie dengan menggunakan tongsis.

Sedangkan kamera utamanya memiliki fitur-fitur sebagai berikut:

  • Dual LED: pencahayaannya berasal dari dua LED sebagai sumber pencahayaan, sehingga diperoleh gambar dengan pencahayaan yang lebih merata.
  • Super HDR: sehingga saat mengambil gambar di outdoor saat matahari terik, kita masih mampu melihat gambar dengan jelas di layar.
  • Laser otofokus: mampu mengurangi gambar buram, mempercepat proses foto sekitar 0,03 detik saat melakukan close up, dan foto atau gambar yang diambil lebih stabil.
  • Mode low light: membuat foto menjadi lebih terang sekitar 400% saat memotret atau membuat video di tempat yang cahayanya kurang.
  • Super resolution: bisa menghasilkan foto/ gambar dengan setail yang jelas.
  • Mode manual seperti kamera DSLR.
  • Dual Real Tone Flash, Blue Glass IR Filter, Zero Shutter Lag, Real Time Beautification, Super Resolution sehingga menghasilkan foto seperti 52MegaPixel.

Wah, kalau kamera ponselnya seperti itu, nampaknya nggak perlu diragukan lagi kualitas foto/ gambar dan video yang dihasilkannya. Benar-benar bakalan jadi sahabat terbaik dan sejati banget jika menentengnya dalam keseharian. Moga-moga saat berkesempatan berjumpa lagi dengan Pak Habibie saya sudah memiliki ponsel berkamera seperti Zenfone 2 Laser ZE550KL. Aamiin!

Sementara, pinjam punya tetangga dulu 😀 .

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti “Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com”.

***

Sumber gambar:

  • asus.com
  • tribunews.com
  • afb.org
  • aplikasi-android.net
  • kaskus-dimension.com
  • juaratekno.blogspot.com
  • pixabay.com
  • merdeka.com