Usia kandungan saya sekitar 34 minggu saat dokter memvonis bahwa berat badan janin saya ternyata tidak sesuai dengan usianya. Memang pada waktu itu saya baru pindah ke Jakarta, setelah akhirnya berhasil menyelesaikan tugas akhir kuliah saya. Dokter kandungan sebelumnya menyatakan kandungan saya baik-baik saja. Apalagi, selama hamil saya hampir tidak pernah mengalami keluhan yang berarti.

Ternyata, dokter kandungan saya yang di Jakarta mengatakan hal yang sebaliknya. Setelah mengetahui kondisi kehamilan saya, dokter meminta saya melakukan serangkaian tes laboratorium. Dokter bahkan merujuk saya ke Klinik Fetomaternal, klinik dimana semua ibu hamil di sana wajahnya terlihat tidak ada yang bahagia.

Hasil tes menyatakan HB saya sangat rendah. Saya juga kekurangan albumin dalam darah. Namun, janin saya, meskipun ukurannya mungil, semua organ fisiknya lengkap.

Saat usia kandungan 38 menuju 39 minggu, ternyata janin saya tidak mengalami pertumbuhan lagi. Akhirnya, setelah kontrol terakhir, dokter menyarankan untuk melakukan operasi caesar. “Karena bayinya enggak nambah beratnya, kita keluarkan saja ya? Nanti, insyaAllah akan bisa besar jika sudah dilahirkan,” kata dokter.

Sentuhan pertama untuk bayi saya

Hari yang disepakati untuk membelah perut dan mengeluarkan bayi saya pun tiba. Saya dijadwalkan operasi pukul 14.00 WIB. Qadarallah, ternyata empat jam sebeum jadwal operasi terjadi pembukaan. Melihat kondisi saya, dokter kemudian meminta saya dipindahkan ke ruang bersalin. “Ini pembukaannya bagus. Kalau memang bisa dilahirkan normal, ya, saya tunggu,” kata dokter.

 

Maxy saat usia tiga bulan.

Alhamdulillah pada jam yang sama seperti jadwal operasi, bayi saya ternyata bisa lahir melalui persalinan normal (pervaginam). Bayi yang di kemudian hari saya panggil dengan nickname Maxy itu sangat mungil. Beratnya cuma dua kilogram saja. “Aak, aak, aak,” begitu bunyi tangisannya. Lirih saja.

Meskipun mungil karena terlahir sebagai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), tapi dokter tetap memberikan Maxy kepada saya untuk kemudian saya dekap dan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). “Bayiku, bayiku, Ya Allah,” saya berkata seperti itu berulang kali. Saya memeluk tubuhnya yang ringkih dan kurus. Juga, mengusap-usap punggungnya yang masih lembut.

Maxy terlihat nyaman berada di dada saya. Sambil merem dia bergerak berusaha menemukan sumber Air Susu Ibu (ASI). Begitu menemukan apa yang dicarinya, dia berusaha nenen, sayangnya mulutnya terlalu mungil untuk melakukannya dengan baik. Namun, kata dokter tidak apa-apa. Nanti, seiring waktu, Maxy pasti bisa melakukannya.

Saya beranikan diri mengusap kepala Maxy yang penuh dengan bulu-bulu halus. Responnya, kedua tangannya makin erat menempel ke tubuh saya. Benar-benar heaven banget deh, rasanya saat itu. Saya sampai lupa kalau saat IMD, dokter tengah bekerja menjahit vagina saya.

Setelah satu jam lebih berada di dada saya, perawat kemudian meminta izin mengambil Maxy untuk dibersihkan dan diperiksa kondisinya. Tak lama kemudian, saya juga sudah boleh kembali ke kamar perawatan. Begitu pula dengan Maxy, menyusul dikembalikan ke saya, setelah dokter anak menyatakan tidak menemukan masalah pada kesehatannya. Saya pun dirawat gabung bersama Maxy, sehingga bisa memeluk serta menyusuinya lagi.

Merawat kulit bayi BBLR

Esok harinya, pagi-pagi sekali suster sudah meminta izin membawa Maxy lagi untuk dimandikan. Karena ingin tahu bagaimana cara memandikan bayi, khususnya bayi BBLR, maka saya mengikuti suster ke ruang perawatan bayi. Suster menyambut baik keingintauan saya.

Sampai di ruang perawatan bayi, Maxy langsung dimandikan oeh suster. Saya lihat sabun yang dipakai waktu itu adalah Johnson’s Baby 2 in 1 Top to Toe Wash. Pertama, suster menyabuni seluruh badan Maxy, lalu suster membilas Maxy dengan memasukkannya ke semacam wastafel berukuran besar berisi air hangat. Setelah itu Maxy diletakkan ke atas bed yang sudah dialasi dengan handuk kering. Tubuh Maxy diberi bedak sedikit pada bagian punggung dan perut, lalu dibedong.

Jadi, mandiinnya biasa saja seperti bayi-bayi lain ya, Sus?” tanya saya.

Iya, Bu. Tidak perlu takut. Anaknya sehat, kok,” kata suster.

Cuma, ibu harus sering-sering menggendong dan memeluk bayinya supaya selalu hangat. Lebih bagus lagi kalau gendong kangguru,” sambungnya.

Gendong Kangguru? Teman-teman pernah mendengarnya? Gendong Kangguru merupakan sebuah metode yang sudah banyak menyelamatkan bayi-bayi yang terlahir dengan berat badan rendah. Disebut Gendong Kangguru karena bayi memang digendong layaknya anak kangguru. Bayi selalu berada dalam dekapan ibu, dekat dada ibu, sehingga juga mudah menyusu.

Rahasia sentuhan ibu. Sumber infografis: Johnson’s Baby.

Meski demikian, menurut suster dan dokter, enggak cuma ibu yang bisa melakukan Gendong Kangguru, orang lain seperti ayah si bayi juga bisa. Jadi, dulu, saya dan suami suka bergantian meletakkan Maxy di dada dengan gendongan. Sampai saat tidur pun, kadang Maxy ada di atas dada saya atau suami.

Suster juga menyarankan kepada saya untuk sering-sering melakukan pijat bayi pada Maxy, terutama sebelum mandi. Caranya dengan memakai minyak kelapa, minyak zaitun, atau kalau mau lebih praktis menggunakan baby oil seperti merek Johnson‘s Baby. Menurut suster tutorial pijat bayi ada banyak di internet, jadi saya disarankan untuk melihat contohnya sendiri.

Suster kemudian menjelaskan bahwa pijat bayi sangat banyak manfaatnya buat bayi (terutama yang BBLR) dan ibunya. Manfaat tersebut antara lain:

  • Meningkatkan berat badan bayi.

  • Membuat bayi bisa tertidur lebih nyenyak.

  • Merangsang fungsi pencernaan bayi.

  • Meningkatkan sistem kekebalan bayi.

  • Membuat bayi makin dekat dengan ibunya.

  • Membuat ASI makin lancar karena ibu juga menikmati momen bersama bayinya.

Manfaat memijat bayi. Sumber infografis: Johnson’s Baby.

Suster juga mengatakan bahwa selama bersentuhan dengan bayi, baik pada saat memandikan mau memijat Maxy, saya (baca: ibu) hendaknya “cerewet”, banyak berkomunikasi atau mengajak bicara Maxy. Suster mengatakan suara dan sentuhan saya akan membuat Maxy merasa lebih nyaman.

Memang benar sih, Maxy tumbuh dan berkembang sehat seperti anak-anak sepantarannya yang lahir dengan berat badan normal. Selain itu, Maxy juga menjadi anak yang sangat dekat dengan kedua orang tuanya.

Pentingnya perawatan kulit bayi pada 28 hari pertama

Sebenarnya, tidak hanya bayi BBLR saja sih yang membutuhkan perawatan kulit. Bayi yang lahir dengan berat badan normal juga butuh perhatian pada kesehatan kulitnya. Selama masa neonatal, terutama 28 hari pertama di awal kehidupan bayi, kulit bayi masih sangat sensitif.

Kulit bayi baru lahir belum memiliki lapisan epidermis yang sempurna. Kulitnya masih akan terus berkembang hingga memasuki usia satu tahun. Selain itu kulit bayi yang baru lahir cenderung lebih rentan terkena ruam, iritasi, biang keringat, dan masalah-masalah kulit lainnya. Oleh sebab itulah kulit bayi memerlukan perawatan yang tepat.

Selama masa itu, sangat penting bagi ibu untuk menjaga lapisan epidermisnya dengan mengontrol kelembaban kulit bayi. Ada beberapa cara mengontrol kelembaban kulit bayi, antara lain:

  • Memandikan bayi dua sampai tiga kali sehari dengan sabun dan air hangat.

  • Tidak berlebihan menggunakan perawatan kulit untuk bayi. Pakai sabun dan sampo secukupnya.

  • Sebaiknya tidak menggunakan sabun anti-bakteri untuk memandikan bayi yang baru lahir, sebab sabun anti-bakteri mengandung senyawa triklosan yang justru dapat memicu alergi pada kulit bayi.

  • Hindari penggunaan produk yang mengandung wewangian/ parfum, karena parfum yang terdapat dalam produk bayi biasanya mengandung phthalates yang bisa memicu iritasi kulit atau menyebabkan kulit bayi menjadi kering.

  • Pilih bahan pakaian yang nyaman untuk bayi. Terutama bahan yang menyerap keringat seperti katun.

  • Jaga selalu kebersihan pakaian bayi.

  • Usahakan melindungi kulit bayi apabila keluar ruangan dengan cara memakaikan pakaian lengan panjang atau memayungi bayi.

Sentuhan Penuh Harapan by Johnson’s Baby

Sayangnya, tidak semua orang terutama ibu di Indonesia yang aware terhadap kesehatan kulit bayi (neonatal). Masih banyak pula yang belum mengetahui manfaat sentuhan ibu untuk bayinya. Padahal, jika sering dilakukan, sentuhan ibu dengan cara mengusap, mengelus, hingga memijat bayi akan membuat bayi tumbuh dan berkembang menjadi anak yang lebih tenang, sehat, dan dekat dengan orang tua (ibu).

Melihat situasi semacam itu, Johnson’s Baby membuat kampanye Sentuhan Penuh Harapan. Tujuannya untuk menyebarkan manfaat penting dari sentuhan ibu untuk tumbuh kembang bayinya. Semua ibu, bahkan teman-teman para ibu yang membaca blog saya, bisa lho ikut berpartisipasi dalam kampanye Sentuhan Penuh Harapan tersebut.

Caranya mudah, teman-teman bisa posting mengenai manfaat sentuhan ibu untuk bayi di media sosial dan/ atau blog yang teman-teman miliki. Teman-teman juga bisa menuliskan tips perawatan kulit bayi, terutama neonatal, supaya orang-orang di luar sana bisa dengan mudah mendapatkan informasi mengenai cara dan manfaat perawatan kulit bayi.

Selain itu, teman-teman juga bisa berkontribusi untuk bayi-bayi lain di luar sana yang terlahir dari keluarga kurang mampu atau lahir dengan kondisi fisik tidak sempurna dengan cara membeli produk Johnson’s Baby di Alfamart. Sepanjang bulan Juni-Juli 2017, Johnson’s Baby memang bekerja sama dengan Alfamart dengan membuat program pembelian Sentuhan Penuh Harapan.

Dengan membeli produk Johnson’s Baby sebesar minimal Rp. 25.000,- di Alfamart maka kita berdonasi Rp. 500,- untuk program Sentuhan Penuh Harapan.

Caranya, teman-teman membeli produk Johnson’s Baby sebesar minimal Rp. 25.000,- di Alfamart. Dengan melakukan pembelian itu maka teman-teman sudah mendonasikan Rp. 500,- untuk kampanye Sentuhan Penuh Harapan. Donasi yang telah terkumpul dari pembelian produk Johnson’s Baby tersebut akan disumbangkan kepada anak-anak yang sudah saya sebutkan di atas melalui Save The Children.

Informasi lebih lengkap mengenai kampanye Sentuhan Penuh Harapan dapat teman-teman lihat di media sosial Johnson’s Baby berikut:

  • Instagram: @johnsonsbaby_id
  • Twitter: @JohnsonsBaby_ID
  • Facebook: https://www.facebook.com/JohnsonsBabyIndonesia.

Mari, teman-teman kita turut berkontribusi memberikan donasi kepada anak-anak tersebut supaya mereka pun memiliki harapan hidup yang lebih baik di masa mendatang! Serta, jangan lupa ya, buat ibu-ibu yang masih memiliki bayi, mohon memperhatikan betul perawatan kulit si kecil. Semoga si kecil sehat-sehat terus yaaa… 🙂

April Hamsa