Fyuuuhh. Agak sedikit deg-deg’an mempersiapkan pernikahan ini. Maklum, jika orang lain mempersiapkan pernikahan dalam waktu enam bulan bahkan satu tahun sebelumnya, kami cuma dua bulan saja. Dari Juli menuju September. Apalagi, calon suami tinggal di kota yang berbeda. Jadi, aku mesti siap berlari-lari ke sana kemari seorang diri (lebai).

Maka, begitu tanggal pernikahan sudah disepakati, esok hari aku langsung menuju salah satu WO. Memang sejak dulu, aku nggak melirik WO lain karena hanya WO itu yang aku percaya akan membantu pernikahanku dibuat se-Islami mungkin. Pengalaman dari beberapa teman sih. Selain itu, harganya juga cukup bagus buat kantong. Waktu menghitung biayanya lumayan “murah” untuk ukuran pesta di Surabaya yang standarnya bisa mencapai Rp. 80-100 jutaan, “murah” pokoknya. Yang mau tahu PM deh .

Oh ya, sebelumnya pernah iseng-iseng survey sih tiga hari sebelumnya. Terus iseng juga bilang ke mbaknya kalau aku mau nikah September, sambil milih baju juga, waktu itu pilih warna merah. Ternyata waktu datang untuk kali kedua, baju itu sudah dipesan orang lain untuk tanggal yang sama. Karena dia sudah fix tanggal dan sudah ngasih DP, jelas saja WO-nya memberikan baju itu.

Karena aku suka mengalah (preeett) yoweslah, aku rela. Segera pilih-pilih baju, eh aku menemukan baju bagus banget. Warna hijau dan kelihatan lebih wah, dibandingkan gaun sebelumnya. Lagipula, emang yang setelah memilih yang merah aku masih mikir lagi, karena baju merah itu pernah dipakai teman kuliahku di pernikahannya. Kalau sama kan nggak lucu. Hihihi. Sedangkan yang hijau masih baru, menurut mbaknya sih.

Eh, jadi lupa. Baju sih gampang. Yang penting adalah tanggal. Bagaimana dengan tanggal? September adalah “musim nikah”, alhamdulillah saat itu di tanggal yang sama cuma ada satu pernikahan, jadi masih bisa memakai WO itu. Fyuuuhh lagi deh, pokoknya. Intinya “untung-untungan”. Karena kalau nggak memakai WO itu, mending ngalah mundur aja deh tanggalnya hehe.

WO itu mungkin bukan yang terbaik jika dibandingkan dengan WO-WO lain yang terkenal di Surabaya, tapi dari pengalaman beberapa teman, WO itu menjunjung cara-cara pernikahan yang Islami. Selain untuk tujuan dakwah juga sih, kepada keluarga dan orang-orang lain yang akan datang di acara itu kelak.

Yah, akhirnya semua diuruskan WO, mulai undangan, katering, souvenir, akad nikah, acara resepsi, semuanya. Yang perlu dipikirkan hanya acara lamaran dan pengajian (walimahan). Ingin yang sederhana saja, insyaAllah. Pihak WO-pun sepakat akan membuatnya sederhana, anggun, dan sakral. Moga-moga sesuai dengan rencana. Aamiin.

Categorized in: