Ruam popok pada bayi. Sepertinya hampir semua bayi yang memakai popok mengalami masalah gangguan kesehatan kulit ini. Meskipun kelihatannya bukan masalah kesehatan yang berat, namun sebaiknya sih kita enggak meremehkan ruam popok ini.

Bayi yang kulitnya terkena ruam popok biasanya akan menjadi rewel. Selain itu, ada pula bayi yang sampai mengalami masalah gangguan tidur karena masalah ruam popok ini. Gangguan tidur pada bayi juga bukan masalah sepele, sebab bisa mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan (tumbang) bayi/ anak.

Itulah sebabnya kalau anak-anak saya terkena ruam popok, pasti saya akan cepat-cepat saya mengatasinya. Tujuannya, supaya anak-anak enggak sampai mengalami gangguan tidur tadi.

Saat ini, anak saya yang masih mengenakan popok adalah Si Dema (2,5 yo). Terus terang, saya masih belum melatih Dema toilet training, terutama untuk buang air kecil (BAK). Kalau buang air besar (BAB), Dema udah melakukannya di toilet. Soalnya kan dari ekspresi wajahnya bisa ketahuan tuh kapan dia kebelet BAB. Jadi, saya bisa cepat-cepat membawanya ke toilet.

Saya dan Dema.

Sedangkan untuk BAK, saya belum siap mental menerima konsekuensi Dema ngompol. Soalnya, meski “cuma” berstatus stay at home mom saya kan nyambi jadi freelancer dari rumah. Saya enggak punya asisten rumah tangga dan jauh dari support family, plus masih mengurusi satu anak kecil lagi (kakaknya Dema, Si Maxy) pula. Mempertimbangkan segala kerempongan tersebut, maka saya memutuskan menunda toilet training Dema.

Sebenarnya, saya bukan enggak pernah mencoba mengajari Dema toilet training khususnya BAK. Dulu, saya pernah mencoba melepas popoknya. Alhasil, saat ngompol, lha kok anaknya nangis kejer seperti shock gitu. Yowes, nambah satu alasan lagi buat menunda toilet training 😛 .

Hahaha, terdengar seperti excuse ya? Tapi, ya terserah aja sih orang mau bilang apa. Saat ini, Si Dema-nya sendiri masih enjoy memakai popok, kok 😀 .

Apakah sebenarnya ruam popok itu?

Menurut website kesehatan kesayangan saya, Mayoclinic.org, ruam popok adalah kondisi dimana bagian kulit bayi yang tertutup popok mengalami peradangan (dermatitis). Peradangan tersebut ditandai dengan:

  • Kulit bayi yang tertutup popok (kulit pada paha, pantat, bahkan alat kelamin) nampak mengalami ruam-ruam kemerahan.
  • Bayi/ anak menjadi lebih rewel dari biasanya. Terutama pada saat kita mengganti popoknya dan membersihkannya/ mencebokinya. Kemungkinan karena bagian kulit bayi yang tertutup popok sakit/ perih jika tersentuh.

Ruam popok pada bayi/ anak dari yang ringan hingga berat.

Sesuai namanya, ruam popok, biasanya penyebabnya tidak jauh-jauh dari pemakaian popok. Namun, sebenarnya hal-hal berikut inilah yang membuat bayi terkena ruam popok:

Iritasi urine atau feses

Kalau bayi/ anak memakai popok, urine maupun kotoran fesesnya biasanya menempel di bagian kulit yang tertutup popok. Urine atau feses itu bisa mengiritasi kulit bayi sehingga terjadilah ruam popok.

Gesekan dengan popok

Perekat atau karet popok yang sangat ketat menempel pada kulit bayi bisa menggesek kulit, sehingga menimbulkan ruam popok.

Iritasi karena pemakaian produk popok baru

Memakai popok pun cocok-cocok’an pada bayi. Ada bayi yang mengalami ruam popok karena memakai produk popok baru. Kemungkinan, terjadinya ruam popok tersebut disebabkan oleh bahan-bahan pembuat popok yang mengandung bahan-bahan kimia, seperti pewangi, alkohol, dan bahan-bahan lainnya yang tidak cocok pada kulit bayi.

Infeksi bakteri

Bagian kulit bayi yang tertutup oleh popok biasanya menjadi lembab. Kelembaban tersebut memicu tumbuhnya bakteri, terutama di bagian lipatan antara paha dengan selangkangan anak. Bakteri tersebut kemudian menginfeksi kulit atau lipatan tersebut sehingga menimbulkan ruam popok.

Alergi makanan

Bayi/ anak yang alergi makanan biasanya mengalami ruam kemerahan di sekujur badannya, termasuk ruam di daerah yang tertutup popok. Ada pula bayi yang menjadi BAB lebih sering, bahkan diare karena alergi makanan. Akibatnya popoknya sering penuh dengan kotoran yang berpotensi menimbulkan ruam popok.

Kulit yang sensitif

Ada beberapa bayi yang kondisi kulitnya sangat sensitif. Anak-anak saya misalnya, saat musim pancaroba, jika cuaca terlalu dingin atau panas, maka kulitnya akan mengalami ruam kemerahan. Termasuk bagian kulit yang tertutup oleh popok.

Penggunaan antibiotika

Ada bayi/ anak sakit dan harus minum antibiotika tertentu. Kalau antibiotikanya tidak cocok maka bayi/ anak akan mengalami alergi berupa diare. Kotoran dari diare ini bisa membuat bayi/ anak mengalami ruam popok.

Jadi, dapat disimpulkan, bahwa penyebab ruam popok adalah iritasi atau infeksi atau alergi.

Kalau misalnya bayi/ anak teman-teman mengalami tanda-tanda terkena ruam popok, maka segera periksa kondisinya. Kemudian, cari tahu apa yang menjadi penyebabnya. Dengan demikian, kita bisa segera mengatasi masalah ruam popok tersebut.

Soalnya, kalau ruam popok enggak segera diatasi maka akibatnya akan seperti yang saya gambarkan sebelumnya, saat saya memulai tulisan di artikel ini. Khawatirnya, tidur bayi/ anak terganggu sehingga mempengaruhi tumbang-nya.

Bukan hanya itu, jika ruam popok dibiarkan maka kulit bayi bisa mengalami perdangan sehingga bisa membawa masalah kesehatan lainnya. Salah satunya seperti peradangan karena infeksi kulit yang parah (kulit melepuh, bahkan muncul bentol-bentol yang sampai mengandung nanah pada kulit bayi). By the way, kalau sudah meradang seperti itu segera ke dokter, ya teman-teman. Kasihan bayi/ anaknya 🙁 .

Selain itu, orang tua juga bisa terkena dampaknya. Orang tua bisa mengalami gangguan tidur dan kesehatan juga, karena sering begadang saat si bayi/ anak terus-menerus rewel hingga malam hari.

Lalu bagaimana cara mengatasi ruam popok?

Meskipun ruam popok bisa membuat bayi dan orang tua sama-sama merasa enggak nyaman, namun pada dasarnya ruam popok bisa diatasi dengan melakukan home treatment sendiri di rumah. Berikut adalah home treatment untuk mengatasi ruam popok:

Pertama, perhatikan penyebabnya. Jika berhubungan dengan alergi makanan dan obat-obatan, maka sebaiknya hentikan pemberiannya. Khusus untuk stop pemakaian obat-obatan, hendaknya konsultasi dulu ke dokter ya.

Kedua, lepaskan popok anak. Kalau anak-anak terkena ruam popok saya biasa tidak memakaikan popok terlebih dahulu selama 1-2 hari penuh. Risikonya jelas, anak-anak akan ngompol atau BAB di celana.

Namun, hal tersebut lebih baik, karena kita akan langsung mengetahui saat anak BAK atau BAB, sehingga bisa segera membersihkannya. Dengan demikian, kulit anak enggak akan bertambah iritasi lagi karena terpapar kotoran lebih lama. Selain itu, dengan melepas popok anak, maka kita akan membuat kulit bayi yang biasa tertutup popok “bernafas” atau terkena aliran udara.

Apabila, teman-teman merasa belum siap dengan risiko tersebut, maka teman-teman bisa memakai cara melepas popok bayi secara berkala dan biarkan terbuka selama 10 menit. Tujuannya untuk mengangin-anginkan bagian kulit yang tertutup popok. Hal tersebut bisa dilakukan untuk bayi yang masih belum bisa ngapa-ngapain ya? Maksudnya bayi yang masih belum bisa merangkak atau berjalan.

Kalau buat bayi atau anak yang sudah bisa bergerak ke sana-kemari, teman-teman bisa melepas popoknya pada saat bayi/ anak tidur di malam hari. Menurut pengalaman saya, bayi/ anak yang bobo lebih jarang pipis, dibanding saat mereka bangun. Kalaupun BAK paling cuma sekali atau dua kali saja.

Ketiga, ganti sesering mungkin popok bayi/ anak. Jangan sampai basah banget baru diganti. Nanti, bayi akan makin rewel karena bagian pantat dan selangkangannya terasa perih.

Keempat, olesi bagian kulit bayi yang terkena ruam popok dengan krim untuk ruam popok (diaper cream). Kalau diaper cream yang saya percaya untuk menyembuhkan ruam popok anak adalah Sleek Baby Diaper Cream.

Mengapa saya memilih Sleek Baby Diaper Cream untuk mengatasi ruam popok anak?

Sleek Baby Diaper Cream? Ooo, ada to produk Sleek Baby yang seperti itu? Kirain selama ini Sleek Baby produknya cuma detergen dan sabun cuci botol aja?” Hehe, mungkin ada yang bertanya seperti itu.

Jawabannya, “Ada.” Buktinya, saya memakaikan produk Sleek Baby Diaper Cream untuk anak saya Dema 😀 .

Begini lho bentuk kemasan Sleek Baby Diaper:

Kemasan Sleek Baby Diaper Cream.

Sleek Baby Diaper ini kemasannya beebentuk tube dan tutupnya fliptop. Isinya berbentuk krim (cream) berwarna putih dan berukuran 80 ml.

Baunya harum dan saya rasa akan disukai juga oleh bayi/ anak. Cream-nya enggak lengket saat kita oleskan ke kulit bayi, melainkan langsung meresap ke kulit bayi/ anak. Kulit bayi/ anak pun terasa lebih halus.

Sleek Baby Diaper Cream harum dan tidak lengket di kulit bayi.

Harga Sleek Baby Diaper pun cukup terjangkau, sekitar Rp. 30.000,- -hingga Rp. 35.000,-. Tergantung tempat membelinya dimana. Teman-teman bisa membelinya baik di offline store seperti apotek, toko perlengkapan bayi, minimarket, supermarket, atau di online store/ online marketplace yang menyediakan kebutuhan bayi.

Selain karena harganya yang terjangkau, berikut adalah beberapa alasan lain, mengapa saya mempercayakan perawatan ruam popok anak saya kepada Sleek Baby Diaper Cream:

  • Sleek Baby Diaper Cream, sesuai namanya, memiliki natural antbacterial yang bisa mencegah jamur dan membunuh bakteri yang bisa menjadi penyebab ruam popok. Bahan natural antbacterial berasal dari ekstrak daun olive. Dari sekian diaper cream yang saya kenal, sepertinya baru Sleek Baby Diaper Cream ini kayaknya yang punya anti bakteri.
  • Alasan kedua, sebab Sleek Baby Diaper Cream ini formulanya sudah teruji klinis sangat aman buat bayi. Pada kemasannya tertera “0+” artinya Sleek Baby Diaper Cream ini aman buat bayi newborn atau bayi yang berusia 0 hari sekalipun.
  • Sleek Baby Diaper Cream memiliki natural anti-irritant yang mampu melindungi kulit bayi dari gesekan dengan popok. Bahan natural anti-irritant-nya berasal dari chamomile dan ekstrak bunga matahari.
  • Sleek Baby Diaper Cream memiliki natural moisturizer yang bisa menjaga kulit bayi tetap lembut. Bahan natural moisturizer berasal dari ekstrak alpukat, shea butter, dan argan oil.
  • Memiliki pH 5,5 yang sesuai untuk kulit bayi dan anak kecil (sudah teruji secara klinis).
  • Sleek Baby Diaper Cream memiliki formula hypoallergenic yang telah melalui dermatologically and clinically tested. Sehingga, tidak menyebabkan anak mengalami iritsi atau alergi karena penggunaan krimnya.
  • Sleek Baby Diaper Cream juga telah melalui clinically proven bisa mencegah dan menghilangkan ruam kemerahan yang disebabkan oleh penggunaan popok. Selain itu, Sleek Baby Diaper Cream juga telah terbukti 100% bisa mencegah dan membunuh bakteri-bakteri penyebab ruam popok seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Candida albicans.

Jelas bukan, bahwa Sleek Baby Diaper Cream ini memang sudah diformulasikan khusus untuk bayi? Karena sudah melalu tahapan dermatologically and clinically tested. InsyaAllah, aman buat bayi/ anak.

Sekadar informasi, anak saya Dema, seperti yang saya bilang sebelumnya memiliki kulit yang sangat sensitif. Dema enggak bisa sembarangan memakai produk bayi, seperti kosmetika bayi (parfum, bedak, minyak telon, krim-krim bayi, dsb). Sebab, enggak semuanya cocok. Bisa membuat kulit Dema mengalami ruam kemerahan.

Namun, tidak demikian jika saya memakaikan Sleek Baby Diaper Cream ini. Kulit Dema yang terkena ruam popok justru membaik. Jadi, menurut saya Sleek Baby Diaper Cream ini sangat recommended untuk mengatasi masalah ruam popok pada bayi/ anak.

Cara mencegah supaya anak enggak terkena ruam popok

Sebagaimana kata orang bijak, “Lebih baik mencegah ketimbang mengobati” maka lebih baik kita mencegah anak terkena ruam popok bukan?

Selama ini kan orang tua, khususnya ibu-ibu, suka memakaikan diaper cream pada saat bayi/ anak sudah terlanjur terkena ruam popok. Sebaiknya, untuk mencegah terjadinya lagi ruam popok, saat memakaikan popok kepada bayi, olesi dulu kulitnya dengan Sleek Baby Diaper Cream. Tujuannya supaya bagian kulit bayi yang tertutup popok terlindungi dari bakteri, sehingga bisa mencegah terjadinya ruam popok.

Oleskan Sleek Baby Diaper sebelum memakaikan popok untuk mencegah ruam popok.

Penting untuk diingat, sebaiknya kita juga melakukan hal-hal berikut ini:

  • Ganti popok anak sesering mungkin. Kalau saya, terbiasa popok penuh atau enggak penuh tiap 3-4 jam sekali saya ganti.
  • Untuk bayi yang masih kecil/ newborn sebaiknya bersihkan/ cebokin dengan air yang mengalir di kran atau wastafel. Bisa juga memakai lembaran lap/ tissue/ kapas yang dibasahi air hangat. Tapi, sebaiknya jangan menggunakan tissue yang mengandung pewangi atau alkohol ya teman-teman.
  • Setelah membersihkan bayi/ anak, sebaiknya lap dengan handuk hingga benar-benar kering, baru setelah itu pakaikan popok lagi.
  • Cobalah untuk sesekali melepas popok anak, misal pada saat bayi/ anak tidur.
  • Sebaiknya, jangan memakaikan bedak pada bagian kulit bayi yang tertutup popok. Bedak jika terkena keringat bayi maka cenderung akan menimbulkan iritasi kulit. Berbeda jika kita olesi dengan Sleek Baby Diaper Cream yang sudah teruji klinis akan membunuh bakteri dan mencegah iritasi.

Bagaimana teman-teman, sudah jelas belum penjelasannya saya mengenai ruam popok dan cara mengatasi, sekaligus mencegahnya dalam artikel ini? Lalu bab review Sleek Baby Diaper Cream yang saya rekomendasikan ini, semoga bermanfaat juga ya untuk dipertimbangkan sebagai diaper cream untuk bayi/ anak teman-teman 🙂 .

Semoga anak-anak kita selalu sehat dan bebas dari ruam popok ya… 🙂

April Hamsa

Save

Save

Save

Save

Save

Save