Lagi iseng, ayah ditagih nulis sama Bunda. Berhubung hobinya makan, jadi yang ditulis juga soal makan huehehe….

Minggu lalu, kebetulan pulang dari kantor, Bunda pesan sama ayah buat bawain nasi goreng. Kebetulan di dekat rumah memang ada beberapa penjual nasi goreng, dan hampir semua rasanya gak pas di lidah kami. Nah, pas di jalan pulang entah kenapa muncul keisengan ayah. Terinspirasi dari tayangan kuliner di tipi-tipi, ayah beli 2 bungkus nasi goreng searah jalan pulang dari 2 penjual yang berbeda. Kebetulan 2 penjual ini yang rasanya lumayan menurut lidah ayah.
Sori gak sempat foto lapaknya, tapi inilah penampakan kedua penantang kali ini

Yang pake karet itu dari Nasi Goreng Pak Gendut, di Poltangan, seporsi harganya 13 ribu.
Yang pake staples (agak ngeri sih, dengan kemasan yang dikasih staples seperti ini. Kuatir jatuh ke makanan dan ketelen), dari nasi goreng deket mushala swadaya, yang jual orang Tegal kayaknya, harganya lebih murah 9 ribu rupiah saja
Beginilah isinya, yang dari Pak Gendut lebih keliatan item, mungkin dari kecap manis dan banyak campurannya. Yang dari jalan swadaya lebih muda warnanya.

Kalo soal rasa, Pak Gendut lebih manis, campuran telurnya tidak terlalu nyampur dengan nasinya. Isiannya baso, daging ayam, sawi dan ada irisan cabenya juga. Tambahannya adalah acar yang dipisahkan. Sesuailah dengan harganya yang diatas 10 ribu.

Penjual di Swadaya lebih sederhana, hanya ada sedikit irisan baso, sedikit irisan ati ayam, dan campuran telurnya lebih rata dengan nasinya, untuk campuran sayur, defaultnya tidak ada, tapi bisa request koq. Soal rasa, kami lebih memilih yang ini karena tidak terlalu manis.Kemudian banyak porsinya, dengan harga yang lebih mahal, porsi nasgor Pak Gendut tidak terlalu banyak. Berbeda dengan porsi nasi goreng di Swadaya yang cukup royal, plus ada kerupuknya lagi.

Terakhir, kalau disuruh milih mana antara kedua nasi goreng ini, kami berdua sepakat memilih yang di Swadaya karena pertimbangan rasa dan harga. Padahal kalo mau jujur, menurut kami tetep belum ada yang rasanya pas, masih enak nasi goreng merah di Surabaya. Sayang di Jakarta belum nemu yang seperti itu rasanya.
Sebagai perbandingan, ini gambar nasi goreng Makassar dan nasi goreng Surabaya 🙂

Nasi Goreng Jalan Pengayoman Makassar

Nasi Goreng Surabaya, di daerah Rewwins klo gak salah inget.

Asal jangan sering-sering aja, selain bikin gendut dan kolesterol, juga ngempesin kantong (ngirit.com) hehehe…

Silahkan jika ada yang mau share nasi goreng di sekitar tempat tinggalnya

Categorized in:

Tagged in:

,