Nur Aliah Saparida, blogger yang berdomisili di Kota Tegal ini memiliki segudang aktivitas. Selain sibuk mengurus rumah tangga, perempuan kelahiran Bandung ini juga berdagang produk kosmetika. Perempuan alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ini sudah menggeluti dunia usaha sejak tahun 2010. Sempat jatuh bangun dalam membangun usahanya, tetapi Nur Aliah Saparida tetap optimis bahwa dirinya akan menjadi wirausaha yang berhasil.

1424490_10200862151376624_1444594457_nNur Aliah Saparida, blogger, book advisor, seller, dan ketua koperasi.

Ibu dari Umar Nurman Hanif ini sudah terjun ke dunia usaha selepas dari bangku kuliah. Perempuan yang akrab disapa Widhie ini merasa bahwa seorang sarjana yang sudah lulus kuliah seharusnya menjadi agen perubahan di masyarakat. Tidak sekedar lulus lalu melamar pekerjaan, melainkan membuka lapangan pekerjaan buat orang lain. Pemikiran semacam itu membuat Nur Aliah Saparida memutuskan menjadi wirausaha ketimbang bekerja kantoran.

Berjualan produk-produk kosmetika

Usaha pertama Nur Aliah Saparida adalah usaha gypsum yang sebenarnya adalah perpanjangan usaha sang ayah. Namun, karena Nur Aliah Saparida merasa itu bukan passion-nya, maka usaha tersebut tidak sesukses seperti yang diharapkan. Meski demikian, kegagalan usaha pertamanya itu tidak membuatnya kapok berwirausaha. Setelah agak lama vakum berwirausaha, sekitar medio 2016, Nur Aliah Saparida menjajajal usaha berjualan kosmetika.

Ketertarikan Nur Aliah Saparida kepada bisnis kecantikan (kosmetika) sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Sejak kecil perempuan berhijab ini sangat menyukai penampilan dan tata rias pengantin. Bahkan dulu, perempuan yang berulang tahun setiap tanggal 27 September ini memiliki impian ingi mejadi perias pengantin. Lalu, pada suatu waktu, Nur Aliah Saparida mendapatkan kembali inspirasi untuk mulai start usaha berjualan kosmetika setelah menonton video-video Make Up Artist (MUA) di YouTube.

Video pertama kali yang tidak sengaja saya buka adalah tentang make up. Saya ingat waktu itu yang saya buka 200k make up challege. Sejak itu, saya mulai kepoin beberapa YouTuber MUA. Impian menjadi tukang rias pengantin mulai menggebu lagi.” (Nur Aliah Saparida)

Kemudian, secara tak sengaja, Nur Aliah Saparida terhubung kembali dengan salah seorang temannya saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di media sosial. Ternyata temannya berjualan produk-produk kosmetika seperti Wardah, Make Over, dan Emina secara grosiran. Nur Aliah Saparida pun menghubungi temannya tersebut dan kemudian mengemukakan keinginannya untuk memulai usaha baru, berjualan kosmetika. Sang teman pun mendukung dan membantu Nur Aliah Saparida menjalankan rencana usahanya.

Akhirnya, dengan modal awal berupa katalog dan semangat, orderan pun berdatangan. Sang teman pun memberi kepercayaan kepada Nur Aliah Saparida untuk mengambil dan menjual produk-produknya dalam jangka waktu tertentu. Saat berjualan itulah, istri dari Sukirman ini merasa “this is it”, inilah passion-nya. Sampai akhirnya, Nur Aliah Saparida ingin membesarkan usahanya dengan membeli putus produk-produk kosmetika dari temannya, lalu menjualnya kembali kepada pelanggannya. Dengan demikian, menurutnya akan menghemat ongkos kirim barang dan bisa memberikan harga lebih miring kepada pelanggannya. Seorang sahabat memberikan bantuan dengan menjadi investor supaya Nur Aliah Saparida lebih mudah menjalankan usahanya.

Dari usaha yang dijalankannya itu, Nur Aliah Saparida mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga. Salah satunya menyadari bahwa teman-teman yang membantu usahanya atau supplier yang memudahkannya dalam pembelian produk juga merupakan rejeki yang luar biasa. Hal-hal tersebut memacunya untuk tetap konsisten menjalankan usahanya, walau menurutnya tak sedikit mendapatkan cemohan dari sana sini. Untuk usahanya yang berhubungan dengan bidang kecantikan ini, sambil berjualan produk kosmetika, Nur Aliah Saparida juga belajar make up dari video maupun blog. Beauty Vlogger yang dikaguminya antara lain Suhay Salim dan Yonna Kairupan. Suatu saat nanti, Nur Aliah Saparida ingin membuat jurnal khusus make up di blog bahkan video, kemudian mempraktekkan keahliannya itu untuk mempercantik orang lain.

Aktif mengelola koperasi

Selain menjual produk produk kecantikan, Nur Aliah Saparida juga aktif mengelola koperasi. Koperasi yang diketuainya itu merupakan koperasi pengajian yang khusus beranggotakan perempuan, terutama ibu-ibu di lingkungan perumahannya. Sebenarnya dulu ibu Nur Aliah Saparida yang menjadi pengurusnya. Lalu, seiring waktu koperasi itu menjadi besar dan telah berbadan hukum. Akhirnya, generasi senior pun menyerahkan kepengurusan koperasi kepada kaum muda yang lebih mengerti cara menjalankan koperasi, salah satunya Nur Aliah Saparida.

Nur Aliah Saparida merasa terpanggil mengelola koperasi. Menurut anak perempuan dari pasangan Washudi dan Wiwin Wigati ini koperasi itu merupakan penolong bagi masyarakat kecil yang membutuhkan modal. Koperasi itu memiliki asas tolong menolong. Anggota koperasi yang mampu bisa menabung uangnya di koperasi. Uang tersebut dapat digunakan untuk meminjamkan kepada anggota yang lain. Tentu saja mereka yang menabung akan mendapatkan jasa sesuai dengan modal yang diberikan. Sedangkan peminjam juga akan memberikan jasa sesuai modal yang dia pinjam.

Mengelola sebuah koperasi menurut Nur Aliah Saparida gampang-gampang susah. Nur Aliah Saparida kadang menghadapi perilaku anggota koperasi yang bandel, yang menunggak pinjaman. Bukan hanya itu, masih banyak orang yang menyamakan koperasi dengan rentenir yang suka meminjamkan uang dengan bunga tinggi. Nur Aliah Saparida pun berusaha meluruskan hal itu.

Aku enggak tahu ya, koperasi macam apa yang mereka ikuti. Tapi, setahu aku koperasi yang resmi selalu terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM setempat. Kalau rentenir ada bunga pinjaman, maka di koperasi yang aku kelola ada jasa pinjaman. Jadi, setiap orang yang meminjam akan dikenakan biaya administrasi, jasa, dan materai. Asal tahu aja, jasa pun tidak pernah lebih dari lima persen dan itu pun akan dikembalikan ke anggota dalam bentuk SHU. Sempat ada anggota kami yang bertanya kenapa harus ada administrasi? Yah, memang nulis-nulis enggak pakai kertas sama pulpen? Memang kertas sama pulpen pakai duit siapa? Jasa pinjaman itu sendiri kan jadi keuntungan untuk koperasi yang digunakan untuk biaya operasional. Plus di akhir tahun anggota akan merasakan SHU. Menurut Peraturan Daerah Jawa Tengah nomor dua tahun dua ribu dua belas tentang pedoman pengelolaan koperasi disebutkan pasal mengenai prinsip-prinsip koperasi. Salah satu prinsip koperasi itu adalah pembagian sisa hasil dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Jadi, bisa disimpulkan bahwa semakin sering meminjam maka jasanya akan semakin banyak dan SHU pun nanti akan semakin banyak. So, apa kami masih disebut rentenir?” (Nur Aliah Saparida).

Nur Aliah Saparida pun menuliskan beberapa artikel tentang koperasi di blognya www.widhie.com dengan harapan supaya orang-orang tahu lebih jauh tentang koperasi. Juga, untuk meluruskan pandangan negatif tentang koperasi.

Menjadi book advisor

Hampir bersamaan dengan usaha berjualan kosmetikanya, Nur Aliah Saparida juga menyemplungkan diri menjadi book advisor. Awalnya, karena tertarik dengan status media sosial tetangganya yang menjual buku-buku premium. Nur Alia Saparida sebenarnya sempat merasa ragu sebab buku-buku yang dijual harganya mahal-mahal. Namun, karena ingin tahu lebih jauh maka dia pun memberanikan diri bertanya kepada tetangganya tersebut bagaimana caranya menjadi book advisor.

Ternyata setelah banyak tahu, Nur Aliah Saparida yang pada dasarnya suka membaca buku ini makin tertarik dengan usaha yang satu ini. Menurutnya, selain karena ingin memperkenalkan anaknya dengan buku-buku bagus, usaha ini juga dapat membantu orang mendapatkan buku-buku berkualitas. Apalagi, kebetulan dirinya masuk ke grup book advisor yang fokusnya enggak melulu jualan dan dapat keuntungan, melainkan juga bisa sharing tentang anak, keluarga, bisnis, dan lain-lain. Nur Aliah Saparida merasa menemukan teman-teman seperjuangan, para perempuan yang ingin maju demi anak dan keluarganya.

Suka duka menjalani peran sebagai blogger

Kesibukan Nur Aliah Saparida rupanya tak menghalanginya untuk terus melakukan kegiatan blogging. Nur Aliah Saparida sudah memiliki blog sejak tahun 2012, namun baru mulai rajin meng-update konten blognya pada tahun 2015. Bahkan, Nur Aliah Saparida kini memiliki empat blog:

  • www.widhie.com: blog tetang lifestyle.
  • www.curhatandhie.blogspot.co.id: blog tentang parenting.
  • www.bacaandhie.blogspot.co.id: blog tentang buku.
  • www.makeupdhie.blogspot.co.id: blog tentang make up dan kecantikan.

Menurut Nur Aliah Saparida menjadi blogger juga ada suka dan dukanya. Sukanya kalau bisa menambah ilmu baru, bisa sharing tentang blogging dan hal-hal lain dengan orang lain, juga pada saat tulisannya diapresiasi baik oleh orang-orang. Apalagi, kalau dapat rejeki dari blog, tentu sebuah pengalaman berharga. Sedangkan dukanya, Nur Aliah Saparida menyayangkan masih ada yang memberi rate rendah untuk blogger. Nur Aliah Saparida berharap kelak akan makin banyak brand atau agensi yang menghargai blogger dengan rate yang pantas dan sesuai.

Wah, luar biasa memang ya, momblogger yang satu ini. Meski sibuk, tapi masih menyempatkan diri untuk blogging. Penasaran bagaimana kiat Nur Aliah Saparida membagi waktunya? Bagaimana kalau bertanya sendiri kepada yang bersangkutan, sekalian berkenalan, gitu? Nur Aliah Saparida dapat dihubungi melalui:

  • Facebook: Nur Aliah Saparida
  • Twitter/ Instagram: @widhie_ndutty
  • Email: nur.aliah.saparida@gmail.com

Selamat berkenalan dengan Nur Aliah Saparida!

April Hamsa

Categorized in: