Dahulu, jika ada orang mengatakan, β€œAku mau mudik naik Kereta Api (KA) Ekonomi” pasti yang muncul adalah gambaran sumpek, berdesak-desakan, bau keringat tak sedap, bau asap rokok, toilet jorok dan bau, banyak copet, dan berbagai hal-hal negatif lainnya, bukan? Makanya, dulu sering males kalau melakukan perjalanan naik kereta api (KA) Ekonomi. Apalagi, jika membawa balita ikut serta dalam perjalanan itu. Lebih baik saya membayar lebih mahal untuk pesawat yang nyaman, ketimbang naik KA Ekonomi. Namun, alhamdulillah, sekarang KA Ekonomi tak sejelek dulu. Beberapa tahun terakhir, PT Kereta Api Indonesia (KAI) sibuk berbenah. KA Ekonomi pun mulai berfasilitas seperti KA Eksekutif, bedanya bangkunya tidak seempuk KA Eksekutif πŸ˜€ .

Minggu kemarin (19 Juni) saya berkesempatan membuktikan perubahan KA Ekonomi ini, dengan melakukan perjalanan mudik, membawa dua balita saya Maxy dan Dema. Usia keduanya sudah di atas satu tahun. Oh ya, dalam perjalanan kali ini saya barengan sama adik saya yang sedang liburan kuliah. Kami bepergian dari Jakarta menuju kota kelahiran saya, Surabaya. Ini kali pertama bagi kami mudik menggunakan KA Ekonomi.

Stasiun H-2 minggu sudah ramai pemudik.

Tadinya kami mau pakai moda transportasi lain seperti pesawat atau KA Eksekutif, tapi saat melihat harga tiketnya, saya meringis hahaha. Maklum, kami sebenarnya tidak merencanakan mudik tahun ini. Kalau naik pesawat Maxy sudah bayar sendiri. Kalau naik KA Eksekutif, budget-nya cuma cukup buat beli dua seat. Ogah banget kalau 11 jam duduk sambil memangku balita. Akhirnya, atas saran adik, kami membeli tiket KA Ekonomi untuk empat seat. Kami memilih KA Ekonomi AC dengan tiket Rp. 250.000,-/seat. Alasannya, karena KA Ekonomi jenis yang ini jarak antar bangkunya lebih legaan, bila dibandingkan KA Ekonomi yang harga tiketnya Rp. 150.000,-an. Bangku yang agak legaan ini lebih cocok buat penumpang yang membawa balita, mengingat balita kan biasanya ada aja polahnya. Alhamdulillah, perjalanan mudik pertama kali naik KA Ekonomi sukses.

Mau tahu tipsnya, supaya bisa sukses melakukan perjalanan mudik jauh dengan KA Ekonomi sambil membawa balita? Berikut adalah tips yang saya terapkan saat perjalanan mudik kemarin:

Sounding anak-anak bahwa mereka akan melakukan perjalanan jauh.

Setelah saya membeli tiket, saya mulai sounding anak-anak bahwa tanggal sekian nanti kami akan melakukan perjalanan jauh, naik KA. Karena dua balita saya cukup sering naik Commuter Line (KRL) maka saya jelaskan bahwa kami akan naik KA seperti KRL, cuma yang duduknya berhadap-hadapan. Saya juga menjelaskan bahwa nanti di KA kami akan duduk lama, bisa seharian. Saya tidak tahu apakah anak-anak saya paham atau tidak dengan penjelasan saya, yang pasti ketika saya melakukan sounding mereka mengangguk-anggukkan kepala sambil menirukan beberapa ucapan saya. Tidak ada waktu khusus untuk melakukan sounding, setiap ada kesempatan saya akan melakukannya, berulang-ulang.

β€œNanti tanggal 19, kita akan ke rumah Mbah di Surabaya. Naik kereta. Berangkat pagi, sampai rumah Mbah malam. Nanti Maxy sama Dema nggak boleh rewel, ya? Kalau mau pipis bilang, ya?”

Lebihkan jumlah seat yang dipesan.

Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya bepergian dengan rombongan dua orang dewasa dan dua anak balita. Anak balita tidak dikenai biaya. Meski demikian, saya tetap membeli empat tiket dan memilih bangku yang berhadap-hadapan. Tujuannya supaya saya bisa lega menyusui dan anak-anak pun bisa tidur di bangku jika mengantuk. Oh ya, jika bisa, pesanlah bangku yang tidak jauh dari toilet, supaya mudah jika anak ingin pipis atau mengganti pospak. Tenang saja, sekarang toilet KA Ekonomi nggak bau, kok.

Jangan terlambat check in.

Usahakan datang lebih awal ke stasiun, supaya tidak terlambat check in. Saat tiba di stasiun kemarin, saya melihat seorang ibu menggendong anak balitanya berlari-larian karena hampir ketinggalan kereta. Bayangkan, betapa repotnya, jika hal seperti itu terjadi kepada kita. Jika datang lebih awal, maka kita bisa beristirahat sebentar di ruang tunggu sambil menunggu KA datang.

Bawa sedikit koper dan barang bawaan.

Jika bepergian dengan balita, supaya tidak rempong, maka bawalah seminimal mungkin koper dan barang bawaan lainnya. Sebaiknya untuk pakaian dan perlengkapan yang akan dipakai di kota tujuan, dipaketkan saja.

Persiapkan pakaian dan selimut untuk anak.

Siapkan pakaian ganti dan pospak (jika anak masih pakai pospak), tissue, serta minyak telon di tas tersendiri yang mudah dijangkau. Pakaian ganti untuk berjaga-jaga apabila saat makan atau minum, anak-anak menumpahkan makanan atau minumannya. Jangan lupa membawa jaket tebal atau selimut, mengingat AC di KA sangat dingin.

Bawa bekal makanan sendiri.

Perjalanan jauh tak menyurutkan saya untuk membawa bekal makanan sendiri. Selain untuk menghemat biaya, juga supaya makanan yang dimakan anak-anak terjamin kebersihannya. Makanan itu saya masukkan ke dalam kotak-kotak makanan. Antara nasi, sayur, dan lauk saya pisahkan. Saya juga membawa mangkuk/piring dan gelas plastik, serta sendok untuk makan. Jadi seperti piknik, namun dilakukan di gerbong KA. Tak lupa, buat anak-anak, saya siapkan cemilan favorit mereka.

Bawa mainan atau buku.

Agar anak-anak tidak bosan selama di jalan, maka jangan lupa membawa mainan dan buku favoritnya.

Jalan-jalan di gerbong.

KA Ekonomi tak seperti dulu, dimana semua orang dari penumpang sampai pedagang asongan bisa masuk, sehingga berdesakan-desakan di KA. KA Ekonomi sekarang pun lowong lorongnya seperti KA Eksekutif. Saat balita mulai bosan di kursi, maka ajaklah berjalan-jalan di atas gerbong. Saat naik KA kemarin, saya juga melihat beberapa anak usia SD berjalan-jalan dari satu gerbong ke gerbong lain. Mungkin mereka bosan juga, duduk lama di bangku KA.

Banyak-banyak berdoa.

Sebenarnya ini yang paling penting, namun sengaja saya taruh di akhir. Sebelum naik KA Ekonomi membawa kedua balita, mulut saya banyak komat-kamit, berdoa supaya perjalanan cepat dan lancar, anak-anak mau makan dengan anteng, dan nggak rewel.

Hampir pukul 23.00 WIB mendekati kota tujuan, Maxy masih seger, Dema bobo.

Akhirnya, perjalanan saya pun alhamdulillah, sukses sampai tujuan. Anak-anak saya yang tadinya saya prediksi bakalan rewel, terutama yang kecil (Dema), ternyata malah excited dengan pemandangan dari luar jendela. Sesuatu yang ajaib, sebab selama ini kalau diajak naik KRL, si kecil ini selalu β€œmengerjai” saya. Tidak mau duduk di bangku KRL. Sampai saya risih mendengar penumpang lain bilang, β€œKasian anaknya, Bu, kalau ngga duduk.” Hyaaaah, orang yang nggak mau duduk ya, si anak itu sendiri, kok, hehe. Tapi, saat perjalanan kemarin Dema cukup menikmati. Dia juga nurut, mau makan bekal yang dibawa dan tidur saat sudah kelelahan di KA.

Itulah beberapa tips yang saya buat berdasarkan pengalaman mudik saya bersama dua balita menggunakan KA Ekonomi, kemarin. Intinya, saya cuma kepengen sharing bahwa mudik atau bepergian membawa balita dengan naik KA Ekonomi ternyata seru juga, lho! Semoga bermanfaat, ya!

Surabaya, 24 Juni 2016

April Hamsa