Saya dan suami termasuk orang tua yang rela menyisihkan uang demi memvaksin anak. Tidak hanya vaksin wajib seperti DPT, Polio, Campak, kami juga melengkapi vaksin yang tidak diwajibkan (saat itu), seperti MMR, Varicella, dan Influenza. Alhamdulillah, anak-anak pun tumbuh sehat seperti sekarang ini.
Keluarga Hamsa mendukung imunisasi MR.
Mengapa kami bela-belain banget supaya anak bisa memperoleh vaksin lengkap? Sebab, anak-anak kami tuh anak-anak “mahal”, hehehe. Intinya, saat mereka kecil, kami harus bolak-balik ke dokter untuk mengecek kesehatannya. Oleh sebab itu, kami berusaha memberikan perlindungan dari vaksin ini supaya anak-anak yang “mahal” itu senantiasa sehat.
Saya juga enggak peduli dengan kaum hoax dan antivaksin yang koar-koar mengenai vaksin haram atau menuduh vaksin sebagai penyebab autis. Saya tidak punya waktu untuk meladeni mereka. Saya berharap Allah SWT memberikan mereka hidayah untuk berhenti menjadi manusia egois yang enggak peduli terhadap sesamanya.
Baru-baru ini, pemerintah menggalakkan vaksinasi MR untuk memberantas penyakit campak dan rubella. Saya mendukung baik program ini, sebab anak kedua saya Dema belum memperoleh vaksin MMR. Sebab, pada waktu Dema berusia 15 bulanan, vaksin MMR sangat langka. Ternyata, sekarang sudah ada vaksin MR yang menggantikannya.
InsyaAllah, menurut petugas posyandu dekat rumah, imunisasi MR akan dilaksanakan akhir Agustus atau awal September ini. Maxy pun yang sudah memperoleh imunisasi campak maupun MMR juga akan saya ikut sertakan. For your information, imunisasi MR aman untuk anak-anak yang sudah dua kali mendapatkan vaksin campak.
Mengapa saya ngotot anak-anak saya kudu divaksin MR? Berikut adalah tujuh alasannya:
Ingin menghindarkan anak-anak dari penyakit campak dan rubella
Apakah yang dimaksud dengan penyakit campak dan rubella itu? Campak dan rubella merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Biasanya menyerang saluran pernafasan. Tidak cuma anak-anak yang bisa terkena virus ini, orang dewasa pun bisa.
Campak dan rubella tidak bisa diobati, namun bisa dicegah dengan memberikan vaksin MR kepada anak-anak. Anak-anak yang diimunisasi MR insyaAllah bisa terhindar dari penyakit cmpak dan rubella. Kalaupun ada yang sudah divaksin kemudian masih kena jcampak atau rubella uga, maka sakitnya pun enggak parah-parah amat.
Sebenarnya, campak dan rubella tuh, tidak memerlukan obat-obatan khusus seperti antibiotik, dll. Kalaupun anaknya rewel maka kita sebagai orang tua bisa memberikan obat penurun panas. Hal paling penting saat anak kena campak atau rubella, kita harus menjaga kecukupan asupan cairan dan nutrisi. Meski demikian, jangan lupa tetap memperhatikan kondisi umum anak. Kalau misalnya anak tiba-tiba kejang, sesak nafas, tidak sadarkan diri, maka segera bawa ke rumah sakit.
“Anakku enggak divaksin sehat-sehat aja tuh.” Itu kalimat yang sering dilontarkan mereka yang antivaksin.
Iya, soalnya anaknya gaul sama anak-anak yang divaksin. Sehingga kemungkinan besar ada herd immunity (kekebalan kelompok) yang melindungi si anak itu. Tapi, kalau saya mungkin akan berusaha ngejauhin anak saya gaul sama anak-anak yang enggak divaksin.
“Nah, kan aku udah dilindungi sama herd immunity. Buat apa vaksin?” Masih ada yang bertanya begitu?
Bayangkan kalau misalnya teman-teman sedang ada di parkiran motor yang rawan. Trus, teman-teman saling ngandelin, ngarepin orang lain untuk njagain motornya, supaya bisa ditinggal pergi kemana gitu. Masing-masing mendadak jadi egois, merasa dirinya enggak perlu njaga motornya karena sudah ada teman yang ngejagain. Akhirnya, malah enggak ada yang njaga motor, trus kecolongan deh.
Peduli terhadap kesehatan orang lain
Saya punya teman yang ketika hamil ketularan virus rubella dari anak yang tidak divaksin (karena ibunya merasa vaksin itu enggak penting, fyuuh egoisnyaaa 🙁 ). Akibatnya, anak teman saya ini terlahir dengan sindroma rubella kongenital. Sindroma rubella kongenital merupakan kondisi cacat pada anak dimana anak mengalami tuli, bisu, kebutaan, kelainan jantung, keterlambatan dalam hal perkembangan, dan berbagai komplikasi berbahaya lainnya.
Misalkan yang terkena adalah sahabat atau saudara sendiri, masih tegakah teman-teman menolak vaksin MR ini? 🙁
Membantu pemerintah membebaskan Indonesia dari campak dan rubella
Kedengarannya menye-menye ya alasan ini? Tapi, kalau mengingat kasus campak dan rubella sudah banyak menelan korban, baik cacat maupun kematian di Indonesia, sebenarnya alasan ini lumrah sih. Menurut saya, alangkah baiknya, sebagai warga negara yang menikmati hidup di negara ini, kita peduli juga terhadap negara ini.
Dengan ikut mengimunisasi anak-anak dengan vaksin MR harapan saya sih Indonesia akan jadi lebih baik. Bebas dari penyakit aneh-aneh. Sehingga, anak cucu keturunan saya kelak bisa menikmati hidup lebih baik di negeri ini. Aamiin.
Oh ya, for your information ada dua fase program imunisasi MR dari pemerintah, yakni:
- Fase I: Agustus-September 2017, meliputi Propinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta.
- Fase II: Agustus-September 2018, meliputi 28 propinsi di luar Pulau Jawa (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua).
Jadi, teman-teman yuk yang anaknya berusia 9 bulan sampai 15 tahun datangi posyandu atau puskesmas, tanyakan ketersediaan vaksin MR. Mumpung gratis, lho. Dulu saya saat memvaksin Maxy MMR bayar lumayan bo’ 😛 . Kalau anak-anak yang udah gedhean, mungkin bisa ditanyakan ke sekolahnya, apakah ada imunisasi MR apa tidak. Kalau enggak ada, teman-teman bisa berinisiatif sendiri ke puskesmas terdekat ya.
Semoga anak-anak semua sehat yaaaaa, aamiin!
April Hamsa
#ODOP #Day15 #BloggerMuslimahIndonesia
wah bisa fatal juga ya kalo terserang sindrom rubella…jadi harus benar2 di paksain untuk kesehatan buah hati kita kedepannya.
mantap mbak
Betul. Sebagai ortu gak perlu khawatir liat anak disuntik. Sakit dikit demi kesehatannya.
kadang anak2 kalau disuruh imunisasi ada aja alasannya.. adayang bilang kalau badannya panas ataupun sakit yang lain2.. huft
Itulah sebabnya saya selalu sounding anak sebelum mereka diimunisasi, supaya siap hehe