KPR, oh, KPR. Paham kan singkatan dari apa? Yap, KPR adalah Kredit Pemilikan Rumah, yakni sebuah fasilitas yang biasanya diberikan oleh bank kepada mereka yang ingin memiliki rumah tetapi dananya terbatas. Jadi, bank akan membantu membelikan rumah ini dari pengembang dan pembeli menyicil melalui bank ini.
Ah, jadi keinget deh kalau beberapa waktu lalu di Twitter adalah salah seorang teman yang ngeshare konten video salah seorang influencer yang ngobrolin tentang sewa atau beli rumah. Nah, kalau kata si influencer ini mending sewa rumah, sih, karena biayanya lebih murah.
Ya, iya, sih, kalau sewa kan kita tinggal masukin barang aja, tanpa perlu renovasi rumahnya. Sementara kalau beli rumah, selain keluar uang buat pembelian, juga ada urusan administrasi hingga renovasi yang juga tak murah.
Kamu tim beli rumah dengan KPR atau sewa dulu?
Namun, tentu saja pendapat si influencer ini menuai pro dan kontra ya. Tim sewa rumah ada yang mengatakan setuju karena lebih baik beli rumah dengan cash. Ada pula yang mengatakan rencananya beli nanti saja setelah pensiun dan tinggal di desa, kalau sekarang di kota mah ngontrak aja. Kalau tim beli rumah alasannya ya kapan lagi kebeli rumah kalau enggak pakai KPR sekarang. Alasan lainnya kalau beli walau KPR nanti bisa jadi hak milik, kalau ngontrak tetep punya orang lain. Hingga investasi pun juga jadi salah satu alasan yang mendasari pembelian rumah via KPR.
Nah, kalau teman-teman tim mana nih? Jangan bilang tim penerima warisan rumah mertua ya? Hahaha. Kalau tim yang itu sih jadi penonton dulu saja, deh. Udah ayem, kan? Enggak perlu mikirin cicilan maupun menabung buat beli rumah. Meskipun saya berharap saya juga punya privillige macam itu, wkwkwk, ngimpi.
Membeli rumah dengan KPR membantu mereka yang belum punya rumah.
Balik lagi ke soal KPR atau enggak, kalau saya pribadi sebagai seorang pendatang di Jabodetabek dan memang berencana akan tinggal dalam jangka waktu agak lama di sini sih memilih beli rumah secepatnya. Tentu saja karena bukan orang yang banyak duit, saya dan suami memilih sistem KPR.
Kenapa tidak bertahan menyewa rumah agak lama? Terus terang kalau kekhawatiran kami adalah lingkungan. Kalau sewa rumah apakah bisa jangka panjang missal langsung 10 tahun? Sementara kami udah ada anak-anak. Khawatirnya di tengah jalan eh induk semangnya tiba-tiba membutuhkan rumahnya buat ditempati sendiri, sehingga kemudian kami harus pindah, gimana?
Lagipula, pindah rumah sangat menguras tenaga. Belum lagi khawatir soal pindah-pindah lingkungan bagi perkembangan anak-anak juga. Yawda, akhirnya kami memutuskan membeli rumah via KPR bank.
Trus, kalau memakai perhitungan biaya misalnya per tahun pendapatan kami 200 juta Rupiah, yang bisa disisihkan buat nabung mungkin cuma Rp. 50 jutaan. Ngincer rumah Rp. 300 juta berarti kudu sabar 6 tahun lagi, padahal belum tentu harganya sama ketika uangnya udah kekumpul.
Nah, KPR ini kalau menurut saya bisa untuk mengunci harga rumah. Walaupun yan anti tentu saja ada biaya bahkan bunga yang perlu dibayar. Namun, kalau untuk hal ini sih saran saya pakai KPR yang flat aja, ya, teman-teman. Menghindari kaget dari floating hehe.
Tentu saja mengambil KPR tuh juga kudu banyak pertimbangannya ya, teman-teman. Kalau dari pengalaman kami pribada ada beberapa poin yang sebaiknya teman-teman perhatikan jika mau mengambil KPR, antara lain:
–Cek kondisi finansial
Sebelum teman-teman memutuskan mengambil KPR untuk membeli rumah yang pertama harus dilakukan adalah cek kondisi finansial. Pastikan anggaran dananya cukup tersedia dan tidak mengorbankan biaya lain, seperti biaya hidup, biaya sekolah anak, dll. Jangan sampai biaya hidup seret, mbayar sekolah anak sering nunggak, misalnya, “hanya” karena uangnya habis buat mencicil KPR tiap bulan.
Idealnya dari pendapatan bulanan, mungkin yaaa, ibaratnya 30% pendapatan kita terpotong tetapi kehidupan kita masih baik-baik saja, insyaAllah aman ya. Kalau belum sampai mungkin bisa menunggu sampai pendapatan agak naik dulu, supaya kesannya enggak ngoyo.
Perhatikan kondisi finansial sebelum mengambil KPR
Jangan lupa pula, seperti yang saya singgung sebelumnya, kalau beli rumah maka pasti ada biaya-biaya lain mengikuti. Ya biaya administrasi terkait rumah, ya renovasi rumah, dll. Ini juga penting untuk kita persiapkan ya.
Perlu juga mempertimbangkan suku bunga dan lamanya tenor yang akan kita ambil untuk KPR. Jangan sampai kita seumur hidup mencicil rumah. Pastikan kita memiliki proyeksi kapan bisa melunasi KPR tersebut. Ya, kalau bisa sih dalam tempoe waktoe yang sesingkat-singkatnya yaaa.
–Ketahui kebutuhan
Yes, teman-teman butuh rumah yang seperti apa? Apakah mencari rumah yang akses transportasi umumnya mudah atau mencari yang dekat dengan fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, pasar, dll? Semuanya harus kita perhitungkan dengan cermat.
Pada saat survey perumahan, jangan terburu-buru memutuskan. Biarkan saja marketingnya bilang, “Senin, harga naik!” Bodo amatan, sih. Rumah tuh seperti jodoh kok. Tak kan lari ke mana. Pikirkan masak-masak sebelum mengambil keputusan supaya enggak salah pilih.
–Perhatikan track record pengembang
Sudah banyak kasus pembeli sudah rajin membayar cicilan KPR, begitu mau selesai, ternyata pengembangnya tidak beres. Ada kasus sertifikat belum keluar atau tanahnya ternyata sengketa. Pokoknya, hati-hati dengan pengembang semacam ini, karena walaupun mereka bekerjasama dengan bank plat merah sekalipun belum tentu jadi jaminan.
Apalagi ada beberapa bak yang juga tampak tak peduli dengan pengembang bermasalah. Bank maunya hanya menerima duit semata sih, sejauh pengalaman saya pribadi ya.
Teman-teman bisa melihat testimoni mengenai pengembang. Bisa menanyakannya ke asosiasi pengembang perumahan atau yang paling mudah melihat review di Google. Jangan sampai tertipu developer nakal ya.
Nah, setelah memastikan hal-hal semacam itu OKE semua, maka silakan mengambil keputusan mau ambil KPR atau enggak.
Oh ya, kalau teman-teman mengalami kesulitan untuk membuat perhitungan biaya DP rumah dan cicilannya, mungkin bisa memanfaatkan kalkulator yang bisa mensimulasikan besaran cicilan yang ada di website berikut: https://www.mortgagecalculator.uk/.
Kalkulator Mortgage.
Website ini bisa diakses dengan mudah dan free, kok. Kita tinggal memasukkan besaran perkiraan angka di kolom yang telah disediakan sesuai kemampuan finansial kita. Nanti, website ini yang akan memberikan hasil perhitungan rincinya. Perhitungannya pun cukup cepat tetapi rinci dan akurat.
Hasilnya bisa menjadi patokan buat kita untuk membuat keputusan apakah akan melanjutkan membeli rumah secara KPR atau menundanya selama beberapa waktu dulu.
Lagi-lagi, saya mau mengingatkan, dalam membeli apapu, apalagi membeli rumah, sebaiknya jangan impulsif. Lakukan banyak persiapan finansial, jalankan survey untuk mengetahui rumah mana yang benar-benar ideal, kalau perlu minta pertimbangan saudara atau teman yang paham property atau bahkan ahli hukum sebelum benar-benar membuat keputusan.
Semoga artikel yang membahas tentang KPR ini bermanfaat ya teman-teman 😊 .
April Hamsa
Comments