Yeeess, kali ini saya mau sharing tentang tips agar anak betah di rumah selama masa pandemi. Semoga bisa membantu para orang tua yang barangkali ada yang merasa kesulitan membuat anaknya stay at home dan sering mengeluh bosan.

***

Anaknya betah ya di rumah aja? Enggak pernah rewel minta keluar?” Tanya tetangga, suatu hari.

Saya tersenyum, sembari menjawab, “Alhamdulillah betah di rumah aja sih Bu. Lagipula masih musim virus seperti sekarang, lebih baik anak-anak di rumah dulu.”

Yaaa, semua orang tua pasti paham bahwa dunia anak-anak adalah dunia bermain. Ketika bermain, mereka tak sekadar mencari hiburan, namun juga mengeksplorasi apa saja yang ada di sekitarnya alias belajar hal-hal baru juga. Itulah sebabnya, ketimbang berada di rumah melulu, anak-anak cenderung menyukai lingkungan outdoor.

Lindungi anak-anak kita dari pandemi. Usahakan supaya a nak betah di rumah aja.

Namun, sekarang kan kondisinya lagi kayak gini ya? Masih masa pandemi. Ditambah lagi kayaknya makin ke sini, orang makin abai dengan protokol kesehatan dan mungkin juga mulai banyak yang enggak percaya kalau virus Corona itu nyata adanya.

Virus Corona cuma ada di tipi-tipi. Buktinya ya sehat-sehat aja kami keluar-keluar.” Huhu, begitu kira-kira pendapat para penganut teori konspirasi Covid-19 yang circle-nya belum ada yang kena virus ini 🙁 .

Akhirnya, yang waras ngalah, demi kebaikan anak-anak, sementara ini saya kudu tega membuat mereka “terkurung” di rumah, ketimbang kenapa-kenapa, yekan?

Soal sekolah ya gitu. Yaaa, meski ada sinyal boleh buka jalur abang, ijo, koneng, apalah, namun saya lebih percaya sama para pakar Epidemiologi yang mengingatkan agar tak terlalu terlena sama pembagian warna-warna area ini. Soalnya, selama vaksin atau obatnya belum ketemu, kayaknya kok masih riskan membiarkan anak sekolah tatap muka.

Kalaupun mungkin enggak ada fasilitas internet, mungkin masih bisa pakai alternatif lain sih, seperti pembagian modul tiap awal minggu atau awal bulan, pemberian video-video tutorial dari pengajar, dll. Yaaa, ibaratnya banyak jalan lha menuju Roma #imho. Apalagi pembuat kebijakan kan sudah “melonggarkan” target pencapaian kurikulum. So, menurut saya tak apalah tak ngoyo untuk tahun ajaran sekarang ini.

Lagipula, anak terlambat belajar setahun dua tahun tak apa, sih. Hal yang paling penting adalah mereka tetap sehat dan di masa depan punya banyak kesempatan berkarya #imho.

***

Ah, saya enggak mau debat lagi soal itu lha, pusyiang (tapi dibahas hehe) 😛 . Balik lagi aja deh ke tips agar anak betah di rumah selama masa pandemi 😀 .

Jadiii, kira-kira apa yaaa yang membuat anak-anak (saya) bisa tetap betah di rumah aja? Berikut adalah beberapa hal yang saya dan suami terapkan di rumah:

Beri pengertian dan pengetahuan seputar penyakit Covid-19

Anak-anak itu walau masih kecil-kecil (seusia kayak anak-anak saya) sebenarnya pinter-pinter, lhooo. Kalau orang tua dapat memberikan penjelasan mengenai penyakit Covid-19 dan situasinya, tentu saja dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak seusia mereka, pasti mereka paham kok.

Apalagi kita hidup di zaman yang lumayan serba canggih. Ada banyak informasi tentang pandemi, baik dari website, media sosial, e-book, dll yang gampang dimengerti oleh anak-anak. Kita bisa memperlihatkan media-media itu kepada anak-anak sambil memberi penjelasan lebih lanjut.

Lakukan aktivitas yang menyenangkan dengan lebih intens

Anak-anak biasanya suka ngapain kalau di rumah? Misal, main lego atau main mobil-mobilan atau apa? Tak apalah, kita keluarkan budget sedikit lebih untuk membelikan anak-anak mainan yang baru, supaya lebih semangat maennya di rumah hehe.

Kalau anak-anak suka menonton animasi tertentu atau main game pakai gadget, mungkin biasanya kalau sebelum pandemi kita batasi satu jam buat “megang” gadget, saat di rumah agak dilonggarkan dikit aja aturannya. Tambah jam mainnya sebagai reward karena mereka tetap bertahan di rumah.

Meski demikian, saya pribadi lebih prefer anak-anak main mainan lain kayak lego, boneka, mobil-mobilan, baca buku, dll yaaa. Gadget oke, tapi lebih ketat, walau emang tak seketat sebelum pandemi 😀 . Soalnya, kasihan juga sih sama kesehatan mata anak-anak kalau mereka keseringan melihat gadget.

Turunkan ekspektasi tinggi terkait kegiatan sekolah anak

Di masa pandemi ini, mungkin anak kita masih sekolah secara online. Nah, saya pribadi nih, kalau belajar via online suka ngrasa ada yang miss. Tak seenak kalau saya belajar langsung tatap muka dengan guru.

Maka, ya maklumin ajalah andai anak-anak juga merasa seperti itu. Sehingga, saran saya adalah turunkan sedikit saja ekspektasi terkait kegiatan sekolah anak. Para ibuk-ibuk yang ngajarin anak sekolah juga mohon sabar-sabarin, harap tak terlalu ngegas hehe. Anak udah semangat belajar dan mau menyimak gurunya atau kita aja itu udah alhamdulillah sekali lho 😀 .

Ajak/ ajari anak melakukan hal-hal baru

Misal, selama di rumah kita bisa meningkatkan kemampuan keterampilan dan life skill anak. Contoh keterampilan, hmmm, mungkin kalau orang tuanya melek coding computer, kita bis ajari anak itu. Atau enggak perlu muluk-muluk coding, ajari cara mengetik di komputer aja, anak pasti seneng deh.

Sedangkan untuk life skill, kita bisa melibatkan anak lebih ke kegiatan membereskan rumah atau aktivitas di dapur. Seperti anak-anak saya tuh, ternyata disuruh nyuci piringnya sendiri setelah makan justru senengnya bukan main. Dimintain tolong motongin sayur mayur yang akan kita masak juga happy hehe.

Jalin silaturahmi dengan keluarga dan teman-teman

Sesekali, dengan memanfaatkan media teknologi yang ada kita bisa ajak anak menelepon kakek neneknya, saudara-saudaranya yang jauh, atau teman-temannya. Dengan demikian, anak akan tetap merasa terkoneksi dengan dunia luar 😀 .

Nah, itulah teman-teman beberapa tips yang saya rekomendasikan untuk membuat si kecil betah di rumah selama masa pandemi ini.

Saya paham situasinya, kadang orang tua juga merasa jenuh, apalagi ditambah main “sekolah-sekolahan” atau “guru-guruan” di rumah. Tapi, menurut saya lebih baik ya bosan menemani anak di rumah, ketimbang menemani anak di rumah sakit (Ya Allah, amit-amit, jangan sampai lhaaa).

Eh iya, ngobrolin anak sakit, udah tahu kan ya kalau belakangan di beberapa media massa bermunculan berita tentang klaster anak sekolahan? Duh, tak tega deh membayangkan anak-anak harus mengikuti serangkaian tes untuk memastikan mereka terserang virus Corona atau enggak 🙁 . Makanya, yuk, Bunda Ayah kita lindungi anak-anak kita, jangan sampai tertular penyakit ini. Kalau tak ada urusan penting sebaiknya di rumah saja dulu.

Oh iya, kalau misalnya ada kepentingan mau mengecek kesehatan anak atau anggota keluarga lainnya, bisa sementara ini memanfaatkan aplikasi-aplikasi kesehatan yang bisa kita download di smartphone kita. Kalau saya pribadi sih udah install aplikasi Halodoc.

FYI, Halodoc merupakan sebuah aplikasi kesehatan terpadu yang bisa memfasilitasi kita mendapatkan informasi seputar kesehatan, berinteraksi secara virtual dengan tenaga kesehatan/ dokter, mendapatkan saran seputar kesehatan, membeli obat, dll. Dengan aplikasi seperti Halodoc ini kita bisa mempersingkat akses pelayanan kesehatan. Misal, masih ragu langsung ke klinik atau rumah sakit, kita bisa minta saran dulu ke ahlinya melalui Halodoc ini.

Trus, kita juga bisa membuat janji temu dengan para dokter melalui aplikasi ini juga. Caranya juga cukup gampang. Tinggal pilih aja fasilitas kesehatan yang kita datangi, misalnya nih, salah satunya adalah RS Hermina Bekasi , nah kita tinggal searching aja di aplikasi ini. Kalau udah masuk ke laman RS Hermina Bekasi, kita bisa menentukan dokter mana yang ingin kita datangi.

Nah, jadi begitulah teman-teman tips supaya anak-anak kita senantiasa merasa betah di rumah dan selalu aman selama pandemi ini berlangsung. Semoga kita semua masih mampu bertahan sampai saatnya nanti vaksin atau obat Covid-19 ini ditemukan yaaa 🙂 .

April Hamsa