Jika ada pertanyaan, “Bolehkah anak main game online?” moms termasuk tim yang mana, nih? Apakah mengizinkan anak bermain game online atau melarangnya?

Hmmm, tak bisa dipungkiri ya moms, zaman sekarang, apaagi saat pandemi gini, anak-anak makin akrab dengan gadget. Salah satu aktivitas yang cukup sering dilakukan adalah main game.

Memang, buat sebagian orang tua, adak kekhawatiran mengizinkan anak main game online. Salah satunya nih, khawatir anak kecanduan, enggak bisa berhenti bermain, sehingga anak benar-benar enggak boleh main game.

Namun, ada juga orang tua yang mengizinkan anak main game online karena merasa penggunaan gadget memang sesuatu yang tak bisa dihindari. Lalu, membiarkan anak bermain dengan beberapa batasan.

Manfaat bermain game online

Saya pribadi termasuk tim yang mengizinkan anak-anak main game online. Biasanya anak-anak main game online yang interaktif bersama teman-temannya. “Mabar” istilahnya.

Selama pandemi ini, mabar jadi salah satu kegiatan bermain anak dengan teman-temannya. Menggantikan aktivitas bermain bersama di luar ruangan. Menurut saya, mabar membuat anak-anak bisa belajar bersosialisasi secara online. Itu salah satu pertimbangannya.

Pertimbangan lain yang membuat saya mengizinkan anak-anak main game adalah karena permainan yang ada bisa membuat anak-anak belajar berpikir tentang bagaimana menyelesaikan suatu masalah. Bermain game juga memicu anak menjadi makin kreatif.

Anak saat mabar game online bareng teman-temannya.

Manfaat lain yang menurut saya akan anak-anak peroleh ketika bermain game adalah tidak mudah menyerah dan selalu optimis. Ini saya lihat dari pengalaman anak-anak, kalau mereka kalah dalam suatu permainan, biasanya akan mencoba lagi sampai beberapa kali.

Tak ketinggalan, apabila anak main game bersama kita, orang tuanya, maka waktu bermain itu akan menjadi bonding time yang cukup berkualitas. Apalagi, kalau orang tuanya enggak kudet dengan permainan yang dimainkan oleh anak.

Dari pengamatan saya, biasanya anak akan bangga lho punya orang tua yang ternyata bisa main game juga. Hal tersebut juga berdampak membuat anak lebih terbuka mengenai hal-hal lain kepada orang tuanya.

Itu sih beberapa manfaat yang menjadi pertimbangan saya ketika mengizinkan anak bermain game online.

Namun, saya juga mau mengingatkan kembali, bahwa memang dalam setiap keputusan yang orang tua ambil selalu ada risiko. Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya di awal, ada kekhawatiran anak jadi kecanduan main game online.

Cara supaya anak tidak kecanduan game online

Maka, untuk menghindari hal semacam itu, sebaiknya orang tua mengambil peran penting dalam hal ini. Jangan hanya membiarkan anak bermain game, namun bisa bikin aturan kesepakatan bersama anak.

Aturan kesepakatan untuk bermain game ini sebaiknya:

  • Dibuat bersama anak

Hal ini akan membuat anak bertanggungjawab atas aturan tersebut, karena dia juga ikut mmebuat aturan tersebut.

  • Membatasi anak dalam menggunakan gadget dan bermain

Hal ini sangat penting supaya anak tidak terus-menerus bermain game, sehingga melalaikan waktu dan mengabaikan tugasnya sebagai pelajar. Moms, bisa membatasi waktunya, misalnya dalam seminggu hanya boleh main game online tiga atau empat kali aja.

Contoh lain misalnya anak diizinkan bermain setiap hari, mungkin dalam sehari, waktu anak bermain dibatasi anak hanya boleh bermain maksimal 1 jam saja. Lebih dari waktu yang disepakati anak akan dapat konsekuensi.

  • Aturannya harus benar-benar ketat dan disiplin

Orang tua sebaiknya konsisten menerapkannya. Jangan meremehkan, “Ah, enggak masalah sesekali diizinkan bermain melebihi batas waktu.” Soalnya, sekali melakukannya, kemungkinan anak akan memanfaatkannya.

  • Bikin konsekuensi apabila anak melanggar

Saya sengaja menyebut “konsekuensi” bukan “hukuman” supaya anak lebih bertanggungjawab terhadap perbuatannya. Kalau hukuman menurut saya kurang ada efek jeranya.

Misalnya, saat anak melanggar bermain game di luar waktu, kemudian kita menghukum anak dengan tidak membelikannya camilan/ kue. Tentu ini eggak nyambung kan dengan pelanggarannya tadi? Anak juga kemungkinan besar cenderung mengulangi lagi kesalahannya, karena hukumannya dirasa “oh, gitu doank”.

Berbeda kalau kita membuat kesepakatan sebelumnya dengan si anak, yakni kalau dia melanggar aturan yang sudah dibuat, maka tidak boleh main gadget selama seminggu. Dengan begitu anak akan berpikir ribuan kali untuk tidak mematuhi aturan yang sebelumnya sudah disepakatinya.

Membuat aturan kesepakatan bisa membuat anak terhindar dari kecanduan bermain game online.

Selain membuat aturan kesepakatan bersama anak, jangan lupa pula untuk mengawasi dan membimbing anak saat dia bersama gadget-nya. Soalnya, kalau online banyak hal bisa terjadi. Misalnya, enggak sengaja anak membuka aplikasi video, chat, dll, yang kemudian bisa saja membuatnya berinteraksi dengan orang asing di luar sana.

Walaupun si anak masih usia SD, misalnya. Ingat lho moms, anak-anak sekarang tuh canggih-canggih. Mereka sangat cepat sekali menyerap segala hal baru. Namun, karena mereka masih kecil, sehinga belum memahami risiko dari aktivitas online yang mereka lakukan. Intinya, jangan membiarkan anak bermain game online tanpa pengawasan kita di sisinya.

Lalu, jangan lupakan juga untuk mengajak anak melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Syukur-syukur aktivitas tersebut bisa kita lakukan bersama di luar rumah. Hal ini sebagai penyeimbang dari kegiatan anak di rumah aja bersama gadget-nya.

Aktivitas di luar rumah juga bisa mengingatkan anak-anak bahwa dunia nyata lebih luas dari sekadar gadget. Banyak orang atau teman yang bisa mereka jumpai. Banyak tempat menarik yang bisa mereka eksplorasi.

Mungkin, karena masih pandemi ada orang tua yang khawatir berlama-lama di luar ya? Jika begitu, alternatif lain, moms juga bisa mengajak anak mengeksplorasi hobi. Misalnya hobi menggambar, memasak, baking, bikin DIY craft, dll.

Satu lagi moms, supaya anak-anak enggak kecanduan game online, tak ada salahnya kita membatasi game apa yang boleh dimainkannya. Kalau saya pribadi berusaha selektif memilihkan game online yang:

  • Nomor satu wajib game yang sesuai usia, tidak mengandung konten dewasa. Misalnya dari karakter-karakternya, dari permainannya tidak mengandung adegan kekerasan, dll.
  • Menciptakan rasa gembira untuk anak.
  • Mampu melatih kemampuan berpikir dan kreativitas anak.

Website Solitaire punya permainan yang aman dimainkan anak.

Kalau moms mau contoh permainannya, salah satunya bisa moms temukan di website card and mind video games Solitaire (klik aja).

Di website tersebut terdapat beberapa permainan klasik maupun modern yang masih cocok untuk dimainkan oleh anak-anak. Misalnya:

  • Klondike

Sebuah permainan kartu klasik yang menempatkan beberapa kartu di atas meja, kemudian memindahkan kartu-kartu tersebut sampai habis sesuai rules-nya.

  • Pyramid

Seperti namanya nanti di permainan ini instrusinya adalah membuat beberapa baris kartu yang membentuk piramid.

  • Chinese

Unik karena bisa memperkenalkan anak akan kebudayaan negara Cina. Diiringi lagu khas oriental. Peremainannya masih berupa memindahkan kartu-kartu sesuai rules di website-nya.

Itulah beberapa game yang masih aman untuk anak yang bisa kita jumpai di situs game online Solitaire. Kalau mau mengeksplorasi permainan lainnya, silakan mengunjungi website-nya ya.

Sekali lagi, saya menyarankan supaya orang tua selalu mengawasi setiap anaknya bermain game online. Baik yang bentuknya mabar atau bermain sendiri di website game online. Daaan, jangan lupa menegakkan aturan kesepakatannya. Semoga postingan ini bermanfaat ya moms 🙂 .

April Hamsa