Aset digital. Hmmm, aset digital itu apa ya? Ada yang pernah tahu? Eh, tapi saya yakin, teman-teman, khususnya yang memiliki minat pada hal-hal yang berbau investasi, pasti udah pernah mendengar tentang aset digital ini. Soalnya, aset digital kini tengah populer di kalangan para investor. Apalagi, menurut kabar yang beredar, katanya aset digital ini belakangan mengalami kenaikan signifikan, sehingga disebut-sebut bisa memberikan begitu banyak keuntungan kepada investornya.

Sebelum saya berbicara lebih lanjut mengenai aset digital ini, saya mau menginformasikan terlebih dahulu, dari mana saya mengetahui tentang aset digital ya teman-teman? Jadi, ceritanya, pada Kamis tanggal 12 Juli kemarin, saya mendapat undangan influencer class dengan tema financial technology (fintech) dari perusahaan yang bergerak di bidang aset digital, Luno. Acara influencer class itu berlangsung di GoWork Coworking Space, Chubb Square Thamrin, Jakarta Pusat.

Suasana influencers class mengenai aset digital bersama Luno.

Fintech emang menarik untuk dipelajari ya teman-teman? Soalnya, enggak bisa dipungkiri lagi kan, kalau saat ini, fintech mulai mengubah sistem keuangan konvensional? Sebagai emak-emak milenial (hallah), just info aja, saya juga mewajibkan diri untuk melek pada hal-hal yang berbau fintech lho, teman-teman. Tujuannya ya supaya segala aktivitas saya jadi lebih lancar. Sebab, dengan memanfaatkan fintech segala transaksi keuangan bisa jadi lebih mudah dan efisien.

Teman-teman yang membaca blog ini pasti juga sudah melek fintech bukan? Kalau masih belum paham, saya beri contoh yang kecil-kecil ya. Misalnya nih, saat ini teman-teman udah membayar, membeli, menabung, dll, secara cashless, cukup pakai aplikasi aja, nah itu artinya teman-teman udah memanfaatkan fintech ini.

Apakah aset digital itu?

Nah, kalau influencer class yang saya ikuti kemarin, membahas sisi fintech yang lain, yakni tentang investasi aset digital dengan menggunakan aplikasi Luno. Oh iya, sebelumnya, buat teman-teman yang belum tahu aset digital itu apa, saya coba jelaskan dikit ya. Jadi, aset digital itu adalah aset yang tersimpan pada perangkat digital kita, seperti smartphone atau laptop. Salah satu aset digital yang kini tengah menjadi pembicaraan banyak orang adalah kripto atau mata uang digital.

Mata uang digital itu banyak, namun yang kini tengah naik daun adalah Bitcoin. Oh iya, sebelum sebagian teman-teman yang membaca artikel ini mengernyitkan dahi karena saya menyinggung soal Bitcoin, saya mau mengajak teman-teman untuk open mind dulu ya soal ini. Hehe, maklum, dengan begitu banyaknya berita-berita yang negatif tentang Bitcoin, kadang suka ada yang langsung cut tanpa mau menyimak lebih lanjut.

Bitcoin itu apa? “Bitcoin adalah teknologi baru yang memungkinkan perpindahan dan pertukaran uang yang cepat, efisien, dengan biaya yang jauh lebih murah, dan kini, masyarakat mendapatkan kesempatan untuk berinvestasi pada teknologi itu sendiri,” kata General Manager Luno, Vijay Ayyar. Dari paparan Vijay Ayyar saya menyimpulkan bahwa Bitcoin ini bisa dipakai sebagai suatu alat transaksi/ pembayaran.

General Manager Luno, Vijay Ayyar.

Kalau pendapat saya pribadi ya, untuk saat ini, saya masih dalam tahap membayangkan beberapa tahun ke depan. Masa dimana teknologi makin canggih, sehingga mungkin saja yang namanya mata uang digital akan dipakai oleh semua penduduk bumi. Sama halnya zaman dulu, sebelum kita mengenal mata uang, alat transaksi/ pembayaran yang dipakai oleh nenek moyang kita pada zaman dulu antara lain: benda-benda berharga (sistem barter), emas, dll. Sampai akhirnya ditemukan mata uang yang saat ini lazim dipakai sebagai alat pembayaran.

Alat pembayaran dulu dan sekarang.

Balik lagi ke Bitcoin. Bitcoin ini, sebenarnya mirip-mirip dengan:

  • Emas. Soalnya bisa dibeli kayak emas, enggak mesti harus satu batang emas, bisa dibeli 0,1 gram. Begitu pula Bitcoin, bisa dibeli nol koma nol nol nol sekian, gitu.
  • Metode pembayaran zaman now yang pakai kartu, pakai e-wallet gitu-gitu, tapi lebih cepat transaksinya.
  • Internet, dimana semua orang bisa bebas akses dan enggak ada yang benar-benar mengontrol.

Bagaimana dengan legalitasnya di Indonesia? Ini saya ngobrolin dalam kacamata financial/ investasi yaaa… beda lagi kalau dari kacamata-kacamata yang lain (kacamata kepercayaan/ agama, salah satunya) 🙂 . Soal legalitasnya, kalau menurut Bank Indonesia, saat ini Bitcoin belum boleh dipakai sebagai alat pembayaran, namun hukumnya boleh/ legal kalau hanya sebagai investment instrument. Soalnya, BI enggak bisa mengontrol nilai Bitcoin ini. Masyarakatlah yang bisa mengontrol naik turunnya nilai Bitcoin, karena cara kerjanya adalah semakin banyak yang memakai maka nilainya semakin tinggi. Jadi, Bitcoin ini sangat fluktuatif dan merupakan aset yang high risk, namun high return juga kalau untung.

Itulah sebabnya banyak yang masih belum yakin tentang mata uang digital ini, di samping juga marak banget berita-berita penipuan berkedok Bitcoin ini. Enggak cuma di Indonesia, kok. Masih banyak negara-negara di dunia ini yang juga belum menerima Bitcoin sebagai alat transaksi maupun investasi. Namun, ada lho negara yang sudah melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran zaman now, sebut saja Jepang. Nah, kalau teman-teman traveling ke Jepang dan punya Bitcoin, udah bisa tuh beli es teh atau kopi di kafe pakai Bitcoin ini 😀 😛 .

Oh iya, teman-teman masih berkaitan dengan keabsahan Bitcoin, menurut Operations/ Growth Lead Luno, Claristy, saat ini mata uang digital ini tengah digodog legalitasnya oleh Departemen Perdagangan. Jadi, memang sebagai investment instrument, mata uang digital ini tengah dipertimbangkan masa depannya di Indonesia.

Operations/ Growth Lead Luno, Claristy.

Kayaknya cukup itu aja ya teman-teman penjelasan saya mengenai Bitcoin. Saya share ini dengan niat untuk berbagi pengetahuan yang saya dapat dari influencer class yang kemarin aja, sih. Kalau teman-teman tertarik mau tahu lebih jelas bisa browsing-browsing sendiri atau nanya-nanya aja langsung ke Luno. FYI, website Luno: www.luno.com. Teman-teman juga bisa langsung download aplikasi Luno via AppStore atau PlayStore.

Tentang Luno

Tentang Luno sendiri, tadi sepintas saya menyebut kalau Luno ini merupakan perusahaan yang menangani bidang aset digital. Luno ini berbasis di London dan memiliki kantor regional di Singapura dan Cape Town, Afrika Selatan. Luno memiliki produk dan layanan yang menawarkan keamanan dan kemudahan bagi perorangan maupun badan usaha untuk membeli, menyimpan, dan mempelajari aset digital.

Jadi, misalnya nih ya, teman-teman udah yakin mau punya/ investasi aset digital, supaya terhindar dari penipuan maupun kerugian-kerugian lainnya, maka memang sebaiknya percayakan pengelolaannya pada perusahaan seperti Luno ini. Ada tiga produk utama yang ditawarkan oleh Luno, yakni:

  • Luno Wallet: untuk pembayaran, konversi, serta penyimpanan aset digital.
  • Luno Exchange: pllatform perdagangan aset digital yang profesional.
  • Luno Enterprise: khusus untuk investor berintitusi, integrasi merchant, dll.

Selain memiliki tiga produk utama yang menjamin keamanan investasi aset digital, Luno juga memiliki kelebihan:

  • Memiliki hampir 2 juta pelanggan global.
  • Telah mengalami 20x pertumbuhan pendapatan dalam 2 tahun terakhir.
  • Luno didukung oleh perusahaan teknologi global raksasa Naspers Group dengan kontribusi tambahan dari Digital Currency Group dan Venturra Capital. Sejak 2017, Luno dipimpin oleh Balderton Capital dan mendapat kontribusi tambahan dari Rand Merchant Investment Holdings (teman-teman bisa browsing sendiri ya tentang perusahaan-perusahaan tersebut).
  • Sedangkan di Indonesia sendiri, pengguna aplikasi Luno adalah 15% dari pengguna global dengan rating aplikasi 4.2.

Semoga informasi tersebut berguna buat teman-teman yang punya minat dan keyakinan untuk berinvestasi aset digital. Sekadar saran, sebelum saya menutup sharing saya kali ini, jangan lupa ya teman-teman, sebelum mulai berinvestasi, baik aset digital maupun aset-aset yang lain, perhitungkan dengan cermat untung ruginya. Juga, jangan berinvestasi dengan dana yang dipakai buat biaya hidup sehari-hari ya. Pakailah dana lebih yang emang teman-teman niatkan untuk investasi 🙂 .

April Hamsa