Yeah, mulai tahun ini ada ajang Sharia Insurance Convention and Award (SICA) yang ditujukan kepada para tenaga pemasar alias agen asuransi syariah. Hmmm, ngobrolin tentang tenaga pemasar asuransi (syariah) saya jadi keinget seorang teman lama nih…

Yuk beli asuransi dariku saja, Pril. Ini asuransi syariah insyaAllah lebih berkah.” Suatu hari teman saya yang juga seorang tenaga pemasar asuransi syariah menawari saya produknya.

Ketika, saya mengetahui brand asuransinya, agak sedikit kaget. “Lho asuransi ini bukannya konvensional ya?” Tanya saya.

Memang, tapi mereka juga punya produk asuransi syariah,” jelas teman saya.

Kalau aku jualannya sekarang yang asuransi syariah biar lebih berkah, bantuin orang juga,” katanya.

Oh I see I see,” saya tersenyum 😀 .

Apa sih perbedaan asuransi syariah dan konvensional?

Kata “syariah” zaman now sepertinya menarik perhatian banyak orang, tentu saja dalam artian positif ya? Apalagi buat seorang muslim seperti saya. Apabila ada pilihan mau pakai tabungan syariah atau konvensional, investasi syariah atau konvensional, daaan asuransi syariah atau konvensional, dll, udah sambil merem aja pasti nunjuk yang ada embel-embel “syariah”-nya.

Saya ketika hadir di ajang SICA 2019.

Bukan karena latah ngikutin trend hijrah atau apa, tapi bagi seorang muslim, menurut saya kata “syariah” ini memberi kenyamanan tersendiri. Bagaimana enggak, biasanya kalau ada kata “syariah” berarti prinsip yang dipakai adalah sesuai dengan aturan Tuhan dalam keyakinan saya.

Lalu apa sih perbedaan antara asuransi syariah dan konvensional itu?” Pertanyaan ini kayaknya yang paling banyak ditanyakan orang.

Jadi, teman-teman sesungguhnya perbedaan antara asuransi syariah dan konvensional itu terletak pada:

Akad/ perjanjian awal

Kalau asuransi syariah akadnya adalah sesuai konsep tolong-menolong, sama-sama enggak berharap adanya imbalan gitu. Sedangkan asuransi konvensional sejak awal nasabah berhak berharap dapat keuntungan yang besar dan merugi seminim mungkin.

Kepemilikan dana

Dana dalam asuransi syariah adalah milik semua peserta asuransi, perusahaan hanya menjadi pengelola dana. Sedangkan di asuransi konvensional, dana dari premi dimiliki oleh perusahaan asuransi, sehingga perusahaan asuransi bebas ngapain aja pakai dana itu, namun ya masih tetap sesuai perjanjian (misal untuk investasi, dll).

Pengelolaan dana

Pengelolaan dana di asuransi syariah biasanya lebih transparan, nasabah berhak mengetahui bagaimana dananya dikelola. Daaan pengelolaan dana tersbut semaksimal mungkin tujuannya adalah untuk keuntungan si nasabah asuransi. Kalau asuransi konvensional, perusahaan bisa saja mengenakan biaya-biaya lain pada saat melakukan pengelolaan dana (untuk investasi dll), supaya perusahaan untung banyak.

Keuntungan

Pada asuransi syariah, keuntungan yang didapat disebut “bagi hasil” dan akan dibagi ke semua nasabah sevara merata. Sedangkan pada asuransi konvensional. Keuntungan menjadi milik perusahaan.

Pengawasan dana

Kalau di asuransi syariah ada pihak ketiga yang mengawasi dana asuransi. Biasanya ada Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertanggung jawab kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sedangkan di asuransi konvensional, enggak ada pihak lain yang mengawasi dana, semuanya dilakukan oleh internal perusahaan.

Investasi

Di asuransi syariah yang ada unit link/ investasi maka sudah pasti akan diinvestasikan ke perusahaan/ bidang yang enggak memiliki produk haram, seperti rokok, minuman keras, dll. Sedangkan kalau nasabah berinvestasi di asuransi konvensional, perusahaan asuransi bebas menginvestasikan dana tersebut ke perusahaan mana pun, enggak peduli halal haram produknya.

Status dana

Apabila suatu saat nasabah tiba-tiba enggak bisa bayar premi, maka asuransi syariah bisa diambil dananya, walau dipotong sedikit. Sedangkan di asuransi konvensional, kalau nasabah tiba-tiba enggak bayar premi, maka dana yang udah disetor ya akan hangus.

Zakat atau wakaf

Asuransi syariah biasanya sekaligus ada kewajiban membayar zakat bahkan wakaf. Sedangkan di asuransi konvensional enggak ada.

Bagaimana udah jelas yaaa kira-kira perbedaan antara asuransi syariah dan konvensional ini teman-teman? Apabila belum jelas bisa googling atau nanya ke agen asuransi syariah yang teman-teman kenal deh ya 😀

Kalau dilihat memang asuransi syariah udah yang paling tepat lha yaaa #imho. Maka, tak heran kalau makin banyak orang tertarik punya asuransi syariah. Daaan prinsip asuransi syariah ini sangat general, sehingga yang tertarik memilikinya bukan hanya mereka yang muslim, namun juga yang nonmuslim.

Para tenaga pemasar asuransi syariah yang hadir di SICA 2019.

Tak hanya konsumen/ nasabah asuransi yang mulai melirik asuransi syariah, para tenaga pemasar/ agen asuransi pun sekarang juga banyak yang memasarkan asuransi syariah ini. Macem-macem lha alesannya. Misal, seperti teman saya tadi, ingin ambil keberkahan dari usahanya. Lalu, ada pula yang berpendapat dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam, maka asuransi syariah lebih potensial/ menjanjikan untuk dijual (yaaa biar untung banyak hehe). Jumlah tenaga pemasar asuransi syariah di Indonesia tercatat sebanyak 323.767 orang per Oktober 2019 (sesuai data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia) di mana dari data tersebut, keseluruhan tenaga pemasar asuransi syariah telah tersertifikasi.

SICA untuk tenaga pemasar asuransi syariah

Seiring dengan makin banyaknya minat terhadap asuransi syariah, banyak brand asuransi (yang awalnya hanya menjual produk asuransi konvensional) juga menawarkan produk asuransi syariah. Sebut saja Prudential, FWD, AXA Mandiri, dll. Brand-brand yang memiliki produk asuransi syariah ini tergabung dalam Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI).

Nah, tahun ini, supaya tenaga pemasar asuransi syariah lebih termotivasi, AASI untuk pertama kalinya menggelar SICA. Ajang SICA yang pertama berlangsung di Ciputra Artpreneur Ciputra World, Jakarta Selatan, pada Kamis, 7 November kemarin. SICA merupakan wujud komitmen AASI untuk terus memberikan motivasi kepada para tenaga pemasar asuransi syariah supaya bisa memberikan performa terbaik dalam rangka merekrut nasabah.

Berikut adalah nama-nama pemenang penghargaan SICA 2019, yang terbagi menjadi dua kategori:

Kategori Asuransi Jiwa Syariah

1. Best Sharia Life Insurance Telemarketer: Yulianti (PT AXA Mandiri)

2. Best Sharia Life Insurance Bancasurance Agent: Fernandes (PT AXA Mandiri Financial Services)

3. Best Sharia Life Insurance Leader by Contribution: Oktin Utama (PT Asuransi Takaful Keluarga)

4. Best Sharia Life Insurance Agent by Policy: Sri Kartini (PT Sunlife Financial Indonesia)

5. Best Sharia Life Insurance Agent by Contribution: Teriyani Susmiati (PT Prudential Life Assurance)

6. The Best Sharia Life Insurance Agent: Teriyani Susmiati (PT Prudential Life Assurance).

Kategori Asuransi Umum Syariah

1. Best Growth Sharia General Insurance Marketing/Agent: Dwi Putranto (PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)

2. Best Growth and Performance Sharia General Insurance Marketing/Agent Leader: B. Urip Hartanto (PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia)

3. Best Contribution Sharia General Insurance Marketing/Agent: Nur Hidayat Budi Gunawan (PT Asuransi Adira Dinamika)

4. Best Contribution Sharia General Insurance Marketing/Agent Leader: Hendro Widyatmoko (PT Asuransi Adra Dinamika).

Wah, selamat yaaa buat para pemenang.

Kami memberikan apresiasi yang tinggi untuk para tenaga pemasar asuransi syariah karena melalui mereka lah industri asuransi syariah menjadi lebih dikenal dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tak hanya bicara mengenai produk dan layanan saja, tetapi yang paling penting adalah tenaga pemasar juga menjadi ujung tombak bagi asosiasi dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di tanah air,” kata Ketua AASI Bapak Ahmad Sya’roni.

Ajang SICA ini rencananya juga akan dilakukan secara annual supaya makin banyak tenaga pemasar asuransi yang termotivasi memasarkan produk asuransi syariah ini.

Talk show inspiratif di ajang SICA 2019

Menariknya, SICA bukan hanya ajang memberikan penghargaan kepada tenaga pemasar berprestasi, namun juga berusaha memberikan motivasi kepada seluruh tenaga pemasar asuransi syariah. Salah satunya dengan adanya acara seperti talk show yang mendatangkan motivator dan tenaga pemasar asuransi syariah yang sukses di bidangnya.

Kemarin, saat acara SICA berlangsung, saya berkesempatan menyimak:

  • Penjelasan tentang asuransi syariah dari Sharia Financial Expert Bapak Muhammad Syakir Sula
  • Motivasi dari Motivator sekaligus founder Kautsar Management Bapak Edvan M. Kautsar
  • Serta, diskusi/ talk show di mana panelisnya antara lain: Bapak Windu Wibisana, Bapak Zulhamdi M. Saad, dan Bapak Wan Zaini Wan Hasan. Ketiganya adalah top producers di bidang asuransi syariah.

Bapak Muhammad Syakir Sula.

Dalam kesempatan itu, Bapak Muhammad Syakir Sula menjelaskan bahwa sebaiknya seorang muslim hidup dengan life style syariah. Apakah lifestyle syariah itu? Yaaa, apa saja yang ada embel-embel “syariah” sebagaimana yang saya jelaskan di atas. Bapak Muhammad Syakir Sula juga menjelaskan bahwa asuransi syariah tuh enggak cuma khusus buat muslim, namun buat yang nonmuslim juga tepat. Sebab, menurut beliau asuransi syariah ini mencakup nilai spiritual yang ada dalam semua agama dan keyakinan. Bapak Muhammad Syakir Sula kemudian menunjukkan hasil diskusi yang pernah beliau lakukan bersama teman-temannya yang nonmuslim yang merujuk pada kebaikan prinsip syariah.

Asuransi syariah haram apa enggak nih, Pak?” Pertanyaan ini menarik dan oleh Bapak Muhammad Syakir Sula dijawab:

Biasanya karena kurang pemahaman. Zaman Nabi dan anak2nya dulu memang enggak ada asuransi, tapi ke sini ulama melakukan ijtihad dan memang saat ini kita membutuhkan asuransi. Kenyataannya sudah banyak fatwa asuransi salah satunya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kalau orgnya masih enggak yakin, yawda tinggalkan aja, moga dapat hidayah.”

Konsep asuransi syariah cocok untuk semua umat beragama.

Kemudian, Bapak Muhammad Syakir Sula juga berpesan kepada para tenaga pemasar asuransi syariah yang hadir supaya memasarkan asuransi syariah ya dengan cara syariah. Tenaga pemasar harus jujur dan detail menjelaskan mengenai produknya dan sebaiknya niatkan untuk membantu orang lain.

Dan, mengenai asuransi konvensional, menurut Bapak Muhammad Syakir Sula sebaiknya jangan dibenturkan dengan produk asuransi syariah. Hal yang paling bener adalah masing-masing menentukan target pemasaran. Bahkan kalau bisa andai nasabah memang sudah punya asuransi konvensional, ya dekati saja secara halus, tawari punya dua asuransi di mana salah satunya adalah produk asuransi syariah. Lama-kelamaan nasabah akan paham kok manfaat produk asuransi syariah.

Lalu, sesi selanjutnya adalah motivasi dari Bapak Edvan M. Kautsar. Secara garis besar motivator muda ini memberikan dorongan semangat kepada tenaga pemasar asuransi syariah yang hadir untuk tidak menyerah terhadap tantangan. Bapak Edvan M. Kautsar juga menyarankan supaya tenaga pemasar asuransi syariah bekerja cerdas dan senantiasa cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Jadi, kalau ada perubahan jangan lekas menyerah namun sebaiknya coba untuk bersyukur atas situasi yang terjadi dan tetap berpikir positif supaya bisa melewati tantangan yang ada.

Bapak Edvan M. Kautsar juga memberikan tips berupa 3 kunci meraih sukses, yakni:

Ilmu

Pakai ilmu sesuai zamannya untuk memasarkan produk asuransi syariah. Misal, kalau sekarang zamannya pakai teknologi ya mau enggak mau harus belajar ilmu menggunakan teknologi seperti internet dll.

Networking

Ikuti banyak seminar dan dapatkan banyak networking.

Mentor

Belajarlah dari ahlinya, pilih mentor yang bagus yang akan membawa kita berkembang.

Bapak Edvan M. Kautsar.

Di akhir sharing session-nya, Bapak Edvan M. Kautsar memberikan semangat dalam menghadapi tantangan memasarkan asuransi syariah, yakni:

Services

Hendaknya melayani lebih banyak orang dan menjadi manusia yang lebih bermanfaat.

Solution

Menjadi solusi bagi segala perubahan yang terjadi.

Sinergy

Bahu-membahu untuk melebarkan solusi dan pelayanan.

Selling

Belajar tentang semua hal yang berhubungan tentang berjualan.

Spiritual

Berupa ide, ilmu, peluang, dan pertolongan.

BTW, kalau dipikir-pikir lagi motivasi dari Bapak Edvan M. Kautsar ini relevan ya dengan kehidupan kita juga yang mungkin bukan tenaga pemasar asuransi syariah, hehe.

Kemudian, setelah sesi pencerahan tentang asuransi syariah dan sharing motivator, acara selanjutnya yang saya ikuti adalah talkshow interaktif. Di sini saya menyimpulkan beberapa pesan dari panelis/ narasumber terkait asuransi syariah ini:

Bapak Windu Wibisana: Bahwa konsep syariah dalam asuransi ini pasarnya sangat luas, enggak ada batasan hanya buat orang muslim saja. Bahwa kalau ada perdebatan tentang halal haram asuransi syariah, beliau mengatakan kalau di Indonesia ini ulama tertinggi di Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengaturnya dan mengatakan bahwa asuransi syariah enggak haram. Tugas tenaga pemasar asuransi syariah adalah meluruskan, namun apabila enggak berhasil ya cari saja nasabah lain, karena masih banyak yang mau kok dengan produk ini. Jadi, enggak perlu “membuang waktu” buat mereka yang berprinsip produk ini haram. Bahkan sebenarnya MUI berhak memanggil mereka ini dan meluruskan perihal asuransi syariah bahkan memberikan sanksi.

Talk show interaktif tentang asuransi syariah dan pemasarannya.

Bapak Zulhamdi M. Saad: Produk yang dijual syariah, insyaAllah rezeki yang didapat sudah pasti halal dan berkah. Kemudian, jualan asuransi syariah ini sebaiknya dianggap juga sebagai suatu dakwah. Maka semua tenaga pemasar asuransi syariah harus punya spirit dalam rangka mengajak orang kepada kebaikan.

Bapak Wan Zaini Wan Hasan: Sebagai muslim kalau sudah ada pilihan syariah ya sebaiknya pilih yang syariah.

Nah, itulah teman-teman sedikit penjelasan mengenai asuransi syariah serta perbedaannya dengan konvensional, dan informasi mengenai ajang SICA 2019. Semoga, informasi ini bisa membuat teman-teman mempertimbangkan kebaikan memiliki asuransi syariah ya 😀 .

April Hamsa