Ngobrolin tentang bayi prematur, teman-teman tahu enggak bahwa prevalensi bayi lahir prematur sekarang makin meningkat? Begitu sih menurut data World Health Organization (WHO). Itulah sebabnya banyak otoritas kesehatan yang mendorong deteksi dini pada ibu hamil, supaya bisa menghindari faktor risiko bayi bayi lahir prematur. Termasuk salah satunya di Indonesia, karena ternyata kelahiran prematur di negeri ini termasuk tinggi, ranking kelima dari seluruh negara di dunia.

Prevalensi bayi lahir preterm/ prematur di Indonesia cukup tinggi.

Kaget ya? Samaaa, saya juga.

Saya mengetahui informasi tersebut saat mengikuti webinar bertajuk “Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur” yang diselenggarakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone) pada tanggal 17 November lalu. BTW, sudah tahu juga kan kalau tiap tanggal 17 November diperingati sebagai hari Prematur Sedunia? Memperingati hari prematur ini berarti supaya kita semua makin aware terhadap risikhttps://keluargahamsa.com/bayi-lahir-prematur/o kelahiran bayi prematur dan penanganan kesehatannya.

Webinar dalam rangka memperingati hari Prematur sedunia.

Hadir sebagai pembicara dalam webinar kala itu ada:

  • Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG (K) (dr. Rima) yang menjelaskan tentang faktor risiko bayi lahir prematur.
  • Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A (K) (dr. Putri) yang memberikan materi bagaimana penanganan kesehatan bayi prematur.

Nah, buat teman-teman yang kini tengah menanti kelahiran buah hati atau mungkin punya anak atau keponakan yang dahulu lahir prematur, namun kemarin enggak sempat menyimak webinar ini, melalui postingan kali ini saya akan coba merangkum materi yang saya dapatkan dari webinar tersebut ya.

Mengapa kelahiran prematur harus dicegah?

Semua ibu hamil pasti berharap kandungannya sehat. Si bayi lahir sesuai hari perkiraan lahir (HPL) dan tidak lahir prematur. Sepertinya sudah banyak ibu yang merencanakan kehamilan yang mengetahui bahwa bayi lahir prematur memiliki banyak faktor risiko. Bahkan, tidak hanya untuk si bayi, namun juga buat ibunya.

Oh iya, mungkin ada di antara teman-teman yang belum memahami tentang definisi bayi prematur. Jadi, menurut dr. Rima bayi prematur atau dalam bahasa kedokteran disebut sebagai “preterm” adalah bayi yang dilahirkan pada usia kurang dari 37 weeks.

Bayi lahir prematur. Sumber gambar: Pixabay.

Ada 4 kondisi bayi terlahir preterm berdasarkan usia kandungan, yakni:

  • Late preterm: 34-36 weeks
  • Moderately preterm: 32-34 weeks
  • Very preterm: kurang dari 32 weeks
  • Extremely preterm: kurang dari 25 weeks.

Menurut dr. Rima, bayi-bayi tersebut biasanya akan langsung masuk Neonatal Intensive Care Unit INICU). Ada yang kemudian kondisinya stabil dan bisa survive, namun tak sedikit yang meninggal. Yang bisa survive ini pun tidak langsung sehat, namun juga ada yang membawa pulang risiko kesehatan yang tidak sepele, yang bahkan bisa diderita oleh si anak seumur hidupnya.

Beberapa risiko kesehatan yang harus ditanggung si anak, antara lain:

Dampak jangka pendek saat bayi
  • Bayi bisa mengalami masalah pernafasan, seperti Sindrom Distress, Apnea of Prematurity, Displasia Bronkupulmoner.
  • Masalah minum (Necrotizing Enterocolitis) di mana perut bayi mengalami kembung.
  • Perdarahan Intraventrikular di bagian kepala.
  • Aliran darah ke jantung abnormal.
  • Terjadi sepsis/ infeksi, dll.
Dampak jangka panjang
  • Anak bisa menderita Cerebral Palsy.
  • Anak mengalami Developmental Delay.
  • Terjadi masalah penglihatan (Retinopathy of Prematurity).
  • Ada masalah pendengaran.
  • Terjadi gangguan belajar, dll.

Faktor risiko bayi prematur.
Dampak jangka panjang saat remaja
  • Memiliki risiko gagal jantung. Ada penelitian yang mengatakan bahwa anak/ remaja yang dilahirkan kurang dari 28 minggu dan 28-31 minggu memiliki risiko 17x dan 3,5x lebih besar menderita gagal jantung dibandingkan anak/ remaja yang dilahirkan cukup bulan.
  • Punya risiko menderita penyakit kanker, kardiovaskuler. Juga penyakit seperti diabetes melitus tipe 1 dan 2.
  • Biasanya akan memiliki riwayat alergi, seperti alergi makanan, asma, dll.

Bukan hanya si anak saja yang terdampak hidupnya ketika ada peristiwa lahir prematur, namun si ibu juga.

Dampak pada ibu

Seorang ibu yang melahirkan anak prematur biasanya akan mengalami hal-hal seperti ini:

  • Anxietas atau gangguan kecemasan.
  • Mengalami depresi pasca salin.
  • Mengalami Post Traumatic, terlebih lagi kalau banyak pertanyaan mengapa anaknya masih di NICU, mengapa anaknya masih pakai alat bantu pernafasan, dll.
  • Mengalami masalah bonding. Bisa jadi disebabkan perasaan bersalah, lalu saat ketemu bayinya tidak mau menyusui, dll.
  • Selain masalah kesehatan mental, ibu yang melahirkan prematur juga memiliki risiko kematian yang cukup tinggi, karena riwayat kelahiran ini bisa menyebabkan kelainan respirasi, masalah kardiovaskular, penyakit diabetes, dll.

Kalau membaca dampak kelahiran prematur pada anak dan ibu tersebut tentu saja kondisi semacam itu tidak boleh disepelekan ya teman-teman. Makanya, sebisa mungkin sebaiknya harus dicegah.

Penyebab bayi lahir prematur

Lalu, sebenarnya apa sih yang menyebabkan bayi lahir prematur?

Dr. Rima mengatakan bahwa sebenarnya sudah banyak penelitian yang merumuskan beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab bayi lahir prematur, namun belum ada yang bisa menjawab dengan pasti penyebabnya.

Beberapa penyebab umum kelahiran prematur.

Meski demikian, dr. Rima menyebutkan beberapa faktor risiko umum yang diperkirakan menyebabkan seorang ibu melahirkan bayinya secara prematur, antara lain:

  • Kehamlan multipel atau kembar. Hal ini prevalensinya cukup besar dan bisa diprediksi, karena banyak yang melahirkan kembar karena program kehamilan IVF di mana ada proses transfer embrio yang biasanya lebih dari satu.
  • Terjadi pada ibu-ibu yang punya kelahiran preterm sebelumnya atau hamil pertama atau bisa jadi nenek si janin dulu juga melahirkan preterm (prematur).
  • Ada variasi bentuk uterus, seperti uterus terbagi menjadi dua, maka kemampuan meregangnya lebih kecil dibandingkan rahim yang normal. Bisa terjadi Over Disensi Uterus yang meregang kemudian berkontraksi.
  • Ibu memiliki penyakit diabetes, infeksi malaria, sifilis, HIV, ada hipertensi, anemia, asma
  • Ibu melakukan penyalahgunaan obat-obatan, minum alkohol, merokok.
  • Usia ibu sangat ekstrem kurang darr 20 tahun atau lebih dari 40 tahun.
  • Jarak kehamilan terlalu singkat dengan kehamilan sebelumnya, biasanya kurang dari 18 bulan,
  • Terdapat masalah selama kehamilan, seperti preekamsia (karena hipertensi), perdarahan, infeksi, dll.
  • Ibu punya faktor risiko obesitas atau sebaliknya ketika hamil berat badannya kurang
  • Adanya defisiensi mikronutriens, misal ibunya anemia, defesiensi vitamin, dll.

Nah, dari beberapa peyebab tersebut, dr. Rima kemudian membaginya menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.

Ada faktor risiko yang bisa dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.

Kita ketahui dulu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi ya, antara lain meliputi: riwayat kelahiran preterm sebelumnya, ras, usia ibu yang ekstrem, status sosial ekonomi rendah, terdapat keialnan uterus/ serviks, terjadi kehamilan multipel, cairan ketuban berlebih. Nah, untuk yang ini risiko terjadinya kelahiran prematur sangat besar dan agak sulit dicegah. Namun, setidaknya dengan mengatahui faktor risiko ini, ibu beserta keluarga bisa mempersiapkan perawatan terbaik untuk bayinya.

Namun, berbeda dengan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, tentu saja hal ini sebaiknya segera diatasi supaya bisa mencegah anak lahir prematur, yakni:

  • Penyalahgunaan obat, rokok, dan alkohol → Bisa dicegah dengan sejak program hamil bahkan jauh sebelumnya, sebaiknya ibu menghindari hal-hal ini.
  • Antenatal care tida adekuat → Sebaiknya ibu melakukan pemeriksaan rutin ke bidan atau dokter kandungan secara rutin.
  • Jarak kehamilan pendek → Sebaiknya rencanakan kehamilan berikutnya dengan jarak waktu yang agak lama.
  • Anemia → Perbaiki gizi atau nutrisi ibu hamil.
  • Infeksi saluran kemih, infeksi genital, penyakit periodontal → Ibu berobat/ menyembuhkan dahulu penyakitnya sebelum hamil.
  • Stress → Hindari kecemasan berlebihan.

Jika masih bisa dimodifikasi seperti itu maka lakukan langkah pencegahan yang dibutuhkan supaya menurunkan prevalensi melahirkan bayi prematur.

Agar tumbuh kembang anak prematur bisa optimal

Namun, seperti yang dikatakan dr. Rima di atas tadi, bahwa belum ada jawaban pasti akan penyebab kelahiran prematur, sehingga kemungkinan anak lahir prematur selalu ada.

Apabila sudah ada prediksi bahwa si bayi terpaksa dilahirkan lebih awal, dr. Putri memberikan beberapa saran sebagai berikut:

  • Pilih pusat kesehatan atau rumah sakit yang sesuai dengan kondisi janin yang akan dilahirkan.
  • Pilih rumah sakit yang mampu memberikan pelayan yang optimal untuk bayi prematur.
  • Pastikan memiliki dukungan untuk penanganan di awal kelahiran karna sangat menentukan masa depan bayi
  • Sadari risiko gangguan pernafasan yang sering dialami oleh bayi prematur di awal, usahakan menemukan penanganan yang baik dan tepat.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan apabila si bayi prematur lahir?

  • Bayi prematur harus segera mendapatkan perawatan yang tepat di rumah sakit, antara lain:
  • Bayi dirawat di NICU Gentle Care, mendapatkan secomfort mungkin ruangan untuk bayi.
  • Bisa melakukan Covering Incubator agar dapat suasana gelap seperti di kandungan sehingga bayi masuk ke tidur dalam yang bisa merangsang hormon pertumbuhan.
  • Melakukan Nesting, bayi dipeluk seolah-olah masih di dalam kandungan.
  • Bayi bisa mendapat Air Susu Ibu (ASI) atau ASI perah atau susu fortifikasi (sesuai indikasi).
  • Bayi mendapat Kangaroo Mother Care (KMC) yang terbukti bisa menurunkan angka kematian jika dilakukan lebih awal. Namun, tentu saja kondisi bayi sudah stabil. Jika pakai alat bantu nafas ditunggu sampai stabil dulu, baru lakukan KMC. KMC ini juga bagus sebagai media bonding time antara ibu dan si bayi.

Berbagai macam perawatan bayi lahir prematur di rumah sakit.

Dr. Putri kemudian mengingatkan apabila ada bayi lahir prematur, maka yang harus dilakukan adalah tidak berhenti pada menyelamatkan jiwa si bayi. Namun, juga harus fokus pada tumbuh kembang si anak supaya bisa optimal. Soalnya, selain risiko kematian begitu dilahirkan, hal-hal yang paling sering terjadi pada anak lahir prematur adalah stunting dan gagal tumbuh.

Untuk pertumbuhan si anak, dr. Putri mengatakan jangan terpaku pada membandingkan fisik si anak dengan anak lain seusianya. Lakukan developmental care yang tepat.

Prinsip developmental care ini tidak hanya tanggung jawab ibu si bayi, namun juga membutuhkan keterlibatan keluarga. Dengan begitu, maka dapat meminimalkan stress ibu dan bay, termasuk bisa mengoptimalkan pemberian nutrisi tepat untuk si anak.

Orang tua sebaiknya rajin membawa anaknya kontrol ke dokter anak. Pada saat kontrol ke dokter sangat disarankan membuat pertanyaan terkait tumbuh kembang anak. Salah satu yang paling penting untuk ditanyakan adalah apakah pertumbuhan dan perkembangan si anak normal, sudah sesuai usianya atau belum/ tidak.

Orang tua wajib rutin mem-plot pertumbuhan anak.

Dr. Putri menyarankan sebaiknya orang tua rajin mem-plot ke kurva pertumbuhan supaya tahu anaknya tumbuh atau enggak. Pemantauan ini wajib dilakukan secara rutin. Pakai grafik yang disarankan khusus untuk bayi kecil serta grafik pertumbuhan dari WHO. Mengukur pertumbuhan pun tidak sebatas menimbang badan anak, namun juga harus mengukur panjang/ tinggi serta lingkar kepala anak.

Dr. Putri juga mengatakan bahwa anak tidak harus terlihat gendut, namun kurva pertumbuhannya selalu naik saat di-plot. Soalnya, kalau memaksa anak makan banyak hanya untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan fisiknya, maka hal tersebut justru akan mendatangkan masalah baru, seperti disiplidemia, penyakit jantung, diabetes melitus, hipertensi, dll.

Baca juga: Begini Lho, Cara Merawat Bayi Prematur supaya Tumbuh Kembangnya Optimal.

Lalu makanan seperti apa yang harus diberikan? Dr. Putri mengatakan pertama kali dilahirkan bayi harus mendapat nutrisi tepat, yakni ASI. Apabila tidak memungkinkan menyusui langsung, maka ASI bisa diperah dan diberikan ke si bayi. Jika hal tersebut juga tidak memungkinkan, maka berikan susu fortifikasi atas rekomendasi dokter.

  • Pemberian nutrisi atau makanan yang tepat juga perlu memperhatikan hal-hal berikut:
  • Hitung kebutuhannya, khususnya kebutuhan kalori dan volumenya. Bisa berkonsultasi pada ahlinya.
  • Tidak berlebih dan tidak kurang.
  • Selalu konsultasikan dengan dokter anak untuk kebutuhan nutrisi yang tepat dan sesuai.
  • Selama pemberian makan selalu pantau pertumbuhan anak.

Hal yang tak boleh dilupakan adalah karena si anak memiliki banyak faktor risiko penyakit dan kondisi khusus lainnya, maka sebaiknya orang tua rutin melakukan skrining pada anak, antara lain: skrining pada pendengaran, USG kepala, skrining tulang, mata, memantau tekanan darah, dll. Hal tersebut penting dilakukan supaya jika ada kondisi khusus bisa lebih cepat diketahui dan diintervensi/ ditangani dengan tepat.

Sebaiknya lakukan skrining kesehatan anak sejak dini.

Tak ketinggalan, dr. Putri juga menyarankan pemberian stimulasi sejak dini untuk demi perkembangan si anak. Orang tua, khususnya ibu sebaiknya membangun ikatan kuat (bonding time) dan menstimulasi perkembangan anak supaya anak mencapai kemampuan sesuai usianya. Tentu saja jangan lupa untuk selalu mengkonsultasikannya dengan dokter.

Dengan pemantauan rutin, skrining, pemberian nutrisi tepat, serta stimulasi yang baik, maka harapannya si anak yang dulu terlahir prematur dapat bertumbuh dan berkembang optimal.

Jadi, begitulah teman-teman mengenai kelahiran prematur ini. Apabila kondisinya masih memungkinkan untuk dimodifikasi maka sebaiknya usahakan sebaik mungkin untuk menghindari kondisi melahirkan secara prematur. Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai deteksi dini ibu hamil supaya bisa cegah kelahiran prematur, teman-teman juga bisa mengakses:

Lalu, jika anak memang terpaksa dilahirkan lebih dini, maka sebaiknya orang tua optimis melakukan yang terbaik supaya tumbuh kembang si anak bisa optimal. Jangan khawatir, karena banyak kok anak prematur yang ketika dewasa tak ada bedanya seperti anak-anak lain yang dulunya terlahir di usia matang sesuai HPL. Semoga postingan ini bermanfaat ya 🙂 .

April Hamsa