Masih ingat cerita saya dan keluarga berpetualang ke Taman Pintar Yogyakarta beberapa waktu lalu? Nah, salah satu wahana yang kami kunjungi adalah Kampung Kerajinan. Di Kampung Kerajinan ini ada beberapa program kreativitas, antara lain Kreasi Batik, Kreasi Gerabah, Lukis Kaus, dan Lukis Gerabah. Namun, karena waktu yang terbatas akhirnya pilih satu saja untuk anak-anak yakni Kreasi Batik. Jadi, deh, hari itu anak-anak belajar membatik di Taman Pintar.

Sebelumnya, kami sudah memesan tiket dulu untuk 2 orang @Rp. 20.000,-00. Belinya di Gedung Oval/ Gedung Kotak yang udah saya ceritakan itu ya.

Kemudian, tiket itu diberikan ke mbak-mbak yang menjaga Kreasi Batik. Mbaknya lalu memberi anak-anak kain warna putih polos seukuran sapu tangan, pensil, dan papan. Kain itu kemudian dipin di papan. Lanjut, Si Mbaknya memberikan contoh dan instruksi kepada anak-anak untuk membuat gambar apa saja di kain putih itu. Kayak bikin sketsa gitu, lha.

Anak-anak pun mulai sibuk mencorat-coret kainnya. Saya mengintip Dema membuat nama dan beberapa gambar dengan detail, sedangkan Maxy membuat gambar bangun datar seperti segitiga, kotak, dll.

Nah, kalau saya boleh saran, berdasarkan pengalaman waktu itu, sebaiknya bikin pola yang seperti Maxy. Soalnya kalau gambar detail seperti Dema saat diwarnai tuh jadi agak susah terlihat detail gambarnya. Tapiii, ya enggak pa pa sih, namanya juga kreasi anak-anak ya. Bebasin aja. Cuma kalau kita, orang dewasa, mau nyoba membatik sendiri, sebaiknya gambar polanya yang gede-gede gitu sebagai dasarnya.

Setelah selesai menggambar, anak-anak pun melapor ke mbaknya. Lalu, mbaknya membawa anak-anak ke bangunan pendopo lain di sebelahnya. Di sini tersedia baskom lilin dan canting. Mbaknya kemudian memberikan anak-anak celemek dan mengajari cara menebali pola sketsa yang dibikin anak-anak tadi dengan canting.

Jadi, cantingnya tuh direndam dalam baskom berisi lilin itu, kemudian ditiriskan terlebih dahulu. Setelah itu baru dilukis di atas kain yang berpola tadi.

Menurut saya lumayan banget lho membatik ini. Bisa mengajari anak-anak untuk bersabar. Apalagi, kalau yang bikin pola rumit, kudu detail banget. Selagi anak-anak di sini, ortunya juga bisa nih ninggalin buat sholat atau beli camilan 😀 .

Setelah selesai membatik dengan lilin dan canting, tadinya saya pikir udah akan selesai. Ternyata, masih perlu diwarnai lagi dengan cat pewarna. Jadi, kalau yang dicat pakai lilin tadi tuh buat pinggir-pinggir polanya, kalau pewarna ini untuk keseluruhan gambarnya.

Catnya pun disediakan berwarna-warni. Anak-anak jadi bisa mengeksplorasi warna di sini. Setelah itu hasil kain yang diwarnai tadi dijemur dulu beberapa menit. Untung waktu itu agak panas.

Lagi-lagi, saya pikir prosesnya udah selesai, namun ternyata belum. Setelah kain tadi agak kering, ternyata masih perlu satu proses lagi yakni menghilangkan lilin-lilin di kain tersebut. Kalau untuk proses ini mbaknya yang melakukannya. Anak-anak cuma melihat saja.

Sesudah itu masih perlu dijemur lagi. Waktu itu udah agak pesimis saja, soalnya cuaca Yogyakarta mendadak mendung hehe. Pastinya juga menjemurnya enggak bisa cepat donk, wong basah banget, jika dibandingkan dengan proses penjemuran yang pertama.

Yawda, akhirnya batik-batik itu kami tinggal dulu, setelah bertanya ke mbaknya,wahana tersebut akan tutup jam berapa. Ternyata tutup jam 16,00 WIB. Mau cari makan dulu, ceritanya 😀 .

Kurang lebih hampir dua jam, kami kemudian makan dan sholat, baru kemudian setelah Ashar kami ambil batiknya kembali. Jadi, deh, dua sapu tangan batik karya anak-anak.

Itulah cerita waktu anak-anak belajar membatik di Taman Pintar waktu ke Yogyakarta beberapa waktu lalu. Menurut saya wahana ini bagus untuk melatih kreativitas anak-anak. Harga tiketnya pun affordable, namun dapat pengalaman yang cukup berkesan.

Next, kayaknya saya juga ingin membawa anak-anak ikut workshop serupa deh di Jakarta. Kalau enggak salah di Museum Textil ada.

Ada yang pernah mengajak anak-anaknya belajar membatik juga? Share ya pengalaman apa saja yang didapat? 😀

April Hamsa

Categorized in: