Mau ke dokter nih, anakku bolak-balik mencret,” kata seorang teman via salah satu grup parenting yang saya ikuti di WhatsApp.

Kok bisa? Karena susunya barangkali?” tanya seorang teman.

Semoga enggak kenapa-kenapa yaaa…” timpal seorang teman yang lain.

Iya nih, mungkin karena kemarin sempat ganti susu,” kata teman yang anaknya diare tadi. Teman saya itu anaknya masih berusia sekitar delapan bulanan dan memang sudah mengkonsumsi susu formula sejak usia empat bulanan.

Iya tuh, bisa jadi enggak cocok sama susunya,” balas anggota grup yang lain.

Hmmm, diare memang salah satu masalah pencernaan yang sering dialami oleh anak-anak, terutama balita. Biasanya yang dijadikan kambing hitam adalah susu yang dikonsumsi oleh si anak. “Tidak cocok susunya” atau “alergi susu” begitu kata orang. Tapi, benarkah masalah pencernaan seperti diare selalu disebabkan oleh alergi, terutama alergi susu?

Sekitar satu pekan lalu, akhirnya saya mendapatkan pencerahan mengenai masalah tersebut. Tepatnya tanggal 17 Juni lalu, saya bersama beberapa teman-teman blogger dari Komunitas Blogger Cihuy berkesempatan menghadiri talkshow kesehatan yang membahas mengenai masalah pencernaan pada anak. Acara tersebut dihelat oleh Enfa Club by Mead Johnson Nutrition di restoran Tanamera Cuisine, Kebayoran Baru.

Venue acara talkshow kesehatan anak bersama Enfa Club.

Hadir sebagai pembicara dalam talkshow hari itu adalah Dokter Spesialis Anak (DSA) sekaligus konsultan Gastrohepatologi Anak Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K) atau yang akrab disapa dengan dr. Ariani. Selain dr. Ariani, hadir pula Tim Ahli Enfa A+ M. Nuh Nasution.

Tidak semua masalah pencernaan berkaitan dengan alergi

Masalah pencernaan pada anak memang sering dikaitkan dengan alergi,” kata dr. Ariani saat mengawali materi yang disampaikannya. Kemudian, DSA yang praktik di RSAB Harapan Kita tersebut menjelaskan bahwa tidak semua masalah berkaitan dengan alergi.

Dr. Ariani memberi penjelasan tentang masalah pencernaan anak.

Lalu, mengapa orang sering mengaitkan masalah pencerrnaan pada anak dengan alergi? Menurut dr. Ariani, hal tersebut terjadi karena gejala alergi memang terjadi di area saluran cerna sekitar 50-60%. Sehingga, ada anak yang mengalami alergi yang menunjukkan ciri-ciri seperti anak yang sedang mengalami masalah pencernaan. Misalnya seperti mendadak perutnya kembung, mual, muntah, mengeluh perutnya sakit, hingga Buang Air Besar (BAB) tidak lancar.

Alasan mengapa masalah pencernaan sering dikaitkan dengan alergi.

Kalau sudah begitu, sebaiknya orang tua bersikap bijaksana untuk mengetahui penyebab pasti mengapa anaknya mendadak sakit perut. Benarkah karena alergi terhadap makanan atau minuman yang dikonsumsinya ataukah karena memang aslinya punya masalah pencernaan?

Dr. Ariani kemudian menjelaskan dalam skema berikut mengenai masalah pencernaan:

Penyebab masalah pencernaan.

Terlihat dalam gambar bahwa masalah pencernaan itu sekitar 50% kejadian memang disebabkan karena anak mengalami gangguan pencernaan. Ciri-cirinya kalau bayi biasanya gumoh, anak sering buang angin, juga rewel dan menangis terus-menerus tanpa sebab.

Sekitar 7% masalah pencernaan pada anak terjadi karena alergi susu sapi. Ciri-ciri yang lebih spesifik, yang memperlihatkan dengan jelas bahwa anak memang terkena alergi susu sapi adalah: eczema di bagian wajah, nafas anak berbunyi tidak normal (mengi), feses berdarah, serta beberapa ciri alergi susu sapi yang lainnya. Untuk masalah seperti ini maka orang tua disarankan untuk cek ke dokter dan melakukan tes alergi pada anak.

Kembali ke masalah pencernaan yang disebabkan karena gangguan pencernaan, dr. Ariani mengatakan kalau gangguan pencernaan memang hal yang umum terjadi pada anak, terutama bayi. Sebab, memang sistem perncernaan bayi belum matang. Perutnya masih sangat sensitif dengan makanan atau minuman yang dikonsumsinya. Selain itu saluran pencernaan bayi masih belum matang dan masih bisa berkembang sesuai dengan usianya.

Dr. Ariani juga menjelaskan bahwa sebagian bayi mengalami masalah pencernaan pada usia dini (terutama pada tahun pertama). Penyebabnya antara lain:

  • Functional GI Discomfort (gangguan yang menyebabkan anak tidak nyaman di area perut).
  • Ketidaknyamanan pada pencernaan karena faktor Nutrisi (gas dalam usus berlebihan, gangguan penyerapan karbohidrat, cara pemberian minum, alergi protein susu sapi/ intoleransi) dan Non-nutrisi (motilitas, GER, hormon usus, gangguan flora usus).

Produksi enzim-enzim dalam saluran cerna bayi pun menurut dr. Ariani masih terbatas. Khususnya Enterokinase (enzim yang mem-break down protein) dan Laktase (enzim yang mampu memecah laktosa). Enterokinase pada bayi baru lahir hanya sekitar 25% saja yang aktif, sedangkan Laktase-nya baru aktif 75%. Itulah sebabnya perut anak, terutama bayi, masih sangat sensitif sekali. Jadi, cukup jelas bukan, tidak semua masalah pencernaan pada anak disebabkan oleh alergi?

Lalu, kalau suatu hari tiba-tiba anak mengalami gejala masalah pencernaan yang sebelumnya sudah saya sebut di atas (perut kembung, mual, muntah, nyeri perut, BAB tidak lancar, dll) bagaimana? Jika sudah seperti itu, maka kita sebagai orang tua bisa melakukan hal-hal berikut ini:

  • Eksplorasi penyebab masalah pencernaan pada anak

Saat anak mengeluh sakit perut atau mual, kita pastikan dulu kapan tepatnya anak mengeluh sakit. Apa setelah makan sesuatu, apa setelah bepergian jauh, apa setelah anak melakukan aktivitas tertentum atau karena penyebab-penyebab yang lain.

  • Catat makanan yang dikonsumsi oleh anak dalam 3×24 jam terakhir

Coba diingat-ingat makanan dan minuman apa yang telah dikonsumsi anak pada 3×24 jam terakhir. Apakah ada makanan dan minuman yang tidak biasa dikonsumsinya ataukah semuanya normal saja? Catat makanan dan minuman tersebut, terutama jika ada yang bukan makanan atau minuman yang biasa dikonsumsi oleh anak dalam kesehariannya.

  • Diskusi dengan DSA

Kita bisa segera membawa anak ke DSA apabila penanganan awal yang kita lakukan tidak mampu meredakan sakit perut si kecil.

Berbicara tentang penanganan awal, dr. Ariani juga memberikan beberapa saran tindakan apa saja yang bisa kita lakukan saat anak mengeluh sakit perut atau saat bayi mengalami kolik, yakni antara lain:

  • Warm Bath: Mandikan anak dengan air hangat supaya bayi nyaman.
  • Warm Compress: Kompres anak di bagian perut dengan menggunakan kain yang terlebih dahulu dicelup dengan air hangat. Efek mengompres bagian perut adalah membuat anak nyaman dan bisa mengeluarkan gas dalam perut.
  • Oil Massage: Pijat anak dengan menggunakan minyak untuk membuat anak nyaman. Bisa dengan minyak telon atau minyak zaitun.
  • Asafetida: Asafetida ini semacam obat herbal yang biasa dicampur air lalu dibalurkan ke perut bayi/ anak saat anak sakit perut. Tujuannya untuk meredakan kembung pada anak.
  • Knee Pushing Exercise: Kita sepertinya lebih mengenalnya sebagai pijat “gowes”.
  • Burp Your Baby: Setelah dipijat, kita bisa menyendawakan bayi. Jika sudah sendawa biasanya si kecil berhenti rewelnya.

Jadi, kesimpulannya, jangan terburu-buru men-judge bahwa alergi lah penyebab masalah pencernaan pada anak. Orang tua kudu cermat mengetahui penyebabnya, supaya bisa menentukan penanganan yang tepat. Juga berguna pada saat konsultasi ke DSA agar kita bisa menceritakan kronologis masalah pencernaan si kecil. Sehingga, anak kita pun akan mendapat pengobatan yang sesuai.

Cara mengetahui apakah anak alergi susu sapi atau tidak

Setelah belajar mengenali penyebab masalah pencernaan pada anak, dalam kesempatan tersebut peserta talkshow juga diajak melakukan deteksi alergi susu sapi pada anak oleh Tim Ahli Enfa A+ M. Nuh Nasution. “Enggak perlu ke dokter dulu, cukup pakai alat tes dari Enfa,” kata M. Nuh Nasution.

M. Nuh Nasution memandu peserta mengisi tes alergi susu di website Enfa Club.

M. Nuh Nasution lalu meminta peserta untuk membuka website www.enfaclub.com/tesalergi-sususapi/ di browser smartphone masing-masing. Kemudian, M. Nuh Nasution memandu peserta melakukan tes alergi susu sapi. Berikut langkah-langkahnya:

Buka www.enfaclub.com/tesalergi-sususapi/ klik analiasa sekarang. Nanti akan muncul beberapa pertanyaan yang bisa kita tandai sesuai kebiasaan anak sehari-hari.

Pertama, seberapa sering si kecil menangis?

Kedua, seberapa sering si kecil gumoh?

Ketiga, bagaimana tipe feses si kecil?

Keempat, kenali gejala pada kulit anak berdasarkan Dermatitits Atopi (ruam merah, gatal).

Kelima, apakah si kecil mengalami gejala Urtikaria (biduran)?

Keenam, kenali gejala pada saluran pernafasan si kecil.

Lalu, isi biodata ibu dan tanggal lahir si kecil. Biarkan sistem menganalisa dan nanti akan keluar hasilnya. Berikut adalah hasil tes yang saya lakukan untuk anak kedua saya, Dema.

Hasilnya, Dema tidak punya alergi susu sapi. Kalau ada yang punya hasil sebaliknya, menurut skor punya alergi susu sapi, sebaiknya segera konsultasi ke dokter, ya.

M. Nuh Nasution juga mengatakan bahwa jika anak memang memiliki masalah pencernaan seperti mudah kembung, BAB tidak lancar, sering buang angin, maka sebaiknya mengkonsumsi susu sapi yang tepat. Seperti, salah satunya adalah produk Mead Jhonson Nutrition, susu Enfagrow A+ Gentle Care.

Enfagrow Gentle Care.

Produk susu ini diproduksi dengan teknologi Partially Hydrolyzed Protein (PHP) sehingga memiliki protein halus yang sangat mudah dicerna untuk perut si kecil yang masih sangat sensitif. Selain itu, produk ini juga dilengkapi dengan zat gizi makro dan mikro untuk membantu pertumbuhan si kecil.

Bonus belajar SEO bersama Digital Marketing Expert

Karena peserta yang menghadiri talkshow kebanyakan adalah blogger, maka selain memberikan materi belajar mengenali penyebab masalah pencernaan anak, Enfa Club juga memfasilitasi peserta belajar tentang SEO dari ahlinya langsung. Saya dan teman-teman blogger mendapatkan bonus materi “SEO Checklist untuk Blogger” dari Head of Digital ZenithOptimedia and Performics Indonesia Parjono Sudiono.

Parjono Sudiono saat memberikan materi SEO untuk blogger.

Parjono Sudiono yang sudah berkecimpung selama 10 tahun di dunia Digital Marketing ini tidak pelit membagi ilmunya kepada peserta. Mulai dari mengajak peserta me-review bersama apa tujuan ngeblog, kemudian menginformasikan apa saja blogger challenge, dan memberikan solusi bagaimana supaya bisa mengatasi tantangan tersebut.

Parjono Sudiono juga memperkenalkan SEO Tools yang bisa dimanfaatkan blogger untuk membuat blog-nya mudah terindeks oleh search engine. Tak lupa, Parjono Sudiono memberikan tips SEO yang cukup mudah dipahami oleh blogger. Soal tipsnya, intinya begini, kita sebagai blogger perlu melakukan indeksisasi misal dengan memanfaatkan kata kunci, rajin-rajin update konten blog, rajin-rajin berinteraksi dengan pembaca blog, juga sering-seringlah memonitor bounce rate dan peringkat blog kita.

Wah, sharing tentang blogging-nya mantab, pokoknya. Baru kali itu saya belajar tentang kesehatan anak berbonus ilmu blogging. Terima kasih Enfa Club buat ilmunya.

April Hamsa

Tagged in:

,