Teman-teman ada yang suka memakai jam tangan merk G-SHOCK? Tahukah teman-teman bahwa G-SHOCK yang sekarang kita pakai di pergelangan tangan itu muncul dari sebuah semangat pantang menyerah yang dimiliki oleh sang founder.

Founder G-SHOCK, Kikuo Ibe namanya, seorang berkewarganegaraan Jepang. Sekitar seminggu lalu, saya berkesempatan ketemu langsung dengan Kikuo Ibe yang juga dikenal sebagai “Father of G-SHOCK” alias “Bapaknya G-SHOCK” .

Iyes, Bapaknya G-SHOCK ini datang ke Indonesia sebagai pembicara yang mengisi acara talkshow dengan tema “G-SHOCK: Pacu Inovasi dan Berbagi Semangat Pantang Menyerah bersama Para Inovator Muda Indonesia”. Tepatnya tanggal 7 Desember 2017 lalu di Decanter Wine and Food, Plaza Kuningan, Jakarta Selatan.

Saya saat menghadiri acara sharing semangat pantang menyerah dari Kikuo Ibe dan inovator muda lainnya.

Kikuo Ibe tidak sendirian, melainkan juga menggandeng para inovator muda Indonesia, antara lain co founder Kata.ai Irzan Raditya, founder Bahaso.com Tyovan Ari Widagdo, dan artis muda berbakat sekaligus co founder #KejarMimpi Maudy Ayunda untuk berbagi cerita mengenai semangat pantang menyerah. Mereka semua sharing mengenai inovasi-inovasi yang sudah mereka kerjakan selama ini.

Sejarah penciptaan G-SHOCK

G-SHOCK yang huruf “G”-nya merupakan kependekan dari “Gravitasi” ini sebenarnya konsep penciptaannya tercetus secara tidak sengaja. Pada saat itu, Kikuo Ibe yang bekerja sebagai seorang pengembang jam tangan Casio tidak sengaja menjatuhkan jam tangan hadiah dari ayahnya saat dirinya berhasil lulus ujian masuk SMA.

Kikuo Ibe Bapaknya G-Shock.

Semenjak saat itu, Kikuo Ibe kemudian berpikir untuk membuat jam tangan yang kuat dan tahan banting dalam segala kondisi. Kikuo Ibe pun berkesperimen selama beberapa tahun untuk membuat jam tangan seperti yang diimpikannya. Namun, sebagaimana para penemu-penemu lainnya, Kikuo Ibe pun butuh waktu yang tidak sebentar untuk membuat G-SHOCK yang seperti kita pakai saat ini.

Saya bertekad membuat jam tangan yang kuat dan tahan banting setelah secara tidak sengaja memecahkan hadiah dari ayah saya. Tekad tersebut yang memicu saya bereksperimen selama dua tahun penuh, dengan 200 prototipe dan akhirnya menghasilkan inovasi desain hollow case, berikut bantalan pengaman sebagai pelindung menyeluruh yang semuanya merupakan bagian penting dari ketangguhan G-SHOCK,” kata Kikuo Ibe.

Asal mula mengapa Kikuo Ibe menciptakan G-SHOCK.

Kikuo Ibe memang membuat sekitar 200 prototipe bahkan lebih untuk membuat model G-SHOCK. Bahkan pada mulanya, jam tangan yang dibuatnya hancur berkeping-keping saat dijatuhkan dari lantai 10 gedung dimana laboratorium rahasianya berdiri. Begitu terus berulang kali, lebih banyak gagal ketimbang berhasil.

Kegagalan demi kegagalan terjadi. Kikuo Ibe mengaku bahwa otaknya sudah mau meletus aja ketika itu. Dirinya hampir saja menyerah. Bahkan, jika sampai gagal lagi, Kikuo Ibe mengatakan bahwa dirinya siap mengundurkan diri dari perusahaan Casio tempatnya bekerja.

Hingga pada suatu saat, Kikuo Ibe tak sengaja melihat seorang gadis kecil bermain bola di taman. Tiba-tiba, Kikuo Ibe mendapatkan jawaban dari permasalahannya dalam mengembangkan G-SHOCK selama ini. Cara kerja bola yang mendal atau memantul itu memunculkan idenya untuk menciptakan mesin jam tangan yang mengapung.

Kikuo Ibe mendapatkan inspirasi membuat struktur G-SHOCK dari bola.

Jadi, mesin jam G-SHOCK terlindungi oleh struktur bingkai jam tangan yang berongga yang mampu menopang modul inti pada titik-titik tertentu. Alhasil, pada tahun 1983, model jam tangan G-SHOCK yang pertama pun diluncurkan. G-SHOCK berhasil tahan terhadap goncangan kuat yang disebabkan oleh gravitasi.

Semenjak saat itulah, G-SHOCK berhasil merevolusi cara pandang konvensional dan bahkan mampu menjadi penentu standar baru mengenai sebuah jam tangan. Hal tersebut bisa terjadi karena Kikuo Ibe memutuskan untuk tidak menyerah. Ya, mungkin jika pada saat satu dua kali percobaan Kikuo Ibe menyerah, mungkin pada saat ini kita engak bisa memakai jam tangan sekeren G-SHOCK kali ya?

Jangan menyerah sesulit apapun keadaanmu, karena pasti ada jalan keluar!” kata Kikuo Ibe kepada semua peserta yang hadir dalam acara seminar pada siang hari itu.

Pantang menyerah berinovasi

Ketika ditanya apakah Kikuo Ibe ingin membuat inovasi baru terkait dengan G-SHOCK? Kikuo Ibe menjawab dengan tegas bahwa dirinya tidak akan berhenti berinovasi. Keinginan terbesarnya saat ini adalah membuat G-SHOCK dengan kaca safir. Meskipun, logikanya kaca itu mudah pecah, tapi Kikuo Ibe bertekad akan mengembangkannya.

Inovasi berikutnya yang ingin diwujudkan oleh Kikuo Ibe.

35 tahun usia dan nama besar G-SHOCK rupanya tidak membuat Kikuo Ibe puas. Kikuo Ibe memimpikan inovasi-inovasi yang lebih besar lagi untuk G-SHOCK.

Selain itu, Kikuo Ibe juga memiliki keinginan untuk berjalan-jalan dengan bebas di luar angkasa, berdampingan dengan seorang alien yang memakai G-SHOCK. Terdengar tidak masuk akal bukan? Tapi, bisa jadi lho hal tersebut akan terwujud di masa mendatang. Seperti halnya G-SHOCK yang pada mulanya dianggap enggak mungkin ada, eh ternyata bisa kita pakai.

Impian Kikuo Ibe.

Selaras dengan Kikuo Ibe, para inovator muda yang hadir sebagai pembicara lainnya pun menceritakan pengalaman mereka dalam berinovasi. Oh iya, sekilas informasi, berikut adalah platform-platform yang mereka kembangkan:

Kata.ai: merupakan platform chatbot pertama di Indonesia yang memanfaatk teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat digunakan oleh merk dan/ atau corporate mana saja untuk aktif berinteraksi dengan pelanggan mereka. Uniknya, platform ini memiliki Natural Language Processing yang berfungsi menyelaraskan bahasa komputer dengan linguistik manusia, sehingga bisa teknologi ini bisa memahami berbagai istilah yang biasa digunakan sehari-hari ketika berkomunikasi lewat pesan singkat online.

Bahaso.com: adalah platform online untuk belajar bahasa asing. Tidak seperti platform serupa lainnya, Bahaso menawarkan kelas tatap muka dengan sertifikat resmi dari Universitas Indonesia.

#KejarMimpi: merupakan gerakan sosial yang percaya pada kekuatan mimpi. Gerakan ini didasari pada rasa prihatin dengan kenyataan bahwa tidak banyak anak Indonesia yang tahu apa impian mereka. Gerakan ini dijalankan melalui aktivitas online dan offline yang mampu memotivasi generasi muda Indonesia untuk mencari mimpinya dan mewujudkannya.

Baik founder Kata.ai, Bahasa.com, maupun #KejarMimpi memulainya dari ide-ide sederhana. ujuannya untuk membantu orang, kemudian mereka pikirkan dan wujudkan bersama. Meskipun, tentu saja, inovasi yang mereka kembangkan itu enggak langsung berhasil diterima oleh masyarakat, namun mereka tetap gigih memperkenalkan platform-platform mereka itu.

Pengalaman founder Bahaso.com Tyovan Ari Widagdo (Tyovan) misalnya. Dulu, Tyovan tinggal di kota kecil dan enggak memiliki laptop atau komputer sendiri. Zaman itu warnet juga cuma sedikit dan biayanya mahal. Namun, berbekal semangat pantang menyerahnya dia melakukan banyak cara sampai akhirnya berhasil mengakses internet dan laptop secara gratis.

Begitu pula yang dialami co founder Kata.ai Irzan Raditya. Menurut Irzan raditya pada mulanya tidak mudah menghadirkan chatbot yang bisa menjadi asisten pribadi, namun saat berusaha lebih keras lagi akhirnya Kata.ai berhasil dibuat.

Kiri ke kanan: Tyovan, Irzan Raditya, Kikuo Ibe, Maudy Ayunda, dan dua orang representatif dari Casio.

Tak ketinggalan, Maudy Ayunda juga menceritakan bagaimana dia dan teman-temannya berusaha keras mempertemukan anak-anak muda Indonesia dengan tokoh-tokoh inovator yang mampu menginspirasi mereka untuk pantang menyerah. Kikuo Ibe, salah satu dari tokoh inovator yang dimaksud.

Intinya, pada saat kita mau melakukan sesuatu, entah itu meraih cita-cita atau berinovasi, pasti akan selalu ada tantangan dan kesulitan dalam perjalanannya. Namun, saat tembok besar itu menghalangi jalan kita, sebaiknya kita pikirkan bagaimana penemu-penemu lain bisa sukses. G-SHOCK salah satu contohnya.

Ketika terhalang sebuah tembok besar, lihatlah ke pergelangan tangan kalian. Saya harap G-SHOCK bisa memberi kalian semangat untuk seiap menghadapi segala bentuk tantangan dan pantang menyerah sampai kapanpun!” pesan Kikuo Ibe menutup sharing-nya siang itu.

Dulu benda ini dianggap mustahil bisa diciptakan, tapi dengan kerja keras ternyata terwujud.

Mengikuti acara jumpa dan sharing pengalaman dengan Kikuo Ibe dan para inovator muda lainnya membuat saya membawa pulang semangat pantang menyerah juga. Ada beberapa to do list yang belum saya selesaikan sebelumnya, mendadak ingin saya kerjakan satu demi satu sampai benar-benar berhasil.

Kalau teman-teman bagaimana? Ikut terinspirasi juga kah saat membaca artikel saya yang satu ini? Semoga saja ya! Mengingat sebentar lagi tahun baru. Start terbaik untuk mengawali segala sesuatunya dengan usaha yang lebih keras lagi. Semangat! 🙂

April Hamsa