Belakangan, polusi udara, khususnya di area Jabodetabek makin parah aja. Beberapa orang mengeluh dirinya atau anak-anak di sekitar lingkungannya terserang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Lalu, ada dua hal yang paling dituduh sebagai penyebabnya, yakni antara kendaraan bermotor dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengandung sulfur tinggi dan/ atau keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan bahan bakar batu baranya. Teman-teman percaya yang mana nih, kendaraan atau PLTU? Kalau saya pribadi ya, terus terang percaya kedua faktir tersebut memiliki andil. Namun, saya juga memikirkan alternatif lain yang mungkin bisa menyelamatkan bumi dari polusi yang makin parah. Salah satunya adalah bersama bergerak berdaya menjaga hutan Indonesia. Dalam konteks ini, saya mau ngobrol soal hutan kota dulu ya, lalu mau masuk ke pembahasan hutan di Indonesia secara umum.

Sudah waktunya kita bersama bergerak berdaya melestarikan hutan.

Eits, tapi, tenang-tenang. Saya berusaha enggak akan membuat teman-teman puyeng dengan artikel ini. Soalnya, ini pun cuma uneg-uneg alias opini saya pribadi aja, sih, sebagai orang yang tinggal di kawasan yang sebenarnya tak seberapa jauh dari lokasi PLTU serta yang padat kendaraan bermotor juga.

Peran hutan kota untuk menjernihkan udara

Jadi, ceritanya, seminggu yang lalu saya baru mengunjungi kota tetangga. Sebut saja namanya Kota Solo. Waktu itu, pulangnya naik pesawat sama beberapa teman. Lalu, seorang teman meminta tolong saya yang kebetulan duduk dekat jendela untuk merekam kondisi saat take off di Solo dan landing di Jakarta. Hasilnya, yaaa, emang keliatan sih, langit Solo lebih clear ketimbang Jakarta. Wah, kayaknya bener ugha nih, foto-foto yang tersebar di sosmed soal polusi di Jakarta dan sekitarnya itu ya?

Trus, saya kepikiran lagi, karena waktu itu kan saya juga sempat mengunjung lahan terbuka hijau semacam hutan gitu di sekitar Solo. Daaan, emang di sana masih banyak lahan hijaunya, makanya udaranya masih cenderung lebih bersih.

Keberadaan hutan sangat penting untuk kualitas hidup masyarakat.

Itulah sebabnya, menurut saya hutan kota atau wilayah terbuka hijau di perkotaan sebaiknya makin diperbanyak untuk mengimbangi pembangunan hutan beton. Berikut adalah kontribusi hutan kota dalam menjernihkan udara:

Menyerap polutan

Keberadaan pohon-pohon di hutan kota bisa menahan debu dan menyerap polutan atau bahan-bahan pencemar seperti gas-gas berbahaya yang berasal dari udara kotor di sekitarnya.

Menurunkan suhu udara

Daerah yang dekat dengan hutan kota cenderung akan memiliki suhu rendah, sehingga suasananya lebih adem. Enggak terlalu panas atau gerah.

Menghasilkan oksigan

Masih ingat pelajaran IPA zaman sekolah mengenai fotosintesis kan? Pohon-pohon di hutan kota dapat menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis, sehingga kualitas udara pun jadi lebih baik.

Dari beberapa manfaat tersebut, terlihat bukan, bahwa keberadaan hutan kota membawa dampak positif tak hanya buat lingkungan saja, tetapi juga buat kesehatan makhluk di sekelilingnya? Khususnya manusia, tentu aja.

Hutan Indonesia paru-paru dunia

Kemudian, bayangkan kalau kita perluas lagi wilayahnya. Tak hanya di sekitar Jabodetabek, melainkan di seluruh Indonesia. Pastinya, butuh area hijau yang lebih luas lagi untuk melindungi negeri ini dari udara kotor karena polusi bukan? Nah, itulah salah satu fungsi hutan di Indonesia.

Masih ada beberapa manfaat lain dari hutan, selain membersihkan udara dan berperan sebagai pemasok oksigen, yakni antara lain:

Mengatur iklim

Hutan yang subur akan membuat iklim menjadi lebih stabil. Hutan mengatur iklim dengan cara menyerap dan menyimpan karbondioksida dari atmosfer, sehingga tak  pemanasan global tidak terjadi. Pergantian musim pun akan sesuai dengan prakiraan.

Menjaga kesuburan tanah

Beragam tanaman/ pepohonan di hutan bisa menjaga kesuburan tanah. Bahkan, daun-daun yang berguguran bisa menjadi pupuk alami yang bisa menyuburkan tanah.

Tempat menyimpan cadangan air

Keberadaan pohon-pohon di hutan bisa menampung air dan menjadikan hutan sebagai tempat menyimpan cadangan air tanah.

Mencegah tanah longsor

Dengan demikian, hutan yang menyerap tanah juga bisa menahan banjir, sehingga bisa mencegah tanah longsor yang disebabkan oleh air hujan.

Memberikan manfaat hasil hutan

Manfaat yang satu ini tak bisa dipungkiri lagi. Banyak masyarakat yang hidup dengan memanfaatkan hasil hutan, baik itu kayu dari pohon atau hasil hutan lainnya.

BTW, FYI, Indonesia tuh negara yang terkenal memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga di seluruh dunia, lho, setelah Brazil dan Kongo. Itulah sebabnya, Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat kaya jika dibandingkan dengan negara-negara seperti Amerika Selatan atau Afrika.

Wilayah yang menyumbang hutan terbesar di Indonesia seperti Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, serta beberapa pulau besar lainnya. Sayangnya, selama periode 2017-2021, Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan data bahwa luas tutupan hutan Indonesia sudah berkurang sebanyak 956.258 Ha. Angka tersebut katanya setara dengan 0,5% dari total luas daratan Indonesia.

Hutan Indonesia makin berkurang luasnya. Sumber: katadata.co.id.

Apa yang terjadi?

Satu hal yang pasti, hutan Indonesia berkurang karena kerusakan yang terjadi terus-menerus. Penyebab dari kerusakan itu antara lain:

Penebangan hutan secara liar

Masih banyak penebangan hutan dilakukan di hutan-hutan di Indonesia, baik oleh masyarakat setempat maupun industri besar. Hutan-hutan ini biasanya dialihfungsikan menjadi perkebunan hingga pemukiman.

Serangan hama tanaman

Serangan hama bisa membuat pohon dan tanaman lainnya di hutan mengalami kerusakan bahkan kemudian mati.

Kebakaran hutan

Faktor kebakaran hutan juga merupakan penyumbang penurunan luas hutan di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai luas 204.894 sepanjang tahun 2022.

Dalam 7 tahun terakhir, menurut data situs dataindonesia.id, kebakaran hutan menjadi kasus yang cukup sering terjadi dari tahun ke tahun. Situs ini juga mengatakan bahwa KLHK melaporkan bahwa luas kebakaran hutan yang paling parah dalam 7 tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 yakni mencapai 1.649.258 Ha. Kemudian, pada tahun 2022 turun sebesar 42,9% yakni luas 209.894 Ha.

Meski demikian, hal tersebut bukan hal yang membanggakan, karena kebakaran hutan masih menjadi momok untuk hutan Indonesia.

Kasus kebakaran hutan di Indonesia. Sumber: dataindonesia.id.

Ada beberapa penyebab kebakaran hutan di Indonesia, antara lain aktivitas manusia. Ada yang sengaja membakar hutan demi memperluas lahan pertanian/ perkebunan serta pemukiman.

Selain aktivitas manusia, alam juga memiliki kontribusi menjadi penyebab kebakaran. Salah satu penyebabnya adalah energi panas matahari, khususnya di musim kemarau. Suhu yang tinggi dan udara kering saat musim kemarau bisa menyebabkan gesekan ranting kering, sehingga bisa memicu kebakaran hutan.

Faktor-faktor penyebab berkurangnya luas hutan itu harus selalu diwaspadai, karena jika tidak maka akan menyebabkan akibat buruk bagi lingkungan serta umat manusia. Apalagi, jika menimpa hutan Indonesia. Sebagai pemilik hutan hujan tropis terbesar nomor tiga di dunia, hutan Indonesia tentu saja merupakan paru-paru buat dunia secara luas.

Akibat jika hutan Indonesia terus-menerus berkurang

Nah, apabila hutan Indonesia terus-menerus berkurang, maka akibatnya akan:

Memengaruhi kualitas kehidupan masyarakat di sekitar hutan

Kerusakan hutan akan membuat tanah di sekitar hutan rawan longsor. Hal ini akan menjadi kewaspadaan tersendiri untuk masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Cadangan air dalam hutan pun akan mengalami penurunan kualitas, sehingga kemungkinan besar masyarakat aka nagak kesusahan mendapat air bersih. Belum lagi, pohon-pohon yang berkurang membuat partikel debu dan zat-zat berbahaya lainnya tidak ada yang menghalangi, sehingga akan lebih mudah sampai ke pemukiman masyarakat.

Hal-hal tersebut akan membuat kualitas kesehatan masyarakat di sekitar hutan mengalami penurunan. Salah satunya akan muncul penyakit seperti ISPA, flu atau batuk pilek berkepanjangan, dll.

Terjadi pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim

Berkurangnya hutan bisa menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi, sehingga membuat efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini membuat ketidakstabilan iklim dan membuat cuaca berubah-ubah tanpa bisa diperkirakan lagi.

Menyebabkan banjir dan tanah longsor

Tidak ada lagi hutan yang bisa menyerap dan menyimpan cadangan air, sehingga tidak bisa menghalau bencana seperti banjir dan tanah longsor.

Terganggunya siklus air

Air hujan tidak bisa lagi disimpan di hutan, sehingga pada saat musim kemarau akan terjadi kekeringan. Bisa jadi kekeringan tersebut akan berkepanjangan karena uap air di udara tidak banyak dan yang dikembalikan sebagai air hujan pun sedikit.

Mengakibatkan kepunahan flora dan fauna yang ada di hutan

Kerusakan hutan akan membuat flora dan fauna yang banyak tinggal di hutan kehilangan habitatnya. Maka, flora dan fauna ini terancam mati, bahkan punah.

Begitu mengerikan bukan, teman-teman, dampak yang ditimbulkan dari berkurangnya hutan di Indonesia?

Cara agar hutan Indonesia tetap lestari

Maka, sudah sepatutnya kita bersama bergerak berdaya memikirkan dan melakukan langkah-langkah untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia. Bagaimana caranya? Berikut adalah beberapa cara melestarikan hutan:

Mendorong pemerintah memberikan sanksi tegas pada pelaku pengrusakan hutan

Sebagai orang biasa, dalam arti tidak memiliki wewenang dalam membuat regulasi, kita bisa mendorong pemerintah untuk membuat peraturan yang lebih tegas dari sebelumnya. Tentu saja salah satu pasalnya adalah memberikan sanksi tegas pada pelaku pengrusakan hutan.

Melakukan reboisasi

Kita juga bisa bergerak bersama masyarakat maupun pemangku kebijakan untuk berpartisipasi melakukan reboisasi untuk hutan yang rusak. Apabila tidak bisa berkontribusi secara langsung kita juga bisa melakukan donasi melalui organisasi-organisasi yang bergerak melestarikan hutan.

Pentingnya melestarikan hutan supaya anak cucu kita masih mendapatkan manfaatnya.
Melakukan sistem tebang pilih

Tak bisa dipungkiri ada sebagian masyarakat bahkan industri yang hidup dari hasil hutan, sehingga ada yang aktivitasnya menebang hutan. Untuk ini, sebagai masyarakat awam sebaiknya kita mendesak pemerintah untuk mengatur cara dalam meebang pepohonan di hutan ini. Salah satunya dengan system tebang pilih.

Sistem tebang pilih adalah hanya menebang pohon yang sudah tua, kemudian menanam kembali bibit pohon baru supaya mencegah terjadinya kerusakan hutan.

Memanfaatkan hasil hutan selain kayu

Hutan tidak hanya kaya akan kayu, maka sudah waktunya pemerintah maupun organisasi-organisasi yang bergerak aktif menjaga kelestarian hutan mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan hasil hutan bukan kayu. Contoh dari hasil hutan bukan kayu seperti buah, tumbuhan obat-obatan, getah, kulit pohon, rotan, bambu, dll.

Menyulap hutan menjadi tempat wisata

Membuat hutan menjadi lokasi wisata untuk masyarakat juga bisa memotivasi masyarakat untuk tetap menjaga hutan di sekitar areanya. Hutan bisa menjadi lokasi piknik yang memberikan pemandangan alam yang segar serta udara yang jernih yang memberikan masyarakat pengalaman dan pemahaman baru tentang pentingnya hutan.

Masih banyak cara-cara lainnya yang bisa membuat hutan di Indonesia tetap lestari. Apapun itu, sebaiknya kita juga turut serta #BersamaBergerakBerdaya peduli akan isu lingkungan ini #UntukmuBumiku.

Seperti yang saya singgung sebelumnya, apabila kita enggak punya kuasa membuat keputusan, maka kita bisa  mendorong pemerintah melalui channel-channel yang tersedia, seperti melalui organisasi yang peduli hutan, media sosial, dll untuk makin tegas dengan regulasinya terkait keamanan hutan. Kita juga bisa membantu dengan berdonasi buat kelestarian hutan.

Kemudian, langkah nyata lain yang bisa kita lakukan adalah menjaga hutan di dekat rumah kita, salah satunya hutan kota. Bisa juga dengan menanam pohon di halaman rumah. Karena satu pohon yang kita tanam akan membawa banyak kebaikan buat lingkungan kita.

Semoga artikel mengenai bersama bergerak berdaya melestarikan hutan Indonesia ini memberikan keyakinan untuk kita semua untuk selalu peduli pada hutan ya 😊. Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!

April Hamsa

Sumber referensi:
  • https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/12/175042769/manfaat-hutan-penyebab-kerusakan-serta-dampaknya-bagi-manusia?page=all
  • https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/12/21/luas-hutan-indonesia-berkurang-hampir-sejuta-hektare-dalam-5-tahun
  • https://dataindonesia.id/agribisnis-kehutanan/detail/luas-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-indonesia-menurun-pada-2022