Maaf ya, Bu, jadi muter-muter,” kata driver ojek motor online yang hari itu, tepatnya tanggal 12 bulan Februari kemarin, mengantar saya menuju Cibubur.       

Enggg, enggak apa-apa, Pak. Saya juga belum pernah ke sana sih, jadi enggak bisa kasi ancer-ancer. Yang pasti kita mesti nemu terminal Leuwinanggung, ntar nanya orang,” kata saya sambil melirik arloji di tangan.

Hari itu saya menghadiri undangan Blogger Gathering sekaligus Launching Lomba Menulis Blog tentang Tidore. Acara di undangan seharusnya pukul 10.00 WIB, tapi 15 menit sebelum acara saya masih berada di tempat antah-berantah. “Nangdi, to, iki?” batin saya yang emang belum pernah ke Cibubur, sebelumnya.

Menurut beberapa teman, berangkat dari Depok tidak terlalu jauh, ternyata lumayan juga jaraknya, hehe. Mungkin juga karena faktor Si Abang Ojek dan saya sama-sama enggak tahu dimana itu terminal Leuwinanggung yang katanya dekat lokasi acara, restoran dan galeri seni Fola Barakati. Namun, hikmahnya, saya jadi bisa tour Depok-Cibubur dan tahu tempat-tempat baru di sepanjang perjalanan dengan hanya membayar Rp. 20.000,- saja.

Sesampainya di Fola Barakati, tiba-tiba ada yang memanggil saya, suara perempuan, “April!” Saya yang masih jet lag, masih belum ngeh, siapa yang memanggil. Setelah saya perhatikan dengan seksama ternyata Katerina S, yang sebelumnya saya ketahui sebagai blogger Multiply. Setelah Multiply mati, Mbak Rien, begitu saya biasa memanggilnya, lebih dikenal sebagai Travel Blogger dan kebetulan juga menjadi panitia pada acara yang terselenggara hari itu.

Saya langsung diarahkan untuk mengisi daftar kehadiran oleh Mbak Rien. Saat melihat sekeliling, saya menyadari ternyata saya kehilangan satu momen, terlambat menyaksikan tari Soya Soya. Beberapa pemuda berpakaian seragam putih-putih nampaknya baru selesai menari dan baru saja beristirahat. Tari Soya-soya, setelah saya gugling, ternyata merupakan tarian tradisional Maluku Utara.

Tari Soya Soya dulu dipakai untuk mengobarkan semangat para pejuang saat akan menyerbu benteng yang dikuasai oleh bangsa Portugis. Kini, tari Soya Soya sering ditampilkan untuk pertunjukan seni dan budaya, perayaan adat, atau saat menyambut tamu penting. Saat itu, di Fola Barakati, tari Soya Soya dipertunjukkan untuk menyambut Walikota Kota Tidore Kepulauan beserta stafnya yang datang untuk mendukung acara Launching Lomba Menulis Blog tentang Tidore. Selain Walikota, hadir pula beberapa tamu undangan yakni “anak-anak” Tidore yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya.

Berkenalan dengan minuman tradisional Tidore

Setelah mengisi daftar kehadiran, Mbak Rien meminta saya langsung naik ke lantai dua, tempat dimana acara akan berlangsung. “Yuk, langsung ke atas, Pak Walikota sudah datang!” kata perempuan pemilik blog www.travelrien.com itu. Saya pun segera naik ke lantai dua, setelah sebelumnya mencomot satu buah makanan berwarna hijau yang saya kenali sebagai bakpao, yang terhidang di meja depan dalam Fola Barakati. Maklum, laper, enggak sempat sarapan banyak-banyak, hehehe.

Ternyata, sebelum lantai dua, ada lantai mezzanine di Fola Barakati. Di lantai itu dihidangkan beberapa makanan dan minuman di atas meja. Setelah cuilan bakpao terakhir saya telan, saya menuju dua glass water tank dispenser yang disediakan di meja. Seorang laki-laki, sepertinya asli Tidore, menawarkan diri mengambilkan saya minuman. “Mau yang mana?” katanya.

Saya mau yang ini. Ini teh, kan?” tanya saya sambil menunjuk salah satu glass water tank dispenser. Sebab, warna minuman di dua “gentong” tersebut coklat dan satunya lagi agak lebih kehitaman. Saya kira, ya, teh dan kopi, seperti yang biasa tersaji di setiap jamuan gitu. “Oh, ini bukan teh. Ini minuman dari Tidore,” kata laki-laki itu. Lalu dia mengambilkan saya secangkir kecil minuman yang berwarna coklat dan membubuhinya dengan kenari.

Setelah mengucapkan terima kasih, saya menghirup aroma minuman yang baru saja diberikan kepada saya. Saya hisap pelan-pelan dari cangkir, kemudian lidah merasakan jahe. Enak banget diminum saat hujan-hujan dan cuaca dingin seperti hari itu. “Itu bukan teh, April. Itu Guraka,” kata Mbak Rien yang ternyata sudah ada di belakang saya. “Ooo,” kata saya cuma bisa “ah oh” sebab memang baru kali itu saya tahu tentang Guraka.

Itu yang satunya lagi kopi?” tanya seseorang yang memakai kerudung dengan model hijab berupa semacam sorban berwarna biru muda, yang belakangan saya ketahui namanya adalah Annie Nugraha (Mbak Annie). “Bukan, itu kopi Dabe yang…,”kata Mbak Rien menjelaskan, lupa lengkapnya, hahaha. Satu hal yang pasti kopi Dabe juga minuman khas Tidore. Lalu, Mbak Rien memperkenalkan saya kepada Mbak Annie, yang ternyata juga salah seorang panitia penyelenggara acara hari itu.

Launching lomba menulis blog tentang Tidore

Beberapa menit kemudian, semua peserta Blogger Gathering dipersilahkan naik ke lantai dua. Mbak Annie membuka acara dengan memperkenalkan tuan rumah dan beberapa tamu undangan. Tuan rumah acara adalah owner Fola Barakati sekaligus Direktur Ngofa Tidore, Anita Gathmir. Ngofa Tidore adalah perusahaan tour and travel yang menjadi sponsor utama acara tersebut.

Mbak Annie juga memperkenalkan tamu undangan yang duduk di kursi depan, selain Walikota Kota Tidore Kepulauan Capt. H. Ali Ibrahim, hadir pula Kepala Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Yakub Husain, serta Perdana Menteri Kesultanan Tidore Amin Farouq. Mbak Annie juga menjelaskan bahwa Sultan Tidore H. Husain Sjah sedang dalam perjalanan dan akan menyusul hadir.

Sebelum acara inti, yakni launching lomba menulis blog tentang Tidore, Direktur Ngofa Tidore Anita Gathmir memberikan sambutan dan menyampaikan sedikit latar belakang mengapa acara hari itu diselenggarakan. Anita Gathmir mengatakan bahwa dirinya dan seluruh anggota tim Ngofa Tidore ingin memperkenalkan Tidore sebagai salah satu destinasi wisata yang layak dikunjungi. Setelah itu, Walikota Ali Ibrahim juga berbicara tentang Tidore serta meresmikan launching lomba menulis blog untuk Tidore dengan membunyikan gendang Tifa.

Kemudian, bergantian, Kepala Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Yakub Husain dan Perdana Menteri Kesultanan Tidore yang juga sesepuh Tidore Amin Farouq memberikan selayang pandang tentang Tidore. Mulai dari letak geografis, sejarah, obyek wisata menarik, budaya, serta makanan dan minuman khas Tidore, dijelaskan oleh mereka yang sangat paham mengenai Tidore ini.

Wilayah Tidore dulu sangat luas. Bahkan Papua dulu juga termasuk bagian dari Kesultanan Tidore.” (Kepala Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif Yakub Husain).

.

Tidore diciptakan ketika Allah sedang tersenyum.” (Perdana Menteri Kesultanan Tidore Amin Farouq).

Selang tak lama kemudian, Sultan Tidore H. Husain Sjah tiba di restoran yang namanya memiliki arti “rumah yang diberkati” itu. H. Husain Sjah disambut dengan tari Kapita, yakni tari penyambutan yang menggambarkan perlawanan pasukan Tidore terhadap Portugis. H. Husain Sjah merupakan Sultan Tidore ke-37 yang bertahta sejak 2014 hingga sekarang. Sosoknya sangat bersahaja. Beberapa kali saya melihat Sultan Tidore tersenyum ramah kepada para tamu undangan yang hadir, yang kebanyakan berasal dari blogger dan jurnalis tersebut.

Sultan Tidore H. Husain Sjah juga mengapresiasi launching lomba menulis blog untuk Tidore dan berharap dengan acara tersebut Tidore bisa lebih dikenal oleh masyarakat. H. Husain Sjah ingin Ngofa atau “anak-anak” Tidore bisa lebih percaya diri dengan daerah asalnya dan bisa mengambil peran baik dalam skala nasional maupun internasional. H. Husain Sjah juga menceritakan kisah sejarah Tidore pada masa dahulu, terutama sejarah politik Tidore yang berhasil menolak dikuasai oleh penjajah.

Selain Sultan Tidore, Perdana Menteri, serta pejabat dari Kota Tidore Kepulauan, hadir pula sastrawan dan budayawan Maluku Utara Sofyan Daud. Sofyan Daud juga tak ketinggalan menambahkan mengenai budaya dan sejarah Tidore. Kemudian, panitia acara mengumumkan mengenai syarat dan ketentuan lomba blog. Tema lomba menulis adalah “Tidore untuk Indonesia”.

Syarat dan ketentuan lomba menulis blog.

Mbak Annie juga memperkenalkan juri-juri yang akan menilai tulisan-tulisan peserta, yakni:

  • Mbak Annie (mewakili Ngofa Tidore)
  • Mbak Rien (Travel Blogger)
  • Sofyan Daud (Sastrawan dan Budayawan Maluku Utara)

Sebelumnya, panitia acara mengumumkan pemenang lomba live Twitter dan Instagram. Ahamdulillah, saya kebagian kain khas Tidore yang konon katanya seharga Rp. 500.000,- untuk hadiah hiburan live Twitter. Sedangkan untuk juara utama live Instagram mendapatkan kalung seharga Rp.1.700.000,-. Kalung tersebut dirancang dan dibuat oleh tangan Mbak Annie yang juga merupakan owner FiBi Jewelry, salah satu sponsor acara hari itu.

Terakhir, panitia acara mengajak peserta Blogger Gathering untuk menyaksikan video mengenai Tidore. Dalam video itu terlihat pemandangan Tidore yang indah. Lalu, nampak pula beberapa anak muda mendaki gunung dan menyelam di laut yang jernih. Menurut Mbak Annie, pemenang lomba menulis blog tentang Tidore akan dapat menikmati itu semua, nanti.

Menikmati hidangan dan menyaksikan budaya tradisional khas Tidore

Dalam acara yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 14.00 WIB, peserta Blogger Gathering juga dimanjakan dengan jamuan khas Tidore. Ada beberapa makanan seperti Ikan Tore, kue Apang Coe, Sagu Jai, Rica Isi (cabe merah dengan isian), dan makanan lainnya. Saya juga jadi tahu bahwa makanan yang sejak awal saya kira bakpao, ternyata namanya adalah Roti Coe.

Selain makan makanan khas Tidore, peserta Blogger Gathering juga dihibur dengan lagu-lagu khas Tidore. Satu lagi yang menarik adalah atraksi budaya Baramasuwen atau Bambu Gila. Sebelumnya, saya pernah melihat pertunjukan tersebut di televisi. Saya merasa beruntung pada akhirnya bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri tentang bagaimana sebuah bambu yang memiliki panjang sekitar empat ruas itu bisa bergerak-gerak sendiri. Beberapa orang yang memegangnya sampai kewalahan. Bahkan ada yang masih enggak percaya kalau bambu itu bergerak sendiri, sampai akhirnya mencoba sendiri memainkannya.

Atraksi budaya itu, dapat dilihat nanti pada hari jadi Tidore ke-909 yang jatuh pada bulan April nanti. Teman-teman juga mau menyaksikannya sendiri? Ikutan lomba menulis blog untuk Tidore, yuk! Siapa tahu rejeki! Informasi lebih lengkap tentang lomba bisa didapat di blognya Mbak Rien/ Katerina S (www.travelrien.com) atau di Instagram @visit.tidoreisland. Atau kalau ternyata nanti belum beruntung dan punya rejeki berlebih, bisa juga menghubungi Ngofa Tidore untuk tour mandiri ke Tidore!

Selamat mengikuti lomba! Sampai jumpa di Tidore! #pedeamatbakalanmenangwkwkwk

April Hamsa

Categorized in: