Judul: Laris Manis Bisnis Wisata Halal

Pengarang: Cheriatna

Tahun: 2016

Tebal: 78 halaman + 4 halamanΒ cover dan pengantar + 2 halaman pengumuman

Bentuk: e-book

Harga: free download

bukuSampul e-book Laris Manis Bisnis Wisata Halal. Sumber: Facebook Cheria Holiday.

Laris Manis Wisata Halal adalah sebuah buku yang khusus ditulis untuk siapapun yang ingin mulai berbisnis tour dan travel. Buku ini ditulis oleh Cheriatna, pemilik usaha tour dan travel Cheria Holiday, sekaligus pendiri Halal Travel Konsorsium. Halal Travel Konsorsium merupakan himpunan pengusaha tour dan travel di Indonesia yang ingin menggalakkan wisata halal, baik skala lokal maupun internasional. Dewasa ini, memang semakin banyak terutama yang memeluk agama Islam melakukan perjalanan wisata, terutama ke negara dengan minoritas muslim. Biasanya hal yang dikhawatirkan oleh wisatawan muslim jika berkunjung ke tempat yang minoritas muslim adalah kesusahan mencari makanan halal dan tempat ibadah. Namun, kehadiran tour dan travel yang menyediakan paket wisata halal dapat mengeliminasi kekhawatiran tersebut. Buku Laris Manis Wisata Halal menitikberatkan kepada cara membuat usaha tour dan travel dengan paket wisata halal.

Wisata halal adalah suatu program wisata dimana perusahaan tour dan travel yang melayani wisatawan menyediakan fasilitas halal, seperti:

  • Memastikan bahwa wisatawan akan dipandu untuk menemukan masjid atau tempat sholat.
  • Mengakomodasi waktu khusus untuk sholat.
  • Memastikan wisatawan akan memakan makanan halal.
  • Tidak menyediakan aktivitas nonhalal, seperti hiburan yang menyediakan minuman beralkohol, perjudian, prostitusi,Β dan sebagainya.

Rangkuman isi Buku Laris Manis Wisata Halal

Cheriatna mengawali Buku Laris Manis Wisata Halal dengan menuliskan komparasi antara bisnis umroh dengan wisata halal. Berdasarkan perbandingan tersebut, Cheriatna dalam bukunya mengatakan bahwa sebaiknya pebisnis pemula dalam bidang industri tour dan travel memulai dari bisnis wisata halal terlebih dahulu. Cheriatna juga menggambarkan dengan jelas dalam bukunya mengenai beberapa alasan mengapa bisnis wisata halal lebih menjanjikan dibandingkan bisnis umroh.

Buku Laris Manis Wisata Halal yang terdiri dari total 84 halaman ini juga memperlihatkan geliat wisata halal baik di dalam maupun di luar negeri. Tak dapat dipungkiri bahwa di dalam negeri kita sendiri, meskipun mayoritas penduduknya muslim, namun bidang pariwisata yang berupaya menarik wisatawan asing juga menyediakan fasilitas nonhalal. Berkaitan dengan hal itu tersebut Cheriatna menceritakan bagaimana pemerintah mulai melakukan pembenahan dengan membuat kompetisi pariwisata halal berskala nasional. Cheriatna juga menyebutkan siapa saja para pemenang dalam kompetisi tersebut, sehingga bisa menjadi rekomendasi tujuan bagi calon pebisnis tour dan travel yang ingin menjual paket wisata ke suatu daerah tertentu.

Sedangkan untuk wisata halal dengan destinasi ke luar negeri, Cheriatna juga menuliskan beberapa negara yang menjadi trend kunjungan wisatawan muslim. Selain negara muslim, negara-negara dengan minoritas muslim rupanya banyak diserbu oleh wisatawan muslim. Cheriatna menjelaskan bahwa fenomena tersebut sejalan dengan pembangunan pariwisata ramah muslim oleh pemerintah negara-negara nonmuslim ini. Negara-negara minoritas muslim jujugan wisatawan muslim yang paling populer, antara lain: Korea, China, Jepang, dan beberapa negara di Benua Eropa.

negara-non-muslim-tujuan-wisata20 negara nonmuslim yang sering jadi destinasi wisata wisatawan muslim. Sumber: e-book Laris Manis Wisata Halal

Wisata halal memang sepintas lalu dibuat untuk kepentingan muslim. Namun, di luar dugaan, Cheriatna menceritakan bahwa wisatawan nonmuslim dari Indonesia pun sangat terbantu dengan wisata halal ini. Menurut Cheriatna wisatawan nonmuslim sebenarnya juga memiliki kekhawatiran terhadap kegiatan tour yang biasanya berkaitan dengan hiburan nonhalal. Hiburan nonhalal di sini seperti yang saya sebutkan di atas tadi: ada minum minuman beralkohol, perjudian, dan lain sebagainya yang menjurus ke hal-hal maksiat. Bagaimana pun juga, meskipun nonmuslim, wisatawan Indonesia biasanya masih menjunjung kebudayaan Timur. Jadi, dalam buku ini, Cheriatna juga menekankan bahwa bisnis ini akan mampu menjaring wisatawan muslim maupun nonmuslim.

Buku Laris Manis Wisata Halal yang sampulnya bergambar koper yang terikat pada balon udara ini juga berisi tips bagaimana memulai bisnis wisata halal. Berikut adalah rangkuman tips tersebut:

Pertama, Cheriatna menekankan kepada pentingnya memiliki modal. Tak hanya modal berupa uang, namun juga modal tekad kuat. Cheriatna memberi contoh bagaimana dirinya sendiri sebagai pengusaha tour dan travel pada mulanya menjalankan bisnisnya dengan modal minim, namun dengan tekad kuat harus berhasil.

Kedua, Cheriatna menjelaskan dua cara menjalankan bisnis wisata halal, yakni berdasarkan experience atau product knowledge. Nanti, dari kedua metode tersebut calon pebisnis tour dan travel dapat memilih mana yang tepat untuk dijual kepada konsumen/ wisatawan. Tak lupa, Cheriatna mengingatkan calon pebisnis tour dan travel untuk menghitung dengan cermat biaya operasional dan keuntungan yang diinginkan. Namanya juga bisnis, pasti harus untung, bukan?

Ketiga, di jaman serba canggih seperti sekarang ini, Cheriatna juga menyadari bahwa dunia digital berperan penting bagi suatu bisnis. Tak terkecuali bisnis tour dan travel. Maka, dalam buku yang ditulisnya ini, Cheriatna menganjurkan pembaca untuk mendigitalkan bisnis wisata. Caranya bermacam-macam, bisa melalui iklan di media sosial atau search engine, menjual aplikasi di play store, ataupun menjual paket wisata melalui website perusahaan atau website/ blog orang lain.

Keempat, melalui buku ini Cheriatna juga mengingatkan pelaku usaha wisata halal supaya menemukan keunikan bisnisnya, mengingat kompetitor wisata halal pun mulai menjamur.

Selain tips, dalam buku yang bisa dikatakan merupakan panduan memulai usaha wisata muslim ini, Cheriatna juga memperkenalkan siapa saja komponen pendukung bisnis wisata halal. Komponen-komponen tersebut antara lain Halal Travel Konsorsium, Asosiasi Travel Halal Indonesia, dan para Blogger Indonesia. Ketiga komponen ini memiliki pengaruh dalam memperkenalkan tour dan travel wisata halal kepada masyarakat.

Cheriatna juga menulis hal-hal apa saja yang harus pebisnis tour dan travel dengan paket wisata halal lakukan apabila menemui kendala dalam bisnisnya. Misalnya, kasus yang dicontohkan oleh Cheriatna adalah melakukan program joinan wisatawan apabila kendalanya terletak pada jumlah konsumen. Atau menggunakan fasilitas dana talangan syariah apabila ada kendala pembiayaan.

Sebagai pendukung bahwa bisnis ini akan mampu meraup kesuksesan, Cheriatna juga melengkapi buku bisnis ini dengan testimoni. Testimoni tersebut berasal dari wisatawan yang pernah memakai jasa Cheria Holiday, serta dari pebisnis wisata halal yang telah sukses. Cheriatna juga menulis dalam buku tentang contoh paket wisata (itinerary) dan menginformasikan bahwa perusahaannya membuka program magang dan menyambut dengan hangat siapapun yang mau belajar bisnis wisata halal.

indexMereka yang sudah memulai bisnis wisata halal. Sumber: e-book Laris Manis Wisata Halal

Keunggulan Buku Laris Manis Wisata Halal

Buku Laris Manis Wisata Halal ini bisa dikatakan merupakan buku yang memberikan pengetahuan awal yang sangat dibutuhkan oleh calon pebisnis tour dan travel yang ingin menjual paket wisata halal. Kalimat yang digunakan mudah dipahami, terutama bagi orang awam seperti saya yang tidak mengenal istilah di bidang tour dan travel.

Cheriatna juga melengkapi Buku Laris Manis Wisata Halal ini dengan berbagai foto yang menunjukkan bahwa bisnis wisata halal telah sudah diterima oleh masyakat, bahkan oleh masyarakat luar negeri sekalipun. Testimoni-testimoni yang disertakan dalam buku tersebut juga menunjukkannya. Hal ini mampu memberikan inspirasi kepada pembaca buku ini bahwa bisnis ini layak untuk dijalankan.

Kenyataan bahwa Cheriatna menulis apa saja hal yang perlu dilakukan apabila ada kendala, menujukkan bahwa Cheriatna dengan jujur mengungkap bahwa bisnis ini memang ada pasang surutnya. Meski demikian, kendala tersebut dapat diatasi dengan langkah-langkah yang ditulis oleh Cheriatna dalam buku ini.

Kekurangan Buku Laris Manis Wisata Halal

Dari segi isi, sayangnya tidak ada tema yang memisahkan antar bab, jadi seolah tercampur. Untuk penulisan seperti huruf kapital dan huruf kecil, serta penggunaan tanda baca beberapa ada yang belum tepat.

Kemudian, menurut saya buku ini belum membahas dengan jelas mengenai modal, dalam hal ini berapa kira-kira modal uang yang dibutuhkan untuk membuat bisnis wisata halal. Padahal saya berharap ada gambaran kasarnya, berapa nilainya. Lalu, tools apa saja yang dibutuhkan, selain yang berhubungan dengan perangkat β€œmendigitalkan bisnis” juga belum tuntas dikupas.

Selain itu, menurut saya buku ini masih kurang mengeksplor potensi wisata halal dalam negeri. Padahal, menurut saya pebisnis tour dan travel pun mungkin membutuhkan informasi mengenai hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk membuat paket wisata halal di daerah-daerah wisata di Indonesia. Misalnya saja, wisata halal di Indonesia Timur, barangkali.

Skor dan saran untuk Buku Laris Manis Wisata Halal

Skor yang saya berikan untuk Buku Laris Manis Wisata Halal ini adalah 8 dari 10. Bukan tanpa alasan saya memberikan skor sebanyak itu. Saya salah seorang yang turut gembira dengan hadirnya Buku Laris Manis Wisata Halal ini, sebab dengan membaca buku ini saya bisa menempatkan diri sebagai wisatawan sekaligus seseorang yang tertarik dengan bisnis wisata halal ini. Dari sisi diri sebagai wisatawan saya bisa membayangkan pasti akan memilih tour dan travel yang memiliki paket wisata halal. Sedangkan dari sisi seseorang yang tertarik dengan bisnis, terutama bisnis yang membantu Umat Muslim, saya bisa mengetahui apa saja yang saya butuhkan untuk memulai bisnis ini.

Saya menyarankan supaya buku ini ditambah halamannya supaya lebih banyak lagi menjelaskan tentang modal, tools, dan mengeksplor mengenai wisata halal untuk destinasi lokal dan luar negeri. Saya juga menyarankan supaya ada perhatian lebih kepada penggunaan huruf besar, kecil, dan tanda baca.

Terakhir, saya berharap, buku ini segera diterbitkan dalam bentuk buku cetak. Saran saya di edisi cetaknya nanti, untuk halaman-halaman terakhir yang berisi itinirary mungkin bisa dicetak sebagai map sebagai bonus atas buku tersebut. Jadi, tidak jadi satu dengan bukunya.

Demikian resensi Buku Laris Manis Wisata Halal. Semoga teman-teman yang ingin berbisnis tour dan travel mendapatkan inspirasi dari buku ini.

April Hamsa