“Dalam hidup ini, tampaknya tiap orang punya ujiannya masing-masing. Bahkan, ada yang mungkin terlihat baik-baik aja di luar, ternyata menyimpan rapat rasa sakitnya. Namun, bagaimana cara mereka menyikapi masalahnya itulah yang dapat memberikan value yang berbeda.” Itulah yang saya simpulkan setelah membaca buku berjudul “Pulih: Perjalanan Bangkit dari Masalah Kesehatan Mental” (Pulih). FYI, buku Pulih ini merupakan antologi kisah nyata dari ke-25 penulisnya yang tergabung dalam komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN).
Siapa yang sudah pernah membaca buku Pulih?
Buku Pulih, bukan buku antologi biasa
Dahulu, ada yang pernah mengatakan kepada saya, bahwa Pulih ini bukan buku antologi biasa. Awalnya saya enggak terlalu paham apa maksudnya. Namun, setelah menamatkan buku ini saya jadi mengerti.
Pertama, saya ingin bilang respect kepada para penulis buku antologi ini, telah berani membuka kembali kenangan masa lalunya yang mungkin kurang mengenakkan. Tak mudah lho mengingat hal-hal yang bikin sedih, apalagi menuliskannya.
Saya pribadi aja, terus terang enggak nyaman gitu kalau harus menulis sesuatu yang ingin benar-benar saya lupakan. Khawatir malah jadi sedih atau marah kepada diri sendiri (lagi).
Nah, makanya, pada saat proses penulisan buku Pulih ini para penulisnya tidak dibiarkan sendirian. Ada oleh konselor dari Ruang Pulih yang mendampingi mereka.
Buku Pulih karya 25 penulis member IIDN.
Ruang Pulih merupakan sebuah grup support untuk edukasi dan konsultasi psikologi, khususnya untuk perempuan dan anak-anak. Visi Ruang Pulih adalah menjadi mitra dan solusi pemulihan, pelatihan, dan pengembangan diri untuk mereka yang punya problem kesehatan mental.
Masalah kesehatan mental ini memang kerap disepelekan dalam komunitas (masyarakat) karena tidak terlihat wujudnya. Padahal, kesehatan mental tak jarang mempengaruhi kesehatan fisik.
Itulah sebabnya, bagi yang sedang merasa sedih dan cemas berlebihan, galau, hampa, tidak punya minat melakukan aktivitas apapun, malas makan, suasana hati sering berubah secara ekstrem, dll setelah ketrgigger peristiwa tertentu, saran saya jangan dipendam sendirian. Ayo cari bantuan.
InsyaAllah, nanti bisa seperti para penulis buku antologi Pulih ini, pulih.
Makna “pulih” di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kembali (baik, sehat) sebagai semula; sembuh atau baik kembali (tentang luka, sakit, kesehatan); menjadi baik (baru) lagi.
Menulis untuk terapi self healing
Biasanya, orang yang terluka akan melakukan berbagai hal untuk mengompensasi kesedihannya. Ada yang menangis, ada yang menceritakan problemnya kepada orang lain, ada pula yang ekstrem melakukan tindakan menyakiti diri sendiri saking depresinya.
Namun, karena para penulis buku Pulih yang juga warga IIDN sudah terbiasa menulis, baik di buku diary, blog, atau sekadar status di medsos, maka proses pemulihannya diarahkan dengan terapi menulis.
Dari membaca buku ini, saya mengetahui, sebenarnya beberapa penulis juga ada yang merasa berat untuk menceritakan kembali kisah mereka. Namun, dengan dukungan dari grup support Ruang Pulih, mereka kemudian memberanikan diri menulis pengalaman pahit mereka di masa lampau untuk self healing.
“Menceritakan hal ini cukup sulit bagiku, rasa sakit yang mendalam bercampur dengan rasa malu menjadi satu sehingga tidak mudah berbagi ini semua. Mungkin sebagian akan berpendapat kalau aku anak tidak tahu terima kasih, anak durhaka karena membenci keluarga sendiri atau malah sebagian kalian akan merasakan penderitaan yang aku rasakan? Entahlah, yang jelas akhirnya aku memberanikan diri menulis ini semua.” (Imawati A. Wardhani, halaman 189)
Menuliskan masalah bisa menjadi terapi self healing.
Kegiatan menulis ini sesungguhnya juga dapat mengeluarkan pikiran-pikiran negatif kita, seolah kita berbicara dengan diri sendiri, namun berbentuk tulisan. Kegiatan terapi semacam ini cocok untuk mereka yang kesulitan menyampaikan masalahnya secara lisan.
Sesekali coba deh. Kalau teman-teman merasa sedang sedih atau marah, tulis perasaan itu. Biasanya sih akan cukup bikin lega.
“Menulis menjadi caraku bertahan hidup.” (Yuli Arinta Dewi, halaman 132)
Nah, para penulis buku Pulih ini pun melakukan proses yang mirip seperti itu. Namun, mereka didampingi profesional dari Ruang Pulih, supaya bisa membuka diri sekaligus mengikhlaskan kejadian yang pernah membuat mereka pernah merasa berada di titik terbawah.
Sampai akhirnya tulisan para penulis dibukukan menjadi buku antologi Pulih.
Tentang buku antologi Pulih
Berikut adalah informasi dan mini review buku Pulih
Informasi buku
- Judul: Pulih
- Penulis: Innaistantina, dkk.
- Penyunting: Fitria Rahma
- Desain Cover: Wonderland Publisher
- Penata Letak: Wonderland Publisher
- Tebal: 292 halaman
- ISBN: 978-623-7841-76-0
- Cetakan Kedua, November 2020
Mini review buku Pulih
Ada 25 cerita dalam buku ini. Hampir semuanya menceritakan mengenai masalah mental yang dihadapi ketika ada masalah, lalu menceritakan bagaimana caranya penulis keluar dari masalah tersebut, memaafkan, bahkan melupakannya.
Penyebab masalah kesehatan mental yang dialami pun beragam. Ada yang karena faktor ekonomi, faktor baby blues setelah memiliki anak, faktor lingkungan kerja yang toxic, kehilangan orang yang disayangi, kegagalan pernikahan, trauma masa kecil yang berhubungan dengan orang tua, dll.
“Kehilangan orang tercinta tentu sangat menyakitkan. Tak jarang beberapa orang menjadi gila, sedangkan beberapa yang lainnya, mendadak sakit berkepanjangan. Semua karena satu kata, kehilangan.” (Hana Aina, halaman 60).
“Menikah itu seperti memilih kucing dalam karung. Itu nasihat yang selalu disampaikan ayah sejak aku mulai berpacaran. Mungkin nasihat itu disampaikan karena khawatir kehilangan diriku yang mulai berpacaran. Apalagi dengan pria yang tidak terlalu disetujui ayah-ibu. Apa ada maksud lain?” (de Laras, halaman 213).
“Aku bukanlah anak yang lahir dengan kesempurnaa. Aku memiliki banyak kekurangan. Namun, orang tuaku selalu berusaha menutupi kekuranganku dengan caranya. Apakah itu salah?” (Yunita Suryani, halaman 267).
Ketiga problem di atas adalah beberapa contoh yang membuat para penulis pernah merasakan kesedihan luar biasa.
Dalam buku ini, para penulis kemudian menceritakan bagaimana caranya masing-masing untuk lari dari masalahnya. Bahkan ada yang tak bertindak apapun, hanya memendam perasaannya dalam waktu yang cukup lama, sebelum akhirnya ketemu profesional yang membimbing mereka.
Setiap orang memiliki masalah masing-masing. Perbedaan terletak pada bagaimana menyikapinya.
Membaca buku ini membuat saya menyadari bahwa kadang masalah yang menurut kita sepele (mungkin karena doktrin dalam masyarakat juga), ternyata problem besar untuk orang lain. Jalan pikiran orang-orang dan bagaimana cara mereka bersikap bisa sangat berbeda satu sama lain.
Lalu, setiap penulis di ending cerita-nya membeberkan bagaimana penyelesaian masalah yang dianggap mampu membuat mereka merasa bisa pulih seperti dulu. Bagaimana mereka bisa move on, melanjutkan hidup.
Beberapa pesan dari pendamping, saya nyebutnya “kata-kata mutiara” menjadi penutup sekaligus menyimpulkan setiap cerita.
“Trauma bukanlah kesalahan kita, tetapi memaafkan, menerima, mencintai, dan berterima kasih pada diri untuk terus pulih dari trauma adalah tanggung jawab dan keajaiban hidup yang bisa kita ciptakan.” (IMH, Catatan Pulih, halaman 108).
“Di dalam kehidupan, banyak hal yang tidak akan sesuai dengan kita. Hal yang dapat kita lakukan adalah berdamai dengan keadaan dan belajar mengerti sudut pandang orang lain.” (IMH, Catatan Pulih, halaman 170).
“Kita dapat memilih sikap kita saat seseorang bertindak tidak adil pada kita untuk bahagia. Itulah wilayah kita untuk pulih. Setelah memilih, sadari, dan mampukan diri untuk berjalan dengan segala resikonya.” (IMH, Catatan Pulih, halaman 228).
Itulah beberapa kata-kata mutiara yang menjadi kesimpulan, sekaligus pesan memotivasi yang ditulis dalam buku Pulih.
Oh iya, tidak semua cerita luka ditulis secara blak-blak’an ya di buku ini. Ada pula yang menulis dengan perumpamaan-perumpamaan, mungkin untuk menjaga hati orang-orang tertentu di masa lampau.
Meski demikian, tentu saja tak mengurangi esensi yang disampaikan supaya bisa pembaca ambil hikmahnya.
Itu sih kira-kira yang diceritakan dalam buku antologi Pulih ini.
Adakah yang ingin membaca buku Pulih ini juga? Nah, dalam rangka ulang tahun kesebelas komunitas IIDN, saya diberi kesempatan untuk membagikan 2 buah buku Pulih kepada 2 orang yang beruntung.
Yuk, ikutan Giveaway berhadiah buku Pulih.
Giveaway buku Pulih
Berikut adalah syarat dan ketentuan Giveaway buku antologi Pulih
- Giveaway ini berlangsung tanggal 1-14 Juni 2021. Pengumuman pemenang tanggal 17 Juni 2021 (Revisi: 20 Juni 2021).
- Peserta memiliki alamat di Indonesia untuk pengiriman hadiah.
- Wajib follow akun IG @ibuibudoyannulis dan akun IG saya @april.hamsa .
- Share postingan Giveaway ini di Facebook atau Twitter-mu (akun Facebook/ Twitter tidak di-privat, pilih salah satu). Beri tagar #SebelasTahunIIDN dan #GiveawayBuku. Nanti berikan nama akun Facebook/ Twitter yang dipakai share postingan-nya di kolom komentar ya.
- Kemudian, jawab juga pertanyaan ini: “Bagaimana anda berdamai dengan diri sendiri setelah mengalami kejadian yang mungkin kurang mengenakkan di masa lalu?” Tulis jawabannya di kolom komentar postingan ini ya. Jawabannya tidak ada benar atau salah, hanya ingin tahu pendapat berdasarkan pengalaman teman-teman semua 🙂 .
- Tulis jawaban dengan format persis seperti ini:
- Akan ada 2 pemenang terpilih yang akan mendapatkan hadiah masing-masing 1 buku Pulih dan pulsa Rp. 50 ribu.
Bagaimana? Gampang kan cara ikutan Giveaway buku Pulih ini? Saya tunggu partisipasinya yaaa. Semoga beruntung mendapatkan buku antologi Pulih ini dan pulsanya 🙂 .
April Hamsa
Jejak dulu, mupeng sama bukunya. Covernya menyejukkan, isinya bermanfaat banget mestinya. 🙂
Ditunggu partisisapinya ooommmmm 😀
Bismillah. Semoga banyak yang ikut Blog Tour nya.
Makasih mbak Annie 😀
Done follow @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (IG: @indriatilia)
Nama akun twitter: @indriajusuf
Cara saya berdamai dengan masa lalu:
Memaafkan diri sendiri sebelum memaafkan seseorang yang pernah menyakiti. Setelah itu, perasaan akan lebih terbebas dan ikhlas. Karena setiap hal yang menyakitkan, disadari atau tidak, pasti ada peran kesalahan kita di dalamnya, sehingga sebelum memaafkan orang lain, harus dengan sadar mampu memaafkan diri sendiri. Jika sudah berhasil dilakukan, semua beban perlahan menjadi ringan dan sedikit demi sedikit jalan keluar bermunculan.
Terima kasih mbak Lia. Good luck ya.
Done follow @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (IG : @windie_astuti)
Nama akun Facebook untuk share postingan (www.facebook.com/septikawidjiastuti – Windi Astuti)
Nama akun twitter untuk share postingan (@pindy_lovers)
Caraku berdamai dengan masa lalu, mengikhlaskan dan menerima. Bersyukur telah diberi kesempatan bertemu dengan masa lalu yang bisa menjadikan pribadi tegar dan mandiri. Sekaligus menjadi guru terbaik agar tidak melakukan hal yang sama seperti masa lalu. Insha Allah lebih bisa bertindak dan bersikap lebih baik dalam menyelesaikan masalah.
Terima kasih Mbak Windi. Good luck.
Done follow @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (IG: @devi_nalita)
Nama Akun Facebook untuk share postingan : Devii Nalita
Caraku untuk berdamai dengan diriku sendiri adalah menerima apa yang sudah terjadi. Kemudian mulai mengasah potensi diri. Meyakinkan diri bahwa aku berharga. Sering kali melakukan self talk bahwa aku tidak bisa mengubah masa lalu, namun aku bisa mengusahakan masa depan
Aku ingat kata2 dari sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab “bisa jadi orang yang paling buruk masa lalunya adalah orang yang paling cerah masa depannya”
Self healing yang aku lakukan selanjutnya adalah menekuni hal2 yang aku senangi seperti menulis, membaca, Travelling, mentadabburi ayat2 kauniyah dll
Itu membuatku lebih hidup. Lebih bersyukur atas apa yang aku punya saat ini. Menyadarkanku bahwa nikmat Allah jaaauuuuhh lebih banyak daripada ujian-Nya, daripada rasa sakitku. Bisa jadi rasa sakit yang pernah aku alami adalah bagian dari kasih sayang Allah agar aku menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih ikhlas dan lebih dekat dengan-Nya🤗
Terima kasih Mbak Devi. Good luck.
Done follow @ibu2doyannulis @april.hamsa ( IG @nchiehanie)
Twitter @nchiehanie1
Cara berdamai dengan diri sendiri.
Menerima apapun kejadian apapunyang memang telah membuat kecewa, marah, kesal di masa lalu atau pun sekarang. Cukup dengan 3M,
– Mengakui, kalo aku memang mempunyai rasa kecewa, amarah tsb
– Menyadari, kalo aku tuh sadar emang lagi marah, kesal, kecewa sama bla..bla, tapi ga pake lama
– Melepaskannya, dengan cara ya sudahlah, allowance saja artinya mengijinkan segala sesuatu terjadi/berjalan sebagaimana mestinya.
Langsung deh expand dan ringan membuka kembali peluang kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari. Aku bersedia menerima apapun dari semesta dan bagaimana aku menjalani hidup ini dengan mudah dan penuh dengan riang gembira?
wah menarik, jadi buku ini kolaborasi banyak blogger ya, mau ah ikutan 🙂 atau better beli aja ya? sekalian support heheee
bener mba, nulis itu buat self healing banget, dulu aku suka stres d rumah terus, semenjak nulis d blog, bisa release deh stres aku itu
Done follow @ibu2doyannulis dan @april.hamsa (Ig @joombloku)
Share di Twitter: @inuels
***
Kalau ditanya soal berdamai dengan diri sendiri, sebenernya saya juga rada susah menjawabnya. Selain menulis juga adalah salah satu cara ampuh yang selama ini saya pake buat menghilangkan rasa-rasa bersalah dan rasa nggak enak ati yang gak bisa saya ceritakan kepada orang lain. Meskipun dengan bahasa yang juga nggak dimengerti orang lain, setidaknya saya sudah membuat diri saya nyaman dengan tulisan itu. Itu yang pertama.
Kemudian, kejadian yang tidak menyenangkan dan selalu membuat saya teringat sampai sekarang meskipun udah sering sekali saya coba lupain dan parahnya saya gak bisa menuliskannya walaupun dengan bahasa yang nggak dimengerti orang lain di blog saya, sepertinya saya lebih memilih untuk melihat terus menerus sisi baik dari kejadian itu, berusaha unruk terus meyakinkan diri bahwa semua masa lalu itu adalah pelajaran berharga, pegangan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama dimasa depan, sampai yang akhirnya hanya bisa menangis dihadapan Allah untuk meminta keringanan beban hingga meyakini bahwa, ” Oh.. ini hanya dunia, semuanya nggak kekal, rasa sakit ini akan hilang saat saya sudah nggak disini lagi” Yah.. begitulah, semuanya kembali kepada Allah.
Ah.. cukup panjang ternyata hahaha.. sepertinya saya butuh banget buku ini untuk tau bahwa ada yang lebih dalam mengalami sakit dari pada masalahku yang tidak ada apa-apanya.. luar biasa 🙂 berasa diterima gitu curhat disini saya mbak hahaha
good luck buat para peserta 😀
wehh keren nih GA-nya
Moga banyaaakk yg ikutan ya
hadiahnya super duper menariqueee
kalo aku cara berdamai dgn diri sendiri adalah:
LET IT GOOOOO,
LET IT GOOOOOOOOO
*nyanyik*
Waah menarik sekali ya Buku Pulih ini. Menuliskannya merupakan self healing buat sebagian penulisnya. Good luck Mbak April give away nya..
Kehilangan menjadi hal yg menakutkan yaaaa.
Kayaknya ini juga cocok buat hadiah seseorang yg mengalami kehilangan hiks :'(
Sedang membantu seseorang untuk memulihkan lukanya, masih belum berhasil…
Done follow @ibuibudoyannulis dan @aprilhamsah (ini mah udah lama follownya) IG: @akuchichie
Kadang memang sulit ya berdamai dengan masa lalu apalagi yang memang kurang ngenakin di hati. Tapi belajar dari beberapa pengalaman orang terdekat, aku lebih memilih untuk memaafkan. Walaupun memang kesalahan ini bukan mutlak di kita, tapi lebih baik meminta maaf terlebih dahulu. Selain itu lebih baik mengalah, karena mengalah bukan berarti kalah kok. Mengalah lebih meredakan emosi sendiri dan tidak lari dari apa yang terjadi. Tidak mendendam karena biasanya yang kayak gini hanya menghabiskan energi saja kak, jadi ku lebih ke melepaskan saja apa yang terjadi.
Done follow @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (IG: @ke2nai)
Nama akun Twitter @ke2nai
Cara saya berdamai dengan masa lalu memilih untuk menghindari orang-orang yang pernah menyakiti hati. Bahkan cenderung tidak mau tau lagi kalau sudah kelewatan. Mending hadapi dan bahagia dengan yang dijalankan sekarang. Masa lalu dijadikan pelajaran.
berarti ada 25 cerita didalamnya ya mbaa.. menarik. Nanti aku ikutan, mau merangkai kata dulu.. hehe
Done follow @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (IG: @mugniar)
Nama akun Twitter/FB untuk share postingan: @Mugniar/Mugniar Bundanya Fiqthiya
Caraku berdamai dengan masa lalu:
Menerima keadaan bahwa ada masalah di masa lalu, bahwa ada luka yang berkali-kali hendak sembuh namun luka lagi. Belajar ikhlas dan bersabar. Sulit tapi terus kuupayakan untuk pulih. Oya, saya juga belajar cara2 menerapi diri. menulis juga menjadi cara meski bukan menuliskan persis sama dengan masalah yang ada karena menulis masalah yang ada justru bisa membuka aib seseorang.
Jujur aku penasaran sama bukunya, ini berisi tulisan pengalaman penulis tentang suatu masalah dan sharing mengenai solusinya bagi mereka ya. Menarik bgt.
Done follow @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (IG : @iinfauziah569)
Bismillah… berbicara tentang berdamai dengan diri sendiri ibarat belajar untuk memeluk setiap luka, kesedihan dan kesalahan-kesalahan di masa lalu. Dimana membutuhkan keberanian yg sangat besar untuk kita melewatinya. Setiap dari kita memiliki luka di masa lalu, tergantung besar kecilnya kadar yg kita terima. Bila ditanya bagaimana cara berdamai dengan diri sendiri, izinkan saya berbagi. Pandanglah setiap kejadian dengan sudut pandang kacamata iman. Tanpa bermaksud menggurui, mengingat bahkan hingga detik ini langkah saya masih tertatih dalam menggapai hidayahNya.
Salah satu hal yg hingga hari ini masih saya lakukan sebagai bentuk cara berdamai dengan diri sendiri adalah dengan selalu berusaha untuk memperbanyak rasa syukur dalam hati. Kenapa?karena dengan terus berusaha mencari celah kesyukuran di sela dinding hati yg sebenarnya ingin lari dari kenyataan, di sana jg pada akhirnya saya temukan kedamaian. Bersyukur karena Allah izinkan saya untuk melewati masa sulit yg tak dirasakan oleh orang lain, karena itu artinya Allah yakin saya mampu untuk melewatinya.
Kedua, belajar memaafkan segala kesalahan dan mengapresiasi diri bahwa saya layak untuk menjadi manusia yg lebih baik di masa mendatang dengan belajar untuk tidak mengulang kesalahan yg sama.
Ketiga, sebisa mungkin menjauhkan diri dari lingkungan toksik yg hanya membuat luka lama kembali basah, lantas berujung pada mengutuk diri karena kesalahan di masa lalu.
Keempat, menyibukkan diri dengan aktivitas positif yg bisa me-refresh pikiran. Dalam hal ini saya luangkan waktu untuk menulis sebagai cara saya menginterpretasikan perasaan lewat untaian aksara. Walaupun sebagian besar tulisan saya masih tersimpan rapi dalam draft, namun tak mengurangi rasa syukur karena menulis adalah bagian dari self healing bagi diri saya pribadi. Dan sampai hari ini, percaya atau tidak, saya masih mempraktekkan keempat cara tersebut sebagai cara untuk memulihkan mental dan berdamai dengan diri sendiri. Thank for sharing mbak April Hamsa 🙂
Done follow @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (IG : @iinfauziah569)
Nama akun fb untuk share postingan : Iin Fauziah
Bismillah… berbicara tentang berdamai dengan diri sendiri ibarat belajar untuk memeluk setiap luka, kesedihan dan kesalahan-kesalahan di masa lalu. Dimana membutuhkan keberanian yg sangat besar untuk kita melewatinya. Setiap dari kita memiliki luka di masa lalu, tergantung besar kecilnya kadar yg kita terima. Bila ditanya bagaimana cara berdamai dengan diri sendiri, izinkan saya berbagi. Pandanglah setiap kejadian dengan sudut pandang kacamata iman. Tanpa bermaksud menggurui, mengingat bahkan hingga detik ini langkah saya masih tertatih dalam menggapai hidayahNya.
Salah satu hal yg hingga hari ini masih saya lakukan sebagai bentuk cara berdamai dengan diri sendiri adalah dengan selalu berusaha untuk memperbanyak rasa syukur dalam hati. Kenapa?karena dengan terus berusaha mencari celah kesyukuran di sela dinding hati yg sebenarnya ingin lari dari kenyataan, di sana jg pada akhirnya saya temukan kedamaian. Bersyukur karena Allah izinkan saya untuk melewati masa sulit yg tak dirasakan oleh orang lain, karena itu artinya Allah yakin saya mampu untuk melewatinya.
Kedua, belajar memaafkan segala kesalahan dan mengapresiasi diri bahwa saya layak untuk menjadi manusia yg lebih baik di masa mendatang dengan belajar untuk tidak mengulang kesalahan yg sama.
Ketiga, sebisa mungkin menjauhkan diri dari lingkungan toksik yg hanya membuat luka lama kembali basah, lantas berujung pada mengutuk diri karena kesalahan di masa lalu.
Keempat, menyibukkan diri dengan aktivitas positif yg bisa me-refresh pikiran. Dalam hal ini saya luangkan waktu untuk menulis sebagai cara saya menginterpretasikan perasaan lewat untaian aksara. Walaupun sebagian besar tulisan saya masih tersimpan rapi dalam draft, namun tak mengurangi rasa syukur karena menulis adalah bagian dari self healing bagi diri saya pribadi. Dan sampai hari ini, percaya atau tidak, saya masih mempraktekkan keempat cara tersebut sebagai cara untuk memulihkan mental dan berdamai dengan diri sendiri. Thank for sharing mbak April Hamsa 🙂
waaa aku penasaran banget deh sama isinyaa, berati ada 25 cerita yaaa, bener bener menarik niiih, mau ikutan juga ah akuuu
Berbagi cerita bukan hanya bikin lega tapi berbagi cerita bisa bikin tenangkan orang lain agar hidup kita makin bahagia menikmati
dan menjalani hidup ini
Aku salut sama para penulis buku pulih ini mbak. Yup, karena menuliskan sesuatu yang bikin sakit itu susah nya minta ampun, Krn seringkali rasa sakit sebab momen yang menyakitkan dulu itu turut hadir.
Terima kasih buat para penulis Krn sudah mau berbagi pengalaman hidup yg bisa dijadikan pelajaran bagi siapapun.
Buat mbak april, sukses giveawaynya yak. Aamiin
setuju, masalah yang terlihat biasa saja bagi kita bisa jadi sesuatu yang berat untuk orang lain, penasaran juga dengan buku ini. Bagaimana mereka bisa pulih dari rasa sakit yang dideritanya
Wah asyik nih buku keren …pastinya banyak manfaatnya untuk perempuan lainnya. Untuk bisa pulih dari rasa sakit memang butuh proses dan butuh banyak support dari berbagai pihak termasuk dengan membaca buku ini….belajar dari pengalaman teman-teman perempuan lainnya…
Done follow Ig @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (Ig: @lia.yuliani019)
Nama akun Twitter untuk share postingan : @Leannie.019 /Lia Yuliani
Caraku berdamai dengan masa lalu: Menerima semua hal yang sudah terjadi. Menerima luka batin dan memaafkan orang-orang yang membuatku terluka. Meski fase memaafkan ini butuh hati yang luas dan menekan ego diri sendiri. Saya memaafkan orang yang membuat diri terluka untuk ketenangan dan kebahagiaan diri sendiri.
Setelah memaafkan orang lain, menerima kondisi diri sendiri yang tak sempurna, tak mungkin bisa sesuai dengan ekspektasi atau kedinginan orang lain.
Kembali menemukan diri sendiri atau mulai mencintai diri sendiri adalah salah satu langkah yang membuat saya kembali pulih. Selain itu, melepaskan harapan terhadap keadaan juga jadi hal yang membuat saya melepaskan salah satu beban dalam diri.
Saya berhak bahagia dengan hidup yang dijalani sekarang. Saya juga bisa berkarya dan menekuni hobi menulis. Senang rasanya bisa berbagi hal-hal yang baik lewat tulisan.
Done Follow IG @april.hamsa dan IbuIbudoyannulis (IG: @wiwit.sujalmini)
Share postingan Link Twitter @wiwit_visit
Caraku berdamai dengan diri sendiri menggantungkan diri dan bersyukur kepada Allah, ikhtiar dengan memaksimalkan potensi dan terus belajar mengasah bakat dan potensi pemberian Allah.
Saya kalau lagi badmood langsung deh menuangkan nya dalam bentuk tulisan, emang bisa jadi self teraphy.
Cara melakukannya lebih berpasrah mba dengan kenyataan. Dan aku setuju mba kalau memang salut bagi mereka yang berani membuka kisahnya untuk dibukukan
Kagum dengan 25 penulis buku Pulih. Mereka berani menceritakan fakta yang mereka alami, dan dari review yang pernah kubaca, isi buku ini memang sangat menarik, menyentuh, dan ada banyak hikmah yang bisa didapat.
Saat kisah nyata ditulis dan menjadi terapi self healing bagi penulisnya, sesungguhnya yang baca juga bisa ikut merasakan kesembuhan.
Buku Pulih layak buat dikejar. Semoga lewat GA ini jadi jalan buat yang ingin memilikinya. Semoga ramai yang ikutan, eventnya lancar dan sukses, ya April.
Aku belum baca sih ini bukunya, tapi ngomongin soal trauma dalam hidup, ak sering bgt dgr cerita temenku yg sharing tentang trauma dalam hdupnya, struggling banget loh memang apalagi masalah kejiwaan di Indonesia masih blm terlalu byk yg paham dan salah kaprah
Wah, buku yang menarik,kayakanya aku perlu baca. Siapa tahu ya, bisa memulihkan luka hatiku yang telah lama terpendam. Mencoba melupakan semua rasa sakit hati di masa lalu, tapi bayang-bayang itu masih selalu terngiang. Pengen juga ikutan Giveawaynya. Semoga bisa ikutan nih, sampai tanggal 15 Juni 2021.
Masya Allah aku baca postingan mu tentang buku pulih aja meanrik banget mba. Gimana baca bukunya langsung ya. Penasaran banget deh
Pas zamannya diary, kalo curhat pasti dah nulis diary. Gimana dengan sekarang? Kalo lagi ada uneg-uneg, bikin diri jadi baper, biasanya aku cukup bikin status di fb. Rahasia sih fb-nya hihihi. Krn sengaja gak add orang2 yg kukenal dan mrk juga gak kenal aku. Jadi aku santuy aja juga statusku gak ada yg like dan apalagi ngasih komentar. Yg penting bisa curhat
Waaaa giveaway buku Pulih. Pas kapan pernah ikutan zoominar nya seru. Tapi belum sempat punya bukunya. Lumayan nih kalo ikutan.
Setujj banget kalau menulis masalah bisa jadi salah satu cara healing our soul.
Kalau dulu nulisnya di diary, hehe
Buku ini tuh bagus banget aku rasa. Meskipun terlihat seperti yang dikhawatirkan akan menjadi stress setelah membaca, justru malah akan membawa kita wawasan baru. Sebuah jalan, juga bisa kita temukan dalam buku Pulih
aku makin penasaran sama buku ini, karena banyak hal yang bisa dibaca membuat pulih seseorang dari luka masa lalu, trauma ataupun hal-hal menyangkut mental dan psikisnya
Iya banyak yang menyimpan rapat sampai dikunci masalah yang dihadapi. Untuk pulih butuh triger & kemauan dari diri sendiri juga. Baca buku pulih bisa jadi penyemangat mungkin ya, duh mau dong baca bukunya
Menarik sekali ini bukunya mbk, dari judulnya sudah kelihatan isinya yang Istimewa. Betul banget, kalo punya masalah memang sebaiknya dibicarakan, cari teman untuk berbagi.. Sebisa mungkin jangan dipendam sendiri
mantap nih visi misi ruang pulih untuk support ibu dan anak, semoga menjadi sebuah gerakan yang baik yah. untuk bukunya secara judul ini luas banget dan akan muncul interprestasi yang beragam. saya pikir pemilihan judul pulih sangat tepat
Aku salut dengan penulis buku Pulih, sebelumnya baca di tulisan teman, kalo mereka didampingi konselor selama proses nulis.
Masih sampai tanggal 14 Juni kan, semoga bisa ikutan deh. Bookmark dulu ya
Berdamai dengan diri sendiri mudah diucapkan ya April tapi TIDAK MUDAH UNTUK DILAKUKAN
Saya selama ini berusaha menutupi fakta masa lalu, dan itu sama sekali not easy peasy even to think!
Buku yang membuatku menangis ketika menuliskannya dan menceritakannya saat berbagi di Klub Buku yang aku ikuti. Rasanya, ujian dalam hidupku sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang para penulis ini alami.
Semoga Allag kuatkan selalu, berkahi selalu dan bagi pembaca buku Pulih, kita bisa mengambil hikmah dari setiap untaian kata yang terangkai indah dalam buku tersebut.
buku Pulih adalah salah satu antologi terbaik dari IIDN ya mbak
cerita cerita yang ada di buku Pulih itu sangat inspiratif
aku sudah baca bukunya
Belum kebaca aja nih bukunya. Eh, blm beli jg sih. Haha.
Menulis masalah itu emang self healing bangett. Sy pribadi lbh suka membaca tulisan curhat n masalah. Meski sebagian org memandang itu sampah yg tak sedap dipandang. Bagi sy, org yg sdg menuliskan masalah itu hebat krn berani jujur dg perasaannya sendiri.
Iya ya, masalah yang menurut saya kecil, bisa jadi adalah masalah besar bagi orang lain. Karena itu memang sebaiknya kita nggak memberikan justifikasi terhadap seseorang tentang bagaimana dia menghadapi masalah itu
Sudah follow 2 akun IG via @marfaumi. Nama akun twitter untuk share postingan: @marfaumi
Hi Kak April, saya mau ikut giveawaynya dan mencoba peruntungan ya hihi. Buku ini sudah menjadi sorotanku sejak terbit dan sudah lama ingin membacanya, reviewnya Kak April bikin tambah-tambah pengin baca apalagi pas baca kutipan-kutipan dari buku ini. Terus alasannya juga karena menurutku buku ini adalah sejenis, healing dengan cara yang bijak dan dewasa pun didampingi juga dengan tenaga profesional. Dengan kumpulan cerita yang ada di buku ini, menurutku seakan jadi “healing out loud heal the others too”
Mengenai berdamai dengan masa lalu, kalau saya sendiri nggak jauh-jauh dari yang namanya luka batin dan penyesalan mendalam. Keduanya yang paling terasa dan berpengaruh dalam hidup, tentu saja buat healing sepenuhnya dan berdamai bukan hal yang mudah dan cepat sesuai dengan keinginan. Kalau saya, pertama menyadari dulu kalau saya butuh untuk sembuh dan menjalani hidup dengan baik. Maksud baik itu bukan serba berkecukupan, bahaga, dan less free namun punya respon yang baik dengan nggak mudah triggered dan nggak gampang kalut sama perasaan sedih. Kedua hal akrab itu karena ya efek, luka yang belum disembuhkan dan belum berdamai dengan diri sendiri.
Kemudian yang kedua mempelajari istilah-istilah dalam kesehatan mental dan psikologi, biar apa? Biar tahu ini lho namanya ini, dan cara penyelesaiannya ini. Misalnya kaya burnout, mental block, negativity bias yang ternyata selama ini akrab, namun bagi saya terasa asing dan tentu saja bingung menyikapinya gimana. Dari sini belajar banyak sih dari video di internet dari yang memang tenaga ahli profesional sampai bertemu dengan yang expertt, kaya konselor dan psikolog.
Perjalanan itu pada akhirnya membawa dan menyadarkanku kalau satu-satunya yang paling bisa bangkit, menyelamatkan diri sendiri, berubah, dan yang paling bisa diandelin ya diri sendiri. Konselor dan mentoring memang membantu, namun sifatnya mengarahkan dan menggali potensi dalam diri kalau ternyata lepas dari pikiran-pikiran yang selalu negthink itu membahagiakan dan melegakan; berpikir menjadi lebih jernih dan respon menjadi lebih tenang.
Proses memaafkan, menerima, dan berdamai pada akhirnya membuat saya mengerti kalau yang dulu saya anggap bisa “menghilangkan luka” itu bukan seperti itu, namun belajar hidup berdampingan dan meletakkan pada tempat yang sesuai. Seringkali berdialog dengan diri sendiri atau dengan Sang Pencipta, kira-kira gini:
“Ya Allah, semua rasa sakit saya terima, saya rasakan, dan saya lepaskan. Tolong bantu saya untuk kuat menjalani hidup dengan baik tanpa harus berusaha kuat menghindar atau menghilangkannya.”
Percaya pada “kekuatan yang lebih besar” itu membantu untuk “lessen the burden” kalau-kalau teringat lagi dan bikin kalut, di kitab suci juga ada ayat yang tertulis dengan arti “”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Dan juga ada janjiNya yang tak akan memberi cobaan melebihi kemampuan. Nah dari sana timbul percaya juga kalau memang, ternyata diri ini bisa loh hehe.
Aduh maaf jika terlalu panjang, udah bisa jadi ide postingan sendiri ini XD Have a nice day ya, Kak April!
Done follow @ibuibudoyannulis dan @aprilhamsa (ig: @bundasaladin)
Nama akun FB: Avizena Zen
Caraku berdamai dengan masa lalu adalah dengan menuliskannya atau menggambar di buku harian. Oret-oret aja sampai lega.
Lalu berusaha menghindari orang toxic atau minimal mengurangi interaksi dengan mereka, jika tidak bisa memblokir sama sekali.
Walau mereka yang telah menyakiti itu berusaha saya maafkan dengan afirmasi diri tiap malam. Karena merendam amarah dan dendam itu tidak bagus bagi kesehatan jiwa.
Untuk inner child, saya berusaha menyembuhkannya dengan membayangkan sosok saya di masa kecil yang sedang menangis, lalu berimajinasi untuk memeluk dan menenangkannya. Semua akan baik-baik saja.
Buku ini banyak mengajarkan motivasi dan menghargai arti hidup ya Mba
lebih menyayangi diri sendiri. Aku belum punya, tapi ada beberapa temenku masuk ke antologi ini
Boleh nih rekomendasi buat kita yang membutuhkan motivasi terutama motivasi diri
Done follow @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (IG: @oktavi159)
Nama Akun Twitter untuk share postingan : @linaocta159
Caraku berdamai dengan masa lalu:
-Membuat apa saja pelajaran atau nilai yang aku dapat dari penyesalan masa laluku, karena masa lalu tentu tak bisa aku ubah namun masa depan masih bisa
-Coba memaafkan diri sendiri, karena dalam hidup terkadang realita tak berjalan sesuai harapan kita
-Tebus kesalahan dan meminta maaf untuk mendapatkan kedamaian
terima kasih kak, semoga rejeki
Done follow @ibuibudoyannulis dan @april.hamsa (Instagram: @surya_rasyiid)
Nama akun Twitter untuk share postingan: @yaauyaaa
Caraku berdamai dengan masa lalu:
Masa lalu tentunya bukan untuk disesali, tetapi bisa dijadikan sebagai pelajaran untuk kedepannya. Beberapa cara yang mungkin aku lakukan untuk berdamai dengan diriku, yaitu dengan melakukan evaluasi diri sendiri, apakah pandangan orang terhadapku benar apa adanya atau tidak. Namun, hal tersebut tidak berlangsung mudah, pandangan dari banyak orang tidak bisa menjadi hal yang dapat dikendalikan. Oleh karena itu, aku mencoba untuk menerima jika memang itu benar adanya dan menjadi kesalahan bagiku untuk diperbaiki kedepannya. Berdamai bukanlah hal yang mudah, lagi-lagi banyak sekali hal negatif yang terus berdatangan masuk ke pikiran kita. Ketika akan berdamai tentunya kita harus siap menerima, menerima kekurangan kita, menerima apa yang menjadi kritik terhadap diri kita, menerima terhadap kesalahan yang telah kita lakukan. Banyaknya kegagalan yang aku alami menjadikan aku banyak mengambil hikmah karena memang ketika kita merasa sangat hancur, ternyata banyak hal indah yang Allah sudah siapkan untuk kita, hanya saja rencananya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Banyak sekali permasalahan yang tentunya tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Perlunya kita melihat dua perspektif dalam melakukan evaluasi diri
Memaafkan, menerima dan ikhlas mungkin adalah kunci untuk berdamai dengan diri sendiri dan membuat diri menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Buku dengan judul “Pulih” ini yang ditulis oleh 25 ibu-ibu hebat tentunya akan membuka mindset baru dalam bertindak dan menghadapi berbagai persoalan. Aku berharap buku ini bisa berlabuh kepadaku. Aku bisa menjadi salah satu tuannya dan dapat menyelam dalam menyusuri lautan permasalahan yang akan membawa ku ke dasar penyelesaian dengan berbagai inspirasi.
Apresiasi setinggi-tingginya untuk @ibuibudoyannulis yang berdedikasi untuk terus meningkatkan literasi. Semoga giat literasi ini tidak hanya melahirkan buku “Pulih” saja, tetapi kedepannya banyak sekali buku-buku luar biasa yang sangat menginspirasi diberbagai kalangan.
Salut aku mba sama penulis2 nya. Mereka bisa membuka luka lama, lalu berdamai dan menuliskannya di buku ini. Alhamdulillah ya didampingi profesional jadi bisa konsultasi agar benar2 pulih. Aku share ya mba GA nya
Wah keren yaaa ibuk2 doyan nulis. Blogging memang salah satu expertisenya emak2 niih
Bukunya Ibu-Ibu Doyan Nulis selalu bagus karena pembuatannya serius dan dipegang orang yang ahli. Pulih ini salah satunya.
Buku Pulih sangat bagus karena proses pembuatannya panjang dan bertahap, mulai dari penulinya yang harus pulih.
Aku suka banget sama Buku Pulih. Entah kenapa saat membacanya langsung bisa dapat feel penulisnya. Dan gak nyangka banget kalau percetakannya memberikan design dan kertas yang nyaman untuk dibaca.
Luar biasa para penulisnya di tengah luka yang pernah dirasa menulis kisah agar banyak orang yang tergerak bangkit.
Done follow IG @april.hamsa dan @ibuibudoyannulis (IG: @sri6692rahayu)
Nama akun untuk share postingan
FB: sri Rahayu
Berdamai dengan diri sendiri. Sebuah kalimat yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk melakukannya. Mengapa demikian ? Karena berdamai dengan diri sendiri melibatkan perasaan sedih, penyesalan dan cemas yang mana perasaan-perasaan seperti ini merupakan masalah terbesar yang sering dihadapi oleh individu. Tidak mudah untuk mengelola hal tersebut butuh konsistensi dan perjuangan yang keras serta waktu yang panjang. Berdamai dengan diri sendiri berarti harus bisa mengatasi rasa sedih dan kecewa serta mengobati luka masa lalu yang masih membelenggu , sehingga sulit menghadapi masalah hidup saat ini dan selalu mencemaskan keadaan masa depan. Tidak ada usaha yang lebih tepat untuk mengatasi hal ini kecuali ” berdamai dengan diri sendiri”, karena kuncinya terletak pada diri sendiri bukan pada keadaan sekitar atau orang-orang di luar diri kita. Hidupku juga tidak lepas dari masalah yang menyebabkan kesedihan, penyesalan dan kekawatiran yang berlebihan. Aku menyadari bahwa manusia mempunyai tugas bertumbuh bukan untuk menjadi yang sempurna, karena tidak ada yang pasti di masa depan dan tidak ada yang baru di masa lalu. Aku menyadari bahwa aku hidup di masa sekarang dan harus terus berusaha bertumbuh menjadi yang lebih baik selaras dengan realita yang ada di depan mata, pikiran atau persepsi netral dan perasaan yang melingkupiku. Maka dari itu untuk bisa berdamai dengan diriku sendiri aku berusaha memupuk rasa percaya diri, memahami pikiranku, melakukan self talk dan self love, tidak terlalu ambisius (semua saya sesuaikan dengan kapasitas diri), menghadapi rasa takut dalam diriku dan merubahnya menjadi keberanian, tidak menuntut diri sendiri menjadi perfeksionis dan menyadari bahwa rasa kecewa merupakan bagian dari hidup sehingga perlu dimaklumi, ikhlas atas apa yang telah terjadi, menerima segala kelemahan dan kekurangan atas diriku, melepaskan keraguan yang menggangguku, meningkatkan ketakwaan pada Sang Pencipta, lebih memahami kebutuhan diri dan tidak terlalu tergantung pada orang lain. Inti dari semua itu adalah “memaafkan, menerima, mencintai dan berterima kasih pada diri sendiri untuk terus pulih dari trauma tanggung jawab dan berusaha menciptakan keajaiban hidup”. Sampai saat ini usaha yang aku lakukan dengan cara-cara di atas telah membantu diriku untuk berdamai dengan diriku sendiri, dan bisa mengurangi perasaan yang tidak nyaman dalam hidupku. “Diri kita berharga karena kehadiran kita sebagai anugerah luar biasa dari Sang Pencipta”.
Done follow@ibuibudoyannulis Dan @april.hamsa (IG: @fir.nandoamrinlana)
Nama akun twitter untuk share postingan: @fir.nandoamrinlana
Bagaimana cara Anda berdamai dengan diri sendiri setelah mengalami kejadian yang mungkin kurang mengenakkan di masa lalu?
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
Selamat pagi Kakak-kakak Pengurus maupun Member Akun Mulia ini.
Banyak Jalan menuju ROMA, many ways towards of our destination, but a bestest part of it all is “Prayer and Remember Allah SWT as always anytime of our Moment’s Life”.
Jika ditanya hal yang demikian mengenai apa cara Saya untuk berdamai dengan diri sendiri setelah mengalami kejadian yang mungkin kurang mengenakkan di masa lalu?
Saya tidak akan menjawab hanya dalam satu konteks kata namun akan terdiri dari beberapa Paragraf atau Alinea meskipun tidak tersusun dengan tapi berdasarkan pada Penulisan Karya Tulis berlandaskan unsur Penulisan dengan disertai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Pertama kali saat ketika aku mengalami kejadian yang kurang mengenakkan tersebut dalam hidup aku. Itu terjadi ketika usiamu masih terlalu kecil saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di salah satu lembaga Pendidikan di Martapura, Sumatra Selatan.
Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Meskipun begitu, aku sangat bahagia dan bangga bisa terlahir di tengah-tengah keluarga yang penuh akan kehangatan dari segi apapun terutama Cinta Dan Kasih Sayang. And I’m so glad for having them all.
Aku terlahir di sebuah desa kecil yang cukup jauh dari hiruk-pikuk “Ibu Kota”.
Saat kecil aku dirawat oleh Kakak-kakak Perempuanku baik dari Keluarga Kandung maupun dari Pihak Sepupu.
Saat kecil aku dikelilingi oleh lingkungan Kaum Hawa, Karena pada saat itu aku belum memiliki rasa “Percaya Diri” untuk gabung, berkumpul apalagi bercakap-cakap bersama mereka. Aku pun bermain dengan mereka tetapi aku juga suka bermain dengan Kaum Adam, namun tidak terlalu banyak persentase Sahabat Laki-lakiku pada saat itu. Aku menang amat begitu Introvert atau Orang yang Pemalu pada saat itu.
Sampai pada akhirnya saat ketika di Sekolah aku mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan di masa lalu dari tenan satu kelasku sendiri. Banyak sekali kata-kata yang kurang pantas untuk didengar terlebih lagi untuk dicetuskan dari mulut mereka. Karena Allah SWT sangat melarang hal tersebut Karena ada prepatah lama yang mengatakan: “Mulutmu Harimaumu”, maka dari itu jagalah lisan sebelum berucap, karena dengan lisan hati bisa terluka dan dengan lisan pula amalan akan ditentukan, jikalau lisannya berkata yang baik-baik maka Inshaallah Allah SWT Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Kuasa untuk mengganjarnya dengan balasan terbaik berupa Jannatullah Na’im Firdaus, yakni Surga Firdaus yang penuh dengan kenikmatan di akhirat kelak dan menjadi salah satu ummat-Nya Nabi Muhammad S.A.W dari ke-70.000 golongan Umaat Rasulullah S.A.W yang akan masuk me dalam Syurga tanpa hisab, Inshaallah Aamiin Ya Allah Aamiin Aamiin Aamiin Ya Robbal’aalamiin 🤲🤲🤲. Karena di dalam Salah satu Hadits disebutkan bahwasannya “Sebaik-baiknya manusia ialah dia yang bermanfaat bagi manusia lain.”
(HR. Muslim)
Cara terbaikku untuk mengatasi masalah tersebut yakni:
1. Menjalankan Perintahnya dan Menjauhi Larangan-laranga-Nya. Menunaikan Sholat yang wajib (Sholat 5 Waktu: Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’) maupun yang Sunnah baik itu dalam Urusan Sholat Sunnah Rawatib, Sholat Sunnah Taubat, Shalat Sunnah Dhuha, dan masih banyak sekali ibadah Sunnah lain yang amat sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad S.AW, Salah satu ya Ibadah Puasa Sunnah Senin-Kamis, Karena pada Hari Denim dan Kamis Pintu-Pintu Surga akan dibuka dan Baginda Rasulullah S.A.W pun meninggal pada Hari Senin.
2. Membaca 2 Kalimat Syahadat (Asyhaduallaa iilaahaillallah wa asyhaduanna Muhammadarrosuulullah), Karena “Hanya dengan mengingat Allah SWT hati akan menjadi damai dan tentram.” إن شاء الله امين يا رب العالمين 🤲🤲🤲.
3. Puasa, dengan melakukan ibadah baik tersebut إن شاء الله أمين يا رب العالمين🤲🤲🤲. Dosa-dosa kita akan segera dihapus oleh Allah SWT. Karena di dalam. Al-Qur’an Surah kedua di dalam Al-Qur’an setelah Al-Fatihah (Pembuka) dan sebelum Q.S Ali-Imran (Keluarga Imran) yakni Al’Qur’an Surah Al-Baqarah Surah Kedua di dalam Al-Qur’an yang berarti “Sapi Betina” di ayat 183 disebutkan bahwasannya: “Wahai Orang-orang yang beriman, berpuasalah kamu sebagaimana orang-orang dahulu berpuasa sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (Q.S Al-Baqarah: 183). “Karena dengan berpuasa itu dapat mencegah dari Perbuaran Keji dan Mungkar.”
4.Grateful at anytime.
Bersyukur kapanpun Dan dimanapun kamu berada bahkan sesulit apapun keadaan, Jangan Lupa untuk selalu Bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT, Karena di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwasannya: “Barangsiapa yang mau untuk bersyukur akan nikmat-Ku niscaya akan aku tambah nikmat-Ku itu”. Baik dalam keadaan lapang maupun armpit sekalipun biasakanlah untuk bersedekah kepada Handaitaulan (orang yang meminta pertolongan) “Takkan berkurang harta yang sedekah, akan bertambah, akan bertambah. -Quoteds of Ustadz Opick Dan Ustadzah Rachel Amanda.
5. Belajar dari kesalahan yang terjadi di masa lalu yang mungkin dulu ada yang salah atau kurang berkenan di hari Para Sahabbat, maka usahakanlah untuk mengkoreksi diri Belajar untuk introspection our-own-self “Belajar Introspeksi Diri”, agar di kemudian hari kejadian serupa tidak kembali terjadi.
Alhamdulillah saat ini aku sudah mendapatkan Hidayah dari-Nya. Kini aku Jadi Confidencer than beforely Dan Alhamdulillah sekali teman-temanku semuanya suka dengan diriku ini.
Terimakasih Ya Allah🤲🤲🤲❤️❤️❤️🥰🥰🥰😍😍😍.
Terimakasih banyak Kakak atas Attentionedsnya.
Hanya Allah SWT yang dapat membalas kebaikanmu Kak, Aamiin Ya Allah Aamiin Aamiin Aamiin Ya Robbal’aalamiin 🤲🤲🤲.
Wassalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
With Sincerely of Love,
Firnando