Kementerian Kesehatan mencatat kasus demam berdarah (DBD) sepanjang 2019 mencapai 16.692 dan hampir 90% kasus terjadi pada anak-anak.” Begitu mengetahui data tersebut saya kaget bukan main. Bukankah tahun 2019 masih berjalan dua bulan? Kok, kasus DBD sudah begitu banyak ya? Tentu saja sebagai orang tua, saya dan teman Hamsa, khususnya yang sudah jadi parents, enggak bisa mengabaikan data tersebut kan? Kita harus memikirkan cara melindungi anak-anak dari gigitan nyamuk supaya tidak terserang DBD juga ya parents. Soalnya, lebih baik melakukan langkah pencegahan, ketimbang terjadi hal-hal yang enggak kita inginkan.

Orang tua wajib melindungi anak dari gigitan nyamuk.

Saya mengetahuinya ketika mengikuti talkshow yang diselenggarakan oleh brand produk bayi dan balita My Baby pada tanggal 19 Januari lalu di The Terrace, Jakarta. Talkshow yang membahas tentang tema kesehatan anak, khususnya mencegah anak terkena demam berdarah tersebut, menghadirkan narasumber:

  • Kepala Unit Pengendalian Hama Pemukiman Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Drh. Upik Kesumawati Hadi, MS. PhD (Prof. Upik).
  • Selebriti sekaligus ibu muda, Shireen Sungkar (Shireen).
  • GM Brand Portfolio Strategy and Innovation CCHC – PT Barclay Products Dahlia Yolanda (Ibu Dahlia).

Dalam talkshow tersebut, selain membahas tentang kasus demam berdarah, tentu saja juga mengulas bagaimana mencegah penyakit tersebut. Nanti, saya berikan beberapa tips pencegahan demam berdarah yang saya dapat dari acara tersebut yaaa. Sebelumnya, kita kembali dulu membahas kasus demam berdarah (DBD)

Sebenarnya, mengapa sih kasus DBD bisa banyak banget?” Mungkin ada parents yang bertanya-tanya?

Demam berdarah sebenarnya bisa dicegah

Sebelum menjawabnya, saya mau cerita dulu ya. Certanya, beberapa waktu lalu saya menonton berita tentang kasus DBD di televisi. Waktu itu, ada salah seorang tenaga kesehatan yang diwawancarai. Tenaga kesehatan tersebut mengatakan bahwa memang setiap tahun, khususnya di awal tahun, kasus DBD selalu meningkat. Sehingga, rumah sakit tempatnya bekerja memang sudah bersiap-siap untuk menerima pasien yang jumlahnya mengalami peningkatan. Khususnya pasien dengan kasus DBD.

Saya jadi mikir, “Kok kayaknya DBD ini jadi semacam penyakit musiman ya? Tiap awal tahun pasti meningkat dan ini sudah terjadi selama bertahun-tahun. Mestinya kan sudah bisa diantisipasi sebelum jatuh korban-korban lagi?” Bener enggak sih?

Memang, salah satu penyebab tingginya kasus DBD di awal tahun tidak bisa dilepaskan dari kondisi cuaca di Indonesia. Setiap awal tahun, curah hujan di negara kita meninggi, sehingga berdampak signifikan terhadap meningkatnya perkembangbiakan nyamuk. Salah satunya adalah nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue (demam berdarah).

Nah, kalau sudah tahu risiko bahwa hujan akan membuat nyamuk makin banyak, kita sebagai masyarakat, sebenarnya bisa antisipasi ya? Sayangnya, ada sebagian masyarakat yang cuek aja, tidak melakukan langkah antisipasi. Padahal, untuk menyelamatkan anak-anak kita dari serangan nyamuk dengue, satu lingkungan harus peduli dan berpartisipasi.

Kalau dari pemerintah sih sebenarnya telah lama menggalakkan 3M yakni:

  • Menguras tempat penampungan air.
  • Menutup rapat tempat penampungan air.
  • Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah

Perlindungan “Plus” dengan My Baby Minyak Telon Plus

Saya memilih memakaikan Minyak Telon My Baby untuk melindungi anak dari gigitan nyamuk.

Namun, sepertinya kalau 3M saja enggak cukup ya parents? Soalnya, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kadang kita sudah melakukan 3M, eh, tetangga kita enggak. Akibatnya, tentu saja masih ada risiko nyamuk menyerang. Makanya, kita juga perlu melakukan perlindungan “Plus”. Plus ini adalah upaya kita melakukan pencegahan lain, salah satunya menggunakan produk anti nyamuk yang aman dan terpercaya untuk melindungi anggota keluarga di rumah.

Kemasan baru My Baby Minyak Telon Plus.

Ngobrolin produk anti nyamuk yang aman dan terpercaya, khususnya buat anak-anak, saya pribadi memilih memakaikan My Baby Minyak Telon Plus untuk anak-anak. Saya sudah memakaikan produk ini untuk anak-anak sejak mereka masih bayi. Dulu mikirnya karena praktis aja sih, selain punya kemampuan bikin badan si kecil hangat, My Baby Minyak Telon Plus juga saya harapkan bisa melindungi anak dari gigitan nyamuk. Soalnya, My Baby Minyak Telon Plus punya formula antinyamuk.

Sampai anak-anak sebesar sekarang (6 dan 4 tahun), saya masih suka memakaikan My Baby Minyak Telon Plus ini. Terutama saat mereka selesai mandi, main di luar rumah, dan sebelum tidur.

My Baby Minyak Telon Plus punya formula baru

Oh iya, pada talkshow yang saya ikuti tersebut saya dapat informasi kalau My Baby Minyak Telon Plus ternyata punya formula baru lho. Ibu Dahlia memperkenalkan My Baby Minyak Telon Plus Formula Baru yang telah dilengkapi dengan citronella (minyak sereh), chamomile, dan eucalyptus, yang telah lulus uji coba mampu memberikan perlindungan dari nyamuk selama 8 jam.

Launching kemasan baru My Baby Minyak Telon Plus.

My Baby Minyak Telon Plus dengan formula baru hadir guna membantu melindungi pengguna dari gigitan nyamuk hingga 8 jam, guna memberi ketenangan bagi para ibu, sekaligus kenyamanan pada si kecil kapanpun, dan di manapun,” kata Ibu Dahlia. Ibu Dahlia juga menjelaskan bahwa uji coba itu dilakukan di laboratorium IPB.

Ibu Dahlia ketika menjelaskan keunggulan formula terbaru My Baby Minyak Telon Plus.

Prof. Upik membenarkan bahwa My Baby Minyak Telon Plus Formula Baru telah diuji di laboratorium IPB dan terbukti mampu mencegah gigitan nyamuk, termasuk jenis Aedes aegypti sampai 8 jam.

Saya pribadi bersama tim di IPB berkesempatan melakukan pengujian terjadap formula baru My Baby Minyak Telon Plus. Hasilnya ekstrak alami yang diformulasikan pada produk ini, terbukti mampu mencegah gigitan nyamuk, termasuk jenis Aedes aegypti hingga delapan jam,” kata Prof. Upik.

Prof. Upik saat memaparkan bagaimana cara mencegah demam berdarah.

Dalam kesempatan itu, Prof. Upik juga memberikan pengetahuan mengenai bagaimana nyamuk pembawa virus dengue berkembang biak dan menjelaskan bahwa perilakunya bisa berubah adaptif. Menurut Prof. Upik, dahulu nyamuk ini lebih banyak menghisap darah di siang hari, namun sekarang nyamuk ini juga aktif di malam hari.

Perubahan adaptif nyamuk tersebut, juga terjadi pada proses perkembangbiakannya. Kalau dulu, nyamuk ini hanya bertelur di air jernih, sekarang nyamuk ini juga bisa bertelur di air yang berpolusi. Sehingga jentiknya bisa ditemukan di banyak tempat, baik di dalam maupun di luar rumah. Namun, kalau sudah dewasa, nyamuk ini, terutama yang betina, akan lebih suka hidup di dalam rumah. Karena nyamuk Aedes aegypti betina butuh darah manusia untuk membantu perkembangan telurnya.

Coba perhatikan dinding kamar mandi yang hitam-hitam kalau kita lama enggak membersihkan kamar mandi. Itu bukan karena air. Tapi karena telur-telur nyamuk di situ. Maka, kamar mandi haru sering-sering dibersihkan minimal seminggu sekali,” saran Prof. Upik.

Prof. Upik juga menyarankan kalau melakukan fogging sebaiknya lakukan dua kali. Misalnya, di daerah tersebut ada kasus kena DBD, segera lakukan fogging. Dua minggu kemudian juga harusnya dilakukan fogging lagi, karena untuk membasmi nyamuk yang tadinya jentik jadi dewasa.

Sayangnya, kalau melakukan fogging memang agak susah, ya. Maka dari itu Prof. Upik menyarankan masyarakat melakukan pemantauan jentik secara mandiri dan melindungi keluarga dengan produk-produk yang memang diformulasikan khusus untuk menghalau nyamuk.

Shireen, juga tak ketinggalan, turut berbagi tips untuk melindungi buah hatinya dari gigitan nyamuk.

Di rumah juga selalu melakukan 3M. Apalagi kalau di lingkungan saya, RT-nya suka ngingetin. Suka melakukan pemeriksaan berkala juga. Lalu, buat anak, sudah jadi habit kalau mereka main, terutama di luar rumah saya olesi minyak telon My Baby Plus,” jelas Shireen.

Shireen Sungkar saat berbagi tips melindungi si kecil dari gigitan nyamuk.

Saran dari Prof. Upik dan Shireen baik juga tuh buat dipraktikkan. Memang sebagai orang tua, kita bener-bener harus aware soal masalah nyamuk, khususnya yang jadi penyebab DBD ini ya parents. Kalau saya simpulkan sebaiknya kita lakukan hal-hal berikut buat melindungi anak-anak kita dari gigitan nyamuk:

  • Selalu membersihkan lingkungan rumah.
  • Bekerja sama dengan tetangga dalam menjaga lingkungan komplek rumah.
  • Lakukan 3M yang direkomendasikan pemerintah.
  • Berikan perlindungan “Plus” salah satunya dengan memberikan My Baby Minyak Telon Plus kepada anak-anak kita.
  • Awasi anak ketika mereka bermain di luar ruangan.

Itulah teman-teman beberapa tips/ cara untuk melindungi si kecil dari gigitan nyamuk dan mencegah anak terserang demam berdarah yang saya rangkum dari acara talkshow kesehatan yang diselenggarakan My Baby beberapa waktu lalu. Semoga informasi ini bermanfaat ya 🙂 .

April Hamsa