Hiks, nulis judul artikel ini aja, saya jadi mewek 🙁 . Duh, wait, teman-teman, izinkan saya menyeka air yang keluar dari pelupuk mata ini sebentar… Pasalnya, saya jadi terkenang akan perjumpaan dengan orang tua dari pasien cilik penderita kanker, sekitar satu minggu yang lalu di Gedung Cyber 2, Jakarta Selatan. Oh iya, waktu itu, beberapa jam kemudian, saya juga ketemu dengan anak-anaknya, yang ternyata tengah berada di ruang sebelah. Anak-anak ini bermain di sana didampingi oleh teman-teman volunteers dari Danone Indonesia, sementara saya bersama orang tuanya menyimak materi tentang pemberian nutrisi untuk anak penderita kanker di ruangan yang berbeda.
Volunteers dari Danone Indonesia yang mendampingi anak-anak berkegiatan.
Yup, jadi ceritanya tanggal 13 Juli kemarin, Nutrisi untuk Bangsa (NUB) dari Danone Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (Pita Kuning) menyelenggarakan talkshow atau Bicara Gizi dengan tema “Peran Nutrisi pada Anak dengan Penyakit Tidak Menular untuk Mencegah Malnutrisi”. Tentang Pita Kuning akan saya jelaskan di kahir artikel ini ya teman-teman.
Bicara Gizi hari itu menghadirkan dua narasumber yang kesehariannya menangani pasien kanker anak yakni:
- Dr. Mururul Aisyi, Sp.A(K)
- Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.(A).
Sebagaimana kita ketahui bersama ya teman-teman, bahwa yang namanya Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini menjadi masalah serius. PTM tak hanya diderita mereka yang berusia sepuh, namun belakangan justru menyerang kaum muda, bahkan anak-anak. Khusus Bincang Gizi hari itu, PTM yang dibahas adalah penyakit kanker. Hiks, mendengar seseorang terkena kanker aja rasanya turut prihatin dan sedih, apalagi kalau yang menderita penyakit ini adalah anak-anak yaaa… 🙁 .
Saya dan teman blogger Ani Berta saat menghadir Bicara Gizi NUB.
Namun, di luar dugaan saya, orang tua dari para pasien cilik yang menderita kanker ini justru terlihat tegar. Dua di antaranya ada Mama dari Ibam dan Ayah dari Bima. Sebelum Bicara Gizi dimulai, keduanya menyempatkan berbagi pengalamannya sebagai orang tua dari pasien kanker.
“Dari mendampingi anak sakit (kanker) selama empat tahun ini, jangan sampai patah semangat. Cukup berikhtiar mendampingi dia sampai mana kesembuhannya. Perkara nanti, urusan Sang Kuasa. Jangan sampai ada kata putus asa, karena semangat kita adalah untuk anak kita,” kata Ayah Bima yang membuat peserta talkshow lainnya, termasuk saya, larut dalam keharuan.
Mama Ibam dan Ayah Bima sharing tentang mendampingi pasien kanker anak.
Mengapa kanker bisa menyerang anak-anak?
Sepertinya itulah pertanyaan yang pertama kali muncul di benak kita saat mendengar kabar ada anak menderita kanker ya teman-teman? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, dr. Mururul Aisyi menjelaskan bahwa saat ini angka kejadian kanker pada anak mencapai 9 dari 100.000 anak usia 0-17 tahun yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jenis yang beragam. Kasus yang paling sering adalah Leukimia, Retinoblastoma, Osteosarcoma, Neuroblastoma, Limfoma, Maligna, Karsinoma, dan Nasofaring. Teman-teman mungkin bisa googling sendiri ya mengenai jenis-jenis penyakit kanker tersebut.
Menurut dr. Mururul Aisyi, ada tiga penyebab kanker pada anak:
- 5-15% karena faktor genetik dan familial atau bisa kita katakan adalah karena faktor keturunan.
- 1- < 5% karena faktor lingkungan, mungkin lingkungannya tercemar.
- 75-90% karena multifaktor (tidak diketahui).
Dari data yang berasal dari Rumah Sakit Dharmais (2009) seringnya yang datang/ masuk rumah sakit adalah anak-anak yang sudah menderita kanker stadium IV. Berikut data statistiknya:
Data penderita kanker anak yang masuk RS Dharmais.
Padahal, menurut dr. Mururul Aisyi, semakin cepat anak penderita kanker mendapat perawatan, kemungkinan survive-nya juga bisa lebih besar. Dr. Mururul Aisyi kemudian memberi contoh salah seorang penderita kanker anak dari luar negeri yang kini berhasil survive dengan pengobatan yang tepat.
Penyintas kanker anak yang berhasil diobati dengan Terapi CAR-T. Sayangnya terapi ini butuh dana tidak sedikit.
FYI, pasien anak tersebut menggunakan CAR-T Therapy yang diperkenalkan oleh Hiroto Inaba, seorang peneliti dari Jepang. Terapi CAR-T adalah suatu terapi yang dilakukan dengan cara mengambil sel imun pasien dengan sebuah alat. Sel imun tersebut kemudian dimodifikasi di dalam laboratorium dan dikembalikan ke dalam tubuh pasien. Modifikasi tersebut memungkinakan sel bisa mengenali dan melawan/ membunuh sel kanker lebih cepat. Sayangnya, terapi ini belum banyak dilakukan, karena biayanya yang cukup mahal. Namun, dr. Mururul Aisyi optimis bahwa pasien kanker anak yang mendapatkan penanganan tepat dengan segera, plus didukung dengan asupan nutrisi yang tepat, maka “tingkat kesembuhannya” akan lebih tinggi.
Prinsip kerja Terapi Car-T.
“Penemuan gejala dan tanda dini pada kanker anak meningkatkan angka harapan hidup,” kata dr. Mururul Aisyi.
Dr. Mururul Aisyi menjelaskan bahwa yang dimaksud “sembuh” dari kanker adalah tidak ada gejala yang muncul kembali dan sel kanker berkurang dalam kurun waktu lima tahun. Mereka yang “sembuh” ini disebut “survivor” atau “penyintas”, sehingga tetap harus dimonitor secara berkala. Pasalnya, yang namanya sel kanker sangat cerdas dan bisa bermutasi ke tempat lain, sehingga berubah jadi kanker lain.
Dr. Mururul Aisyi.
Kemudian, dr. Mururul Aisyi memberikan informasi kepada para peserta Bincang Gizi yang hadir mengenai tanda-tanda penyakit kanker. Oh iya, jenis kanker pada anak itu ada dua:
- Cair
- Padat (Solid).
Kanker cair yang banyak menyerang anak-anak adalah Leukimia. Gejala dan tanda dini Leukimia yakni:
- Panas
- Pucat
- Pendarahan
- Infiltrasi pada organ lain (benjolan di getah bening, pembesaran di salah satu testis jika anaknya laki-laki, perut membengkak, gangguan pada gusi, dll)
Sedangkan kanker padat yang sering menyerang anak-anak adalah:
- Kanker otak dengan ciri-ciri: sakit kepala tidak biasa disertai kejang, muntah, gangguan keseimbangan, dan anak kerap terbangun di malam hari. Biasanya terjadi pada anak di atas usia 5 tahun.
- Kanker Mata: menyerang anak di bawah usia 5 tahun, tanda-tandanya mata anak seperti mata kucing.
- Limfoma: menyerang anak di atas usia 5 tahun (7-8 tahun) ditandai dengan benjolan di salah satu sisi leher, diameter lebih dari 2 cm, tidak disertai nyeri.
- Nefroblastoma: ditandai dengan benjolan di perut sehingga perut terlihat membesar.
Dr. Mururul Aisyi berpesan kepada yang hadir, apabila menemukan gejala-gejala semcama itu untuk tidak ragu segera ke dokter. Jangan sampai menunggu sampai stadium IV dan terlambat mendapat penanganan dini. Dr. Mururul Aisyi juga mengatakan bahwa walaupun anak sudah divonis menderita kanker, namun bukan berarti tidak berkesempatan memiliki tumbuh kembang optimal. Nah, supaya tumbuh kembang pasien kanker anak ini optimal dan peluang survive-nya tinggi maka harus diperhatikan betul-betul asupan nutrisinya.
Pemberian nutrisi yang tepat untuk pasien kanker anak
Asupan nutrisi yang tepat berperan penting dalam penatalaksanaan pasien kanker anak, sebab:
- Dapat mencegah terjadinya malnutrisi, baik stunting, wasting, maupun obesitas.
- Status nutrisi/ gizi normal berdampak baik pada respon terapi/ pengobatan kanker.
- Meningkatkan kualitas hidup pasien anak.
- Angka kesembuhan kanker akan lebih baik.
- Biaya pelayanan kesehatan juga bisa ditekan.
“Anak dengan penyakit kanker umumnya mengalami peningkatan kebutuhan energi dan protein akibat adanya berbagai komplikasi. Apabila masalah nutrisinya tidak ditangani dengan baik, anak dengan kanker dapat memiliki konsekuensi deperti stunting, peningkatan risiko komplikasi, menurunnya respon dan toleransi terhadap engobatan, mudah relaps (kambuh), dan menurunnya tingkat kelangsungan hidup,” kata dr. Cut Nurul Hafifah.
Dr. Cut Nurul Hafifah.
Dr. Cut Nurul Hafifah kemudian menunjukkan data tentang malnutrisi yang dialami anak dengan kanker (Data RSCM Januari-Juni 2017):
Malnutrisi yang terjadi pada anak dengan kanker.
“Di RSCM, saat anak masuk sudah ada screening duluan, sehingga saat anak pertama kali datang dilihat apakah akan berisiko kena malnutrisi, baru lalu lanjut penanganan yang sesuai,” jelas dr. Cut Nurul Hafifah.
Dr. Cut Nurul Hafifah kemudian menjelaskan mengenai cara mencegah malnutrisi pada anak dengan penyakit kanker. Cara ini disebut dengan deteksi dini, yang dilakukan dengan cara:
- Ukur berat badan dan panjang/ tinggi badan.
- Ukur lingkar lengan pada anak dengan pembesaran organ/ tumor padat.
Apabila dari screening tersebut sudah diketahui hasilnya, yakni risiko rendah atau tingga, maka selanjutnya tata laksananya terdapat dalam algoritma berikut:
Tata laksana nutrisi untuk pasien kanker anak.
Dr. Cut Nurul Hafifah juga membeberkan mengenai mitos dan fakta seputar nutrisi pada anak dengan sakit kanker. Berikut adalah beberapa mitos yang sering beredar di masyarakat:
-
Diet Neutopenia
Pasien dilarang makan buah dan sayur mentah, daging, ayam, ikan,telur setengah matang, kacang-kacangan mentah (raw nuts), yogurt atau produk yang mengandung probiotik.
Fakta: Tidak ada bukti pasien kanker ada pantangan makanan (Diet Neutropenia). Food and Drugs Administration (USA) mengatakan bahwa boleh kok pasien kanker makan buah dan sayur segar asalkan sudah dicuci bersih, membersihkan tutup makanan kaleng sebelum membuka,memasak hingga matang, menyimpan makanan di kulkas sesuai dengan suhu aman.
-
Mengkonsumsi antioksidan dapat membantu pengobatan kanker
Fakta: Bukan mengurangi sel kanker, namun memang menjanjikan untuk anak mudah menjalani kemoterapi. Antioksidan yang disarankan berasal dari makanan yang kaya akan antioksidan, seperti bayam, lemon, buah zaitun, biji bunga matahari, kacang-kacangan, ikan air tawar, tahu, bawang bombay, blackberry, dll.
-
Diet alkaline
Katanya kalau minum air alkaline nanti kondisi tubuh akan berubah pH-nya dari asam jadi seimbang.
Fakta: Mekanisme asam basa dalam tubuh diatur oleh ginjal dan sistem pernafasan.
-
Kanker makin bertumbuh karena konsumsi gula
Banyak orang yang menghentikan konsumsi gula karena mendengar bahwa gula mensupply makanan bagi kanker.
Fakta: Seluruh tubuh mengambil energi dari glukosa (bentuk sederhana gula). Konsumsi makanan tinggi kalori dan gula berkaitan dengan obesitas dan risiko diabetes, bukan kanker. Maka, penderita kanker boleh konsumsi gula, namun dalam batas wajar, tidak terlalu banyak, namun juga enggak terlalu sedikit.
- Mitos-mitos lain yang sebaiknya tidak dilakukan oleh penderita kanker: Diet Ketogenik, Diet Vegan, Diet Paleolitik, dll.
Jadi, mohon maaf, mungkin ada teman-teman pembaca artikel ini yang merupakan orang tua dari pasien kanker anak, sebaiknya dalam memberikan nutrisi untuk anak berkonsultasilah pada ahlinya (dokter, ahli gizi, dll). Jangan terpengaruh oleh mitos-mitos, khawatirnya malah akan menyebabkan malnutrisi pada anak.
Nah, itulah teman-teman penjelasan mengenai mengapa anak bisa terserang kanker dan bagaimana sebaiknya pemberian nutrisi yang tepat untuk pasien kanker anak ini. Semoga bermanfaat yaaa…
Tentang Pita Kuning
Selanjutnya, saya mau menjelaskan tentang Pita Kuning. Sebagaimana janji saya saat mengawali artikel ini tadi di atas. Siapa tahu ada teman-teman atau saudara atau kenalan yang membutuhkan informasi mengenai Pita Kuning ini.
FYI, Pita Kuning adalah yayasan kanker anak pertama di Indonesia yang memberikan dukungan untuk pasien dari keluarga prasejahtera. Berikut adalah beberapa program layanan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya:
-
Layanan pendampingan
Meliputi aktivitas psikososial, pemantauan terkait kondisi klinis, fisik, psikis, serta ekonomi keluarganya.
-
Penyaluran dana bantuan
Melakukan penyaluran dana untuk mendukung proses pengobatan/ perawatan.
Pita Kuning beralamat di: Jl. Cendrawasih no. 20A, Kelurahan Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Teman-teman bisa melihat aktivitas Pita Kuning di media sosial mereka di:
- Instagram: @pita_kuning
- Twitter: @pita_kuning
- Facebook: Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia
- Website: www.pitakuning.or.id
Silahkan, bagi yang membutuhkan informasi ini bisa menghubungi langsung Pita Kuning 🙂 .
April Hamsa
Duh, selalu ikut sedih deh dengan baca tulisan kanker. Apalagi pada anak-anak. Kuat sekali ya para oang tua yang anaknya kena kanker. Kita belom tentu bisa begitu. Semoga para anak penderita kanker ini bisa lekas sembuh. :'(
Iya mbak, aamiin moga juga ada penemuan obat kanker muthakhir yang murah yaaa
Mbak, aku bacanya sambil bayangin gimana gimana, gimana, iya bikin mewek sekaligus trharu secara tidak langsung. Apalagi jika hal itu terjadi sama keluarga kita
Semoga senantiasa diberikan sehat selalu,
Terima kasih banyak buat artikelnya mbak,
Moga2 kita dan keluarga sehat2 ya mbak
Bener banget Mbak Pril, penyakit tidak menular saat ini makin marak terjadi, huhu. Dan kebanyakan tidak terdeteksi sebelumnya. Adanya PITA KUNING bisa jadi wadah informasi bagi masyarakat, apalagi yang awam ttg kanker
Aamiin moga2 makin banyak yang terbantu dan saling support yaaa
Kalo baca/ denger kata kanker, aku auto-nangis. Selalu teringat my beloved mom.
Anak2 ini luar biasa ya. Tegar banget
ya mbak, ortunya juga 🙂
Aku paling sedih kalau menemui pasien yg dilarang makan buah dan sayur. Padahal tubuhnya butuh itu. Kalau takut banget ama pesticides kan tinggal pilih yg organik. Atau kalau enggak ya cuci saksama seperti dikatakan di atas.
Mbak kerja di bidang kesehatan ya?
Jadi ingat kakakku yang juga menderita kanker dan pernah dirawat di RS Dharmais.
Sedih melihat anak-anak yang menderita kanker. Peran orang tua dalam mendampingi anak-anak penderita kanker ini memang sangat berarti bagi mereka ya.
Semoga anak-anak yang menderita kanker bisa lekas sembuh.
Betul banget bun, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang tepat terhadap pasien kanker sebaiknya keluarga konsultasi dulu kepada tim ahli. Sebaiknya yang menjadi mitos tidak di telan bulat2 akhirnya malah salah penanganan dan bisa membahayakan pasien.
Aku kok sediih banget bacanya ya, rasanya ikut merasakan kepedihan ortu yang anaknya terkena. Syafahullah ya anakanak sayang, seandainya kalian “pergi” itu pasti karena Allah sayaaaang sekali sama kalian dan orangtua kalian.. peluk erat dari jauh
Gizi anak harus bagus ya agar bisa kuat melawan penyakit dan jangan sembarang ikuti mitos yang beredar karena menyesatkan..
Jadi sedih, kebetulan temen sekolah anak saya baru2 ini meninggal karena leukimia a.k.a. kanker darah. Dan faktanya memang banyak orangtua anak penderita kanker yg terjebak sama mitos2 seputar gizi seperti yg disebutkan di artikel ini 🙁
Mendengar kata ‘kanker’ saya seudah takut dan ngeri, apalagi mendengar dan mengetahui kalau ada anak-anak yang terkena penyakit kanker. RAsanya hati ini terasayat-sayat. Ngenesnya lagi, kanker diketahui pada anak-anak di saat sudah stadium IV :((((
Pendampingan total dan terus menerus mensupport penderita kanker memang harus dilakukan. Iya, jangan patah semangat dalam berusaha untuk mendapatkan hasil terbaik.
Ohalah, banyak juga seputar mitos dan fakta kanker, yang paling sering saya dengar itu tentang enggak boleh makan sayuran mentah atau setengah matang, daging setengah matang dan sejenisnya. Sebenarnya boleh ya, asalkan kebersihannya dijaga, baik tempat makanannya ataupun makanannya itu sendiri.
Okay, Mba April, terima kasih sharingnya. Insya Allah ini sangat bermanfaat, terlebih ada informasi tentang Pita Kuning untuk melayani anak-anak terkena penyakit kanker dengan kondisi biaya yang kurang mampu.
Iya Pril, aku baca ini jadi ingat ponakan. Orang dewasa sakit kanker aja kita merasa sedih, apalagi anak-anak. Ponakanku dulu udah usia 18 tahun waktu ketahuan leukemia. Itu aja udah rawat inap 1 bulan lebih di RS Telogoredjo semarang, baru tahu diagnosanya udah telat. SEmoga husnul khotimah, anak paling ganteng, paling sholeh, paling nurut serumah, hiksss
Aku baru tahu ternyata ada banyak mitos di dunia kanker ya, mba
Informasi seperti ini penting banget dibagi!
Untuk kanker anak, aku juga termasuk yang sangat emosionil.
Langsung terbayang betapa menderitanya yah menahan semua kesakitan itu.
Apalagi 75-90% penyebab kanker anak itu, adalah multi faktor yang masih belum diketahui
Penanganan lebih awal dan tepat untuk anak penderita kanker memang akan meningkatkan harapan dan kesempatan sembuh lebih awal. Semoga kita bisa waspada sejak dini.
Semoga anak-anak yang sedang mengalami sakit kanker diberi kekuatan untuk selalu survive ya, dan bisa mengalami kesembuhan dengan support system yang luar biasa dari orangtua dan orang-orang terdekat mereka. Amin
Beneran aku ikut sediih, mba. Tegar dan kuat banget ya Allah anak dan orantuanya :(. Aku tak tahu harus bilang apa lagi. Hanya bisa mendoakan agar diberikan kekuatan dan kesembuhan buat yang sakit. DIlapangkan rejeki buat orangtuanya juga. Aamiin
Sedih y mba,, klu dulu sepupuku malah cuma dia kanker tulang akhirnya gak tertolong mau ujian kelas 6 klo gak salah meninggal anak Pertama,,, perlu bnget sih support dari saudara2 yg lain selain ortu dn pngetahuan cara menangani nya,, smoga anak2 Kita sll sehat2 y
Masyaa Allah tabarakallah luar biasa semangat anak-anak penderita kanker Dan orang tuanya. Aku baru tahu kalau banyak sekali mitos tentang makanan untuk para penderita kanker, terutama anak-anak. Pantesan banyal anak-anak penderita kanker yang kekurngan nutrisi juga
Mbak Apriiiilllll… Ya Allah aku tuh paling gak tahan melihat anak-anak sakit pasti langsung cengeng deh. Kalau gak salah ya untuk anak-anak penderita kanker ini ada deh makanan yang khusus gitu. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik.
Mbak April ini artikelnya bermanfaat banget lo. Soalnya info tentang kanker itu kan masih minimal. Dan ternyata mitosnya juga banyak. Semoga kita sekeluarga diberi kesehatan dan dalam lindungan Allah. Aamiin
Selama ini saya juga mengira kalau anak-anak tidak akan terkena kanker. Ternyata banyak faktor yang bisa membuat anak menderita kanker ya…
Semoga anak-anak kita selalu sehat dan terbebas dari kanker, aamiin.
Eh beneran ya mbak yang gula itu? Saya pun udah beranggapan kalau penderita kanker tidak boleh konsumsi gula ternyata boleh ya? Kalau yang kena kanker ini orang dewasa bagaimana? Apakah boleh makan gula mbak walau jumlahnya terbatas? Karena setahu saya (kebanyakan) mereka membatasi atau tidak sama sekali mengonsumsi gula. Makasih sharingnya mbak
Artikel yang sangat bermanfaat dan layak dibagi, mbak. Jadi ingat dulu pernah sekali dampingi adik2 penderita kanker di RS Sardjito. Mereka dan orangtuanya tegar, sayanya malah yg sedih banget. Pulang dari sana mewek2 sendiri.
Ku merinding kalo baca2 soal kanker ini apalgi kalo menyerang anak2 ya, hiks.
Sering pegang pasien cancer di klinik, buat aku lebih aware pd diri sendiri, semoga kita dan anak2 dijauhkan dari penyakit ini ya, Mak!
Btw, nanti kuinfokan juga Pita Kuning ini, makasih loh sharingnya.
salut banget sama orang tua terutama ibu-ibu yang dengan kuatnya tetap support anak penderita kanker, sedih banget tapi tetep harus kuat demi anak. baru tahu yayasan pita kuning itu untuk support bagi para penderita kanker yah
Aku baca ini tetep sedih mbak,,,
Tapi, dari sini jadi tahu tanda2 atau ciri2 kanker cair dan kanker padat mbak,, bergizi banget artikelnya mbak April
Saya suka sedih kalau baca ada anak yang terkena kanker. Ada sepupu yang kena leukemia saat balita. Usianya hanya sampai 5 tahun.
Tetapi, itu udah kejadian cukup lama. Seandainya masih hidup, mungkin sekarang udah kerja. Semoga aja, semakin banyak anak yang terhindar dari penyakit ini.
Nah tu, kan kasihan kalau anak-anak penderita kanker akhirnya tidak terpenuhi kebutuhan nutrisinya karena informasi yang tidka benar. Aku juga pernah dengar katanya kalau penderita kanker ga boleh makan protein, kacang-kacangan dll seperti di atas. nah itu ternyata boleh kan ya
Mata saya juga berembun membaca postingan ini, Mbak April.
Dalam bayangan saya, dunia anak-anak itu cerah, ceria dan bahagia. Jadi kalau ada anak-anak yang menderita kanker dan melewati hari-hari melawan kanker, itu perjuangan sekali. Dan semoga mereka kuat. Aamin.
Dan dari sebabnya, itu bisa juga disebabkan lingkungan sekitar ya, Mbak. Misalnya lingkungan tercemar. Jadi harus mulai diperhatikan hal ini.
Pastinya ya, nutrisi buat anak kanker berbeda dengan anak lain pada umumnya. Ada sejumlah makanan yang mesti dihindari dan ada yang disarankan. Semoga ibu bapak orang tua dari anak penderita kanker bisa selalu sehat dan tabah. Mengurus anak-anak tidaklah mudah. Apalagi yang kanker.
ngomongin kanker yang menyerang anak-anak, aku jadi merinding. ingat anak tetangga yang terkena leukimia. sungguh, orang tuanya harus berjuang ekstra. bdw, tfs ya mbak buat sharingnya.
Terima kasih ya mbak atas sharingnya akrena banyak banget ilmu yang aku dapat setelah baca artikel ini.
iya sih aku juga pernah dengar kalau penderita kaker itu harus dilakukan penanganan langsung biar gak sampai stadium 4. Soalnya kalau masih awal-awalkan enak menanganinya.
dari baca judulnya, saya Ikutan baper Mbak, Anak-anak mengidap kanker? Speechless, apalagi melihat perkembangan kanker pada anak-anak yang meningkat, 9 dari 100 ribu anak (probabilitasnya) kena kanker dan mereka masih belia, kisaran 0 – 17 tahun.
Setuju dengan semangat Ayah BIma, jangan pernah putus asa dalam doa dan ikhtiar untuk kesembuhan/kesehatan bagi anak yang terkena kanker. Hak kita, wilayah kita adalah berdoa dan ikhtiar, bagaimana hasilnya adalah kuasa Ilahi.
Ya Allah, baca artikel ini turut terharu dengan lara orangtua yang begitu tegar mendampingi anaknya yang menderita kanker, semoga ditemukan penyembuhan penyakit ini dengan biaya lebih terjangkau ya
Pertanyaan mengapa anak2 bisa kena kanker selalu menjadi fokus saya setiap saya membaca berita atau berjumpa dengan anal2 penderita kanker. Ketika saya membaca kadangkala penyebabnya adalah multifaktor atau tidak diketahui persis, hati saya makin sedih. Mungkin itu yang disebut takdir. Salut utk orangtua anak2 penderita kanker yg berhasil melewati masa2 sulit dan bisa tegar dan saling menyupport. Semoga Tuhan memudahkan jalan mereka menuju kesembuhan..
Jujur saja mendengar kata kanker saja saya langsung merinding. Soalnya penyakit yang kebanyakan berujung kematian ini sangat miris kalau dialami oleh anak ya. Mudah-mudahan dengan pemenuhan asupan nutrisi anak terhindar dari penyakit begini.
Iya, sedih sekali kalau lihat anak yang sakit, apalagi ini penyakitnya berat, seperti kanker. Salut dengan orang tua nya yang bisa tegar mendampingi anak mereka
Keluarga suami pernah, kak..mengalami kehilangan anak yang masih balita karena terkena kanker darah.
Rasanya…
Jangan ditanya, betapa Mama sampai sekarang kalau cerita masih suka tergugu.
Memang diperlukan kesabaran yang pake banget untuk mendampingi anak dalam masa-masa sulit, salah satu harapan sih semoga alat-alat terapi kanker menjadi lebih murah agar bisa menjangkau ke pasien lebih banyak.
Semoga lekas sembuh untuk anak anak yg menderita kanker.
Ngeri juga ya karena faktor penyebab paling tinggi justru enggak diketahui. Dan kayanya harus mulai ngurangin kebiasaan anak mengkonsumsi ‘gula’.
Aku punya beberapa kenalan nih dari Yayasan Pita Kuning. Kebetulan aku pas kerja juga ditempatkan di RS. Kanker Dharmais.
Tiap hari lihat anak-anak penderita kanker, aku otomatis nangis dan selalu bersyukur karena masih diberi kesehatan oleh Allah SWT.
Baca ini juga bikin air mata meleleh Mak. Bisa bayangin bagaimana anak-anak itu menderita, dan hancurnya perasaan orangtuanya. Semoga anak-anak kita semua dineri kesehatan selalu. Dna mereka yang terkena kanker severa disembuhkan.
saya juga punya penyakit asam lambung, saya juga bingung bagaimana asupan nutrisi yang bagus bagi saya, artikel ini sangat membantu saya terima kasih
Ya Allah…sedih banget kalau udah bicara anak sakit
betapa tegarnya para ortu dan anak itu sendiri
saya anak sakit demam batuk flu aja kadang ngeluh
semoga anak penderita kanker bisa sembuh dan terus semangat
begitu juga ortu mereka