Ada yang mengernyitkan dahi ketika membaca judul artikel ini, Cara Mengelola Keuangan Keluarga dan Usaha untuk Womanpreneur? Hayooo lho, kapokmu kapan, abot to judule? Hahaha, uppsss…
Tenang, tenang. Saya cuma bercanda, kok. Jadi, jangan ketakutan dulu baca judulnya ya. Kali ini, saya memang mau sharing tentang bagaimana cara yang baik untuk mengelola keuangan, khususnya buat ibu-ibu yang memiliki usaha (womanpreneur). Eh, tapi saya rasa materi yang mau saya sharing ini bakal cocok diterapkan oleh semua ibu-ibu atau perempuan yang kebanyakan memiliki jabatan sebagai “menteri keuangan” di rumah tangga masing-masing, kok 🙂 .
Tentang program literasi keuangan #IbuBerbagiBijak
Jadi, ceritanya, pada tanggal 30 Agustus kemarin, saya mendapat undangan workshop #IbuBerbagiBijak (Instagram: @ibuberbagibijak) dari Visa. For your information, #IbuBerbagiBijak merupakan sebuah kampanye/ program literasi keuangan yang digelar dalam rangka mengedukasi dan mendorong para perempuan untuk berbagi pengetahuan seputar literasi keuangan. Program literasi keuangan yang berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia ini telah menjangkau lebih dari 200.000 perempuan di seluruh Indonesia, selama kurang lebih dua tahun terakhir.
Saya saat menghadiri workshop #IbuBerbagiBijak.
Mengapa Visa memilih untuk mengedukasi perempuan? Berikut jawabannya:
“Ada data yang mengejutkan dari survei nasional OJK tahun 2016 bahwa tingkat literasi keuangan perempuan hanya sekitar 25 persen. Artinya hanya sedikit perempuan yang mampu mengelola keuangan,” kata Head of Corporate Communication PT Visa Worldwide Indonesia, Mbak Adhe Hapsari, saat membuka workshop.
Head of Corporate Communication PT Visa Worldwide Indonesia, Mbak Adhe Hapsari.
Artinya, sisanya, sekitar 75% perempuan enggak pinter mengelola keuangan (hiks, saya kayaknya masuk yang 75% deh 🙁 ). Sehingga, #IbuBerbagiBijak ini fokus pada mengedukasi perempuan, terutama ibu-ibu rumah tangga yang biasanya merupakan “manajer keuangan” dalam rumah tangga.
Program literasi keuangan #IbuBerbagiBijak ini juga melibatkan pakar finansial ternama untuk sharing kepada perempuan Indonesia tentang bagaimana sebaiknya mengelola keuangan dengan bijak. Selain itu, program ini juga melibatkan sejumlah wirausaha perempuan (womanpreneur) untuk membagikan cerita mereka dalam berbisnis, sekaligus bagaimaan mereka mengelola keuangan keluarga dan usaha mereka.
#IbuBerbagiBijak yang mengusung konsep “train the trainer” ini dilaksanakan sejak bulan Juli sampai September dengan berbagai aktivitas, seperti workshop dan aktivitas online melalui akun Instagram @ibuberbagibijak. Beragam topik yang berhubungan dengan keuangan dibahas, mulai dari tips membuat anggaran, bagaimana cara mengatur keuangan yang bijak, cara menabung dan berinvestasi, tips mendapat penghasilan tambahan, juga tips keamanan dalam bertransaksi non tunai.
Kalau workshop #IbuBerbagiBijak yang saya ikuti kemarin, mengusung tema “Bijak Kelola Keuangan, Kunci Keluarga dan Masa Depan Sejahtera”. Workshop yang diselenggarakan di RPTRA Ciganjur Berseri, Jagakarsa, Jakarta Selatan itu menghadirkan narasumber:
- Financial Educator, Prita Ghozie (Mbak Prita).
- Pengusaha Brownies Dapur Gladies, Gladies Rahman (Mbak Gladies).
Workshop ini diikuti oleh ibu-ibu dari HIMAPAUDI Ciganjur dan ibu-ibu blogger dari komunitas Kumpulan Emak Blogger (KEB). Visa sebagai penggagas program edukasi ini berharap setelah mengikuti program ini, para peserta memiliki pemahaman dan keterampilan dalam mengelola keuangan, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Perwakilan visa, narasumber, dan ibu-ibu dari HIMAPAUDI Ciganjur.
Bijak mengelola keuangan keluarga untuk masa depan sejahtera
Workshop dimulai dengan sharing dari Mbak Prita mengenai bagaimana cara mengelola keuangan yang baik. Mbak Prita mengatakan bahwa mengelola keuangan sangat diperlukan supaya kita bisa mencapai keuangan yang ideal dalam hidup kita. Lalu, bagaimana cara mencapai keuangan yang ideal itu?
Ada tiga hal yang bisa kita lakukan untuk mencapai keuangan ideal, yakni:
- Melakukan financial check up
- Mengelola arus kas
- Merencanakan keuangan.
Kita bahas satu-satu ya, teman-teman. Pertama, melakukan financial check up. Financial check up perlu kita lakukan supaya kita tahu apakah keuangan (keluarga) kita sehat atau enggak. Berikut adalah checklist dalam financial check up:
Sehat atau tidak keuangan saya?
- Pertama, kita cek kita punya utang atau enggak. Kemudian, jika kita punya utang, utang itu termasuk utang produktif atau enggak? Utang produktif itu contohnya, kita mengambil KPR untuk hunian kemudian kita sewakan, kita kredit mobil buat usaha, dll. Intinya utang untuk membeli sesuatu, lalu sesuatu itu bisa menghasilkan pendapatan. Bukan utang-utang seperti beli gadget baru, baju baru, dll.
- Kedua, berapa banyak cicilan utang kita? Keuangan yang sehat adalah apabila utang/ cicilan yang harus kita bayar tiap bulannya di bawah 30% total pendapatan kita.
Sudah sehatkah keuanganmu?
Biaya hidup < pemasukan?
- Pertama, pastikan bahwa biaya hidup kita maksimal 50% dari pendapatan kita tiap bulan.
- Kedua, kita mesti paham prioritas pengeluaran.
Punya dana darurat?
Dana darurat berbeda dengan tabungan, ya teman-teman. Dana darurat yang membuat keuangan kita memenuhi syarat keuangan sehat adalah:
- Pertama, besarnya 3x pengeluaran rutin.
- Kedua, berbentuk kas.
Punya tabungan?
- Pertama, kita punya tabungan untuk rencana-rencana kita.
- Kedua, kita punya investasi untuk masa depan ketika kita pensiun. Contoh investasi seperti:Investasi emas, tanah, rumah, dll.
Mbak Prita Ghozie, financial educator.
Setelah kita memastikan bahwa keuangan kita sehat, maka langkah kedua adalah mengelola arus kas. Bagaimana langkah mengelola arus kas yang baik? Mbak Prita memberi saran sebagai berikut:
- Ketika menerima pemasukan untuk pertama kalinya, maka hal yang pertama kali kita lakukan adalah langsung sisihkan untuk dana-dana sosial, seperti zakat, sedekah, dll.
- Kedua, kita masukkan dana ke pos asuransi dan dana darurat.
- Ketiga, alokasikan untuk kebutuhan rutin, seperti bayar utang, pos untuk belanja bulanan, pos biaya sekolah anak, dll.
- Keempat, setelah kita mengalokasikan ke pos-pos kebutuhan rutin, lalu kita tabung.
- Kelima, lakukan investasi. Apabila tidak ada utang, teman-teman bisa mengalokasikan dana itu ke investasi ini.
By the way, teman-teman mau tahu tidak bagaimana alokasi ideal untuk penghasilan kita tiap bulannya? Mbak Prita memberi rumus alokasi ideal untuk penghasilan bulanan sebagai berikut:
- 5% buat dana sosial, zakat, sedekah, dll.
- 10% untuk dana darurat dan asuransi.
- 30% untuk biaya hidup sehari-hari.
- 30% untuk bayar cicilan/ utang.
- 15% untuk investasi.
- 10% untuk gaya hidup (jajan anak, ngemall, makan di restoran, beli baju, dll).
Saya beri contoh ya teman-teman, misal pendapatan perbulan Rp. 15.000.000,-, maka berikut adalah alokasi dana idealnya:
- Sosial: Rp. 750.000,-
- Dana darurat dan asuransi: Rp. 1.500.000,-
- Biaya hidup: Rp. 4.500.000,-
- Cicilan: Rp. 4.500.000,-
- Investasi: Rp. 1.050.000,-
- Gaya hidup: Rp. 1.500.000,-
Mbak Prita saat memberikan tips bagaimana mengelola keuangan.
Kalau angka pendapatan bulanan teman-teman di atas itu, maka ya tinggal tambah angkanya aja. Tapi, syukur-syukur kalau cukup, ya lanjutkan gaya hidup sederhananya. Banyakin nabung dan investasi. Sebaliknya, apabila pendapatan bulanan teman-teman di bawah itu, maka harus berhemat dan turunkan standar hidupnya. Jelas yaaa…. 🙂 .
Mbak Prita juga memberi saran, sebaiknya begitu menerima gaji, langsung masukkan ke rekening untuk tiap-tiap pos itu. Kalau bisa minimalisir transaksi dengan cash, sebab kalau online lebih tercatat rapi dan kalau enggak pegang cash kita lebih bisa mengerem keinginan buat beli-beli barang.
Setelah kita mampu mengalokasikan keuangan kita, maka langkah ketiga adalah merencanakan keuangan. Rencana keuangan itu apa aja sih? Ya, misla kita pengen punya rumah kedua, ingin menabung buat biaya kuliah anak, ingin liburan keluarga, punya usaha, dll.
Menjadi womanpreneur, salah satu cara memperbaiki kondisi keuangan
Semua rencana-rencana itu tentu saja membutuhkan biaya yang enggak sedikit ya teman-teman, khususnya ibu-ibu. Maka, sebagai ibu-ibu, kita juga bisa lho bantu-bantu suami supaya kondisi keuangan kita memungkinkan kita merealisasikan rencana-rencana tersebut. Ada tiga cara yang bisa kita lakukan untuk menambah penghasilan/ pendapatan rumah tangga, antara lain:
- Bekerja secara aktif.
- Menjadi investor.
- Menjadi womanpreneur.
Khusus pada sesi workshop kemarin, Mbak Prita menggarisbawahi cara ketiga, yakni menjadi womanpreneur.
Ketika kita ingin memulai suatu usaha, maka sebaiknya kita checklist lagi tantangan-tantangannya, antara lain:
Mau usaha apa?
- Sebaiknya kita memiliki usaha yang sesuai dengan hobi atau kesukaan kita. Misal, kita enggak suka masak, lalu buka bisnis catering, kayaknya kok agak susah yaaa…
- Lalu, kita cek apakah ada pasar dari hobi kita itu.
- Kemudian, kita sesuaikan usaha itu dengan jam kerja yang kita sukai.
Tidak tahu untung vs rugi
Ini adalah tantangan yang paling sering dihadapi seseorang saat baru memulai usaha, biasanya enggak tahu dirinya untung atau rugi. Maka, supaya kita tahu kondisi kita untung atau rugi, Mbak Prita memberi saran supaya kita melakukan hal-hal berikut:
- Pisahkan keuangan pribadi dan usaha.
- Punya catatan arus kas.
- Modal investasi versus biaya, apakah modal sudah kembali?
Pertimbangan lain
- Memilih usaha sendiri atau bermitra dengan orang lain?
- Modal dari mana? Kalau saran Mbak Prita sih, ketika pertama kali memulai usaha, sebaiknya jangan dari utang, melainkan modal sendiri. Masa belum apa-apa, kita udah ngutang?
Tips mengelola keuangan untuk womanpreneur yang juga sekaligus “manajer keuangan” rumah tangga
Mbak Prita kemudian memberi tips mengelola keuangan rumah tangga dan usaha bagi womanpreneur. Pada prinsipnya caranya seperti ini :
- Pisahkan antara keuangan rumah tangga dengan usaha.
- Omzet usaha dikurangi biaya adalah keuntungan.
- Keuntungan usaha menjadi dana kas masuk bagi keuangan rumah tangga.
Kemudian, sebaiknya para womanpreneur ini tidak lupa untuk:
- Mempunya rencana pengeluaran.
- Tidak punya utang konsumtif.
- Menabung dan berinvestasi.
- Punya dana darurat.
- Memiliki asuransi.
“Menabung itu enggak cukup, ibu-ibu. Zaman sekarang, kita juga harus punya dana darurat, tabungan, dan investasi,” pesan Mbak Prita.
Berikut adalah arus kas keuangan rumah tangga (keluarga) dan usaha yang bisa dijalankan oleh womenpreneur:
Arus kas keuangan keluarga dan usaha yang ideal.
Bagaimana, sudah jelas kan teman-teman, khususnya yang sudah punya usaha atau sudah punya usaha (womenpreneur) mengenai cara mengelola keuangan untuk rumah tangga dan usaha dari Mbak Prita ini?
Selanjutnya, saya tulis sharing dari Mbak Gladies yang punya usaha kue brownies Dapur Gladies (Instagram: @dapurgladies) yaaa…
Sharing Mbak Gladies tentang bagaimana cara mengelola keuangan bisnisnya
For your information, Mbak Gladies sudah berbisnis kue brownies selama kurang lebih lima tahun. Awalnya sih keluarganya kurang mendukung, namun Mbak Gladies bertekad menunjukkan bahwa dirinya bisa lho menjadi womanpreneur. Lama-kelamaan keluarganya mendukung, malah turut membantu.
Mbak Gladies memilih membuat usaha kue brownies karena memang suka/ hobi baking. Sama seperti saran Mbak Prita yang saya sampaikan di atas tadi ya teman-teman, kalau bisa, jika ingin memulai usaha sesuaikan sama kegemaran/ hobi teman-teman.
“Usaha yang berawal dari minat atau passion, biasanya bisa bertahan,” kata Mbak Prita.
Usaha kue brownies yang awalnya berskala kecil ini, lama-kelamaan transaksinya makin banyak, sampai enggak tercatat sama sekali. Dari sanalah Mbak Gladies menyadari betapa pentingnya melakukan pencatatan keuangan, sekecil apapun, supaya tahu usahanya untung atau rugi.
Mbak Gladies saat sharing tentang usaha browniesnya.
Tantangan berikutnya yang berhubungan dengan keuangan usaha adalah saat Mbak Gladies menikah lalu pindah ke Jakarta (awalnya Mbak Gladies tinggal di Bandung). Mbak Gladies, dengan izin suaminya, kemudian membuka cabang di Jakarta. Namun, berkaca dari pengalaman sebelumnya, kali ini Mbak Gladies langsung membuka rekening khusus transaksi bisnisnya yang di Jakarta. Jadi, Dapur Gladies Bandung dan Jakarta, masing-masing punya rekening sendiri, enggak boleh dicampur-campur. Selain rekening usaha yang dipisah, tentu saja Mbak Gladies disiplin memisahkan rekening usaha dan rekening rumah tangganya. Kedisiplinan tersebut lah yang membuat usaha kue brownies Dapur Gladies semakin sukses.
“Meski saya pegang ATM, saya enggak pernah sekalipun berani memakainya untuk membeli kebutuhan pribadi. Walau ada diskon. Saya enggak berani nalangin dulu pakai rekening usaha,” kata Mbak Gladies.
Mbak Gladies juga mengatakan bahwa dulu, saat memulai usaha, dirinya begitu idealis. Ingin mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Kalau sekarang, Mbak Gladies punya partner. Pembagian keuntungan untuk partner disesuaikan dengan modal yang ditanamkan ke usaha ini. Mbak Gladies juga telah memiliki orang yang dipercaya untuk mengerjakan pekerjaannya (khususnya yang berhubungan dengan resep), untuk jaga-jaga kalau misalnya Mbak Gladies liburan atau berhalangan karena sakit, sehingga produksi Dapur Gladies bisa tetap jalan.
Selain itu, supaya bisnisnya tetap dilirik orang, Mbak Gladies sama sekali tidak pernah mengubah resepnya. Selama ini, Mbak Gladies senantiasa memakai bahan-bahan baku berkualitas. Mbak Gladies juga lebih memilih menjelaskan kepada pelanggannya, mengapa harga kue brownies-nya naik, ketimbang menurunkan kualitas kue brownies produksinya. Alhasil, selama ini, Dapur Gladies masih memiliki pelanggan setia yang bahkan rela menunggu/ memesan agak lama untuk mendapatkan kue brownies Dapur Gladies.
Brownies Dapur Gladies yang yummy.
Pada saat workshop, saya juga sempat mencicipi kue brownies Dapur Gladies. Emang enak, sih. Beda gitu dari brownies-brownies yang saya cicipi sebelumnya. Pantesan Dapur Gladies enggak pernah sepi oreder 😀 .
Itulah teman-teman sharing dari Mbak Gladies. Kalau saya simpulkan, kunci sukses Mbak Gladies ada lima, yakni:
- Bikin usaha sesuai passion.
- Fokus menjalankan bisnis.
- Disiplin mengatur keuangan usaha.
- Jangan sesekali mencampur keuangan rumah tangga dengan usaha.
- Jangan pernah menurunkan kualitas produk.
Well, kayaknya udah kepanjangan saya ceritanya, haha. Emang kalau ngobrolin soal keuangan itu panjang yaaa… Saya akan berusaha mengingat-ingat lagi, kalau ada yang belum saya tulis, nanti saya sambung di artikel selanjutnya, hehe…
Semoga sharing materi workshop dari #IbuBerbagiBijak ini bermanfaat ya teman-teman dan semoga bisa dipraktikkan #ntms, semangat!
April Hamsa
bener sekali jangan pernah nyampurin uang bisnis sama uang keluarga , yang ada malah pening hehe
Betul mbak, amburadul haha
waiya ini.. aku juga punya tabungan darurat gitu.. jd tiap payday langsung aku setor ke atm khusus itu.. pokoknya gak boleh diambil kalau emang gak mendesak banget2.. buat shopping misalnya hihihi
Keren mbak, aku bisa tiru nih. Terima kasih sharingnya ya 😀
Nabok banget mbak kalimat pembukanya, hahah.. Karena perencanaan keuangan memang perlu banget, biar nggak kebablasan atau nggak jelas uang keluar kemana aja
Iya mbak, penting banget. Biar tau bocornya kemana aja yaaa.
Penting nih artikelnya buatku yang juga ibu rumah tangga dan jualan online meski masih kecil-kecilan
Hehe cucok ya mbak artikelnya 😀
bagus banget mba rincian keuangannya, izin save, aku masih kacau nih kudu belajar lagi dan lagi
Silahkan mbak, moga bermanfaat ya 😀
Dari dulu aku juga lebih memilih kalau bisa bekerja sesuai passion jadi nggak setengah-setengah dan terpaksa gitu ya mba. Senangnya ikut workshop yang memudahkan untuk mengatur keuangan keluarga. Mau ah skali skali bisa menghadiri acara ini
Mb, mnurutku juga butuh kerjasama suami istri ya agar keuangan keluarga sehat. Kalau hanya salah satu aja bisa kasian yang urus keuangan. Hihiii
Iya mbak Al, kudu kerjasama ya. Trus biasanya tu istri lbh teges soal pengeluaran. Apalagi kalau menyangkut anak2 hehe.
Beruntung banget ya ikut workshop ini , disini kita bisa belajar kelola keuangan terus tau tips dan trik jadi womenpreneur.
Iya mbak alhamduilah ya dapat pengetahuan begini 🙂
Aih senang banget aku akhirnya mampir ke sini dan menemukan banyak materi soal ini. Kemarinan aku sempat nonton di live IG KEB, tapi kan yang namanya nggak datang ke acara, tetap beda dan kurang rasanya
Ijin post ini aku save ya mba. Terima kasih sekali.
Silahkan mbak moga bermanfaat ya 😀
Iya materinya oke kan. AKu abis ikutan WS jd kepikiran utk usaha gtu mbak 😀
Aku mah percaya kalau perempuan bisa mengatur uang apalagi kalau ditambah pelatihan dan pengetahuan yang cukup pasti lebih maksimal lagi pengelolaannya. keren dah emak emak zaman sekarang
Emak2 emang keren, multitasking jg ya hehe 😀
Padahal perempuan kebanyakan sebagai pengelola keuangan keluarga ya tapi tingkat lietrasi keuangannya masih rendah, jaid ingat teman kantor yang suaminya mengelola keuangan secara penuh karena nggak percaya sama istrinya, katanya kalau dipegang istrinya boros hehehe
Iya mbak, mungkin krn perempuan jg suka belanja jd ada bocor2nya #eh haha
Nah itu contohnya kyk gtu kan 😀
Kalau uang suami uang kita ya. Uang hasil bisnis ya uang kita ya hahaha nice info kak
Hahahaha hidup emak2
huah jangan2 aku juga masuk yg golongan 75% ga bijak kelola uang nih beneran kudu banyakin belajar lagi nih
tapi aku ga separah istri rekan kerjaku bapak2 yg tiap hari ngeluh istrina boros wkwk sampe rekan kerjaku itu klo pny uang dari dinas luar kota diselipin di dompet atau di flazz wkwkk
Aku juga niiihh… nah itu bapak2 curhat gtu yaaaa hehe
Wah, ini nih yang kudu saya pelajari dan diterapkan. Huhuhu… aku sering kelimpungan kalo ada apa-apa. Iya, dana darurat masih susah dicadangkan. Dicatet ah tipsnya. 🙂
Betul mbak dana darurat penting, bukan dicadangkan., tapi justru diisi di awal gajian.
wuaduwwww 15juta perbulan… aku kok salah fokus ke situ ya hhehehehe
itu 5 bulan gajinya umr surabaya mbak hehhehe
Kita berdoa aja supaya nyampek segitu mbak aamiin 😀
75% itu termasuk saya ka huhu sedih memang pernah mengalami keuangan sulit akibat lengelolaan keuangan yang salah.. kalo lagi punya uang mikirnya apa aja bisa kita beli.. tapi ngga mikir lagi sebenernya kita butuh apa ngga.. Alhamdulillah sekatang sudah mulai bijak dalam mengelola keuangan.. kalo buka kita yang bijak mengelola keuangan siapa lagi ya ka.. secara dirumah yang pegang uang ya para ibu
Samaaaa 🙁
Iya mbak aku tiap abis ikut WS kyk ginilbh semangat ngatur haha
Seru banget sih kak bisa ketemu mbak Prita Ghozi… Aku termasuk salah satu penggemar beliau euy… Bisa jadi karena aku juga sama kaya mbak, termasuk salah satu dari 75% perempuan yang ga bisa mengatur keuangan itu… Hihihi
Semangat mbak, yuk mulai kita atur dengan disiplin skrng.
saya belum ibu-ibu tapi pasti tergolong yang 75% tuhh..
tapi emang belajar keuangan memang harus dibiasakan sejak masih single kan ya.
kan bisa karena terbiasa.
Iya justru saat single dibiasakan, kalau jd ibu2 dah enak tu mbak 😀
Biasanya sih cewek emang paling bisa ngatur uang tuh.. Mau gede atau kecil bisa diatur bangedh sama cewek.. Keren..
Cowok jg keren kalau mau dan mampu mas hehe
Memang penting ya edukasi literasi keuangan seperti ini. Banyak banget yang saya tidak tahu hiks.
Penmtiiing. Hayuk mbak kita sama2 benahi pelan2. Semangaatt.
Noted. Tak catet semua mba april.btw amu ngefans lho sama mba pritaaa 😍
Moga bermanfaaat, eh sama aku jg ngefans hehe
Asik sekarang udah jsdi ibu berbagi bijak nih. Pasti makin disayang misua. Dan keuangan rumah makin terkontrol hingga masa depan.
Aamiin mas thx 😀
Saya banyaknya dibiaya sekolah Mba..mungkin karena anak banyak dan sekolahnya mahal juga…sekarang sdh dikurangi biaya si kaka krn dpt beasiswa…
tp sy anggap bukan biaya anggap aja invest jangka panjang hahaha…
Hehe iya, kalau buat anak apa sih yang enggak ya mbaaakkk, semangat.
Iyaa brownies Mbak Gladies enak! Aku pernah coba dan lihat dia demo masak. Kayaknya simple sih tapi hasilnya beda dengan brownies yang lain. Di sini jadi tahu rahasia kesuksesannya dalam berbisnis. Thanks mbak!
Iya browniesnya enak, jd pengen makan lg.
Iya gtuuuu, moga bermanfaat yaaa.
Aku baru mau mulai lagi bisnis offline. Sebab penting bgt buat misahin uang bisnis ama uang keluarga. Selama ini masih nyampur
Harus dipisah mbak biar lbh kita tahu untung ruginya bisnis kita.
bikin usaha sesuai passion emang kunci banget buat aku nih, karna akupun merasakan memang lebih nikmat ketika sejalan sm passion.
Iya betul banget mbak. Lbh sukses biasanya ya.
Awalnya masih suka susah nih misahin uang hihi
Tapi, lama-lama jadi terbiasa
Semangat ya mbak Tia 😀
Aku termasuk salah satu wanita yg 75% itu, wkwkwk… Emang susah2 gampang sih kelola keuangan tuh, harus banyak belajar ya mba. Tfs ya
Yg penting praktiknya sih mbak hehe
Surveinya agak mengejutkan ya..itu berarti perempuan msh bnyk yg belum cakap utk mengelola financial khususnya dlm keluarga
Iya surveynya bikin shock yaaaaaaaa 🙁
Nah inii.. turunkan standar hidup. lebih sederhana lagi ya kak, dan yg ptg ada usaha selain andalkan pendapatan dari suami.. Womenpreneur, istilah ciamik.. Makin bnyk keluarga harmonis kalau sepaket tips dan langkah2 tsb diterapkan ya kak
tipsnya bakalan bermanfaat bgt deh ini buat aku sebagai calon buibu kelak haha.. bakalan dipelajarin deh. dana dana darurat dan investasi tuh penting bgt yaa buat masa depan mbak. harus mulai dipikirkan nih
kalo man preneur gmn mba april?? aku kan mau jadi man preneur masa woman preneur aja yang boleh.. sama ga polanya dari ini??
Menjadi womenpreneur ini yang susah nih. Bisa bekerja apa saja dan dalam kondisi bagaimana saja. Maklum IRT, semua dikerjakan hehehe…
Pengelolaan keuangan keluarga tidak pernah selesai dibahas dalam satu kali pertemuan. Setiap hari dijalani tapi masiiih saja banyak yg keteteran. Padahal setiap ibu dituntut untuk bisa menerapkan semua ilmunya ya…
Sedih ya, literasi keuangan kaum perempuan masih rendah dan hanya 25 %. Kegiatan seperti ini akan semakin membuka kesadaran pentingnya untuk lebih peka terhadap keuangan. Terutama sih 3 hal pokok, yaitu financial check up, kelola arus keuangan, dan merencanakan keuangan.
Awalnya nggak berani, melakukan medical check up keuangan rumah tangga sendiri, takut hasilnya jleb.. Tapi dengan adanya #IbuBerbagiBijak ini banyak manfaat yang didapatkan dan bener2 ngebantu emak2 seperti diriku untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan keluarga.
Jadi ibu harus bisa segalanya, dari urus keluarga, jadi koki, menteri keuangan sampai pengusaha… Salut sama semua ibu yang sukses menjalankan semua nya.
Aku jarang banget nyatet pengeluaran dan pemasukan, jadi emang ngawang2 banget sama kondisi keuangan. Kayaknya nanti mah mulai catet-catet deh, biar ga kebobolan
Ibu sekarang harus lebih cerdas dan bijak ya, buka usaha kayanya bisa jadi solusi bijak menghasilkan uang tetap bisa mendampingi anak-anak
Dana darurat memang penting di anggarkan apalagi ketika sudah berkeluarga. Namanya hidup pasti ada ajah anggaran tak terduga. Catatan penting buat MomPreneur untuk mengelola keuangan keluarga. Dulu waktu kerja mengelola dana perusahaan jauh lebih susah. Kenyataan lebih susah duit sendiri yah.
Saya termasuk yang 75% huahaha. Tapi, gak boros juga, sih. Asalkan jangan bikin saya kesel aja. Karena kalau saya lagi kesel, pengennya belanja 😀
Noted banget ini kalau kita punya usaha jadi paham.mengelola uangnIRT&uang usaha
Mba April.. banyak banget hal yg perlu aku highlight dari artikel ini, secara pengelolaan keuanganku boleh dikata masih amat buruk, sering bablas sebelum tanggal baru 🙁
Antusias sekali nih kalo ada edukasi buat emak2 sejati seperti ini, hehe…
Emang emak itu harus cermat dan bijak banget yaa.. mau yg gak mompreneur dan entreprenur tetep aja kudu paham dan bijak kalo masalah duit,..
Acara ibu Bijak ini memang menginspirasi sekali ya mbak, apalagi talkshow bersama mbak Prita Ghozie. Semakin semangat nih untuk melakukan pengaturan pengeluaran dalam rumah tangga.
Kayaknya saya pernah komentar ditulisan ini deh. Ternyata belum ya?
Suka dengan pemaparan ibu prita soal keuangan. Yg bikin menohok ternyata saya blm punya dana darurat. Xixixi. Biasanya suka pakai dana tabungan. Ok mulai besok sisihkan dana darurat
Beberapa tips dr mba prita udh aku terapin dlm mengatur keuangan ku dan suami. Gaji suami aku atur sesuai persentase diatas. Minus cicilan krn kita ga ada utang. Jd budget utang aku masukin ke keprluan bulanan. Investasi dan asuransi juga aku gedein krn itu penting. Utk masa depan setelah pensiun aku dan suami hrs udh bisa mandiri, tanpa merepotkan anak2.
Kalo gajiku, baru deh itu 60% utk traveling keluarga. Sisanya aku jajan dan beli skin care. Karena ga enak aja kalo hrs minta suami. Selama aku msh kerja, keperluan pribadiku aku usahain sendiri.
Itu mba gladies browniesnya memang paling enak!! Aku udh jadi langganannya dan blm nemu sih brownies lbh enak dr dia. Hrgnya memang mahal, tp sebanding ama rasa :). Sampe2 temenku di medan, yg wkt itu aku beliin brownies ini, lgs nagih rutin beli lwt aku 😀
Aku udah tau soal dapur gladis ini dari zaman twitter. DAn emang enak banget. Sharing sessionnya bermanfaat sekali ini.
Saya belum tahu nih apakah keuanga keluarga kami termasuk sehat/tidak, tapi Alhamdulillah kami gak punya utang yang harus dibayar setiap bulan
Aku udah punya 1 rekening buat tabungan, tapi kok lama nggak di isi-isi nih…masih ada penyakit borosnya nih. Tipsnya mba Prita asik nih buat dipraktekkan.
Kalau baca tulisan mba April, kayaknya biaya hidupku terkuras banyak nih. Pasti alasannya karena kebutuhan keluarga. Ilmu seperti ini sangat penting untuk selalu di sosialisasikan ya
Aku pernah belajjr soal literasi keuangan tp lebih ke mompreneur dan iti pertama kali tau istilah piterasi keuangan, kukira literasi cuman calistung, hehe. *padahal bidangnya suami, literasi ini.
Pastinya penting banget ya mbak kelola keuangan,jangan sampai keteteran agar keluarga bahagia terencana
Punya usaha tp ra iso mengatur keuangan, wis siap siap mumet sendiri. Apalagi klo masih mencampuradukkan uang bisnis dan uang pribadi utk kebutuhan dapur sehari hari. Wis wassallam klo kek gitu. Ngga akan kelihatan itu hasil usahanya wkwkwk
Nah ini nih mbak, kadang suka ngga mikir buat di tata rapih tentang keuangan keluarga. Ambil 100ribu dipake beli makan dan gak tau sisanya kemana. Suka gitu gak sih?
Bener banget mba, kita sebagao ibu rumah tangga harus jeli mengelola keuangan dan savety money tentunya.
Haduuhhh pusing mba kepala awak klo ngomongin masalah pengelolaan keuangan. Hahaha.
Bener tuh, kita harus bedain keuangan dari/untuk usaha dengan rumah tangga. Duluuu ak pernah cona usaha olshop, tapi uangnya kecampur campur. Alhasil yuk dadah babay deh usahanya.
PR banget ini ya ibu rumah tangga … cek up kesehatan keuangan, biar sehat semuanya heheh maklum ibu-ibu suka kedodoran terus isi dompetnya heuheu
Blogger masuk kriteria womanpreneur bukan ya?
Kan suka ada yg tulis dirinya “writerpreneur” gitu.
Kadang saya suka diminta memberikan materi ttg manajemen keuangan di acara ttt…tau teori tapi prakteknya terkadang susah jg banyak maunya deh hahaha…akhirnya hrs optimal usaha buat tambah penghasilan…
Wah makasih mba tulisannya beneran berfaedah. Pas baca, sekalian aku praktekin. Tapi sesuai dengan keadaan aku. Hehe. Soalnya penting bgt pengetahuan tentang keuangan. Walaupun prinsipnya mah sesuai kemampuan aja sih ya. Hehe.
Penting banget belajar menata keuangan. Kada suka jdi kebamblasan klo gk ditata. Beruntung bgt dapet ilmu kayak begini
wah penting banget nih untuk tau cara mengelola keuangan, bermanfaat sekali artikelnya mbak..
Bermanfaat v
Bermanfaat banget mba tipsnya, biar jadi mentri keuangan yg sukses dalam keluarga hihi
Thanks for sharing! Bermanfaat sekali.
penting banget ya mba kita tau cara mengelola keuangan yang baik dan benar. terimakasih mba, info nya bermanfaat sekali hihihi
Manajemen keuangan keluarga memang sebaiknya full dipegang emak-emak, soalnya kalo bukan emak-emak mah rentan pemborosan 😬
Manajemen keuangan keluarga memang sebaiknya full dipegang emak-emak, soalnya kalo bukan emak-emak mah rentan pemborosan 😬
Waaaaah kece kece banget nih tipsnya, langsung aku bookmark niiiih. Hihihi. Memgatur keuangan tuh emang susah susah gampang ya kaaaannn. Makasi sharingnya ya mak Apriiiil
hahah menurunkaan standar hidup, eh tapi kalau buat saya sih bukan nurunin standar hidup tapi harus bisa mendatangkan pundi – pundi baru aamiin. Semangat mengelola keuangan nih.
Mengelola keuangan penting, kalau punya usaha jangan sampe tercampur ya dananya. Selalu suka aku dengan ilmu yang dibagikan ibu berbagi bijak
Aku lagi belajar nih mengelola keuangan , ada dana darurat kadang ke pake sama hal ga penting duhhhh,,semoga aja yes kedepannya bisa istiqomah bisa nabung dan investasi.
Aduh….Udah panjang saja ini list komentar. Pantesan di saya lemot banget buka blognya. Keberatan karena sinyal kuota di kampung mengap-mengap. Hehehe…
Semoga berkali2 baca bisa ketularan jadi ibu bijak. Amin amin amin…
bagus ini mbak infonya buat aku yang sama sekali nggak ngerti soal beginian… belajar agar bisa lebih baik lagi ya akunya…
Pantes aja mbak Gladies sukses, itu toh kuncinya hehe
Financial check up kadang bikin sedih,Mbak. Hehehe…
Mbak Prita selalu ingatkan untuk spending yang wajib dulu seperti zakat dan utang sebelum kebutuhan sehari-hari. Well noted.
Nah ini ilmu yang menarik dan lagi pelan-pelan ku pelajari juga biar pendapatan ga habis di konsumsi aja, lagi ngatur-ngatur gimana caranya biar bias tetep nabung dan investasi.
Trima kasih atas ilmu yang dibagi lewat artikel ini, sangat bermanfaat. Dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami…