Tangan nggak sengaja teriris, trus auto diemut, tujuannya buat mengobati jari yang terluka itu pakai air liur. Hehe, sepertinya kok enggak asing yaaa? Uhuks. Hayyooo, siapa yang pernah melakukan hal kayak gitu? Ati-ati, lho. Kelihatannya sepele, namun ternyata cara tersebut keliru dan bahkan membahayakan. Yeah, kalau buat menangani luka tuh sebaiknya jangan asal, kudu dilakukan dengan benar. Lalu, bagaimana sih cara mengobati luka yang benar itu?

Mengobati luka harus dengan cara yang benar.

Masih banyak yang keliru menangani luka?

Satu hal yang pasti, kalau teriris ya bukan air liur obatnya, hehehe. Namun, lakukan segera dua langkah berikut:

  • Membersihkan luka

Bersihkan luka yang terbuka supaya kotoran, bakteri, dan partikel lainnya yang bersarang di sana hilang. Hal ini untuk mencegah terjadinya infeksi.

  • Melindungi luka

Lindungi luka yang sudah dibersihkan dengan cara menutup luka tersebut. Tujuannya untuk melindungi luka dari kotoran dan bakteri yang kemungkinan akan kembali lagi.

  • Sembuhkan luka

Beri obat pada luka dan usahakan luka selalu dalam keadaan lembab (nanti alasannya akan saya jelaskan di bawah yaaa).

Jadi, ingat ya teman-teman, jangan diobati pakai air liur kalau kasusnya seperti yang saya sebut tadi. Yuk, sebarkan infonya ke lingkungan terdekat.

BTW, sebenarnya kekeliruan dalam mengobati luka enggak hanya sering terjadi pada luka jari teriris saja. Beberapa kali juga melihat sendiri kesalahan penanganan pada luka terbakar, luka terjatuh, dll. Bahkan, ada yang parah lho, luka terbuka, berdarah, diobatinya pakai alkohol, pasta gigi, kecap, dll. Duh.

Memang, sepertinya dalam masyarakat masih butuh edukasi lebih mengenai bagaimana cara mengobati luka yang benar ini. Makanya, begitu kemarin ada undangan Wound Care Talk dari Hansaplast, saya mengusahakan hadir. Barangkali, siapa tahu kan, cara saya menangani sebuah luka juga masih salah?

Apalagi, saya punya dua anak yang tengah aktif-aktifnya, yang juga beberapa kali terluka karena kecelakaan kecil baik di rumah atau saat abis main sepedaan sama temen-temennya. Nah, sebagai ibu, saya juga butuh informasi cara mengobati luka yang benar. Baik untuk referensi saya pribadi sebagai ibu, maupun untuk saya bagikan ke pembaca blog ini.

Wound Care Talk: #GakPakePerih

FYI, acaranya berlangsung di Eighty Nine, Kemang, Jaksel, tepatnya pada tanggal 11 Maret kemarin. Hadir sebagai narasumber dalam acara Wound Care Talk: #GakPakePerih yang diselenggarakan oleh Hansaplast, waktu itu adalah:

  • Dr. Adisaputra Ramadhinara (Dokter Spesialis Luka)
  • Tyna Kanna Mirdad (Mom Influencer)
  • Tessa Indira Putri (Junior Brand Manager Hansaplast).

Daaan, bener deh. Betapa terkejutnya saya, ternyata ada yang lebih parah dari mengobati luka pakai air liur, seperti yang sebut di atas. Menurut dr. Adisaputra yang lebih dikenal sebagai @dokterluka (akun Instagramnya), ternyata masih ada lho orang yang beranggapan kalau luka didiamkan saja nanti bakal sembuh sendiri.

Jadi, misal nih, seseorang itu terjatuh. Trus, terluka lecet, yauda dia lanjutin gitu aja aktivitasnya. Pikirnya mungkin, “Ah, cuma baret-baret dikit nggak pa pa ntar juga sembuh sendiri.”

Masih banyak yang punya mindset bahwa luka didiemin ya nanti akan sembuh sendiri,” terang dr. Adisaputra yang merupakan dokter luka pertama di Indonesia ini.

Padahal, teman-teman, pada saat seseorang itu terluka, hal yang terjadi adalah ada benda asing yang ikut menempel di luka itu. Kalau dibiarkan maka akan menimbulkan luka infeksi yang cukup serius, bahkan membahayakan nyawa. Sehingga, sebaiknya sekecil apapun luka itu, harus kita anggap serius penanganannya. Pernah denger tidak soal kasus orang meninggal karena awalnya terkena pecahan beling? Saya pernah dengar begitu. Makanya kudu dibersihkan (sesuai langkah pertama yang udah saya tulis di atas yaaa).

Wound Care Talk: #GakPakePerih.

Lalu membersihkannya pakai apa?

Dr. Adisaputra menekankan supaya enggak membersihkan/ mencuci luka pakai alkohol. Mengapa? Soalnya, walau bisa membunuh bakteri, alkohol juga dapat merusak jaringan kulit sehat di sekitar luka.

Untuk membersihkan luka, menurut dr. Adisaputra yang paling tepat adalah pakai antiseptik PHMB. Apakah PHMB itu? PHMB adalah kependekan dari Poly Hexamethylene Biguanide yang merupakan antiseptik yang banyak dipakai oleh dokter, baik di klinik maupun rumah sakit.

Mengapa PHMB lebih disarankan sebagai antiseptik untuk membersihkan luka? Berikut adalah beberapa alasannya yang juga sekaligus kelebihan dari antiseptik PHMB:

  • Mengandung antimikroba sehingga efektif membersihkan kotoran dan bakteri pada luka.
  • Tidak berbau sehingga aman dipakai.
  • Tidak berwarna sehingga tidak meninggalkan noda.
  • Tidak menimbulkan alergi.
  • Tidak menimbulkan rasa perih saat dipakai membersihkan luka.

Obat pembersih luka yang mengandung PHMB tidak menimbulkan rasa perih,” kata dr. Adisaputra.

Mau tahu seperti apa sih contoh obat pembersih luka yang mengandung PHMB itu? Salah satu contohnya adalah yang dimiliki oleh Hansaplast, yakni Hansaplast Spray Antiseptik.

Hansaplast Spray Antiseptik.

Sesuai namanya, Hansaplast Spray Antiseptik ini merupakan antiseptik pembersih luka berbentuk spray. Jadi, kalau misalnya kita atau anak kita terjatuh, langsung semprot aja lukanya pakai Hansaplast Spray Antiseptik yang mengandung PHMB ini. Jangan diobati pakai air liur, jangan pakai alkohol, juga jangan pasrah didiemin yaaa.

Okeh, tahap membersihkan luka ini udah pada paham ya? Kita, lanjut ke tahap selanjutnya, yakni melindungi luka. Ini saya masih menuliskan sharing dari dr. Adisaputra sang ahlinya luka ya teman-teman… 😀

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sih caranya melindungi luka? Sebenarnya ini udah umum dilakukan sih, yakni menutup luka pakai plester alias memplester luka.

Lho, kok luka diplester. Mestinya diangin-anginkan donk, biar cepet kering? Kalau luka cepet kering nanti cepet sembuh.”

Heuheuhe. Ada yang berpendapat seperti pernyataan di atas? Jadi, yang betul yang mana nih langkah mengobati lukanya, diplester atau enggak?

Baeklah, daripada debat tak kunjung usai (apalagi kita bukan ahlinya) mari kita simak pernyataan Pak Dokterluka yaaa. FYI, kalau menurut dr. Adisaputra, setelah dibersihkan pakai antiseptik, luka harus ditutup pakai plester.

Abis dibersihkan luka dibuka itu adalah mitos,” kata dr. Adisaputra.

Jadi, kesimpulannya yang betul adalah luka harus diplester ya!

Mengapa sih luka itu harus diplester/ ditutup? Kenapa kok enggak dibiarkan terbuka, diangin-anginkan aja supaya lekas kering?

Cara pemakaian Hansaplast Spray Antiseptik tinggal semprot saja ke kulit yang luka.

Dr. Adisaputra kemudian melemparkan pertanyaan ke ibu-ibu peserta Wound Care Talk yang hadir kala itu: “Ibu-ibu yang pakai skincare yang bagus kulit tuh kering atau lembab?”

Hmmm, lembab sih, Dok!”

Maka kulit yang bagus itu ya kulit yang lembab kan?” dr. Adisaputra menegaskan kembali.

Ternyata, kalau kita menutup kulit luka pakai plester, selain bisa melindungi dari kotoran, juga bisa membuat kulit terjaga kelembabannya, sehingga proses penyembuhan akan berlangsung lebih cepat. Juga, bonus kalau kita pakai plester, lukanya itu enggak akan kegesek-gesek oleh pakaian yang kita kenakan kan?

Plester itu seperti pengganti kulit sementara. Apabila suasana lembab, trus enggak terlalu banyak terekspose udara luar, maka luka akan lebih lekas sembuh,” jelas dr. Adisaputra.

Tak lupa juga, kalau misalnya membutuhkan bantuan obat untuk sembuhkan luka, ya lakukan sesuai anjuran serta pakai obat khusus untuk mengobati luka. Salah satunya salep obat luka Hansaplast Wound Care Ointment.

Dr. Adisaputra juga mewanti-wanti para peserta yang hadir supaya sering mengganti plester. Minimal pada saat mandi. Jadi, jangan satu plester itu saja yang dibiarkan melekat sampai kita merasa luka membaik ya! Pokoknya saat plester basah atau kotor, segera ganti.

Tyna Kanna Mirdad kemudian sharing tentang bagaimana di rumah selalu sedia Hansaplast Spray Antiseptik, maupun plesternya untuk melindungi keluarganya di rumah.

Pengalaman memakai Hansaplast Spray Antiseptik

Enggak mau kalah dari Tyna Kanna Mirdad, saya di rumah juga selalu sedia Hansaplast Spray Antiseptik, juga plester dan obat lukanya Hansaplast lho. FYI, plester Hansaplast yang saya rekomendasikan adalah Hansaplast Aqua Protect dan obat lukanya adalah Hansaplast Wound Care Ointment.

BTW, khusus Hansaplast Spray Antiseptik ini saya punya cerita yang bikin gemes. Jadi, dulu, saya tuh keliru, kalau misalnya keluarga di rumah, khususnya anak terluka, saya bersihinnya pakai air mengalir dan sabun. Terang aja, anak saya merasa lukanya perih dan akhirnya agak trauma kalau luka dibersihkan. Akibatnya kadang anak kalau jatuh dan lecet dikit, anak saya enggak mau bilang ke saya, hiks.

Namun, kondisi berbeda ketika saya menyediakan Hansaplast Spray Antiseptik di rumah. Saat saya bersihkan lukanya pakai antiseptik ini, pada mulanya anak saya sempat takut perih, namun setelah saya yakinkan bahwa enggak bakal perih, anak saya mau disemprot lukanya pakai antiseptik ini.

Daaan, emang beneran enggak perih gitu. Sehingga, enggak ada lagi cerita anak saya abis main sama temennya, trus terjatuh, trus enggak mau bilang ke saya, hohoho 😛 😀 . Selain itu, saya juga suka antiseptik pembersih luka ini, soalnya enggak ada bau menyengat dan tidak meninggalkan noda gitu.

Sediakan selalu obat dan peralatan untuk mengobati luka di kotak P3K di rumah.

Hansaplast Spray Antiseptik ini tersedia dalam kemasan 50 ml, harganya cuma sekitar Rp. 50.000-an. Kemasannya juga mungil, jadi gampang dibawa ke mana-mana. Apalagi kalau sedang jalan sama anak kan, biasanya saking aktifnya kadang mereka terjatuh. Tinggal semprot saja lukanya pakai antiseptik ini, kita para ibu-ibu udah tenang deh, karena luka anak sudah bersih.

Abis disemprot pakai Hansaplast Spray Antiseptik, biasanya saya lanjutkan dengan mengobati luka anak pakai Hansaplast Wound Care Ointment. Obat yang berbentuk salep yang satu ini cocok dipakai oleh orang dewasa, anak kecil, maupun bayi. Selain itu, obat ini klaimnya aman untuk kulit yang sensitif.

Biasanya kalau ada luka gores, lecet, gitu, saya olesi Hansaplast Wound Care Ointment ini. Kalau menurut klaimnya, obat ini juga bagus buat yang kena luka bakar ringan ke sedang sih.

Sebagai salep penutup luka, Hansaplast Wound Care Ointment bagus untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Selain itu mengurangi risiko luka membekas pada luka yang baru, sehingga saat sembuh, kulit tidak terlalu kentara meninggalkan bekas luka.

Abis diobatin, supaya luka yang sudah diobati tidak terlalu terkena udara luar sebaiknya tutup pakai plester Hansaplast Aqua Protect. Kelebihannya, plester yang satu ini kedap air, sehingga luka yang kita tutup bebas dari paparan air. Plesternya juga melekat kuat, sehingga akan mencegah luka kita dari infeksi.

Junior Brand Manager Hansaplast Tessa Indira Putri.

Oh iya, jangan lupa sebelum semua proses mengobati luka kita lakukan, biasakan mencuci tangan dulu pakai sabun yaaa. Jangan sampai kita membersihkan luka dalam kondisi tangan kita kotor. Nanti, bukannya luka sembuh, malah bikin infeksi tambahan 🙁 .

BTW, semua alat/ obat untuk mengobati luka yang saya sebutkan di atas tadi gampang ditemukan di apotek terdekat ya teman-teman. Barangkali ada yang mau membeli dan menyimpannya juga dalam kotak atau dompet kit pertolongan pertama juga.

Kalau nggak sempat mencari di apotek, juga jangan khawatir, menurut Mbak Tessa Indira Putri, Hansaplast kini sudah bekerja sama dengan aplikasi Halodoc melalui fitur antar obatnya. Tinggal buka aplikasi Halodoc lalu pesan produk Hansaplast-nya udah deh, tinggal menunggu diantar ke rumah.

Nah, itulah teman-teman, sedikit sharing tentang cara mengobati luka yang benar yang saya dapatkan dari dr. Adisaputra dalam acara Wound Care Talk kemarin. Serta sedikit sharing pengalaman mengobati luka yang tidak sengaja dialami keluarga dengan produk Hansaplast. Semoga bermanfaat ya 🙂 .

April Hamsa