Menurunkan berat badan dengan konsumsi kedelai? Jadi, enggak makan nasi, tapi diganti kedelai, gitu?”

Kayak apaan tuh nurunin berat badan pakai kedelai? Trend diet terbaru?”

Hehehe. Ada yang tertarik menurunkan berat badan dengan cara seperti itu? Oke oke, saya akan jelaskan mengenai cara menurunkan berat badan dengan konsumsi kedelai yang saya maksud ya? Semoga artikel ini bermanfaat buat teman-teman yang memiliki masalah berat badan. Eh, tapi, menurut saya ini bukan hanya masalah berat badan aja sih, melainkan upaya supaya kita jadi lebih sehat dengan lifestyle yang lebih baik.

Akhir-akhir ini, terus terang saya concern mengubah lifestyle saya ke arah yang lebih baik. Pasalnya, saya mengetahui bahwa ternyata kadar gula saya lumayan tinggi. Namun, saya enggak ada keturunan diabetes, sih. Cuma, emang sebelum-sebelumnya kalau makan tuh saya kalau ambil nasi putih banyak banget. Apalagi, kalau pakai sambal, udah deh, saya nambah nasi lagi. Trus, saya tuh paling suka minum minuman manis 🙁 .

Nah, setelah mengetahui kondisi yang seperti itu, maka saya memutuskan untuk makan low carbo serta mengurangi minum minuman manis dan puasa nyemil makanan manis. Trus, saya juga mulai aktif lompat-lompat selama 10-15 menit di pagi hari. Sesekali, saya lari keliling komplek pas ada waktu luang.

Trus, beberapa waktu lalu, saya dapat informasi baru bahwa selain low carbo, saya juga disarankan supaya mengkombinasikannya dengan konsumsi kedelai. Tujuannya supaya saya tetap berenergi, enggak lemes, meski aktivitas banyak. Akhirnya, saya coba cara itu. Alhamdulillah, badan jadi terasa lebih enteng, enggak mudah capek lagi.

Duh, maaf, kok jadi ngalor ngidul nyeritain perubahan lifestyle saya ya? Hehehe. Intinya adalah hidup sehat itu enggak ada ruginya. Selain terhindar dari penyakit, khususnya penyakit degeneratif (diabetes, asam urat, hipertensi, kolesterol, dll), kita juga akan dapat bonus berat badan yang ideal.

Lalu gimana ceritanya cara menurunkan berat badan pakai kedelai tadi?

Ya, sesuai namanya, yakni dengan cara mengkonsumsi kedelai. Namun, bukan berarti mengganti sepenuhnya karbohidrat dengan kedelai, sih. Melainkan, memperbanyak asupan kedelai.

Bentar-bentar, tahu dari mana soal menurunkan badan dengan memperbanyak asupan kedelai?” Ada yang kepoh? Ya, ya, saya tahu, saya bukan ahli gizi maupun kesehatan, ntar dikira hoax lagi 😛 . Jadi, gini lho, teman-teman, pada Rabu 25 April kemarin, saya menghadiri diskusi tentang kesehatan di The Hook Jakarta Selatan sebagai blogger. Diskusi kesehatan yang bertajuk “Peranan Kedelai Dalam Pencegahan Obesitas” tersebut menghadirkan narasumber:

  • Ahli Gizi dan Ahli Kedelai dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS. (Prof. Made).
  • Head of Scientific Section PT Amerta Indah Otsuka Evy Christina Setiawan (Ibu Evy).

Prof. Made Astawan, Ahli Kedelai dari IPB.

Prof. Made dan Ibu Evy, dalam kesempatan itu, memberikan pencerahan kepada undangan yang hadir mengenai manfaat kedelai. Ternyata, kedelai itu merupakan bahan pangan yang kaya akan komponen bioaktif dan banyak memiliki kemampuan anti obesitas melalui berbagai mekanisme. Maka tak heran kalau kedelai disebut dengan “The King of Bean” atau “Superfood”. Sebab, kita bisa mengkonsumsinya tanpa harus khawatir menjadi gemuk, melainkan justru baik buat kesehatan. Penelitian-penelitian mengenai manfaat kedelai dalam menurunkan berat badan sudah banyak sekali yang terpublikasi. Teman-teman bisa searching sendiri di situs-situs atau jurnal-jurnal ilmiah yang terpercaya yaaaa.

Saya saat menghadiri diskusi kesehatan tentang “Peranan Kedelai Dalam Pencegahan Obesitas”.

Mengapa orang yang berat badannya gemuk/ obesitas cenderung enggak sehat?

Sebelum saya mengulas lebih lanjut mengenai konsumsi kedelai untuk menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan, saya mau sharing pengetahuan tentang obesitas dari Prof. Made ya? Jadi, menurut Prof. Made, selama ini di negara kita tuh lebih banyak orang concern ke masalah “kekurangan gizi”, sedangkan “kelebihan gizi” jarang dibahas. Padahal yang namanya kelebihan gizi merupakan penyebab obesitas plus penyakit-penyakit turunannya, seperti penyakit degeneratif tadi.

Mau tahu kita obesitas atau enggak teman-teman bisa memakai rumus berikut:

Rumus menghitung IMT untuk mengetahui kita obesitas atau enggak.

Bisa juga menggunakan cara ini:

Cara mengetahui obesitas dengan mengukur lingkar perut.

Menurut Prof. Made, ada dua tipe obesitas, yakni:

Tipe Android (Buah Apel)

Ciri-ciri orang yang mengalami obesitas Tipe Buah Apel adalah ada penumpukan lemak di sekitar dada, leher, dan muka. Sebagaimana kita ketahui di dada kan banyak organ-organ penting seperti jantung, hati, paru-paru, dll, maka enggak heran kalau orang yang mengalami obesitas tipe ini berisiko terkena diabetes, jantung koroner, stroke, kanker payudara dll.

Tipe Ginoid (Buah Pear)

Sedangkan orang yang mengalami obesitas Tipe Buah Pear biasanya memiliki ciri-ciri ada penumpukan lemak di sekitar perut, pinggul, paha. Biasanya terjadi pada wanita alias ibuk-ibuk 😛 . Mereka yang menderita obesitas Tipe Buah Pear ini kemungkinan terserang penyakit degeneratif lebih rendah, sih. Namu, tetep aja kalau obesitas itu enggak bagus bukan?

Supaya terhindar dari dua tipe obesitas di atas, Prof. Made menyarankan supaya kita makan makanan yang rendah energi, rendah lemak, tinggi serat, dan kaya akan anti oksidan. Nah, ciri-ciri makanan seperti itu dimiliki oleh kedelai.

Kandungan kedelai yang membuat tubuh sehat.

Kedelai bisa jadi makanan untuk menurunkan berat badan karena IG-nya rendah

Selain itu, kelebihan lain dari kedelai adalah kacang ini memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah (low IG). FYI, IG adalah angka yang menunjukkan kecepatan makanan dalam menaikkan gula darah. Jadi, kalau kita makan sepiring nasi saat sarapan, biasanya kan kita merasakan lebih berenergi, itu artinya gula darah kita naik cepat. Namun, menjelang makan siang, biasanya kita akan merasa cepat lapar dan lemes, itu artinya gula darah kita menurun dengan cepat juga. Nah, makanan yang IG-nya tinggi, seperti nasi, berpotensi membuat kita seperti itu.

IG terbagi menjadi tiga macam tingkatan:

  • Rendah: IG kurang dari 55.
  • Sedang: IG kurang 55-69.
  • Tinggi: IG lebih dari 70.

Mengenal Indeks Glikemik (IG).

Kedelai memiliki IG 16, sangat rendah. Kalau kita makan makanan dengan IG rendah seperti kedelai ini, maka yang terjadi adalah gula darah akan naik perlahan, turunnya juga perlahan. Sehingga stamina kita tetap stabil. Enggak ada rasa lemes, walau melakukan aktivitas sehari-hari yang padat dan butuh banyak energi.

Maka, kalau teman-teman mau menurunkan berat badan ya makan aja sedikit karbohidrat, perbanyak konsumsi kedelai. Selain membuat stabil gula darah, kedelai juga kaya serat yang susah dicerna sehingga membuat kita selalu merasa kenyang/ enggak mudah lapar. Kalau kita enggak mudah lapar, maka otomatis kita juga mengurangi makan camilan sebelum masuk waktu makan, bukan?

Prof Made juga memberikan informasi bahwa di negara Jepang, sudah ada diet yang dikenal sebagai Diet Berbasis Kedelai. Orang Jepang sudah banyak memproduksi makanan olahan yang sehat dari bahan baku kedelai. Seperti ini contohnya:

Makanan olahan berbasis kedelai di Jepang.

Hanya dengan makan makanan itu saja, orang Jepang bisa hidup sehat dan terhindar dari obesitas. Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Prof. Made mengatakan biasanya kita makan olahan kedelai seperti tahu, tempe, susu kedelai, dll. Makanan-makanan itu juga sehat dan bisa dikonsumsi sebagai upaya Diet Berbasis Kedelai, sih. Dengan catatan, asalkan proses memasaknya bener, trus enggak ada campuran/ kandungan gula yang tinggi. Masalahnya, biasanya kita kalau menikmati tahu atau tempe itu kan digoreng? Jadi, ya agak kurang tepat untuk membantu menurunkan berat badan. Lalu, sebaiknya cara konsumsi kedelainya bagaimana?

Diet berbasis kedelai dengan konsumsi Soyjoy

Teman-teman kenal tidak produk berbentuk bar bernama Soyjoy? Nah, Soyjoy ini bisa menjadi salah satu alternatif mengkonsumsi kedelai dengan cara yang benar. Menurut Ibu Evy, Soyjoy telah melalui clinical research dimana sudah terbukti baik buat kesehatan tubuh. Satu kemasan bar Soyjoy memiliki IG yang sangat rendah. Teman-teman bisa melihatnya di gambar berikut:

Lima varian Soyjoy memiliki IG rendah.

Ibu Evy kemudian memberi saran buat yang mau menurunkan berat badan atau diet:

  • Satu jam sebelum makan berat, makan satu bar Soyjoy.
  • Saat makan berat, batasi porsi nasi, perbanyak sayur dan lauk.
  • Teman-teman juga bisa menggantikan camilan yang biasa kita makan (berkalori dan ber-IG tinggi) dengan Soyjoy.

Ibu Evy yang memaparkan beberapa penelitian valid tentang Soyjoy.

Dengan demikian, maka gula darah kita akan lebih stabil saat kita beraktivitas. Kita juga akan mudah merasa lapar, sehingga enggak tergoda untuk ngemil, sebelum waktu makan berikutnya tiba.

Sebelum makan berat, makan Soyjoy dulu sejam sebelumnya.

Selain itu Ibu Evy juga memaparkan sebuah penelitian yang mengatakan bahwa apabila sebelum kita berolahraga kita makan Soyjoy, maka pembakaran lemak akan lebih banyak, dibandingkan apabila sebelum berolahraga kita makan seporsi nasi. Mengapa demikian?

Soalnya kalau sebelum olahraga kita makan Soyjoy maka energi yang naik sedikit. Saat olahraga tubuh akan berpikir karena enggak ada energi yang dibakar, maka yang dibakar adalah lemak. Sehingga, tentu saja lemak akan berkurang dan berat badan bisa menurun,” kata Ibu Evy.

Penelitian ilmiah tentang konsumsi Soyjoy sebelum berolahraga.

Nah, sekarang teman-teman paham bukan mengapa kedelai bisa dipakai untuk menurunkan berat badan orang yang obesitas? Buat teman-teman yang berencana menurunkan berat badan saya merekomendasikan cara yang disarankan oleh Ibu Evy. Selamat mencoba ya, semoga sukses dietnya 🙂 .

April Hamsa