Beberapa waktu lalu, saya mendapat kabar kalau anak seorang kenalan saya diopname di rumah sakit karena menderita diare. Agak aneh sih, soalnya kenalan saya itu termasuk orang yang rajin memasak makanan sendiri untuk keluarganya, khususnya anaknya. Seharusnya makanan yang dimasak sendiri kan jauh lebih sehat ya? Namun, ternyata, enggak sesederhana itu, teman-teman. Ternyata, masakan yang kita masak sendiri pun bisa menjadi tidak aman dikonsumsi, seperti yang dialami teman saya itu. Salah satu penyebabnya adalah karena ada kesalahan dalam penyimpanan dan pengolahan bahan makanannya.
Pentingnya memperhatikan keamanan bahan makanan/ pangan
Menurut data WHO, 1 dari 10 orang di seluruh dunia jatuh sakit setiap tahun karena mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Tercatat sebanyak 420.000 orang bahkan meninggal karena hal tersebut. Sebagian di antaranya adalah anak-anak dengan usia di bawah lima tahun yang terjangkit penyakit yang berhubungan dengan foodborne diseases. Ngreri ya datanya? Maka dari itu, sangat penting buat kita untuk tahu bagaimana cara menyajikan makanan yang aman dan sehat untuk keluarga. Khususnya buat para ibu-ibu nih, yang biasanya menjadi Chef di dapur rumah.
Data WHO yang menunjukkan banyaknya angka orang sakit/ meninggal karena kontaminasi makanan.
Lalu, bagaimanakah cara yang tepat dalam menyajikan makanan, supaya keluarga kita bisa mengkonsumsi makanan yang aman dan sehat? Nah, melalui artikel kali ini, saya mau sharing pengetahuan yang saya dapat ketika mengikuti talkshow bertajuk “Menu Aman Pilihan Ibu, Inspirasi Hidup Sehat Keluarga” yang diselenggarakan oleh Danone – Nutricia Sarihusada tanggal 19 Desember 2018 lalu.
Talkshow bertajuk “Menu Aman Pilihan Ibu, Inspirasi Hidup Sehat Keluarga”.
Ada tiga narasumber yang menjadi pembicara waktu itu yakni:
- Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Juwalita Surapsari, M. Gizi, SpGK (dr. Juwalita).
- Kepala Divisi Perkembangan Anak, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB, Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc (Ibu Tuti).
- Mominfluencer yang sering sharing resep makanan anak, Vendryana.
Ketiga narasumber berbagi pengetahuan mengenai betapa pentingnya cara memilih bahan makanan, cara menyimpan bahan makanan, cara mengolah, hingga menyajikan makanan kepada keluarga.
Talkshow diawali dengan pertanyaan dari dr. Juwalita:
“Apa sih tujuan memperhatikan keamanan pangan?”
Ternyata, jawabannya ada dua, teman-teman, yakni:
- Pertama, untuk menghindari kontaminasi bakteri.
- Kedua, supaya bisa mendapatkan manfaat zat gizi yang optimal dari makanan.
“Ibu perlu untuk lebih memperhatikan keamanan pangan untuk menghindari kontaminasi bakteri yang dapat menimbulkan penyakit bawaan pangan. Selain itu, ketelitian ibu dalam mempersiapkan bahan makanan dengan baik akan bermanfaat untuk menjaga kandungan gizi yang optimal dari makanan yang disajikan karena dapat mempengaruhi kesehatan dan masa depan mereka,” jelas dr. Juwalita.
Dr. Juwalita kemudian memberikan tips berupa “Five Keys to Safer Food: From Farm to Plate Make Food Safe”, yakni:
- Keep Clean: Jaga selalu kebersihan, seperti sebelum memasak cuci bersih tangan, begitu pula sebelum makan. Jangan lupa cuci tangan pakai air mengalir dan sabun.
- Separate Raw and Cooked: Pisahkan makanan, jangan sampai tercampur-campur. Baik itu yang mentah dengan yang sudah dimasak. Juga antara bahan makanan satu dengan yang lain.
Five Keys to Safer Food: From Farm to Plate Make Food Safe.
- Cook Food Thoroughly: Masak makanan sampai benar-benar matang supaya bakteri mati.
- Keep Food at Safe Temperatures: Usahakan menyimpan bahan makanan di kulkas.
- Use safe Water and Raw Materials: Pakai bahan makanan dan air yang aman dan tidak terkontaminasi.
Belanja, menyimpan, mengolah, dan menyajikan makanan dengan tepat
Lalu, bagaimana cara yang bisa kita lakukan supaya dapat bahan makanan/ pangan berkualitas? Dr. Juwalita mengatakan bahwa kualitas pangan keluarga dimulai dari cara belanja yang benar. Bagaimana caranya? Caranya, pertama, kita masukkan ke keranjang bahan makanan yang enggak mudah rusak, seperti beras, gula, garam, dll. Baru kemudian ganti ambil bahan makanan yang mudah rusak seperti buah, sayur, dll. Perlu diingat, saat kita belanja buah dan sayur, kita cek seluruh permukaan buah dan sayur, pilih yang masih segar, tidak berkerut dan tidak ada perubahan warna (busuk). Lalu, kedua, apabila kita membeli buah yang sudah dipotong, pastikan buah tersebut diambil dari lemari pendingin atau diberi es di sekelilingnya.
Trus, soal pangan kemasan gimana? Boleh enggak sih kita memberi keluarga makanan kemasan? Jawabannya, iya boleh, namun harus memperhatikan hal-hal berikut:
- Rentang kelompok umur.
- Pastikan kemasan tidak ada yang rusak atau terbuka/ bolong.
- Jangan lupa memperhatikan tanggal kadaluwarsa.
- Perhatikan tata cara penyajiannya.
Nah, udah jelas tentang cara belanja kan? Sekarang kita beralih ke cara penyimpanan bahan makanan. Dr. Juwalita memberi beberapa saran berikut:
- Sayuran dan buah disimpan di dalam lemari pendingin dalam wadah terpisah.
- Cuci sayuran hanya ketika akan dimasak.
- Segera simpan daging, ikan, ayam, dan produk susu (perishable foods) ke lemari pendingin dalam 1-2 jam.
Berikut adalah tabel “Lama Simpan Bahan Makanan”:
Lama simpan bahan makanan.
Btw, setelah bahan makanan tersebut masuk kulkas, khususnya freezer, kalau mau mengolah/ memasakknya gimana? Nah, bahan makanan tersebut sebaiknya di-thawing dulu. Bagaimana sih cara thawing (pencairan) yang bener? Ada beberapa cara thawing:
- Pertama, kita rendam di dalam air dingin, namun sebelumnya bahan makanan itu kita masukkan ke wadah yang tertutup rapat seperti plastik. Ganti airnya setiap 30 menit.
- Kedua, pindahkan bahan makanan dari freezer ke chiller. Biasanya butuh waktu 2-3 hari.
- Ketiga, hangatkan dengan microwave.
Oh iya, mungkin ada yang bertanya, “Bolehkan makanan beku dimasak langsung?” Dr. Juwalita mengatakan, “Boleh, asalkan waktu memasaknya agak lama.”
Jadi, jelas ya teman-teman, kalau makanan dari freezer bisa langsung dimasak atau di-thawing dulu sebelum dimasak.
Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Juwalita Surapsari, M. Gizi, SpGK.
Lalu, jangan lupakan pula mengenai persiapan memasak. Dr. Juwalita menyarankan untuk memisahkan pisau dan talenan. FYI, ternayat talenan yang biasa dijual satu set yang isinya warna-warni di toko peralatan memasak/ supermarket itu ada tujuannya lho teman-teman. Jadi, biasanya kan talenan dijual dalam tiga warna tuh, ternyata ada rekomendasi warna merah buat daging, hijau buat sayuran, dan kuning buat buah. Jadi, bukan sekadar warna-warni lucu aja 😀 . Begitu pula dengan pisau, sebaiknya kita pisahkan mana yang dipakai untuk emmotong daging, buah, maupun sayur.
Lanjut ke cara memasak, dr. Juwalita menyarankan:
- Pertama, pakai metode memasak yang paling baik untuk mempertahankan zat gizi, antara lain:
- Mengukus.
- Merebus: Metode yang memakai air ini akan mebuat zat gizi larut, vitamin jadi larut sebagian, makanya kalau bikin sup, maka disarankan makan juga kuahnya.
- Menumis.
- Kedua, masak hingga makanan matang sempurna (hingga suhu 70 derajat Celcius).
Saat makanan sudah matang, bagaiaman cara menyimpannya? Dr. Juwalita kemudian memberikan tips ini:
- Jangan biarkan di suhu ruang lebih dari dua jam.
- Simpan di lemari pendingin dalam wadah tertutup rapat (kurang dari 5 derajat Celcius).
- Thawing bahan makanan beku tidak pada suhu ruang. Pada suhu 5-60 derajat Celcius bakteri mudah bertambah banyak.
Nah, terakhir adalah cara menyajikannya. Idealnya adalah menyajikan sesuai dengan “Piring Makanku”
Piring Makanku.
Isinya mencakup karbohidrat, protein (baik nabati maupun hewani), sayuran, biji-bijian, lemak sehat, dan tak lupa air putih.
Menyajikan makanan untuk keluarga
Ibu Tuti mengatakan bahwa penyajian makanan yang dilakukan oleh seorang ibu di rumah bisa mempengaruhi pola perilaku anak, terutama pada cara/ kebiasaan makannya. Berikut adalah syarat makanan sehat dan aman yang sebaiknya disajikan untuk keluarga:
- Aman
- Bergizi
- Seimbang
- Beragam.
Kemudian, Ibu Tuti menyarankan para ibu supaya menularkan kebiasaan baik ibu dalam perilaku makan dan sebaiknya ditanamkan sejak anak berusia dini, yakni:
- Apa yang dikonsumsi ibu akan dikonsumsi oleh zygot-fetus-infant. Makanya sejak hamil ibu harus memperhatikan nutrisinya.
- Apa yang dikonsumsi ibu akan dikonsumsi oleh bayi yang disusuinya, terutama pada periode ASI eksklusif.
- Apa yang dikonsumsi, cara makan, tata cara makan ibu akan ditiru oleh anak-anak usia pra-sekolah.
- Apa yang dikonsumsi, cara makan, tata cara makan orang yang diidolakan akan ditiru oleh anak-anak usia sekolah/ remaja.
“Peran penting ibu dalam menentukan panganan anam dan sehat bagi anak telah dimulai sejak anak dalam kandungan. Selanjutnya, apa yang dikonsumsi ibu akan dikonsumsi pula oleh anak. Anak juga melihat pola, kebiasaan, serta tata cara makan ibu dan akan mencontohnya. Oleh sebab itu, makanan yang disajikan setiap hari sebaiknya beragam, mengandung gizi seimbang dan aman. Jangan hanya mengikuti kehendak anak,” kata Ibu Tuti.
Kepala Divisi Perkembangan Anak, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB, Dr. Ir. Dwi Hastuti, M. Sc.
Oleh sebab itu, Ibu Tuti menekankan pentingnya untuk memberikan telada dan contoh yang patut ditiru anak terutama soal makan, kemudian ibu memberitahu maka perilaku makan yang baik dan pantas untuk ditiru dari mengambil contoh orang lain, usahakan untuk menghindarkan anak dari contoh perilaku makan yang buruk.
Selain itu, untuk anak-anak yang punya kasus agak susah makan makanan tertentu, Ibu Tuti mengatakan bahwa sebaiknya ibu bisa memberikan penjelasan yang masuk akal tentang manfaat makanan tersebut, bukannya malah menakuti/ mengancam. Berikan penjelasan yang baik kenapa anak sebaiknya makan makanan itu.
“Untuk membentuk kebiasaan baik anak akan makanan sejak dini, ibu dapat memberikan penjelasan yang masuk akal serta melatih anak membuat pilihan sesuai kebutuhan, bukan makan tanpa rencana,” tambah Ibu Tuti.
Tak lupa, sebaiknya ibu melatih anak untuk membuat pilihan tepat via “self control” soal memilih makanan, waktu makan, cara makan yang tepat, dll. Dengan demikian ibu akan tahu jenis makanan apa yang disukai anak dan menyesuaikannya tanpa melupakan kebutuhan gizinya. Terakhir, Ibu Tuti berpesan supaya kita mampu menciptakan suasana makan yang menyenangkan buat keluarga, khususnya anak. Sehingga, selain makan untuk kebutuhan tubuh/ kesehatan, makan juga bisa menjadi pemenuhan bonding ibu dan anak.
Vendryana, ibu dari seorang anak balita, dalam kesempatan itu juga berbagi pengalamannya dalam menentukan menu aman bagi keluarganya. Vendryana mengatakan bahwa sangat penting supaya makanan yang disajikan kepda keluarga itu aman. Untuk itu, memang sebaiknya kita senantiasa memperhatikan keamanan saat memiluh bahan makanan, cara menyimpan, sampai cara memasaknya. Selain itu, Vendryana juga berbagi semangat kepada ibu supaya bisa bersabar mengkreasikan beragam menu demi mencukupi kebutuhan nutrisi anak.
Vendryana saat sharing tentang cara menyajikan makanan untuk anaknya.
“Memberi makan anak memang enggak semudah teori. Harus pintar-pintar ibunya untuk memberi makanan yang menarik untuk si anak. Yang dibutuhkan oleh ibu-ibu adalah sabar, kepercayaan atau keyakinan bahwa anaknya bisa makan masakan yang kita berikan. Trus bisa minta dukungan atau support baik dari keluarga, suami, maupun komunitas,” kata Vendryana.
Nah, itulah teman-teman pengetahuan tentang cara menyajikan makanan yang aman dan sehat untuk keluarga yang saya dapatkan dari talkshow tersebut. Semoga sharing informasi ini bermanfaat yaaa… Kita sama-sama koreksi kalau ada kesalahan menyajikan makanan buat keluarga, insyaAllah ke depannya lebih baik ya, khususnya untuk memenuhi gizi anak-anak 🙂 .
April Hamsa
Jadi ibu memang harus telaten ya Mah, bukan hanya agar anak mau makan, tetapi makanan yang masuk dipastikan sehat dan memenuhi standard gizi untuk anak.
Semoga Maxi sama Dema makannya gampang ya
Saya nih, kadang ga sabar nunggu ayam atau daging beku, langsung di masukan ke panci hahaha.
Tapi Alhamdulillah sih saya terbiasa memasak daging-dagingan dengan waktu yang lama.
Soalnya trauma, dulu awal-awal belajar masak, udah lapar, trus makan ayam kecap eehhh, ayamnya masih ada darahnya haha
Jadi masak yang lama selain lebih matang dan yakin kumannya mati juga bumbunya lebih meresap
Saya kalo ke anak juga agak ketat nih minta si mbaknya utk lbh perhatian semua bahan2 termasuk tempat makannya. Kaya misal botol minum, saya harus pastikan sudah direndam air panas, soalnya temenku anaknya diare ya krn botolnya yg gak bersih.
Bener banget, tips memasak itu sebaiknya benar-benar matang sampai ke dalamnya, kecilkan api, jadi gak gosong diluarnya. Jadi gak terkontaminasi bakteri
Wow… bahkan pemakaian pisau juga diatur ya untuk motong apa…. daging,sayuran dll 😊 Bener2 harus disiplin nih. Aku kalau ambil bahan protein dari freezer suka didiamkan dulu secara alami di luar kulkas sih.. ternyata bisa juga direndam ya..tiap 30 menit sekali diganti airnya. Sip2 aku bacanya sambil manggut2 ooh ya..oh ya hehe bagus banget ulasannya. Sangat bermanfaat buat kita semua, mb April.
Wah bener banget nih, walaupun masak makanan sendiri, kita tetap harus memperhatikan bahan makanan. Biar jangan sampai terkontaminasi bahan berbahaya. Makanya, aku tuh kalau masak sendiri, benar-benar memperhatikan bumbu, bahan sampai cara mengolahnya. Jangan sampai maunya sehat, malah jadi sakit perut atau diare ya….
Thanks for sharing ya Mba….
Banyak hal ya yang harus diperhatikan saat masak, salah satunya daging tuh. Aku kira daging beku bakalan tetap bagus selama dia beku, ternyata ada masa kadaluarsanya juga
Dokter Juwalita cantik banget yaaa 😀 Mirip artis hehehehe
Acara kayak gini penting bgt especially buat emak2 jaman now
Banyak ya sebenarnya yang mesti diperhatikan di dalam memberikan dan menyajikan makanan untuk keluarga. Kita biasanya cuma fokus ke menu dan rasa enaknya. Adakalanya kita abai dengan kebersihan, gizi, dan masa tahan makanan. Noted banget tips dan ilmunya. Banyak yang baru aku tahu.
Aku juga ngerasa mba kalau memberi makan anank itu memang tak mudah. Sabarnya tingkat dewa. Hahhaa. Belum lagi kan harus perhatikan gizi anak . Makasih sudah berbagi ya mba 🙂
klo saya dirumah simpan telurnya diluar kulkas jadi bisa lebih lama, klo yang lain suka kebablasan lupa taro jadi tetap dikulkas sampai busuk
Aku klo masak boros air karena sayur kucuci beda beda, misal kangkung harus kurendam dulu sebelum dicuci dibawa air ngalir, karena kotor. Toge ditaruh di tempa beda karena toge lebih bersih,dll. Ternyata ini memang penting ya cara mengolah makanan dengan higienis
Ternyata prosesnya cukup panjang dan njelimet bagi yang nggak terbiasa mempersiapkan makanan sedetail ini ya. Tapi aku setuju banget langkah-langkah di atas memang cara paling baik mengolah dan menyajikan makanan agar zat gizi tetap terjaga
Terkadang kita lupa atau lalai dalam menyimpan, mengolah, dan menyajikan makanan secara baik dan benar ya..makasih informasi yang bermanfaat ini..
MEmang kudu ada tata caranya ya supaya makanan masaknya bagus, enak, dan zat gizinya tetap ada. Makasih sharing-nya, Mbak.
Soal Makan iNi terlihat sepele tapi kalau ditelaah lebih dalam banyak hal yang kalau kita abaikan justru hasilnya bisa fatal ya…
Infonya lengkap Mba April. Jadi, refresh lagi nih. Sebagai mama, penting banget perhatiin hal hal terkait makanan, penyajian, penyimpanan dll. Ngaruh banget soalnya ya sama kondisi anak-anak. Salah salah, bisa kena penyakit deh.. Huhu
bahkan untuk mengolah dan menyimpan makanan pun harus ada ilmunya ya mba biar kita ga kehilangan nilai gizi dari makanan yang diolah.. Wellnote banget nih mba terutama sama aturan penyimpanan di kulkas..
Melihat kasus yang sering saya temui di UGD tempat saya bekerja terkait keracunan makanan. Cara menyajikan makanan yang aman dan sehat untuk keluarga sangat harus dilakukan. Tengs sharenya mbak….
Aku ijin save pic lama penyimpanan itu ya kak… Kayanya aku tuh bakalan sering butuh…
Bermanfaat banget ini infonya mba. Aku ijin screenshot untuk kusimpan sendiri beberapa infonya ya mba.
Kadang kelamaan aku nyimpan bahan makanan beku di freezer. Kalau ada info begini kan, seenggaknya aku tau, kapan sebaiknya dibuang atau masih bisa dimasak.
MAkasih banyak informasinya mbak April, sungguh saya ngerasa harus banyak belajar nih tentang penyimpanan makanan dan penyajiannya yang kadang selama ini suka ngasal huhuhu
Terima kasih infonya. Penyimpanan Makanan ternyata perku perhatian Juga.
Nah, kalau sudah ahlinya yang memberi informasi maka hal hal yang semula sepele harus diperhatikan, demi kesehatan. Nice sharing mbak..
aku tahu kalau mengukus itu bagus..tapi entah mengapa makanan yang dikukud aku kok gak doyan ya mbak..hiks.hiks
Efek suka nonton acara masak jadi beberapa info tentang penyimpanan, pengolahan dan penyajian makanan jadi tau siy. Plus informasi yg di share sama Mba April jadi tambah luas dech.
Demi memenuhi nutrisi keluarga ya Mba, jadi harus bener2 diperhatikan menu yg akan kita sajikan buat keluarga tercinta.
Menyajikan makanan ini juga ternyata ada yang harus diperhatikan saat penyimpanan dan caranya saat memasak ya kak. Aku sekarang juga jadi hati-hati kalau dalam menyiapkan makanan
baca ini dengan seksama sepertinya selama ini aku ada beberapa cara penyimpanan dan pengolahan makanan yang perlu dikoreksi. Thanks infonya ya mbak.
betapa penting peran Ibu sebagai benteng pertahanan dalam menyajikan makanan sehat dan baik bagi keluarga. Menjaga semua asupan gizi dan mengolah makanan dengan benar sekaligus nikmat, Perlu pengetahuan yang luas
Seru acaranya, terimakasih ulasannya
Senang sekali banyak ilmu baca artikel ini, emang ya perlu banget ibu rumahtangga dapat info begini jadi lebih paham. Mengenai urusan makanan dan masak aku tuh awal nikah nol banget hehe sekarang alhamdulillah mulai bisa euy
Pernah baca sih sekeluarga kena penyakit yv sama ternyata penyebabnya berawal.dari talenan yg ga bersih. ga boleh talenan bekas dipake motong yg lain…. Ternyata pisaunya jg ya…heu..
kalau aq karena gak bisa masak, kadang sering mbak beli-beli bahan makanan taruh di kulkas terus lupa masaknya, akhirnya pas di cek sudah lewat tanggal kadaluarsa deh, kadang suka mikir sayang belum ke masak tapi sudah gak boleh di olah, kadang suka mikir udahlah masak aja gitu kan tapi dariapda sakit lebih mahal biayanya mending dibuang deh.
Hehe, itu aku banget. Filet ayam masih beku lempar aja ke wajan pake api kecil biar cair sekaligus mateng. Tapi rasanya emang beda sih sama di thawing, kurang juicy…
Memasak memang keterampilan yang penting buat emak-emak karena penting menyajikan makanan untuk keluarga terutama anak. Bahan dan peralatan pun harus benar-benar bersih agar higienis dan gak bercampur bakteri. Artikelnya keren, sangat membantu emak-emak untuk lebih peduli terhadap bahan makanan, kebersihan alat dan cara memasak yang tepat.
Kadang aku suka ke bablasan nih naruh bahan-bahan makanan di kulkas. Berasa aman aja walau ditaruh di kulkas bawah, padahal ada masa kadaluarsanya ya. Harus mulai beberes kulkas lagi nih. Biar keluarga dijauhkan dari berbagai macam penyakit.
Kok banyak yang nggak sesuai dengan kebiasaanku, ya. Hwaa… Kayaknya harus banyak belajar lagi nih.