“Ah, nggak pa pa aku mau motret pakai tongsis aja,” kata salah seorang teman blogger, sebut saja namanya X,ketika kami dalam satu event yang sama.

“Lho, nggak pa pa, aku fotoin aja. Kalau pakai tongsis kurang cakep hasilnya,” sahut teman blogger yang lain, sebut aja Y.

“Nggak ah, aku khawatir ngrepotin,” kata X.

“Nggak ngrepotin sama sekali, kok,” sanggah Y.

Saya kemudian nyletuk, “Emang kalau kerjaan kek gini-gini, kita tuh harus saling bantu, nggak bisa kerja sendiri-sendiri. Susah ambil gambarnya, ntar.”

Endingnya, X mau dibantuin Y buat ngambil foto dan video.

Bekerja di dunia bloger membutuhkan kerja sama.

Ini konteksnya ketika di event gathering blogger, undangan salah satu brand, gitu ya. Biasanya kan memang ada tugas buat posting foto atau video. Kalau ngambil gambarnya mewajibkan kita ada di dalam frame, kan agak susah dilakukan sendiri. Makanya, biasanya minta bantuan sesama rekan blogger. Pakai tongsis? Hmmm, bisa sih, tetapi kemungkinan hasilnya akan kurang maksimal, dibandingkan gambarnya diambil manual dengan bantuan orang lain.

Manfaat masuk ke circle pertemanan blogger

Nah, “keberanian minta tolong potoin/ videoin” ke sesama teman-teman blogger ini tentu saja  nggak ujug-ujug datang. Biasanya, kalau udah kenal akrab, baru deh nggak canggung minta tolong. Di sinilah salah satu manfaat dari menjalin circle pertemanan dengan sesama blogger.

Tentu saja manfaat berteman antara sesama blogger tuh nggak sesempit itu ya. Itu cuma salah satu contoh. Masih banyak hal-hal positif lain dari berteman dengan sesama blogger.

Menulis blog membuat saya mendapatkan teman-teman baru.

Saya pribadi mulai ngeblog, mungkin sekitar tahun 2005-2006-an. Saya lupa persisnya kapan. Waktu itu menggunakan platform Multiply yang sudah mati sejak tahun 2011-an. Sejak itu saya punya banyak teman-teman dari kalangan blogger yang insyaAllah masih memanjangkan silaturahmi sampai detik ini.

Pertama kali punya blog ketika saya buka akun blog di Multiply. Namun, tujuannya bukan murni ngeblog, melainkan karena ingin memindahkan tulisan-tulisan yang saya bikin di salah satu mailing list (milis). Kebetulan dulu aktif di beberapa milis dan beberapa teman di milis itu tuh anak-anak Multiply juga. Jadi, saya ikut-ikutan aja punya Multiply.

Eh, setelah menyelami Multiply lebih jauh, kok, seru ya. Saya pun mulai memberanikan diri buat berkomentar di postingan orang lain. Juga, membuat postingan baru yang bukan hasil copy paste dari milis tadi.

Saya pertama kali punya blog di platform Multiply.

Tak lama kemudian, dari sekadar saling meninggalkan komentar dan mereply, berlanjut dengan saling add, eh, atau follow yaaa dulu istilahnya di Multiply? Hahaha, lupa 😛 .

Ternyata, beberapa kali teman-teman Multiply ini bikin kopi darat (kopdar). Namun, waktu itu, kopdarnya lebih sering di Jakarta dan sekitarnya, sehingga saya belum bisa ikutan. Oh ya, sekadar info, waktu itu saya masih tinggal di Surabaya.

Kemudian, sekitar tahun 2009-2010-an teman-teman Multiply Jawa Timur bikin kopdar juga. Itulah pertama kali saya ikutan kopdar blogger Multiply.

Kesan pertama bertatap muka dengan teman-teman blogger yang biasanya saya jumpai hanya di dunia maya adalah seru, sih. Ada teman yang terlihat pendiam, eh, pas ketemu ternyata rame, Ada pula yang terlihat cerewet, ternyata anteng di dunia nyata. Hahaha, memang enggak semua yang ditampilkan di dunia maya itu asli sih ya?

Dari kegiatan ngeblog saya mendapatkan teman dari berbagai daerah.

Saya sendiri, kata beberapa orang yang baru pertama kalinya berjumpa dengan saya, punya first impression “jutek dan pendiam”. Hahaha. Ya, sorry, padahal nggak bermaksud begitu, huhu. Settingan wajahnya memang kayak gini 😛 . Namun, kata mereka juga, kalau sudah ketemu beberapa kali, ternyata saya nggak gitu. YA, MEMANG NGGAK GITU. YA, MBUH YAAAA KENAPA GITU 😛 😀 .

Circle pertemanan blogger zaman Multiply kala itu termasuk yang sangat berarti buat saya. Bagaimana tidak? Saya jadi punya banyak teman dari berbagai macam asal daerah maupun luar negeri. Kalau bepergian ke suatu kota nih, saya bisa langsung hubungi buat ngajakin ketemu. Nambah saudara lagi, deh 😀 .

Apalagi di dunia nyata terus terang saya tuh tidak punya teman yang akrab banget. Waktu itu, selain urusan sekolah/ kuliah dan berorganisasi, saya lebih banyak menghabiskan waktu menulis buat milis dan blog Multiply, hehe. Trus, saya tipe orang yang males ngomong dan ketemu orang secara langsung, karena rasa-rasanya bertemu orang tuh drain my energy. Jadi, kedekatan pertemanan tuh justru lebih saya rasakan dengan orang-orang yang ada di dunia maya. Mungkin, karena kesamaan hobi suka menulis dan doyan mengobrol via chat kali ya?

Berawal dari perkenalan di dunia maya lanjut ke dunia nyata.

Bahkan, waktu saya menikah, hanya sedikit teman di dunia nyata yang saya undang. Malah lebih banyak teman-teman dari pertemanan blogger di dunia maya ini 😛 .

Balik lagi ke manfaat circle pertemanan blogger. Salah satu yang paling terasa manfaatnya adalah ketika saya pindah ke Jakarta pada tahun 2012. Saya enggak kesulitan beradaptasi karena langsung punya teman. Tinggal kontak-kontak saja melalui media sosial (waktu itu lagi ngetrend Facebook) siapa yang tinggalnya di sekitar domisili saya.Ternyata, banyak.

Akhirnya kopdar deh dengan mereka satu per satu. Eh, ada pula yang sebelumnya pernah saya temui di Surabaya, karena waktu itu sempat main ke Surabaya. Dari situ, kalau ada keperluan apa-apa, mereka bantuin saya, sehingga saya tidak merasa gagap budaya ketika pindah dari Surabaya ke Jakarta.

Ternyata menemukan teman blogger yang klik banget dan menjadi bestie.

Hal lainnya, qodarullah, dokter kandungan yang membantu melahirkan anak pertama saya pun, awalnya saya kenal via Multiply. Kebetulan juga, bu dokter ini aslinya orang Surabaya, hanya saja menetap di Jakarta. Trus, klinik dan rumah sakitnya dekat dengan rumah saya yang di Jakarta. Jadi, yawda, periksa kandungannya ke belio aja,  😀 . Toh, selama ini juga udah nyaman konsul-konsul online soal kehamilan dengannya 😀 .

Itulah sedikit dari manfaat masuk ke circle pertemanan blogger yang pernah saya dapatkan. Alhamdulillahnya sih selalu dipertemukan dengan orang-orang baik. Bukan yang tipu-tipu kayak yang mungkin selama ini dikhawatirkan oleh sebagian orang tentang “pertemanan dunia maya”.

Circle pertemanan blogger yang paling bikin saya nyaman

Setelah Multiply mati, ternyata masih banyak teman-teman blogger yang melanjutkan menulis di platform blog lain, seperti Blogspot, WordPress, Tumblr, apa lagi ya?

Kemudian, teman-teman ini ternyata ketemu lagi dalam komunitas blogger lain yang waktu itu diwadahi di platform Grup Facebook. Salah satu komunitas blogger tempat saya bisa bertemu lagi dengan teman-teman blogger ex-Multiply adalah Kumpulan Emak Blogger (KEB).

Saya mengenali sebagian besar nama, karena nama blognya sama dengan akun Multiply-nya dulu. Sementara, kayaknya mereka yang saya kenal belum terlalu ngeh siapa saya, karena dulu saya pakai nama akun yang beda banget dengan nama asli saya 😀 .

Alhamdulillah, masih bisa menjalin silaturahmi dengan teman-teman bloger zaman Multiply.

Baru setelah saya menyapa, “Hello mbak, saya dulu anak Multiply juga, akun saya Sukmakutersenyum.” Baru deh mengenali saya kembali 😀 . Yeah, dulu banyak yang mengira nama saya “Sukma”. Padahal, itu tuh nama cowok yang saya sukai ketika zaman SMA hingga kuliah. Weleh, jadi oversharing, wkwkwk.

Balik ke KEB. Di Grup KEB, selain catch up dengan teman-teman lawas ex-Multiply, alhamdulillah bisa dapat kenalan baru juga. Soalnya, waktu itu sering ada yang share link blogpost-nya, kemudian saya main dan komenin.

Oh ya, ngeblog zaman dulu tuh senengnya, kalau kita ngeshare tulisan di wall grup, pasti ada saja yang mampir untuk meninggalkan komentar tanpa pamrih (maksudnya nggak ngarep dikunjungin balik, gitu). Jadi, pertemanannya berasa lebih tulus (eh, bukan berarti yang sekarang nggak tulus ya? Cuma kurang #eh).

Yaaa, gitu deh, jadi dari blogwalking akhirnya nambah temen-temen blogger baru juga, lho.

Kadang kangen dengan dunia blogging yang dulu. Namun, sadar kalau dunia selalu berubah 😀 .

Kemudian, makin ke sini-sini, ternyata (pada zamannya) blogger-blogger sering diundang ke event, baik oleh agensi, brand, maupun komunitas. Akhirnya, mulai sering deh tuh, saya ikutan ke event sekaligus bisa kopdar lebih sering.

Dari sering ketemu di event dan kopdar-kopdar, kemudian muncullah circle-circle pertemanan baru. Apalagi, setelah munculnya platform WhatsApp Group (WAG), jadi teman-teman blogger saya pun bertambah. Ada WAG yang berdasarkan domisili (ini kebetulan di Jakarta saya ikutan 3 domisili karena saya sempat pindah-pindah rumah), ada WAG yang berdasarkan kerjaan, ada pula WAG komunitas-komunitas blogger, dll, pokoknya banyak, deh.

Kalau yang paling akrab dengan saya, dalam artian mereka mengenal saya, keluarga saya, tahu “rahasia-rahasia” saya (hallah), akrab di online maupun offline, ada tiga circle. Ada WAG-nya juga.

Punya beberapa WAG blogger.

Circle pertama ini berawal dari sama-sama mengadminin WAG Blogger Depok. Kami cuma bertiga, tetapi anehnya enggak ada satupun dari kami yang tinggal di Depok wkwkwk.

Jadi, dulu saya bikin grupnya karena memang sempat tinggal di Depok. Tujuannya supaya memudahkan untuk bepergian bareng naik commuter line kalau kami ada undangan event di Jakarta. Karena sesama admin jadi kami bikin WAG sendiri, sering ngobrolin dunia perbloggeran juga, eh, lama-lama ngobrolin yang lebih pribadi jadi udah kek saudara, deh.

Circle kedua, member-nya berempat orang. Awalnya cuma sebagai grup untuk saling share link di Twitter. Ternyata, setelah ditarik garis ke belakang, kami tuh sama-sama berasal dari Jawa timur dan saat ini tinggal di Jakarta (coret). Yang diobrolin ya sama sih, soal blogging dan hal-hal pribadi.

Punya teman blogger yang saling menyemangati itu rezeki.

Kemudian, circle ketiga adalah circle yang setiap hari WAG-nya nggak pernah sepi. Selalu saja ada obrolan. Baik yang penting maupun yang nggak penting, eh, seringnya nggak penting ding, wkwkwk.

Sebenarnya, circle ketiga ini adalah yang paling lama saya kenal, karena sebagian besar adalah blogger-blogger Multiply yang saya ceritakan sebelumnya tadi. Trus, kebanyakan juga orang Jawa Timur, sehingga klik aja gitu kalau ngobrol.

Kalau yang diobrolin sebenarnya ya sama saja, mengenai job blogger, gosip-gosip dunia perbloggeran, hingga curhat-curhat pribadi yang sering bikin oversharing, wkwk. Padahal, dibandingkan circle pertama dan kedua yang saya sebutkan tadi, circle ketiga ini di WAG-nya punya banyak member, sekitar 40-an orang. Nggak semuanya perempuan, ada blogger laki-laki juga. Namun, enggak tahu kenapa, kalau ngobrolin masalah pribadi pun terasa nyaman di grup yang satu ini. Circle ini sering saling menyemangati kalau ada masalah yang berkaitan dengan aktivitas ngeblog maupun masalah pribadi.

Alhamdulillah ya punya banyak bestie #uhuks.

Kalau ada pertanyaan, “Bisa nggak sih yang bukan alumni Multiply masuk circle ini?”

Hmmm, sejauh ini tidak semua orang bisa dengan mudah join di circle ketiga ini #uhuks. Biasanya, kalau mau masuk admin dan member-nya diskusi dulu. Bukan sok-sok eksklusip tapi nggak tahu kenapa mendadak ekslusip-eksklusip sendiri, hahaha. Salah satu alasannya hanya khawatir kalau nggak semua orang bisa menerima atau nyambung dengan jokes-jokes yang sering dilontarkan di grup.

Makanya, banyak syarat untuk masuk circle ini. Beberapa di antaranya seperti: enggak baperan, enggak ember, enggak pelit berbagi ilmu blogging, dll. Ya alhamdulillahnya sih sejauh ini dengan semua member, saya pribadi, klik-klik aja.

Saya rasa nggak perlu saya sebut lha ya siapa saja blogger-blogger yang masuk circle satu hingga tiga itu, biarlah menjadi misteri. Hahaha, kidding ding, karena sebenarnya juga udah banyak yang tahu. Namun, kalau masih penasaran boleh kok nanya di kolom komentar, supaya blogpost ini lebih keliatan interaktif wkwkwk 😛 .

Tips memelihara circle pertemanan blogger agar awet

Okey lanjut ya…

Bisa berteman awet dengan blogger-blogger di circle-circle yang saya sebutkan tadi tuh nggak mudah. Ada kalanya dalam berinteraksi baik secara online maupun offline, tidak menutup kemungkinan ada perdebatan atau nggak sengaja menyinggung perasaan yang lain.

Saya udah sering mendengar kasus ada persiteruan antar blogger yang sebenarnya awal mula masalahnya tuh sepele. Dari penyebab sepele itu, yang dulunya akrab, kemudian hubungannya menjadi renggang. Semoga saya dan beberapa teman blogger yang dekat dengan saya tidak mengalami hal-hal semacam itu.

Saya sendiri kalau misalnya menjumpai kasus seperti itu, saya memilih netral. Bukan karena nggak punya prinsip atau maunya menclok sana, menclok sini. Namun, lebih ke menjaga pertemanan dengan nggak mau terlibat saja. Lagipula sudah seumuran ini malas ya kisruh 😛 .

Mari jaga selalu pertemanan ini.

Maka untuk menghindari hal seperti itu, yang biasa saya lakukan adalah:

  • Saya sangat menghindari mencampuradukkan obrolan antara circle satu dengan yang lainnya. Jadi, apa yang saya obrolin dengan ketiga circle tadi tuh bisa sangat berbeda. Yang satu bahas kerjaan, satu bahas parenting, satu lagi ngobrolin kesehatan, misalnya.  
  • Kemudian, yang udah pasti sih, kalau misalnya berinteraksi, walaupun sudah dekat banget, usahakan jangan terlalu mencampuri urusan pribadi masing-masing, kecuali jika dimintain tolong.
  • Nggak ngobrol hal-hal yang menjurus SARA maupun politik.
  • Nggak maksain kehendak pribadi terkait dengan aktivitas di grup.
  • Berusaha saling support, Nggak melulu mendukung atau membantu dalam bentuk materi, bisa juga dalam hal “remeh temeh” misal bantuin up hasil kerjaan teman. Jadi kadang-kadang ada saja di grup yang minta tolong komenin postingannya baik di blog maupun media sosial, kalau memang bisa ya lakukan saja. Ada seorang teman yang bilang, “Nggak ada ruginya kok buat kita sekadar kasi jempol buat postingan temen. Nggak butuh waktu lama juga.”
  • Saling memberi apresiasi ketika teman blogger kita itu mendapatkan project atau job atau mungkin memenangkan lomba blog atau mungkin keberhasilan-keberhasilan lainnya yang patut dirayakan.
  • Tak ketinggalan, jauhi pula urusan pinjam-meminjam uang, walaupun cuma seratus 😛 .

Apa lagi yaaa?

Ya, pokoknya saling menjaga saja, baik menjaga lisan, ketikan, hati, dll, supaya silaturahminya panjang 😀 .

Meskipun sudah punya circle blogger yang kayak bestie banget tapi….

Tapi, ketika ada situasi yang mempertemukan saya dengan teman-teman blogger lain di luar circle yang sudah akrab itu, saya sangat menghindari hal-hal seperti:

  • Misal saat di event, saya maunya duduk dekat Si A atau Si B yang kebetulan masuk circle blogger yang terdekat dengan saya. Ini situasinya kayak maksa orang lain pindah gitu.
  • Ketika dapat kesempatan staycation bareng-bareng saya maksa tukar kamar dengan Si A atau B tadi, ketimbang sekamar dengan blogger lain yang belum akrab dengan saya.

Apa lagi ya? Ya, yang kayak gitu-gitu, lha, hehe, moga dipahami 😀 .

Yaaa, saya paham sih, orang biasanya lebih nyaman kalau berdekatan dengan mereka yang udah akrab banget. Namun #imho saya lebih memilih untuk membuka pintu dan jendela lebar-lebar welcome sama “orang-orang baru”, karena kalau bagi sebagian orang banyak anak adalah banyak rezeki, bagi saya, banyak teman tuh banyak rezeki, hehehe.

Jangan pilih-pilih teman.

Rezeki nggak harus berupa dapat uang,  job, atau apalah, bisa juga siapa tahu berkat “dia”, saya dapat informasi baru yang bisa saya manfaatkan untuk pengembangan diri saya. Bahkan, siapa tahu jadi circle bestie blogger baru? Hehe.

Jadi, meskipun saya punya circle blogger yang bestie banget, tetep aja, ada saat-saat di mana saya merasa, sebaiknya, saya mingle dengan yang lain juga. Demi menghargai perasaan orang lain juga, sih, ya. Karena, bagaimanapun, yang namanya kerjaan blogger ini kan erat kaitannya dengan networking juga. Jadi, menambah teman tuh menurut sayas angat dibutuhkan sekali.

Ini sekadar pandangan pribadi saya, sih, ya. Bisa jadi pandangan yang lain berbeda.

Yawda, deh, tak berasa postingan ini udah 2000 kata lebih dan udah mulai nggak jelas alurnya, wkwkwk.

Kesimpulan

Kesimpulannya, yes, sebagai blogger, saya memiliki beberapa circle pertemanan yang cukup baik, bahkan ada yang udah kayak saudara sendiri. Banyak banget manfaat dan kebaikan dari pertemanan sesama blogger ini, jangan sampai disia-siakan, karena nggak mudah memelihara persahabatan semacam itu hingga awet bertahun-tahun. Maka, saling jaga sikap dan hati saja, supaya enggak saling mengecewakan satu sama lain. Lalu, kalau ketemu teman-teman blogger lain di luar circle blogger tadi, saya sih menyarankan jangan nempel mulu ma bestie-nya sehingga terlihat terlalu eksklusif. Sesekali membaur itu juga diperlukan kok. Siapa tahu dapat sahabat baru, yeaaayy!

April Hamsa