“Alhamdulillah, yang sembuh dari penyakit Covid-19 sudah lebih banyak ketimbang yang meninggal,” begitu bunyi message di salah satu WhatsApp Group (WAG) yang saya ikuti. Kabar tersebut kemudian disambut gembira oleh sebagian member grup. “Alhamdulillah,” kata mereka. Namun, orang yang kurang senang dengan tema itu pasti langsung nyeletuk dengan kesal, “Yaelah, Covid-19 lagi, Covid-19 lagi. Enggak ada bahan obrolan lain apa?” Tak berhenti sampai di situ, ada yang dengan lugunya nanya,”Jadi, nama penyakitnya tuh yang bener Covid-19 atau Corona, sih?” Trus, disambung dengan yang berniat guyon, “Udah enggak usah ngobrolin Covad-Covid, orang Indonesia udah kebal!” Sampai akhirnya ada yang sok-sok menengahi, “Hallah, pada sok tahu tentang Covid-19. Emang apa sih Covid-19 itu? Bisa jelasin enggak? Kalau enggak mudeng, mending pada mingkem deh, daripada tengkar enggak jelas gara-gara virus!” Lha, yang terakhir kok malah ikutan ngegas ya? 😛
Belakangan ini semua media membahas soal Covid-19. Sumber gambar: Pixabay.
Mungkin udah pada lelah kali ya ngobrolin pandemi yang enggak kelar-kelar, sampai ada yang ngegas gitu kalau obrolan di WAG nyinggung Covid-19? Pasalnya, pembicaraan tentang penyakit yang awalnya berasal dari Kota Wuhan, Propinsi Hubei, di Negara Cina ini enggak cuma ada di WAG. Di medsos, bahkan di media mainstream, penyakit Covid-19 selalu dibahas. Yaaa, kayaknya udah sejak awal tahun 2020 ini ya, kita disuguhi berita soal pandemi? Beritanya kemudian jadi makin deras begitu ada kabar dua warga Depok positif menderita penyakit ini.
Covid-19 dan Corona, apa bedanya?
Eh, BTW, kalau teman-teman mendengar update terkini tentang Covid-19 ikutan menghindar atau sebaliknya nih, malah berusaha cari tahu fakta terkini? Udah pada khatam kan ya tentang Covid-19?
Coba saya tes yaaa 😀 :
“Mengapa sih kok penyakit ini disebut Covid-19? Trus, kok ada yang nyebut-nyebut sebagai penyakit Corona? Apa bedanya Covid-19 dengan Corona?”
Pertanyaannya simple kan?
Namun, sayangnya masih ada lho yang belum ngerti perbedaan antara Covid-19 dengan Corona. Kayak di WAG yang saya gosipin di atas itu misalnya, masih ada yang enggak mudeng bedanya apaan.
Lho walah, bagaimana seseorang mau menghindari suatu penyakit, kalau nama penyakitnya aja enggak tahu? Jangan-jangan, malah enggak tahu juga apa gejala dari penyakit ini?
Mungkin itu juga kali ya, yang menyebabkan ada sebagian masyarakat merasa santuy aja, walau udah tahu kalau pandemi ini tengah menyerang negeri ini? Soalnya, menurut saya, apabila seseorang memiliki wawasan mengenai suatu penyakit, serta paham apa penyebab dan risikonya, maka orang tersebut pasti akan berusaha keras menghindari terkena penyakit ini.
Baca juga: Awas Hoax Covid 19! Cari Beritanya di Pusat Informasi Corona yang Terpercaya Saja
Yaweslah, saya enggak mau nyalah-nyalahin, ketimbang berakhir panas kayak WAG tadi. Gini aja deh, buat yang belum paham apa bedanya Covid-19 dengan Corona, postingan ini, saya tulis buat anda yaaa 🙂 . Soalnya, menurut saya, penting banget deh buat paham perbedaannya apa.
Penyakit Covid-19 disebabkan oleh virus Corona. Sumber gambar: Pixabay.
Jadi, apa bedanya Covid-19 dengan Corona?
Jawabannya: Yang perlu digarisbawahi, Covid-19 adalah nama penyakitnya, sedangkan Corona adalah nama virus penyebab penyakit ini. Maka, selanjutnya, sebelum menyebut “Corona”, kita tambahin kata “virus” di depannya ya? 🙂 .
Sedangkan “Covid-19” itu sebenarnya merupakan singkatan dari:
- Co: Corona
- Vi: Virus
- D: Diseases
- 19: Tahun 2019, yang merupakan tahun penyakit ini pertama kali diidentifikasi (Desember 2019).
Nama Covid-19 merupakan nama yang diberikan oleh Dirjen World Health Organization (WHO) Bapak Tedros Adhanom Ghebreyesus yang wajahnya pasti udah enggak asing buat teman-teman yang sering nonton berita tentang Covid-19 di tipi-tipi. FYI, nama ini resmi diberikan pada tanggal 11 Februari 2020 di Jenewa, Swiss.
Virus Corona penyebab Covid-19 sudah ada sejak lama?
BTW, virus Corona yang memiliki arti “crown” atau “mahkota” ini konon sebenarnya udah lama ada di dunia ini, lho. Virus ini, menurut website Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah ada sejak tahun 1960-an. Keluarga virus ini bisa menyebabkan penyakit pada hewan ataupun manusia.
Berikut adalah jenis-jenis virus Corona yang pernah menyebabkan wabah di muka bumi ini:
- 229E (alpha coronavirus)
- NL63 (alpha coronavirus)
- OC43 (beta coronavirus)
- HKU1 (beta coronavirus)
- MERS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan MERS)
- SARS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan SARS)
- SARS-CoV-2 (novel coronavirus yang menyebabkan Covid-19).
Yup, seperti yang saya sebut di atas, si virus Corona ini juga penyebab wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada tahun 2001 dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang ramai pada di tahun 2012.
Keluarga virus Corona yang merepotkan. Sumber gambar: Pixabay.
Baik, MERS, SERS, dan Covid-19 sama-sama menyerang saluran pernafasan. Namun, sayangnya, walaupun penyebabnya masih dari keluarga virus yang sama, entah mengapa virus Corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini lebih bandel. Penularannya lebih cepat terjadi di antara sesama manusia dibandingkan dengan yang menyebabkan MERS dan SARS. Itulah sebabnya banyak sekali korban berjauhan akibat virus Corona yang sekarang muncul ini.
Padahal, menurut penelitian, angka kematian MERS dan SARS itu sebenarnya lebih tinggi dari Covid-19 lho. Sebaliknya, Covid-19 angka kesembuhannya justru lebih tinggi. Cuma ya itu tadi, karena penularannya lebih cepat, makanya kelihatan horor banget penyakit ini. Walau, ya sebaiknya jangan disepelekan juga sih, karena sudah terbukti menelan korban manusia yang jumlahnya enggak bisa dibilang sedikit 🙁 .
Selain itu, karena masih tergolong penyakit baru, belum ada obat untuk menyembuhkan Covid-19 ini. Masih butuh penelitian lebih lanjut untuk menemukan obat yang tepat. Meski demikian, kata teman saya yang dokter, kalau daya tahan tubuh pasien Covid-19 meningkat, maka dia akan lebih mudah disembuhkan.
Lalu bagaimana ceritanya seseorang bisa tertular virus Corona?
Oh iya, penelitian terbaru mengatakan bahwa virus Corona terbaru ini menular dari manusia ke manusia melalui:
- Terkena percikan ludah (droplet) yang berasal dari penderita Covid-19.
- Memegang hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, padahal sebelumnya (enggak sengaja) menyentuh benda yang terkena percikan droplet penderita Covid-19.
- Memiliki riwayat kontak dengan penderita Covid-19.
Bagaimana gejala penyakit Covid-19?
FYI, kebandelan si virus Corona yang terbaru ini juga berimbas pada gejala penyakit Covid-19, lho. Soalnya, gejala yang muncul bisa berbeda-beda. Namun, ada beberapa gejala umum yang patut kita waspadai, yakni antara lain:
-
Demam
Suhu tubuh bisa lebih dari 38 derajat Celcius.
-
Batuk
Tiba-tiba mengalami batuk yang tak berhenti sepanjang waktu agak lama yang diikuti dengan sakit tenggorokan.
-
Sesak nafas
Mengalami gangguan pernafasan yang parah hingga merasakan nyeri di bagian dada.
Selain ketiga gejala tersebut, ada pula yang katanya mengalami mual dan diare. Bahkan, ada pula yang tanpa gejala, atau sekarang lebih terkenal dengan sebutan Orang Tanpa Gejala (OTG), namun sebenarnya dirinya adalah carrier.
Kalau mengalami gejala Covid-19, apa yang harus dilakukan?
Apabila teman-teman ada yang merasa tidak enak badan setelah melakukan kontak dengan seseorang yang dicurigai terkena Covid-19, maka yang perlu dilakukan adalah:
- Hubungi tenaga medis terdekat.
- Tenaga medis akan melakukan beberapa tes, seperti rapid test, tes swab tenggorokan dan hidung untuk meneliti sample dahak, juga CT scan atau rontgen dada untuk mendeteksi kondisi paru-paru.
- Biasanya apabila kondisi masih sehat/ tidak parah, tenaga medis akan menyarankan isolasi mandiri di rumah.
- Isolasi mandiri selama minimal 14 hari. Pakai kamar khusus di rumah, serta bedakan/ pisahkan alat makan dan minum dari keluarga yang lain.
- Isolasi di rumah sakit, khususnya buat pasien yang mengalami gangguan permafasan akut.
Segera periksa ke klinik atau rumah sakit terdekat apabila merasa mengalami gejala Covid-19. Sumber gambar: Pixabay.
Sebaiknya ikuti rekomendasi tenaga medis supaya gejala yang dialami tidak berubah menjadi lebih parah lagi. Jangan bandel yaaa, kalau tenaga medis sudah meminta istirahat atau isolasi, maka lakukan. Walaupun Covit-19 tingkat kesembuhannya tinggi, namun banyak faktor X yang belum diketahui yang bisa memperparah penyakit ini. Enggak peduli siapapun penderitanya.
Apa yang harus kita lakukan agar tidak terkena penyakit Covid-19?
Yeah, semua orang ternyata memiliki risiko terkena penyakit Covid-19 ini, tidak peduli tua atau muda, orang dewasa atau anak-anak. Meski demikian, penelitian juga menyebutkan bahwa orang dengan penyakit penyerta sebelumnya (seperti diabetes, jantung, TBC, dll) akan lebih berisiko terkena penyakit ini. Pasien yang berusia lebih muda dan enggak punya gangguan penyakit “aneh-aneh”, katanya (menurut berita-berita) lebih tinggi tingkat kesembuhannya.
Meski demikian, siapa sih yang mau terkena penyakit Covid-19 ini? Amit-amit Ya Allah…
Lebih baik mencegah ya teman-teman, ketimbang terkena penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya ini?
Cegah penyakit Covid-19 dengan sering mencuci tangan. Sumber gambar: Pixabay.
Maka dari itu, berikut adalah beberapa hal yang harus kita lakukan agat terhindar dari penyakit Covid-19 ini:
- Rajin mencuci tangan secara teratur pakai sabun dan air yang mengalir. Kalau terpaksa banget, enggak nemu sabun dan air, bisa pakai hand sanitizer.
- Hindari menyentuh area wajah, khususnya hidung dan bibir/ mulut.
- Jaga jarak fisik (physical distancing) dengan orang lain.
- Tutup mulut dan hidung pada saat batuk atau bersin, bila perlu pakai masker.
- Pakai masker saat bepergian.
- Hindari kerumunan orang.
- Tidak keluar rumah apabila tidak urgent banget.
- Jangan melakukan aktivitas yang bisa melemahkan paru-paru, seperti merokok.
- Konsumsi makanan sehat, khususnya sayuran dan buah-buahan. Jangan lupa dicuci sampai bersih sebelumnya ya.
- Masak daging dan telur dengan benar.
Nah, bagaimana? Sekarang teman-teman sudah lebih paham kan mengenai penyakit Covid-19 ini? Semoga postingan tentang Covid-19 dan virus Corona, serta gejala dan pencegahannya ini bisa membantu teman-teman memahami situasi pandemi yang terjadi sekarang ya? Sehingga, kita semua bisa lebih waspada lagi supaya tidak tertular penyakit ini.
Yang penting juga, ingat-ingat, bahwa penyakit Covid-19 ini enggak cuma ada di berita-berita di tipi-tipi aja lho ya, melainkan nyata ada di kehidupan kita.
April Hamsa
Sumber informasi tulisan:
- https://www.alodokter.com/virus-corona
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/17/153000465/apa-itu-virus-corona-yang-jadi-penyebab-penyakit-covid-19-mers-dan-sars?
Aku juga baru tahu bedanya pas nulis tentang covid mbak, haha. Lha di media juga nyebutin Cpvid-19 atau Corono. Lha kan beda kok pakai kata “atau” gitu loh, hahaha
Media dilawan…
Covid 19 penyakitnya, virusnya namanya Corona 😀
Wah aku jadi melek baca banyaknya jenis virus corona. Duh semoga lekas berlalu ya ka corona dan covid19.
Iya Corona keluarganya banyak hiks
Lebih paham, lebih ngerti karena tulisan mb April yg ilmiah kayak gini haha. Bener banget jaman now jangan percaya hoax ya, kita harus memperhatikan dan kroscek kebenaran infonya supaya tdk salah. Semoga Covid 19 segera berakhir ya, semoga kita bisa ngemall dan berasa lepas dari cengkeraman zombie saat keluar rumah huhuhu
Haha aku justru nulisnya gak ilmiah dan semoga mudah buat dipahami 😀
Aku tau singkatan Covid dari wag. Owalah begitu tho maksudnya si covid. Trus Ada nCov, dst. Wes mbuh mumet aku hadapai zombie corona
Alhamdulillah sudah banyak yang sembuh, memang. Semoga wabah ini segera berhenti. Aamiiin.
Kadang saya berpikir nih, akan bermutasi jadi apa lagi, kelak, si corona ini. Apakah SOP pemakaman positif corona dan pdp efektif tidak akan keluar dan menyerang kembali
penjelasannya komplit banget. makasih, mbak april. untung aku tahu kalau bedanya covid19 sama corona itu apa.
Sekarang pun dia terus bermutasi ke berbagai macam bentuk ya. Hebat adaptasinya. Tapi benrr tuh yg bilang, kalo gak tau mending mingkem, tapi jangan juga gak peduli. Tetep aware
Bener sih menurutku tidak semua informasi tentang Covid-19 harus diikuti. Takutnya ya otak kita jadi informasi buruk sehingga memperoduksi kecemasan berlebih. Tp mencari tahu utk menambah wawasan jg perlu. Jd tinggal kita yg harus menyeleksi kabar atau berita apa yg bisa kita masukkan ke dalam otak kita.
Kayaknya pas jaman dulu, nama virus/penyakit gak diakhiri tahun ditemukan ya.
Mungkin yg sekarang biar gampang ngingetnya
Aku sampai berimajinasi…akan ada alat pendeteksi keberadaan si virus ini di sekitar kita. Jadi kalau pas ketemu di tengah jalan, ga perlu ba-bi-bu, langsung semproott ama sabun atau alkohol.
Huussh~
Pergi kamu copad-copid.
Sebenernya coronavirus ini memang udah ada saat sars itu ya, tapi versi 2019 ini beda lagi. Penyebarannya cepet dan bisa bikin komplikasi penyakit lainnya huhu apalagi menyerang pernapasan. Semoga vaksin cepat ditemukan dan yang positif semoga angka kesembuhannya bertambah. Take care everyone~
alhamdulillah udah bnyk yang sembuh, aku baru tau corona banyak jenisnya
Aku juga kemarin bertanya kok 19 mbak, ternyata memang karena mulai mewabahnya di tahun 2019. Btw memang menjaga kesehatan dan kebersihan diri adalah kuncinya ya mbak. Karena sedikit parno satu keluarga sudah rajin nyuci tangan sekarang mbak.
Kalau lihat penampakannya lucu ini virus yaa, tapi kalau ingat bahayanya …duh ngeri!
Memang semua info yang berasal dari berbagai sumber menimbulkan ketakutan. Maka lebih baik baik mendapatkan info dari sumber terpercaya, bukan gosip yang beredar di WAG atau sosial media
Banyak yang tak menyangka bakalan seluas ini ya mba, penyebarannya. Jadi ngeri sekarang misal memang pagar rumah atau tangga supermarket, takut ketularan. Kemana-kemana bawa hand sanitizer dan rajin cuci tangan. Padahal aku bawa hand sanitizer itu udah dari dulu banget tapi selalu nganggur aja di tas
See telah membaca artikel ini aku mulai mengerti mbak, ternyata Corona dan covid-19 itu beda ya mbak. alhamdulillah, sekarang di WA Group yang sering banget bahas masalah pandemi ini berangsur bosan mbak, kadang untuk menghindari pembahasan, aku kadang langsung clear chat, takut kalau baca parno sendiri, alhasil malah info yang penting ikutan terhapus
Hehehe
Aku keluar rumah hanya untuk ke pasar tradisional, supermarket atau ke apotik. Itu juga pakai masker dan bawa handsanitizer dan sebisa mungkin ngga bawa anak2.
Virus Corona ini yang bikin horor itu gejalanya bisa beda-beda, ya tiap orang. Trus ada juga yang nggak pakai gejala tahu-tahu katanya positif.
Masyallah yah ga ada yang nyangka penyebaran virus ini sampai luas dan banyak memakan korban, smeoga pandemi ini cepat berakhir. Aamiin
Artikelnya sangat bermanfaat mba, bikin semakin paham tentang virus Corona dan Covid-19. Jadi harus semakin peduli dengan kesehatan serta saling menjaga di antara teman dan keluarga.