“Anggep aja kita lagi liburan di Solo,” kata suami, saat kami sekeluarga makan di Dapur Solo yang ada Bintaro Jaya Xchange Mall, tadi siang. Saya jadi ngakak. Makluuum, sejak pandemi kami belum pernah liburan ke luar Jakarta (coret) lagi. Mudik aja juga belum sempet, huhu. Jadi, yawda, sementara ini ngobatin kangen travelingan dengan nyari makanan khas daerah-daerah tertentu aja, deh. Kali ini daerah Solo, Jawa Tengah.
Restoran Dapur Solo di lantai LG Bintaro Jaya Xchange Mall.
Terus terang, sebenarnya saya baru tahu kalau ada rumah makan namanya “Dapur Solo” ketika maen ke mall Bintaro Jaya Xchange hari ini. Sebelumnya, saya enggak tahu rumah makan ini eksis.
Sebelum masuk ke rumah makannya, saya googling donk, ternyata Dapur Solo ini banyak cabangnya, antara lain di : AEON Mall BSD City, Pejaten Village, dll. Banyak, pokoknya. Bahkan, di D’Mall Depok tempat yang saya sering kunjungi waktu masih tinggal di Depok/ Cilebut dulu juga ada. Tapi kok saya enggak pernah tahu yaaa? Dong dong dong, hawes mbuh, kurang merhatiin kali ya, wkwk.
Bagian depan restoran.
Yowes, lha, akhirnya kami masuk. Begitu masuk, langsung disuguhi tulisan dalam aksara Jawa di dinding resto. Ya Alloh, saya udah enggak bisa baca itu tulisan apaan, huhuhu. Wes lupa semua. Malah sekarang sayanya lebih paham aksara Katakana/ Hiragana-nya Jepang 😛 . Maafkeun saya bapak/ ibu guru bahasa Jawa saya dulu. Coba, teman-teman yang masih bisa aksara Hanacaraka tolong kasi tau tulisannya bunyinya apa yaaa.
Tulisan Jawa di dinding.
BTW, tadi, waktu kami ke sana, sebenarnya udah mau masuk Ashar ya, bukan jam makan siang, sehingga rumah makannya cenderung sepi pengunjung. Kalau saya perhatikan, hanya ada sekitar 3-4 dari (kalau enggak salah) 17-18an meja yang tersedia.
Setelah kami memilih meja, mbak-mbak pelayannya dengan sigap memberitahu kalau cara order menunya dengan cara scan kode QR yang udah disediakan di meja. Hal ini mengingatkan saya saat makan siang di Imperial Kitchen & Dimsum beberapa waktu lalu. Sepertinya resto-resto di mall-mall zaman now begini ya cara mesen makanannya?
Order dulu dengan scan kode QR.
Oh iya, saat kami memilih menu makanan, mbak-mbak pelayan datang lagi ke meja. Kali ini membawakan piring yang berisi semacam jajanan gitu. Kalau enggak salah ada camilan dari tahu (sepertinya ada isinya, saya enggak tahu namanya), ada Jemblem (gorengan ubi yang di dalamnya dikasi gula merah, kalau di Surabaya disebut “jemblem”, saya enggak tahu di Solo disebut apaan), dan ada Sosis Solo. Trus, tak lama kemudian, mbak-mbaknya kembali lagi membawa mug yang berisi peralatan makan yang direndam air, serta lepek (piring kecil) dengan tissue di atasnya.
Camilan yang dihidangkan.
Makanan yang disediakan oleh Dapur Solo beragam. Ada menu sayuran yang berkuah, ada pula yang garingan. Saya bertanya kepada anak-anak mau makan apa, ternyata maunya makan nasi goreng. Cuma, awalnya saya ragu, ini porsinya sebesar apa. Pada saat nanya mbak-mbaknya katanya porsi besar, kalau buat anak-anak bisa berdua. Yawda, akhirnya (sementara) pesan sepiring nasi goreng buat anak-anak berdua.
Peralatan makan.
Kemudian, untuk saya dan suami memesan sayuran berkuah yakni Tongseng Kambing dan dua buah Nasi Putih. Pesan tongseng satu aja, karena melihat mangkuk sajinya lumayan gede (yang sebelumnya diantar ke meja lain).
Untuk minumannya, kami memesan Teh Tawar anget, Es Campur Solo, dan Es Teh Susu Cincau. Masing-masing satu gelas.
Sambil menunggu makanan datang, kami enggak nyemil jajanan yang disediakan tadi, hehe, melainkan mengambil Kerupuk Udang yang sebelumnya udah disajikan di atas meja. Iyes, jadi di tiap meja tuh udah ada keranjang berisi kerupuk dan emping/ mlinjo goreng. Anak-anak soalnya suka banget ngemilin Kerupuk Udang.
Kerupuk dan emping telah tersedia di atas meja.
Tak lama kemudian pesanan kami muncul. Pertama, yang muncul adalah Es Teh Susu Cincau. Saya sengaja memesankan minuman itu buat anak-anak, karena mengandung susu. Soalnya, anak kedua saya Si Dema kurang terlalu suka minuman selain air putih dan susu, jadi nyoba order minuman itu siapa tahu dia suka. Alhamdulillah, masih sesuai seleranya. Berikutnya, minuman lagi yang muncul yakni Teh Tawar.
Tak lama kemudian, nasi goreng untuk anak-anak muncul. Oh iya, ini nasi gorengnya berupa Nasi Goreng Jawa gitu ya. Kami request supaya enggak ditambahin cabe, soalnya buat anak-anak.
Satu porsi nasi putih. Menurut saya ini sudah pas, namun sepertinya kalau makannya banyak nambah aja lagi.
Ternyata saat datang, porsinya tak sebanyak yang saya kira. Yaaa, jangan dibandingkan dengan nasi goreng Depot Ikana jugak, seeehh, wkwkwk. Cuma, menurut saya porsi Nasi Goreng Jawa-nya Dapur Solo tadi tuh bisa kok kalau dihabiskan satu anak (saya). Soalnya, mereka lagi dalam masa pertumbuhan kayaknya, jadi makannya agak banyak 😛 .
Akhirnya, kami nambah pesanan untuk anak-anak, yakni Mie Goreng Jawa. Kenapa enggak memesan menu nasi goreng yang sama untuk anak satunya lagi? Soalnya, saat kami tawarin mesen nasgor lagi, mereka engga mau, haha. Yawda, supaya lebih mengenyangkan akhirnya kami pesankan temannya nasi goreng, yakni mie goreng.
Karena mesennya belakangan, Mie Goreng Jawa ini pun keluar paling akhir, setelah Es Campur Solo dan Tongseng. Mbak-mbak pelayan kemudian datang lagi untuk menanyakan apakah pesanan kami sudah keluar semua atau belum. Kami pun konfirm semua pesanan udah ada di meja.
Sesudah itu yowes, langsung mangan lha, wong wes keluweeenn wkwk. Soalnya, tadi berangkatnya kesiangan. Syebuk di rumah ada kerjaan. Selain itu, gara-gara ada info kalau hari ini sebenarnya fogging, kami harus mengkondisikan Si Bleky (kucing) supaya di rumah aja, Ya, nyiapin makanan, minuman, tempat pipis/ BAB-nya, dll.
Walah malah ngalor-ngidul, ceritanya 😛 . Okey, saya coba komentarin tentang makanan dan minuman Dapur Solo yang saya cicipi hari ini yaaa.
Pertama, tentang Tongseng Kambingnya. Tongseng ini diletakkan di mangkuk saji dengan tungku penghangat, sehingga masakannya hangat terus. Porsinya lumayan besar, bisa buat berdua, seperti dugaan awal saya. Isinya udah pasti ada daging kambing (sepertinya 3-4 potongan yang lumayan besar), kol, tomat hijau, cabe rawit, apa lagi yaaa, lupa.
Tongseng di dalam mangkung dengan tungku penghangat.
Rasa kuahnya enak, terasa prengus atau tercium bau kambingnya. Namun, saya yang emang penggemar masakan kambing menyukai bau yang seperti itu, enggak tau lagi ya kalau Mas Anang 😛 . Dagingnya empuk dan gampang lepas dari tulangnya.
Siapa yang suka tongseng juga?
Masakan Tongseng Dapur Solo ini, meskipun ada cabenya, menurut saya enggak pedas, sehingga kalau anak-anak mau makan juga masih aman. Eh, tapi ini pendapat saya yaaa, yang emang penyuka pedas.
Dagingnya empuk.
Makanya, saat makan Tongseng ini, saya juga menambahkan sambal yang sudah sepaket dihidangkan dengan mangkuk Tongseng. Ada jeruk nipis juga, buat yang suka mencampurkannya ke kuah.
Jeruk nipis dan sambal yang disajikan bersama tongseng.
Lalu, untuk Nasi Goreng Jawa-nya, porsinya sedeng ya. Sebenarnya bisa aja kali ya dimakan dua anak, namun, seperti yang saya katakan tadi, anak-anak saya sedang dalam masa pertumbuhan, jadi porsi segitu kurang buat dua anak.
Nasi Goreng Jawa ini disajikan dengan ayam goreng, kerupuk, irisan tomat dan mentimun. Ayam gorengnya cukup gedhe, lho, sehingga dimakan dua anak pun bisa. Rasa ayamnya pun pas, enggak terlalu asin, dan empuk. Nasi gorengnya sendiri sudah ada campuran ayam dan telur juga, sehingga puas makannya, walau tanpa lauk tambahan lagi.
Nasi Goreng Jawa.
Suami saya komen rasanya mirip dengan rasa nasi goreng yang dijual di kampung halamannya di Kalimantan sana. Saya pun menimpali, “Iyeee, yang jualan orang Jawa kali di sana”, hahaha 😛 .
Untuk Mie Goreng Jawa-nya saya memesan yang enggak pedas juga. Mie Goreng Jawa ala Dapur Solo ini berupa mie dengan campuran sayuran dan acar mentimun. Ada daging ayam dan sosisnya juga. Dikasi potongan cabe rawit hijau yang sepertinya sepaket dengan acarnya. Untung saya lihat, kan pesen buat anak-anak, sehingga langsung saya sisihkan.
Mie Goreng Jawa.
Menurut saya, Mie Ayam Jawa ini porsinya sedeng, mirip ma porsi nasi gorengnya, lha. Soal rasanya, mungkin karena saya pesannya enggak pedas, sehingga lidah saya kurang cocok. Namun, anak-anak saya memakannya dengan lahap, berarti cocok-cocok aja dengan selera mereka, hehe. Maka, andai berkunjung ke sana lagi menu ini bisa masuk orderan lagi.
Maxy dan Dema makan sepiring Mie Goreng Jawa berdua.
Kemudian, soal minumannya yaaa…
Kalau Teh Tawar, enggak udah saya ceritain lha ya, yo koyok ngunu kuwi, sama seperti teh anget tawar pada umumnya. Cuma penyajiannya unik, yakni di mug khususnya dapur Solo, enggak di gelas kaca bening.
Teh Tawar.
Nah, kalau Es Teh Susu Cincaunya disajikan di wadah gelas bening yang cukup besar dengan sendok kecil dan sedotan. Sendok kecilnya kemungkinan besar untuk mengaduk gula aren yang ada di dasar gelas.
Es Teh Susu Cincau.
Sesuai namanya dalam gelas ini ada campuran teh susu dan cincau yang dipotong “langsing”, hallah, tipis-tipis gitu, lho, maksudnya. Kalau diaduk semua gula arennya rasanya manis banget (ini menurut lidah saya ya). Jadi, kalau teman-teman order minuman ini mungkin bisa minta gulanya dikurangi atau saat mengaduk gula jangan terlalu merata. Sisakan dikit di dasar gelas. Cuma karena yang minum Es Teh Susu Cincau ini kemarin anak-anak, yawes suka-suka mereka ajalah, hehe.
Terakhir, yang mau saya komenin adalah minuman pesanan saya sendiri, yakni Es Campur Solo. Terus terang, memesan ini karena tertarik dengan gambar di menunya, wkwkwk. Namun, enggak nyesel, karena minuman Es Campur Solo yang datang sesuai ekspektasi. Porsinya gedhe, lho. Disajikan dalam wadah gelas es krim dan dilengkapi dengan sendok bebek. Saya enggak habis sendirian, jadi diminum rame-rame dengan suami dan anak-anak 😀 .
Es Campur Dapur Solo.
Es Campur Solo ini berupa es serut yang manis (mungkin sebelumnya dicampur susu kental manis atau krimer?) dengan topping alpukat, nangka, kolang-kaling, kelapa muda, dan biji delima. Rasanya manis, namun masih bisa diterima oleh lidah saya.
Begini penampakannya dari atas.
Itu aja, sih, pesanan kami di Dapur Solo hari ini. Secara umum, cukup puas, alhamdulillah kenyang. Rasa masakan dan minumannya sesuai selera keluarga kami juga. Untuk semua pesanan itu, kami merogoh kocek sebesar Rp. 277.200,00 (sudah termasuk pajak).
Makan berempat habis segini.
Begitulah cerita kami makan siang yang kesorean di Dapur Solo, Bintaro Jaya Xchange Mall hari ini. Maaf enggak cerita banyak tentang interiornya yaaa. Sepertinya ya yang unik tulisan di dinding tadi, sih. Trus, dapurnya ada yang terlihat dari dekat tempat cuci tangan/ wastafel. Ada dekor Jawa-jawaan gitu, seperti wayang, pembatas ruangan dari bahan gedeg (“gedeg” nih bahasa Indonesia-nya apa yaaa? 😛 ), lampu-lampu yang kapnya bercorak batik, lupa apaan lagi. Kesannya gaya Jawa yang modern gitu, lha.
Bagian dalam resto Dapur Solo.
Yawes yang penasaran datang saja sendiri aja yuk untuk mencoba menu-menunya. Enggak mesti ke Dapur Solo yang ada di Bintaro Jawa Xchange Mall, sih, karena seperti yang saya bilang tadi, Dapur Solo ini enggak cuma ada di Bintaro Jaya Xchange Mall aja, namun juga ada di beberapa mall lainnya di Jakarta. Kalau di luar Jakarta saya kurang tahu yaaa. Silakan googling aja sendiri 😀 .
Terima kasih sudah membaca postingan kuliner ini, semoga info rumah makan Dapur Solo ini bermanfaat ya 🙂 .
April Hamsa
tempat recomend yang murah tapi berkelas
Masakan Solo ini comfort food bgt buat akuu.
Aku sukaakkk semua variannya.
Nih resto klo ada di Sby, kyknya aku jg bakal.sering WisKul k sonoooo
Mpo sering makan dapur solo versi besek. Lumayan enak juga
Waaaah, iya nih aku lihat resto Dapur Solo di DMall pas waktu itu nonton di CGV sama Rafa dan Fakhri 😀 Mantap ini tampilan resto dan cara penyajian makanan dan minumannya bagus ya. Kelihatan beda, elegan bukan kayak rumah makan biasa. Soal harganya tampaknya cukup terjangkau ini sih. Kalau makannya agak sore iya deh pengunjungnya agak sepi. Kapan2 mau makan malam ah di sana kelar nonton 😀 Kepengen tongseng dan nasi goreng Jawa-nya.
aku suka menu-menu soto atau berkuah yang ada di Dapur Solo, dessertnya juga ya, enakeun banget terutama untuk acara dinner bareng keluarga
aku kayaknya sempat deh mba beberapa kali mampir ke dapur Solo juga..makanannya memang enak-enak ya. Waktu terakhir ke Solo 2019 aku malah ngga sempat banyak eksplorasi makanannya nih
Sudah sering ke Dapur Solo aku, di aneka tempat..cabangnya memang banyak tapi standarnya sama, ini yang aku suka. Pilihan makanan tradisional lengkap, nasi liwet, gudeg, pecel, timbel, rawon, tengkleng ..semua enak. Sekadar ngemil serabi, jemblem sambil minum ronde, bandrek juga pas…Pokoknya menu Jawa khususnya, ke sini aja
Ini salah satu resto dengan makanan enak yang recommended di Bintaro Xchange. Sebelahan sama Sate Senayan deh kalo ga salah, pernah makan di situ juga.
Itu aksara Jawa artinya Selamat Makan kali ya wkwk *nebak-nebak
April next kulinerannya ke The Breeze BSD coba. Sekarang deket kan ama rumah?
gedeg macam kerai/tirai bambu gasiii? kalau indonesia gedek gara2 sebel yah 😛
btw duh kok itu nasgornya enak banget sih sama teh susu cincaunyaa.. aaggh mupeng! apakah aku harus ke dapur solo yg di solo nya langsung?
Mangkok buat sajian tongsengnya lucu banget si mbak. Menunya beneran khas solo ya dan penampakan dari foto sih bikin penasaran pengen nyobain deh
Ngiler lihat tongseng sama es campurnya. Srupuuuptttt… enak banget kayanya. Terhitung sangat lengkap menunya ya. Tapi aku tadi cari-cari selat, ternyata Mbak April gak order selat ya. Atau di situ enggak tersedia kah?
Es cincaunya yang hijau atau hitam, Pril. Kalau ada menu es cincau hijau pasti saya bakal order. Suka banget. Tapi, kalau yang hitam sih gak begitu tertarik. Noted! Berarti minta kurangin gula, ya. Karena saya juga kurang suka kalau kemanisan
Dapur solo emang favorit sih ya kalau mau makan makanan jawa dengan nuansa klasik elegan gitu, kalau aku jadi bisa menjamu tamu dari luar negeri karena ada di mall dekat kantor, aku suka pesen nasi tumpengnya yang pake lengkap,, seporsi kenyang..
Wuaa,tolong yaa itu tongsengnya menggoda sekali..menunya bervariatif ya mbak. Es cincaunya seger banget itu. Lihat tulisan Jawanya auto mesem mesem, Ya Allah kok yo nemen aku ra ngerti juga, wes lali ahahaha
Mak April, ih, kalau buat orang Solo, teh itu harus direview juga. Soalnya ya, kami kalau cari angkringan tu salah satu pertimbangannya, tehnya enak apa engga. Nah, ciri teh Solo itu wasgitel, wangi, panas, legi, kenthel. Tehnya pakai teh daun yang biasanya dioplos atau di-mix dari beberapa merek teh.
Nah, kalau yang diminum Mak April ini, tehnya kira-kira dari teh daun atau teh celup yang rasanya biasa itu? Hihihi.. *Arin, panjang amat bahas teh doang. 😂
Iyaaa bener banget, aku kalo ke Solo paling suka minum teh nya yang nasgitel. Etapi manisnya dikurangi ding karena kurang suka. Pokoknya rasa nya harus pas, dan Solo emang top untuk urusan teh.
Aku kayaknya pernah loh makan di Dapur Solo, mertuaku dulu kangen makanan Jateng, waktu kami ajak dolan ke Bogor. Sama adik ipar diajakin ke Dapur Solo yang ada di daerah Depok. Aku ingatnya pesan mie Jawa, anak-anakku pesanannya sama nasi goreng. Pokoknya di mana aja selalu pesan nasgor
Wah, ku baru tau..
Ini yang komen asli wong Solo, jadi paham mengenai hidangan khas Solo asli.
Kalau ke Solo yang aku inget minumannya Wedhang Uwuh.
Serunya makan di Dapur Solo ini memang selain menunya yang Jawa banget, suasanya Jawa banget juga.. dan ruangannya yang cenderung berbaur. Sehingga membuat lebih terasa makan bareng di angkringan.
Seru banget makan bareng keluarga dengan menu yang aduhai menggoda, asyik banget apalagi termpatnya juga nyaman ya. Jadi pengen juga nih Mbk ke Dapur Solo.
Dapur Solo ini resto langganan aku juga mak, anak-anak suka akan serabi, sop ayam kampung sama nasi goreng jawa.
Lumayan mengobati kalau kangen masakan solo.
Wah iya, Dapur Solo ini vibesnya solo banget ya mbak
Wah tongsengnya sangat menggugah selera
Enak ya ?
Auto luwe aku Moco iki
Hahaha
Wah aku paling suka tongsengnya juga di Dapur Solo mbak, enaaak banget jadi pingin nambah terus makannya hahaha dasar doyan atau lapar.
Bener banget nih Dapur Solo udah ada di mana-mana jadi enak deh kl kangen masakannha tinggal cus
Tongseng yang disajikan pada tungku penghangat itu yang sukses bikin ngiler. Mana di sini lagi sering hujan, dingin-dingin tuh yang keingat ya makanan berkuah dan panas. Disantap dengan nasih hangat..hmm yummy!
Cakep restonya, tampak elegan dan nuansa solonya dapat banget. Enak tuh sepertinya nasi goreng Jawa ama Mie goreng Jawa. Es Cingcaunya juga seger banget tuh
Aduh tongseng sama nasi gorengnya… aduhhhhh es cincaunyaaaa byungalah kerasa seger banget Maaak dinikmatin secara visualll. Seneng deh kalau misal bisa nostalgia makanan-makanan daerah gitu kalau pas kangen ya Mak. Mungkin bisa jadi alternatif pelepas rindu orang-orang Solo juga nih restonya :))
Ini menu lunch yang jadi andalan klo di kantor ada rapat sampai jam makan siang. Aku setujuu klo rasa makanannya bikin makin kangen
Hayok makan bareng bareng . Aku wkatu itu pesan Surabinya tuh enak gede dan panas panas
Camilan tahu petis khas Semarang yang ngangenin. Petis (saus udang) rasanya hmmm, yummy.