Mengapa judulnya mengandung kata “nsotalgia”? 😀 Soalnya, makan di D’Cost ITC Depok sebenarnya bukan pertama kalinya buat saya dan keluarga. Sering banget, malah. Terutama waktu kami masih tinggal di daerah Beji, Depok. Tinggal melipir ke ITC yang lokasinya enggak terlalu jauh dari rumah, makan deh di sana.
Restoran seafood D’Cost di ITC Depok.
Bahkan, setelah kami pindah ke Cilebut, Kabupaten Bogor pun, kalau main ke Depok, ya kerap mampir ke restoran yang katanya restoran seafood ini. Soalnya menuju ke sana pun gampang. Tinggal naik kereta aja dari stasiun Cilebut, lalu turun di stasiun Depok Baru, lanjut jalan kaki ke ITC.
Kemudian, saat pandemi, denger-denger ITC Depok tutup. Maka kami pun jarang ke D’Cost lagi, deh.
Sampai akhirnya, sekitar bulan Juli 2020, saya vaksin Covid-19 di ITC Depok, saya lihat ternyata restoran D’Cost buka. Rupanya kalau restoran adalah salah satu tenant yang boleh buka terbatas di ITC kala pandemi sedang tinggi-tingginya, selain supermarket. Namun, saat itu saya enggak sempat mampir ke sana.
Dema suka banget bakmie-nya D’Cost.
Sampai akhirnya tanggal bulan Mei lalu, setelah saya bersama keluarga jalan ke Kabupaten Tangerang dan waktu itu belum sempat makan siang, kami mampir D’Cost ITC Depok. Soalnya gampang sih, karena bepergiannya naik commuter line (KRL), kami turun stasiun Depok Baru, jalan deh menuju ITC.
Berbeda dengan pada saat saya vaksin, pas Mei kemarin, ITC udah lumayan ramai. Gerai atau kios yang saat saya vaksin kemarin tutup, saat itu udah banyak yang buka. Langsung deh saya dan keluarga menuju lantai 1, lokasi D’Cost berada. Pokoknya, ancer-ancernya tuh restoran ini terletak di belakang supermarket Carrefour lantai 1 (maaf saya lupa sekarang namanya tetap “Carefour” atau berubah jadi “Transmart Carrefour ya? 😛 ).
Baca juga: Cerita Menerima Vaksin Covid-19 saat Menstruasi di ITC Depok
Pas nyampek sana alhamdulillah masih buka. Maklum, soalnya udah kesorean. Pengunjung pun enggak terlalu ramai. Mungkin, karena sore ya? Bukan jam makan normal. Kalau siang atau setelah Magrib mungkin rame-ramenya resto kali ya?
Kami pun segera masuk ke area indoor D’Cost. Oh ya, D’Cost ITC Depok ini area makannya terbagi dua. Satu di dalam restorannya, trus tersedia pula di luar. Sebenarnya bukan outdoor juga sih, karena lokasinya masih di dalam gedung ITC kan? Hehe.
Maxy dan ayahnya.
Melihat restoran sepi, saya dan keluarga pun kemudian langsung masuk ke dalam, menuju meja favorit kami sejak dulu. Lokasinya dekat dengan tempat order makanan dan kasir.
Namun, bukan karena kedua hal itu sih kami sering duduk di sana sejak dulu. Pasalnya, dahulu di samping meja tersebut juga merupakan area reffil teh, nasi, dan sambal. Dulu yaaa, jauh sebelum pandemi, maksud saya, hehe 😛 .
Lalu, apakah saat ini masih tersedia reffil? Penasaran enggaaakk? Yang penasaran baca postingan ini sampai tuntas yak! #maksa 😀 .
BTW, kesan pertama masuk D’Cost ITC Depok adalah desain interiornya tuh enggak berubah sama sekali. Area indoor dan “outdoor” masih sama. Dekorasi cermin-cermin di dinding, lokasi dapur di mana makanan keluar, letak kasir, susunan meja makan, serta papan menunya masih sama seperti dulu.
Papan menu D’Cost.
Jadi, kalau mau pesan makan di D’Cost, pengunjung enggak melihat buku menu ya, teman-teman. Melainkan langsung menuju papan menu yang lokasinya di tengah resto.
Nanti, kita ambil kartu-kartu menu masakan maupun minuman yang ada di papan, kemudian berikan sama mbak-mbak pelayan resto-nya. Oh ya, papan menu ini tuh bolak-balik ya. Menu di sisi A berbeda dengan di sisi B.
Ciri lain D’Cost yang lain adalah piring untuk makan sekaligus sendok garpu sudah tersedia di meja. Nanti, kalau jumlahnya kurang, pengunjung boleh request piring dan peralatan makan tambahan. Jangan khawatir, enggak kena charge kok 😀 .
Sudah tersedia peralatan makan di meja.
Eh, namun saya perhatikan ternyata ada yang baru, nih, selain tentu saja harga makanan dan minuman yang naik ketimbang dulu (tapi, ya, dimaklumin aja lha yaaa, lha wong wes dua tahun lebih enggak pernah ke sana, eh tapi naiknya enggak yang sangar gitu koookk 😛 ). Yang baru adalah sekarang tersedia menu “Pendekar Junior”.
Teman-teman pasti bisa menebak lha yaaa, dari namanya, menu ini adalah menu khusus untuk anak-anak. Sayangnya saya lupa apa menunya, soalnya kami enggak memesan itu, walau saat itu ya bawa anak-anak. Yang saya ingat cuma piring makannya tuh gemesin, gitu. Makanannya disajikan di satu piring yang bersekat itu, lho.
Informasi promo makanan D’Cost 😀 .
Selain “Pendekar Junior” rupanya ada juga promo “Pendekar Seafood”. Saya sempat motret banner-nya yang dipajang di dekat lift, hehe. Pendekar Seafood ini memberikan diskon sebesar 50% tanpa minimum pembelian untuk beberapa menu seperti: Ayam Cabe Ijo, Ayam Fillet Asam Manis, Ikan Fillet Asam Manis, Ikan Kerapu Goreng Cabe Garam, Udang Saus Lada Hitam, Udang Goreng Cabe Garam, dan Jamur Tiram Cabe Garam. Saya enggak tahu menu Pendekar Seafood ini akan selalu sama atau nanti ada perubahan yaaa. Pokoknya itulah menu-menunya, hehe 😀 .
Akhirnya, kami memesan menu yang udah sering kami pesan aja, yakni: 1 porsi Kangkung Bawang Putih, 1 Bakmi Goreng, 4 Nasi Putih, dan salah satu menu Pendekar Seafood, yakni Ayam Fillet Asam Manis. Sengaja memesan masakan yang enggak terlalu pedas karena ada anak-anak. Namun, kami juga memesan 1 porsi Sambal Korek supaya hidangannya ada rasa pedes-pedesnya. Soalnya, saya tipe yang susah makan kalau makanannya enggak pedas.
Nasi putihnya enggak pelit.
Untuk minuman saya memesan Es Teh Manis dan Es Teh Tawar. Nah, mengenai reffil tadi, ternyata kata mas-mas pelayan di sana, ketika saya tanya, reffil Teh Tawar masih tersedia, kalau nasi dan sambal udah enggak ada. Udah terjawab ya, rasa penasaran soal reffil ini 😀 .
Teh Manis.
Mengenai makanan yang kami pesan, menurut saya porsinya enggak berubah sejak dulu, malah kalau saya nilai Kangkung Bawang Putihnya kayaknya makin banyak ketimbang dulu. Rasanya masih sama ya, kangkungnya krenyes-krenyes, terasa bawang putihnya,enggak terlalu lembek dan berminyak, dan enggak pedas. Anak-anak saya menyukai masakan kangkung seperti ini.
Kangkung Bawang Putih.
Kemudian, menu bakmie-nya juga enak, cuma waktu itu kayaknya “pernak-perniknya” #hallah, maksud saya seperti seperti campuran udang, jamur, sayuran, enggak sebanyak dulu. Namun, ya enggak tahu sih ya, bisa jadi perasaan saya aja hahaha 😛 . Namun, rasanya tetap seenak dulu, kok. Porsinya juga memuaskan.
Bakmie Goreng.
Sambal Koreknya juga manteb. Bikin saya kalap menambah nasi bolak-balik hahaha lupakan diet sejenak 😛 .
Sambal Koreknya enaaak.
Kalau untuk Ayam Fillet Asam Manis, jumlah potongan ayamnya cukup banyak. Cukup lha waktu itu buat kami berempat. Sausnya enggak pedas, sehingga anak-anak bisa menikmatinya dengan happy.
Ayam Fillet Asam Manis.
Secara umum, saya puas dengan menu makanan dan minuman yang saya pesan di D’Cost ITC Depok hari itu. Rasanya enggak banyak berubah. Cuma ya itu tadi, harganya sih yang ada penyesuaian, hehe 😛 . Trus, cara bayarnya sepertinya udah enggak ada member seperti sebelum pandemi dahulu, sih. Kalau dulu tuh ada keanggotaan yang lumayan dapat diskon khusus juga #cmiiw.
Waktu makan di sana, saya terkenang kembali masa dahulu, saat anak-anak masih kecil dan kami cukup sering makan di sana. Soalnya, kami belanja bulanannya kan ke Carrefour waktu itu, jadi sekalian makan siang atau makan sorenya seringnya di D’Cost.
Saya tiba-tiba tingkah anak saya yang kedua, Si Dema. Jadi, Dema tuh selalu ngambek kalau kehabisan kursi bayi di D’Cost, haha. Jadi, kalau belum ada kursi bayinya, Dema enggak mau masuk D’Cost.
Baca juga: Menikmati Menu D’Cost ITC Depok
Saya juga teringat dahulu ada mbak-mbak pelayang yang suka godain Dema. Sepertinya gemes gitu kalau melihat Dema. Saking seringnya kami ke sana, sampai mbaknya tuh hafal dengan kami.
Bayar segini untuk berempat, lumayan kan? 😀
Trus, saya lupa kapan gitu, terakhir kami ketemu dengan mbak-mbak itu, si mbaknya sedang hamil besar. Lalu, tak lama kemudian saat kami ke sana lagi, jelang pandemi, si mbaknya sepertinya sudah enggak bekerja di sana lagi. Waktu, terakhir ke sana kemarin pun, saya enggak melihat mbaknya.
Ah ya, mumpung bahas kursi bayi alias baby chair, teman-teman udah bisa menyimpulkan sendiri lha ya kalau D’Cost ITC Depok ini termasuk restoran yang ramah keluarga? 😀
Ya, jadi begitulah teman-teman cerita keluarga kami bernostalgia mengunjungi D’Cost ITC Depok. Semoga rasa penasaran apakah D’Cost masih ada atau enggak di ITC Depok terjawab yaaa (kali aja ada yang pengen tauuu 😀 ).
April Hamsa
saya belum pernah makan di d’cost mba, meski udah sering lewat juga sih biasanya selalu ada di mall yaa.. ternyata lumayan juga harganya, engga terlalu mahal. yang penting rasanya sih yaa 😀
Aku kangen makan di D’cost mba.. pilihannya banyak, enak dan murah meriaaah. Sayang menjelang kita berangkat ke NZ, D’cost yg di rawamangun square tutup 🙁
aaa jadi kangen ke D Cost, aku ke D cost itu dulu pas di Bandung, pas awal ada D Cost inget banget taglinenya, rasa bintang 5 harga kaki 5, beneran dah ini kebayang cah kangkung sama aneka seafood di sana
Aduh D’Cost, favorite suami aku nih tempat makan. Seafood-nya enak-enaaak. Huhu udah lama banget deh gak makan di D’Cost. Semoga bisa kayak April deh makan di D’Cost. Kangeeeen 😆
Penyajian menu yang ditawarkan memang beda dari tempat makan lainnya ya. Pakai kartu gitu jadi nanti kartu yg kita ambil sesuai nama makanan yg kita mau itu yg jadi acuan pramusaji untuk menyiapkan makanan kita ya?
Ini restoran seafood legend banget ya. Dulu aku juga sering kesini waktu masih di jakarta. Paling seneng udang telur asinnya.. beugh enak. Cobain deh Mbak kapan2 ☺️
Wah jadi inget waktu masih single ngunjungin abang dan adek yang kebetulan ngekos di depok. Diajakin makan di d’cost dulu terkenal banget yah. Gak nyangka sekarang masih ada.
Wah aku juga udah lama banget nih gak makan d’cost, ngiler banget itu sama kangkung bawang putihnya deh. Aku juga kalo pake sambel pasti makannya nambah terus deh, sayangnya nasi udah gak bisa refill yaaah hehe
Dcost harga kaki lima rasa bintang lima emang beneran enaaak… AKu suka banget sama cumi dan kangkungnya. Terus baru tahu sekarang ada sambal koreknya. Kalau pulang pasti mau makan di siniii 😀
Makan segitu cuma 140ribuan berempat lumayan murce tu. Apalagi Dcost makanannya enak enak
Terakhir ke D’Cost pesen makanan capcay, udang telur asin dan minumnya teh manis, emang rasanya enak banget deh, tapi di tempatku selalu penuh kalo mau mampir ke sana huhu
duh perut langsung keroncongan liat foto2 makanan disini wkwkk btw kayaknya dcost udah jarang ya mba, di bandung juga terakhir liat cuma di BIP aja dan ga tau masih ada ga sekarang
Wih itungannya murah itu ya makan berempat gak sampai 150 ribu. Di Makassar juga ada D’Cost, Mbak, di Mal Panakukang tapi belum pernah makan di sana saya.
Di Batam dulu juga ada D’Cost. Amdalan saat buka puasa bersama hehehe tapi sudah tidak ada lagi kesana sejak pandemi. Semoga ajaasih ada biar bisa nostalgia kayak mna April juga