Bagi saya dan suami, Depot Ikana Malang adalah salah satu tempat bersejarah saat zaman masih baru jadi pengantin #uhuks. Itulah sebabnya saat kami berkesempatan ke Malang lagi awal 2020 kemarin, kami menyempatkan mampir ke rumah makan yang katanya menyediakan Chinese food ini.

Nostalgia zaman pengantin anyar

Jadi, ceritanya beberapa hari setelah acara resepsi pernikahan, ada dua teman saya yang berprofesi sebagai fotografer menghadiahi kami pemotretan post wedding. FYI, sebelum menikah saya dan suami enggak ada foto-foto prewedding-preweddingan, haha.

Alasannya karena ngrasa kurang penting juga kan bukan mahrom. Lalu, alasan kedua eman duite wkwk, serta waktu itu saya dan suami berjauhan tempat tinggalnya sehingga ya susah ketemu 😛 . Makanya begitu kedua teman kami mau kasi kado pepotoan, kami iya-iyain aja.

Sebenarnya pemotretan post wedding tersebut dilakukan dua kali. Pertama, benar-benar tepat setelah acara resepsi berakhir kami langsung diculik ke kawasan mangrove di Surabaya.

Salah satu hasil post wedding di Malang. Lupa file aslinya di mana, jadi ini nyomot dari FB haha 😛 .

Kemudian, ternyata teman-teman kami tersebut belum puas. Trus, ngajakin kami ke pantai. Saya lupa nama pantainya apaan, namun yang jelas salah satu pantai di kota atau kabupaten Malang.

Pantai itu sendiri sepertinya kala itu masih sangat sepi. Kayaknya ada bangunan seperti pura atau apa gitu di atas karang. Lalu, ada semacam jembatann rusak apa ya? Lupa, soalnya udah lama buangeett hehe.

Singkat cerita, setelah pepotoan, saya dan suami diajakin oleh mereka mampir ke Depot Ikana Malang tersebut. Kata mereka nasi gorengnya enak.

Saya lupa waktu sama mereka mesen apa, kayaknya ya nasi goreng dan mungkin menu sayuran, entah capcay atau apalah.

Papan nama rumah makannya.

Ketika makanan dihidangkan ke meja, saya takjub, lha kok isi piringnya munjul banget. Bahasa Indonesianya munjul apaan yo rek? Wkwkwk 😛

Ya, full menjulang gitulah. Satu porsi buanyaaakk banget. Kalau dibagi dua pun kayaknya masih nyisa juga.

Itulah pertama kalinya saya dan suami kenal Depot Ikana Malang itu.

Penampakan Depot Ikana Malang

Kedua kalinya kami mampir ke Depot Ikana ya saat ada kesempatan ke Malang awal itu. Saya cek lokasinya ternyata kami akan kami lewatin kalau pulang dari lokasi wisata Jatim Park 3, Batu yang kami kunjungin. Yawda, mampir donk, sekalian nostalgia kisah pengantin anyar hehe.

Ternyata, ketika sampai sana, penampakan rumah makannya tidak jauh berbeda dengan 10 tahun yang lalu. Depotnya sederhana aja, sih. Bangunan rumah makannya dicat warna oranye-oranye gitu. Sekilas mirip kantin sekolah atau kampus.

Lokasinya persis di pinggir jalan raya yang cukup ramai. Waktu itu kami datang malam hari dan cukup ramai pengunjung. Banyak motor diparkir di depan bangunannya.

Depot Ikana dari seberang jalan.

Ketika masuk Depot Ikana, interior di dalamnya juga masih seperti ingatan saya dahulu. Kipas angin besarnya, penataan meja dan kursinya, juga area masak dan bagian kasirnya. Tidak berubah kayaknya.

Seperti dugaan, malam itu di dalam depot cukup ramai pelanggan. Sebenarnya agak ragu, rumah makan tersebut cocok enggak ya, kalau ngajak anak kecil. Namun, yoweslah cuek aja. Toh, anak-anak saya, Maxy dan Dema juga suka makan nasi goreng.

Namun, kalau boleh jujur memang agak kurang nyaman untuk anak kecil kalau ada pengunjung yang merokok. Soalnya enggak ada tulisan “dilarang merokok” di sana. Alhamdulillahnya, rezeki, saat kami ke sana kebetulan enggak ada yang merokok.

Pengunjungnya kebanyakan mahasiswa kayaknya.

Eh, kalau enggak salah waktu ke sana terakhir ada pengunjung yang ngajak anak kecil juga. Namun, kami minoritas sih haha. Kebanyakan pengunjung tuh sepertinya masih muda-muda seumuran mahasiswa gitu.

Ternyataaa, belakangan saya baru tahu kalau lokasinya tuh dekat sekali dengan kampus Universitas Negeri Malang, Pantesan aja, banyak pengunjung mahasiswa rupanya.

Yang namanya mahasiswa, tahu sendiri kan? Butuh asupan banyak buat mikirin tugas-tugas, wkwkwk. Maka, tak heran kalau Depot Ikana jadi jujugan. Harganya pun bersahabat. Bahkan, kalau mau mentraktir teman, juga enggak bakalan rugi kalau makannya di Depot Ikana ini. Konon katanya begonooo (hasil baca review-review di Google hehe).

Menu makanan dan minuman di Depot Ikana Malang

Seperti yang saya singgung sebelumnya, bahwa sebenarnya Depot Ikana itu menyediakan menu Chinese food. Beberapa makanan yang tersedia antara lain: aneka nasi goreng (nasi goreng mawut, nasi goreng ikan asin, nasi goreng sosis, nasi goreng sea food, dll), capcay goreng, angsio tahu, hot pot tahu, ayam masak kecap, masakan kepiting, ifumie, fuyunghai, kholoke, dll. Banyak pokoknya. Menu-menu tersebut akan terlihat di papan menu yang ditempel di dinding rumah makan itu.

Pesan 2 porsi doank ternyata kebanyakan wkwk.

Oh ya, meskipun menjual Chinese food, namun menurut orang-orang masakan di sana enggak ada yang mengandung bahan-bahan yang diharamkan umat muslim, seperti daging atau minyak babi, kok. InsyaAllah halal.

Waktu terakhir ke sana kami memesan 2 buah porsi nasi goreng. Saya lupa jenisnya apa aja, entah nasi goreng mawut satunya dan satunya lagi embuh, lha, lupa 😛 . Eh, ternyataaa, pesan 2 porsi nasi goreng di sana tuh kebanyakan wkwkwk. Seharusnya kami cukup pesan satu aja. 

Tapiii, ya gimana yaaa. Namanya juga agak enggak enak gitu kalau memesan satu porsi doank. Selain karena rasa-rasanya kok yakin kalau seporsi tuh cuma bisa buat 2-3 orang, sementara kami berempat. Abisnya, saat pertama kali ke sana dulu, saya ingatnya sepiring nasi goreng saya makan berdua sama suami, sih haha.

Namun ternyata kami keliru wkwkwk 😛 . Padahal mas-mas pelayannya sempat nanya, “Sudah tahu porsi sepiring nasi goreng kami kan?” Dengan pedenya saya jawab iya-iya aja. Yawda, pas balik ke hotel akhirnya sisa nasi gorengnya kami bungkus dan bawa pulang, deh.

Sepertinya ini nasi goreng mawut ya? 😛

Jadiii, pesan saya buat yang baru pertama kali berkunjung ke Depot Ikana ini, enggak perlu sungkan kalau cuma memesan seporsi, karena memang banyak banget huhu. Alternatif lain, mungkin bisa berpesan ke mas-mas penjualnya buat dimasakkin sedikit aja kali yaaa 😀 .

Kalau ditanya soal rasa, yaaa, rasa nasi goreng khas Jawa Timuran gitu, deh, yang ada saus merahnya. Lidah Surabaya saya ya jelas cucok, lha. Enak, kok.

Baca juga: Cerita Sarapan di Rawon Tessy Malang. 

Untuk minumnya, waktu itu kami pesan minuman standar aja, yakni es jeruk. Saya udah lupa tersedia minuman apa saja di sana 😛 .

Soal harga, huwaaahh murah banget. Seporsi nasi goreng yang munjung itu harganya duluuu sepertinya belasan ribuan. Namun, saat ke sana terakhir itu sepertinya udah di atas Rp. 15.000,00- Rp. 20.000,00-an. Bahkan sekarang harganya udah naik lagi jadi Rp. 25.000,00- Rp. 30.000,00-an lha.

Saya lupa ini nasi goreng apa haha 😛 .

Untuk jenis makanan lain, mungkin sekitar Rp. 40.000,00-50.000,00-an. Maaf yaaa, kalau enggak bisa menyebutkan harga pastinya, soalnya udah lama sekali makan di sana. Mungkin teman-teman bisa googling juga sebelum ke sana supaya tahu harga makanannya sekarang berapaan 😀 .

Namun, menurut saya itu sih ya masih murah, mengingat porsinya yang jumbo. Satu porsi/ piring nasi goreng bisa dipakai makan 4-6 orang. Beneran! Jyaaahh, kalau enggak percaya datanglah sendiri ke sana hahaha.

Es jeruk seger.

Saya juga penasaran kok bisa-bisanya harga jualnya semurah itu. Mungkin juga karena dekat kampus itu ya? Cocok banget buat mereka yang duitnya pas-pas’an, tapi kepengen nraktir makan teman-temannya. Keren deh ide rumah makan satu ini 😀 .

Yang mau mencoba makan nasi goreng jumbo dan kuliner ala Cina lainnya dengan harga ramah kantong di Depot Ikana bisa datang ke alamat ini (semoga enggak berubah alamatnya):

Jl. Galunggung No. 25, Gading Asri, Klojen, Malang.

Semoga postingan tentang Depot Ikana Malang dan sekilas cerita nostalgia pengantin anyar saya dulu ini bermanfaat yaaa 😀  .

April Hamsa