Yooossh, dalam rangka bertekad mau lebih rajin menulis tentang drama Jepang, saya akan memulainya dengan mereview salah satu drama Jepang yang bikin saya enggak berhenti membahasnya di media sosial, beberapa waktu lalu, xixixi. Daaan, adalah drama Jepang It’s Not That I Can’t Marry, I Don’t Marry lha yang saya maksud 😀 .

Poster drama Jepang Watashi wa Kekkondekinainjanakute, Shinain Desu

Tema drama Jepang ini adalah…

Drama ini sebenarnya tayang tahun 2016 lalu di negara asalnya sana. Namun, saya baru menonton drama yang judul aslinya dalam bahasa Jepang “私 結構できないんじゃなくて、しないんです”ini, awal tahun 2020 ini, di channel Waku Waku Japan.

FYI, 私 結構できないんじゃなくて、しないんで= Watashi wa Kekkondekinainjanakute, Shinain Desu atau dalam Dahasa Indonesia artinya kurang lebih “Saya tuh Bukannya Enggak Bisa Menikah, Namun Memilih Tidak Menikah”.

Baca juga: Rikuoh, drama Jepang yang Mengajarkan Semangat Pantang Menyerah

Kalau dari membaca judulnya, ada yang menebak bahwa tema drama ini adalah seputar kehidupan lajang seseorang, yes, anda betul!

Yeaaah, bisa dibilang kayaknya drama Jepang yang satu ini relate banget sama kehidupan perempuan usia 30-40 tahunan, mandiri, punya pekerjaan/ karier yang bagus, namun belum menikah. Hmmm, mirip kayak di Indonesia, kehidupan perempuan lajang di Jepang ternyata juga cukup menimbulkan banyak kekepohan orang-orang di sekelilingnya, dududu.

Bocoran jalan cerita dramanya

Nama tokoh utama dalam drama Jepang It’s Not That I Can’t Marry, I Don’t Marry adalah Tachibana Miyabi (diperankan oleh Nakatani Miki). Tachibana Sensei atau yang akrab dipanggil Miyabi oleh orang-orang terdekatnya ini adalah seorang dokter dengan spesialisasi dermatologi, yang memiliki klinik kecantikan sendiri di area pemukiman orang berada. Miyabi sangat menikmati pencapaian pekerjaan dan penacapaian kariernya, sampai tak menyadari bahwa usianya menginjak 39 tahun.

Seperti yang saya singgung sebelumnya, di Jepang, kalau ada perempuan seusia segitu belum menikah juga kayaknya dipandang gimana gitu. Miyabi ini sebenarnya juga sering diingatkan oleh ibunya, namun perempuan yang satu ini mah selalu bersikap “ikan hiu makan tomat” alias “bodo amat”. Bahkan, Miyabi bertekad tidak akan menikah seumur hidupnya, toh, tanpa menikah pun dia sudah bisa mandiri. Materi juga bukan masalah, karena kasarannya dia bisa lha, cari duit sendiri.

Hingga pada suatu hari, Miyabi bersama teman-teman geng sosialitanya makan di restoran eksklusif milik seorang koki bernama Tokura Seiji (Fujiki Naohito). Tak sengaja, Chef Seiji mendengar obrolan Miyabi dan teman-temannya, trus mendadak baper. Sebenarnya, saya bingung juga sih apa yang bikin Seiji tiba-tiba marah-marah geje, khususnya ke Miyabi. Sampai ngata-ngatain Miyabi, bahwa perempuan seperti Miyabi enggak mungkin bisa menikah, soalnya terlalu sombong. Lhaaa!

Mbak Miyabi yang tetap cantik walau sudah berumur. Sumber foto: AsianWiki.com.

Pas digituin sama Seiji, Miyabi enggak terima donk. Trus dia bilang: “Saya tuh bukannya enggak bisa menikah, namun emang memilih tidak menikah!”

Seiji yang makin eneg dengan sikap sombongnya Miyabi langsung nantangin Miyabi untuk dapat (minimal) pacar dalam waktu singkat. Soalnya, sebelumnya, Miyabi sempat menyombong bahwa dirinya tuh sebenarnya gampang aja dapat gandegan, karena banyak laki-laki yang memang suka sama dia.

Eh, tapiii, Miyabi lupa satu hal, yakni usianya tak lagi semuda dulu. Apalagi, cowok-cowok di sana juga biasanya lebih memilih dapat pacar yang masih muda dan enggak terlalu ketinggian dalam hal materi gitu lha (huhu, kayaknya khas orang Asia ya yang seperti gini ini?).

Mendapat tantangan seperti itu, Miyabi tentu saja menyanggupi. Tapi, ya sudah bisa ditebak lha. Miyabi susah dapat pacar.

Seiji yang selalu berdebat dengan Miyabi. Sumber foto: AsianWiki.com.

Kemudian, Miyabi mencoba berbagai cara seperti ikutan kencan buta, ikut perjodohan yang disarankan oleh ibunya dan pegawai-pegawainya di klinik, dll. Hasilnya? Gagal kabeh. Sampai, akhirnya, tak sengaja Miyabi bertemu dengan cinta pertamanya waktu zaman SMA, yakni Sakurai Yousuke (Tokui Yoshimi), di acara reuni SMA-nya.

Ternyata, kebetulan sekali, Si Yousuke yang ceritanya baru balik dinas dari Negara Indonesia ini ternyata masih single. Miyabi yang dapat bocoran kalau Yousuke ternyata juga masih single langsung terkenang masa lalu, donk. Ceritanya jadi flashback gitu ke zaman mereka masih SMA. Oh iya, BTW, yang jadi Yousuke saat masih SMA adalah Ito Kentaro pemeran Tokyo Love Story 2020 itu, lho. Pada zamannya, memang Ito Kentaro tuh spesialis memerankan tokoh anak SMA. Abis, wajahnya emang imut-imut sih.

Baca juga: Nonton Tokyo Love Story 2020 Pakai Viu, Seru Juga!

Nah, di drama Jepang It’s Not That I Can’t Marry, I Don’t Marry ini kita juga akan sering disuguhi adegan-adegan so sweet antara Ito Kentaro dengan Miyabi muda. Bisa dilihat sepintas di video ini ya. Lagunya juga enak banget deh didengar.

Suka banget sama lagunya Mbak Yui yang berjudul “M” ini. Sumber: YT channel NA.

Jadi, ceritanya, kedua anak SMA ini tuh saling suka gitu. Sampai pada suatu hari, jelang kelulusan SMA, Miyabi enggak tahan lagi kepengen mengungkapkan perasaannya ke Yousuke muda (Ito Kentaro).

Sayangnya, waktu itu, terjadi kesalahpahaman. Miyabi tak sengaja menyelipkan surat cintanya buat Yousuke ke buku milik pelatih basket Yousuke. Di situ digambarkan kalau pelatihnya itu anak usia kuliahan dan cukup populer gitu, deh. Masa SMA gitu lho, kan sering tuh anak SMA naksir anak kuliahan. Yousuke yang mengetahui hal itu tentu kecewa, mengira bahwa Miyabi suka beneran sama pelatihnya.

Ito Kentaro yang menjadi Yousuke SMA.  Dedek Ito ini imut banget, makanya enggak tega lihat dia di Tokyo Love Story kok kek gitu, huhu. Sumber foto: AsianWiki.com.

Semenjak itu, Yousuke jadi menjauhi Miyabi. Mereka tak lagi seakrab sebelumnya. Berlanjut begitu sampai mereka lulus. Sementara Miyabi sendiri, mengira kalau Yousuke menolak dia, soalnya kok suratnya enggak dibalas. Yousuke juga enggak pernah menegur Miyabi lagi semenjak dia mengirim surat. Mereka jadi akward gitu tiap kali ketemu. Wes wes, ambyar deh, kisah cinta masa SMA mereka berdua.

Balik lagi ke masa sekarang, Miyabi ngarep donk, bisa meneruskan lagi kisah cinta SMA-nya yang belum kelar itu. Cuma karena bingung gimana caranya bilang ke Yousuke kalau sebenarnya dari dulu dia suka ke laki-laki itu, malah enggak ada progress-nya. Tiap ketemuan, mereka cuma mengenang masa lalu doank sebagai teman. Seiji yang gemes akhirnya menawarkan diri jadi penasehat cinta Miyabi.

Miyabi dan Seiji pun jadi sering bertemu, baik di restoran Seiji, maupun di apartemen mereka yang ternyata sekomplek (hohoho, dunia emang sempit yaaa). Seiji mengajarkan banyak jurus pedekate kepada Miyabi supaya bisa mendapatkan cinta pertamanya.

Oh iya, selama perjalanan “mengejar” Yousuke itu, ternyata Miyabi sempat pacaran sama Hashimoto Ryotaro (Seto Koji). Ryotaro ini seorang pelayan kedai makanan dekat klinik Miyabi yang sering mengirim makan siangnya Miyabi. Ternyata, diam-diam Ryotaro yang usianya jauh lebih muda dari Miyabi ini naksir berat sama Miyabi.

Akhirnya, karena mendadak merasa butuh pendamping, Miyabi pun jadian sama Ryotaro, namun sembunyi-sembunyi gitu deh. Soalnya, Miyabi khawatir dianggap “tante-tante” yang suka memangsa cowok yang lebih muda, huhuhu. Apalagi, Miyabi masih memendam rasa pada Yousuke.

Seto Koji, pemeran Ryotaro. Kehadirannya bikin drama ini lebih hidup. Sumber foto: AsianWiki.com.

Eh, tak cuma Miyabi yang kisah cintanya absurd, Si Yousuke juga. Setelah hubungan Miyabi dan Yousuke jadi makin dekat, mantan pacar Yousuke selama di Indonesia dulu tiba-tiba pindah ke Jepang dan minta balikan, dududu.

Lalu, Si Seiji ternyata juga memiliki problem dengan istri dan anaknya. Di situ Seiji tuh ceritanya dulu sibuk banget sampai tak ada waktu untuk keluarganya. Trus, Seiji ketahuan ternyata cuma pinter secara teori doank soal percintaan. Padahal, kisahnya sendiri berantakan.

Lalu, kira-kira gimana yaaa, kisah cinta belum kelar antara Miyabi dan Yousuke?

Silakan tonton sendiri aja deh, hehe. Ntar, ada yang protes kalau saya beri tahu di ending-nya kayak apa 😀 😛 .

Pendapat saya tentang drama ini

Drama ini sepertinya mengemukakan keresahan (eh, atau “keresehan”?) masyarakat Asia pada umumnya, ketika melihat ada perempuan sudah berumur, kok belum menikah juga? Padahal, aslinya si perempuan ini yo santuy aja, lho. Malah, mungkin ada juga yang awalnya bertekad kuat tak menikah seumur hidup pun enggak masalah. Namun, karena omongan lingkungannya, eh akhirnya jadi ikut kepikiran juga.

Seperti Si Mbak Miyabi dalam drama ini kaaan? Karena sering ditanyain oleh orang di sekelilingnya tentang pasangan hidupnya, mau enggak mau fokusnya terpecah. Dari yang sebelumnya cuma mikir kerja dan kerja, semenjak “ditarget” harus punya pasangan, jadi agak kurang konsen. Hidupnya juga jadi enggak setenang dulu, sebelum memikirikan soal kekasih, pernikahan, dll apa lha, itu. Namun, senengnya, drama itu tuh enggak yang serius-serius amat gitu, karena ada unsur komedinya yang membuat jalan ceritanya tidak membosankan.

Betapa berliku kisah cinta belum kelanya Mbak Miyabi dan Mas Yousuke ini 🙁 .

Daaan, bagian paling saya suka adalah ketika setting-nya udah mundur ke masa SMA Miyabi dan Yousuke. Bikin darah muda ((DARAH MUDA)) saya ikut seeerr-seeerr sampai terkenang kisah cinta masa SMA dulu (preeett) 😀 .

Namun, saya masih agak kurang paham soal Seiji yang awalnya sering menghina-hina Miyabi kok belakangan mereka malah jadi guru dan murid soal urusan percintaan. Tapi yaweslah. Lagian, kalau bukan karena Seiji mungkin kisah cinta lama belum kelarnya Mbak Miyabi juga enggak bakal ada ending-nya kali yaaa. Doumo arigatou gozaimashita, Mas Seiji 😀 .

Satu lagi yang saya masih kurang jelas adalah tokoh Ryotaro. Mengapa sih kok dia ngebet banget sama Miyabi? Latar belakang Si Ryotaro ini kurang terlalu dijelaskan gitu. Padahal di drama ini menurut saya dia juga tokoh penting.

Sahabat Miyabi sejak SMA yang selalu siap membantu Mbak Miyabi dalam urusan percintaan.

Secara keseluruhan, menurut saya, drama ini walau temanya agak sensitif buat sebagian orang, namun tak berat kok buat ditonton. Para pemeran pembantunya juga lumayan membuat drama ini jadi lebih mengalir.

Untuk pesan moral yang saya tangkap dari drama ini, antara lain:

  • Jangan menjalin hubungan/ menikah hanya karena orang-orang lain bertanya “kapan”, namun menikahlah saat sudah benar-benar siap dan menginginkannya.
  • Jangan menerima cinta dari orang lain, kalau kamu terpaksa, karena nanti dampaknya hanya akan menyakiti kedua belah pihak.
  • Kalau ada masalah, baik itu dengan teman atau pasangan, selesaikan dengan cara bicara/ diskusi supaya clear dan enggak main tebak-tebakan. Xixixi 😀 .
  • Teman atau sahabat yang baik akan bersedia membantumu dengan cara apapun.
  • Ada kalanya rencana Tuhan benar-benar berbeda dengan harapan manusia. Seperti halnya perkara jodoh, kalau Tuhan bilang orang itu enggak baik buat kamu, yawda jangan maksain keadaan #uhuuuks.

Semoga, teman-teman yang nanti memutuskan menonton drama ini, selain dapat hiburannya, juga bisa dapat pesan-pesan yang saya rangkumin di atas yaaa 😀 .

Jadi, begituuu, teman-teman, review drama Jepang It’s Not That I Can’t Marry, I Don’t Marry ini. Maaf sengaja enggak kasi bocoran endingnya, karena sebaiknya teman-teman menonton sendiri. Bisa jadi saya bilang drama 10 episode ini bagus, eh teman-teman ternyata punya pendapat lain hehe.

April Hamsa