Maxy, mau bikin robot kayak gitu?” Tanya saya ke anak pertama saya, Maxy, sambil menunjuk ke arah televisi yang sedang menyiarkan liputan tentang robot.

Robot itu apa, Bunda?” Maxy bertanya balik kepada saya.

Seperti itu. Macem-macem bentuknya, ada yang bentuk orang-orangan, mobil-mobilan, dan lain-lain,” jelas saya.

Percakapan itu terjadi ketika Maxy masih berusia lima tahun. Kala itu, kami masih tinggal di Depok. Kebetulan, tak jauh dari rumah kami, ada tempat kursus robotik, gitu. Sayangnya, ketika mau mendaftar, usia Maxy kurang pas. Sampai akhirnya, kami pindah ke Cilebut, Bogor, rencana memasukkan Maxy ke kursus robotik tak kunjung terealisasi.

Maxy saat saya ajak ke Final Olimpiade Robotika SINDO 2018.

Sampai suatu saat, kira-kira sekitar dua mingguan lalu, saya mendengar kabar bahwa Olimpiade Robotika SINDO 2018 sedang berlangsung. Keinginan untuk memperkenalkan Maxy ke bidang robotik muncul lagi. Menurut jadwal, Olimpiade Robotika SINDO 2018 digelar sejak tanggal 15 Agustus hingga 23 September. Sedangkan untuk Final Olimpiade Robotika SINDO 2018 diselenggarakan pada tanggal 23 September di Kuningan City Mall, Jakarta Selatan. Maka, pada hari itu, saya pun berinisiatif mengajak Maxy ke sana untuk menyaksikan acara tersebut.

Tentang Olimpiade Robotika SINDO 2018

Buat teman-teman yang belum tahu tentang Olimpiade Robotika SINDO, FYI, acara ini merupakan kompetisi rancang bangun dan rekayasa dalam bidang robotika yang diselenggarakan oleh SINDO Media bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan robotika Robotik Explorer. Tujuan dari penyelenggaraan Olimpiade Robotika SINDO ini adalahuntuk menumbuhkan bakat dan kemampuan anak-anak dalam menciptakan produk sains berupa robot.

Olimpiade Robotika SINDO yang telah terselenggara untuk ketiga kalinya ini diikuti oleh sekitar 300 sekolah dari wilayah Jabodetabek. Total ada 800 siswa Sekolah Dasar (SD) yang terbagi dalam 250 tim mengikuti event ini. Tiap tim terdiri dari tiga peserta dengan satu orang guru pendamping. Rata-rata peserta merupakan siswa SD kelas 4 hingga kelas 6.

Sebelum babak final dimulai, Pemimpin Redaksi SINDO Bapak Pung Purwanto sempat memberikan sambutan. Bapak Pung Purwanto mengatakan bahwa kegiatan Olimpiade Robotika SINDO ini bisa menggali potensi anak bangsa dalam bidang teknologi robotik. Selain itu, Bapak Pung Purwanto juga mengatakan bahwa event semacam ini perlu ditingkatkan lagi skalanya menjadi lebih besar.

Tahun ini ghirohnya makin tinggi, seiring dengan perkembangan teknologi sekarang. Apalagi teknologi digital yang kita bayangkan datang lebih cepat dari waktunya. Ini sesuati yang perlu digelorakan lebih besar lagi. Kalau sekarang cuma di Jakarta, mungkin nanti di kota-kota besar dan berlangsung secara nasional,” kata Bapak Pung Purwanto.

Pemred SINDO, Bapak Pung Purwanto.

Selain Bapak Pung Purwanto, dalam kesempatan itu juga hadir Direktur Robotic Explorer, Ibu Jully Tjindrawan. Ibu Jully Tjindrawan mengatakan bahwa anak-anak Indonesia enggak kalah dengan anak-anak lain di luar sana, mampu merakit dan menjalankan robot. Ibu Jully juga mengatakan bahwa robot tidak terbatas untuk anak laki-laki saja, perempuan juga boleh dan punya kemampuan yang sama.

Jadi Bapak Ibu kalau anak perempuannya suka robotik jangan dilarang ya. Saya banyak berkeliling untuk kontes robot ini dan saya menemui bahwa pangkat yang tertinggi di dunia robot, petinggi-petingginya selalu wanita. Tuhan itu Maha Adil. Kalau chef atau tukang potong rambut yang terkenal kebanyakan laki-laki, justru di dunia robot itu wanita. Jadi, jangan dilarang ya kalau anak perempuannya main robot,” pesan Ibu Jully Tjindrawan.

Ibu Jully Tjindrawan, perempuan yang ahli robotik.

Oh iya, teman-teman, menurut Ibu Jully Tjindrawan, tahun 2018 ini, pesertanya sedikit berkurang dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan karena enggak ada peminatnya, namun karena panitia terpaksa menolak beberapa peserta karena sponsor yang berkurang. Huhuhu, sayang banget yaaa… Untungnya, tahun ini salah satu brand asuransi jiwa, yakni PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) mau mendukung penuh penyelenggarakan Olimpiade Robotika SINDO 2018.

Chief Marketing & Customer Generali Indonesia Ibu Vivin Arbianti Gautama mengatakan bahwa Generali sangat mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan bermanfaat bagi anak, seperti Olimpiade Robotika. Sebab acara semacam ini sesuai dengan nilai yang dimiliki oleh Generali, yakni “Live the community”. Generali tidak hanya mendukung Olimpiade Robotika SINDO pada saat final saja, namun Generali juga turut terlibat aktif pada roadshow school to school sejak Olimpiade Robotika SINDO dimulai.

Meski demikian, tahun ini, Olimpiade Robotika SINDO mulai mendapat perhatian serius dari pemerintah. Soalnya, saya lihat, hari itu hadir pula dalam acara final, Direktur Pusat Pengkajian Industri Manufaktur, Telematika, dan Elektronika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr. Ir. Andhika Prastawa MS. EE dan Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Dr. H. Khamim, M.Pd dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Perwakilan dari pemerintah tersebut memberikan apresiasinya untuk penyelenggaraan Olimpiade Robotika SINDO 2018.

Saya menghargai usaha bapak ibu untuk memperkenalkan tentang robotika kepada anak-anak. Saya rasa ini tidak terbatas di robotika bersifat sebagai hobi, mainan, dan lain-lain, namun saya berharap ini akan dipupuk minatnya terus, sehingga akan jadi profesi,” kata Dr. Ir. Andhika Prastawa MS. EE.

Dr. Ir. Andhika Prastawa MS. EE. dari BPPT.

Dr. Ir. Andhika Prastawa MS. EE juga menceritakan bahwa saat ini BPPT juga telah melakukan banyak kajian yang berhubungan dengan robot. Misal, seperti mengembangkan kendaraan yang autonomous, tanpa sopir lagi. Selain itu, BPPT juga tengah mengkaji artificial intelligence yang bisa membantu banyak aktivitas. Oleh karena itu BPPT juga mendukung Olimpiade Robotika SINDO ini dan berharap event ini bisa lebih besar.

Kegiatan semacam ini perlu ditingkatkan, bagaimana nanti kita bikin tingkat regional dulu, lalu ke tingkat nasional,” kata Dr. Ir. Andhika Prastawa MS. EE.

Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Dr. H. Khamim, M.Pd juga mengatakan bahwa saat ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan juga concern kepada sisi keterampilan anak-anak. Sehingga, anak-anak enggak hanya mampu dalam bidang akademik, namun juga kreatif dan mampu berkolaborasi. Olimpiade Robotika SINDO ini adalah salah satu bentuk wadah untuk memunculkan kreativitas siswa dan kemampuan siswa dalam berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik.

Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Dr. H. Khamim, M.Pd.

Alhamdulillah ya teman-teman, khususnya buat yang anak-anaknya berminat pada robotik, insyaAllah dari pemerintah pun sudah ada dukungan positif. Maka, sebagai orang tua kita juga harus optimis ya, mendukung dan memfasilitasi anak-anak kita berkegiatan semacam ini.

BTW, selain acara final, hari itu juga ada beberapa kegiatan lainnya, seperti pameran robot, penampilan tari, cerdas cermat, juga talkshow parenting yang diselenggarakan oleh Generali.

Talkshow parenting “Dampak Media Sosial Terhadap Kepribadian Anak” oleh Generali

Yup, dalam kesempatan itu Generali juga mengadakan talkshow parenting dengan tema “Dampak Media Sosial Terhadap Kepribadian Anak” yang sangat relevan dengan tantangan para ibu muda dalam membesarkan anak-anak mereka di era keterbukaan informasi seperti saat ini.

Orang tua memiliki peran yang sangat besar untuk melindungi anak-anak mereka dari dampak negatif social media, sehingga anak-anak perlu lebih banyak kegiatan penyaluran hobi yang mengasah kreativitas dan memberikan wadah untuk berkembang,” kata Ibu Vivin Arbianti Gautama, sebelum talkshow parenting dimulai.

Pembicara dalam acara talkshow parenting hari itu adalah psikolog cantik Mbak Intan Erlita, M. Psi (Mbak Intan). Sebelum Mbak Intan membagikan materinya, Mbak Intan terlebih dahulu menyamakan persepsi tentang media sosial dengan orang tua. Mbak Intan mengatakan bahwa media sosial itu merupakan sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi. Bisa melalui blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.

Psikolog Intan Erlita, M. Psi .

Kemudian, menurut Mbak Intan, anak-anak kita yang sudah melek media sosial udah bisa melakukan banya hal seperti update status, memberi like, melakukan share, hingga search (mencari) apapun yang ingin mereka ingin ketahui. Kegiatan-kegiatan semacam itu menimbulkan potensi dampak negatif dari bermain media sosial, misalnya seperti:

  • Waktu belajar anak berkurang: Anak keasyikan bermain media sosial sehingga melupakan belajar.
  • Kurang konsentrasi: Anak lebih sering melihat handphone, ketimbang menyimak sesuatu.
  • Sosialisasi dengan lingkungan jadi berkurang: Anak mulai jarang bermain dengan anak sebayanya di luar rumah, lebih suka bermain handphine di dalam rumah.
  • Batasan ranah pribadi dan sosial yang jadi kabur: Anak menceritakan apa saja yang dialaminya ke media sosialnya
  • Komunikasi: Komunikasi dengan orang tua berkurang.
  • Ada cyber bullying: Saat anak bermain media sosial, maka ada kemungkinan dia akan terkena cyber bullying.
  • Password: Anak merasa punya privasi dengan mengunci semua akun media sosialnya dan merahasiakannya dari orang tua.
  • Photography: Ada kemungkinan foto-foto anak bisa dicuri orang yang tidak bertanggungjawab.
  • Addicted: Anak menjadi ketagihan, gelisah kalau enggak pegang gadget.

Meski demikian, menurut Mbak Intan, media sosial juga punya sisi positif, yakni:

  • Mengembangkan keterampilan teknis dan sosial: Anak
  • Memperluas jaringan pertemanan: Anak bisa berkenalan dengan banyak orang dari dalam bahkan luar negeri.
  • Memudahkan dalam memperoleh informasi: Anak mudah dan cepat mendapat informasi.
  • Menjadi lebih bersahabat: Anak memiliki banyak teman.
  • Memudahkan remaja untuk sharing atau berbagi: Banyak kegiatan positif diinisiasi oleh remaja lewat media sosial, seperti sharing atau berbagi.
  • Media untuk berbisnis: Anak bisa belajar bisnis dengan memanfaatkan media sosial, misalnya berjualan online.

Maka, apabila anak-anak kita bermain media sosial, maka sebagai orang tua sebaiknya tidak melarangnya, melainkan mengontrolnya. Berikut adalah beberapa tips yang diberikan oleh Mbak Intan supaya anak-anak kita tidak terkena dampak negatif bermain media sosial:

Menjaga kedekatan dengan anak

Menjaga kedekatan dengan anak adalah kunci supaya anak-anak percaya kepada kita. Jadi, jika anak ada masalah, anak enggak langsung menumpahkan perasaannya ke media sosial, melainkan kepada kita. Selain itu, apabila kita dekat dengan anak, maka kita bisa dengan mudah mendapat password media sosial anak, supaya bisa lebih memantau kegiatan anak dalam bermedsos.

Memantau kegiatan anak

Meskipun kita bisa memantau kegiatan anak di media sosial, tapi sebaiknya kita enggak mencampuri urusan anak. Namun, kita usahakan untuk meyakinkan atau membuat anak selalu share hal-hal positif aja di media sosial. Kemudian, apabila anak share hal negatif, jangan tegur anak langsung di statusnya. Ajak anak bicara baik-baik dahulu.

Menasehati anak ketika anak sedang dalam kondisi bahagia

Cara menasehati anak jangan pada saat anak sedang dalam kondisi kesal atau bete. Saat kondisinya bahagia, orang tua bisa mengajak anak, misalnya rekreasi atau makan di mana gitu. Baru pada saat berbicara/ ngobrol dengan anak, kita masukkan hal yang mau kita bahas. Biasanya, anak lebih mudah mencerna dan cenderung menuruti nasihat orang tua.

Nah, jadi enggak selamanya media sosial atau gadget secara umum itu buruk buat anak ya teman-teman. Ingat saja kata kuncinya, yakni: KONTROL!

Asuransi Generali untuk keamanan masa depan anak

Enggak cuma penting dalam melindungi anak dari dampak negatif media sosial, dalam acara tersebut, Generali juga menekankan pada pentingnya finansial untuk masa depan pendidikan anak. Ibu Vivin Arbianti Gautama menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) biaya pendidikan di Indonesia naik rata-rata 10-20% per tahun, sedangkan presentasi kenaikan penghasilan para orang tua hanya berkisar 7-10%. Belum lagi tingginya angka inflasi, sehingga Ibu Vivin Arbianti Gautama menyarankan para orang tua melakukan perencanaan biaya pendidikan untuk anak mulai sekarang.

Untuk menjawab tingginya biaya pendidikan anak di masa mendatang, Generali menawarkan produk asuransi iPLAN. IPLAN ini dilengkapi dengan komponen investasi yang dapat digunakan untuk perencanaan masa depan keluarga, termasuk perencanaan pendidikan anak. Selain itu, iPLAN juga membantu meastikan kualitas hidup keluarga tetap terjaga dan terjamin, sekalipun ada risiko sakit yang mungkin terjadi.

Ibu Vivin Arbianti Gautama dari Generali.

Buat yang lebih menyukai produk asuransi syariah, Generali juga telah memiliki iPLAN Syariah yang manfaatnya sama dengan iPLAN, namun ada penambahan fitur wakaf, sehingga tidak hanya melindungi diri dan keluarga tapi juga bisa berbuat baik untuk masyarakat dengan wakaf itu sendiri. Kedua produk tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas ARMS (Auto Risk Management System), sebuah metode manajemen risiko yang dijalankan secara otomatis untuk melindungi nilai investasi dan dapat disesuaikan dengan profil investasi nasabah.

Dengan produk iPLAN atau iPLAN Syariah, masa depan pendidikan anak sudah dapat terlindungi berkat hasil investasi maksimal, sehingga para orang tua sudah tidak perlu khawatir lagi untuk mempersiapkan dana pendidikan anak. Ragam produk inovatif Generali untuk perlindungan masa depan pendidikan anak ini merupakan wujud dari visi Generali yang secara aktif melindungi dan meningkatkan kualitas hidup banyak orang,” jelas Ibu Vivin Arbianti Gautama.

Jadi, teman-teman, selain mendukung hobi dan cita-cita anak-anak, kita sebagai orang tua juga sudah seharusnya mempersiapkan masa depan mereka dengan sedetail mungkin yaaa…

Semoga artikel tentang kontes robotik, informasi mengenai dampak media sosial, dan juga solusi perlindungan finansial untuk pendidikan anak di masa depan ini bermanfaat ya teman-teman 🙂 .

April Hamsa