“Gizi seimbang? Oke, yes, yes, yes!” teriak Ibu Saadiah, Nutrisionis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, memimpin para orang tua, terutama ibu-ibu yang hadir menemani anak-anaknya mengikuti acara edukasi gizi di Lapangan Astrid Kebun Raya Bogor pada Selasa, 30 Januari 2018 lalu. Ibu-ibupun ikut mengucapkan yel yel tersebut dengan penuh semangat. Saya, sebagai bagian dari ibuk-ibuk yang hadir di acara itu juga ikutan ngucapin yel yel-nya donk. Padahal, hari itu hujan deras tengah mengguyur lokasi acara, lho.
Ya, begitulah ibu-ibu, enggak peduli kondisi cuacanya, kalau sedang ikut event terutama yang berhubungan dengan anak-anaknya pasti tetep semangat, hehe. Kalau ibuk-ibuk yang membaca blog ini kayak gitu juga enggak? 😀 Oh ya, selain edukasi gizi, pada hari itu ada juga berbagai perlombaan, antara lain lomba mewarnai, lomba menyusun puzzle, dan lomba membuat bekal makanan (bento). Tak hanya itu, ada juga pertunjukan panggung oleh anak-anak, mulai dari menari, membaca ayat-ayat suci Al Quran, menyanyi, dll.
Saya dan anak-anak saat menghadiri Festival Gizi Anak di Kebun Raya Bogor.
Para ibu guru PAUD dan ibu dari anak-anak PAUD yang mengikuti acara Festival Gizi Anak.
Semua lomba dan pertunjukan panggung tersebut merupakan puncak dari Festival Gizi Anak yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia dan Yasmina Foundation dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional. Jadi, selama beberapa waktu Danone Indonesia dan Yasmina Foundation telah melakukan kegiatan edukasi gizi di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) binaan Danone Indonesia. Tepatnya di PAUD Mekar dan PAUD Cerdas.
Gizi buruk membuat kasus stunting meningkat
Kegiatan edukasi gizi tersebut dilakukan oleh Danone Indonesia bersama Yasmina Foundation karena prihatin melihat prevelansi angka stunting (tumbuh pendek) anak-anak Indonesia yang cukup tinggi, sekitar 36,4%. Bahkan, berdasarkan data dari Global Nutrition Report 2016, Indonesia termasuk dalam lima besar negara yang bermasalah akan stunting. Sedihnya lagi, berdasarkan sumber data yang sama 37% anak Indonesia juga mengalami prevalensi obesitas yang meningkat dari waktu ke waktu.
“Kasus stunting berat badan dan tinggi lebih rendah ini merupakan fokus Hari Gizi Nasional di tahun ini. Kami ingin mewujudkan kemandirian keluarga untuk pencegahan stunting. Jika gizi bagus maka stunting akan bisa diatasi. Untuk mencapai itu program perbaikan gizi harus dilakukan,” kata Nutrisions Ibu Saadiah menyampaikan amanat dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang hari itu berhalangan hadir.
Ibu Saadiah, Nutrisions dari Dinas Kesehatan Kab. Bogor.
Ibu Saadiah juga menyampaikan bahwa program perbaikan gizi bisa optimal dengan melakukan pendekatan kepada siklus hidup manusia, yaitu sejak bayi di kandungan (tentu saja ibu-ibu hamil disarankan makan makanan bergizi), anak-anak usia sekolah mulai PAUD, sampai anak menginjak remaja. Dengan demikian, semoga enggak ada lagi kasus-kasus gizi buruk, stunting, maupun obesitas pada anak.
Nah, sebagai upaya mendukung langkah pemerintah tersebut, maka Danone Indonesia dan Yasmina Foundation melakukan upaya edukasi kepada guru-guru PAUD, anak murid, dan tentu saja tak ketinggalan orangtua murid untuk memperhatikan “isi piring” anak-anaknya. Tujuannya untuk meningkatkan kondisi gizi anak di PAUD binaan Danone Indonesia, sehingga tumbuh kembang anak-anak bisa sesuai dengan usianya (milestones).
Acara Festival Gizi Anak yang diselenggarakan hari itu merupakan puncak dari rangkaian kegiatan edukasi Danone Indonesia dan Yasmina Foundation selama ini. Itulah sebabnya acara yang bertajuk “Belajar Gizi Seimbang Bersama Piru dan Tumpi” enggak hanya dirayakan bersama anak-anak PAUD. Namun, juga dirayakan bersama orangtuanya, serta pihak-pihak terkait yang juga concern dalam masalah kesehatan anak, khususnya gizi anak. Seperti Dinas Kesehatan, para Bunda PAUD, pemegang kebijakan di tingkat kecamatan dan kelurahan yang terdekat dengan masyarakat, dll.
Anak-anak memakai kostum buah-buahan saat pertunjukan panggung di acara Festival Gizi Anak.
Sebagian bekal sehat yang dilombakan.
“Hari ini kita akan lakukan berbagai kegiatan karena mau merayakan apa yang sudah kita lakukan di sekolah. Mengacu pada isi piringku dimana kami mendukung pemerintah melalui gamanya. Gimana sih model pring anak usia empat sampai enam tahun. Sehingga, kita bisa mengoptimalkan gizi anak. Nanti, ada lomba-lomba dan peluncuran buku gizi seimbang,” kata Sustainable Development Senior Manager Danone Indonesia Ibu Wailayati Ningsih dalam sambutannya saat membuka acara Festival Gizi Anak hari itu.
Sustainable Development Senior Manager Danone Indonesia Ibu Wailayati Ningsih.
Edukasi gizi melalui karakter Piru dan Tumpi
Salah satu langkah edukasi gizi yang dilakukan Danone Indonesia bersama Yasmina Foundation adalah menerbitkan buku edukatif berjudul “Mari Belajar Gizi Seimbang Bersama Piru dan Tumpi”. Buku ini semacam buku aktivitas belajar untuk anak-anak di sekolah-sekolah gitu. Bedanya, buku ini setiap lembarannya bertema gizi, makanan, serta perilaku hidup bersih dan sehat yang patut diajarkan ke anak-anak.
Peluncuran buku “Mari Belajar Gizi Seimbang Bersama Piru dan Tumpi”.
Untuk memudahkan anak-anak memahami isi buku, maka ada karakter yang dibuat menonjol dalam buku ini, yaitu karakter Piru dan Tumpi. Piru adalah seorang gadis kecil berusia lima tahun yang aktif dan sehat. Dia sangat menyukai bermacam-macam makanan, termasuk buah-buahan. Sedangkan, Tumpi adalah bocah laki-laki berusia lima tahun yang suka bermain, namun enggak pernah lupa waktu makan. Tumpi ini suka sekali makan sayuran, apalagi jika masakan itu dibuat oleh bundanya.
Buku “Mari Belajar Gizi Seimbang Bersama Piru dan Tumpi”.
Karakter Piru dan Tumpi ini ada di dalam buku “Mari Belajar Gizi Seimbang Bersama Piru dan Tumpi” sebagai role model anak-anak yang sehat karena suka makan makanan yang bergizi. Banyak lembar aktivitas di buku setebal 51 halaman ini yang bisa memudahkan anak-anak memahami makanan bergizi. Seperti mewarnai, mecocokkan jenis-jenis makanan, cerita karakter Piru dan Tumpi yang suka makan makanan sehat, dll.
“Kami sangat senang bahwa kami bertemu dengan guru-guru PAUD yang belajar bersama memasukkan edukasi gizi di PAUD masing-masing. Selama ini pelajaran gizi ini seringkali luput, tapi dengan program ini kita jadi bisa melakukan kegiatan bersama untuk mengenal dan memahami tentang isi piringku. Sebagaimana yang kita ketahui kita diberi anugerah tubuh, jadi harus kita jaga dan pelihara. Salah satunya dengan memperhatikan makanan yang masuk ke tubuh kita. Karena jika kita bisa memilih makanan yang tepat, maka kita bisa hidup dengan cara yang lebih sehat. Maka dengan begitu kita bis ajadi bagian dari orang-orang yang bahagia karena punya tubuh sehat karena makan makanan sehat,” kata Ketua Yasmina Foundation Ibu Iis Istiqamah.
Ketua Yasmina Foundation Ibu Iis Istiqamah.
Danone Indonesia dan Yasmina Foundation berharap melalui karakter Piru dan Tumpi ini, para guru yang mengajar di PAUD bisa lebih mudah memperkenalkan gizi seimbang kepada anak-anak usia dini. Sehingga, anak-anak, khususnya anak-anak yang belajar di PAUD Mekar dan PAUD Cerdas bisa lebih mudah mengerti tentang kebutuhan gizi mereka sendiri. Selain itu, diharapkan dengan buku ini, anak-anak jadi paham tentang makanan sehat yang gizinya bagus dan seimbang, serta mana makanan yang gizinya tidak baik.
Saat datang ke acara tersebut, saya berkesempatan mendapatkan buku “Mari Belajar Gizi Seimbang” tersebut. Begitu buku saya buka, anak-anak saya dengan antusias melihat isinya. Sampai sekarang, buku tersebut “dibaca” oleh anak-anak saya. Kebetulan, anak kedua saya Si Dema agak susah makan sayur. Jadi, sekarang kalau makan, sambil membuka halaman buku yang menggambarkan isi piring Piru dan Tumpi. Saya cerita ke Dema kalau mereka makan sayur dan Dema pun mau tertarik mencicipi sayur deh.
Doakan Dema makin doyan makan sayur ya teman-teman :).
Harapan saya, buku “Mari Belajar Gizi Seimbang” ini dicetak lebih banyak dan bisa disalurkan lagi ke sekolah-sekolah, terutama PAUD dan Taman Kanak-kanak (TK), sehingga makin banyak lagi guru, anak-anak, sekaligus orangtuanya yang bisa belajar tentang gizi anak dengan lebih mudah lagi. Setuju teman-teman? 🙂
April Hamsa
Semoga dema makin suka makan sayur yaaa, mupeng itu liat bekel lucu amattt.
Aamiin Ya Rabb, makasih Tante Tetty
Jadi bukan cuma orangtuanya yang belajar tentang gizi untuk anak ya, Mbak. Tapi anak-anak pun ikut belajar. Wah bagus banget.
Iya mbak jd anak2 dikenalkan pentingnya makanan bergizi sedini mungkin lewat buku ini 😀
Wiiii…curang dapet bukunya Mba!
Kmrn maksa2 hihihi 😛
Saya langsung fokus sama tempat bekalnya hehehe. Kalau edukasinya kayak gini, biasanya anak-anak lebih cepat mengerti
Iya mbak anak2 jd paham pentingnya makan sayur, buah dll
Bagus banget acara sepertinya ini menurut saya. Gizi anak punya peran penting untuk anak tumbuh sehat. Bersyukur banget sih mba, masih bisa memenuhi gizi anak.
seabreng ya sekarang fasilitas anak untuk tumbuh kembang. Kuncinya adalah ortunya mau atau tidak terlibat. Ngajarin anak sambil masak aja bisa lho dengan sayuran yang ada. Keren kak acaranya
Anak² memang hrs mendapatkan perhatian lebih dari orangtuanya ya, supaya asupan gizi tubuhnya dpt terpenuhi.
Itu bekal makanannya bagus² ya, bikin anak jadi suka dan semangat makannya
wah kaya keponakan saya, susah makan sayur dan nasi, dah kaya orang bule demennya yang lain
Piss yo Dema…😊
Aku pernah menghadiri talkshow tentang Isi Piringku buat anak usia 4-6 tahun, ya usia anak-anak Paud ini. Memang harus diperhatikan benar ya gizi anak dari dalam kandungan karena berpengaruh sampai dewasanya
Setuju pake banget..
Soalnya edukasi Gizi untuk anak harus emang kita tahu wahai para Ibu. .
Gizi untuk anak emang hrus diperhatikan ya mbak. Thanks for sharing mbak
Aku malah fokus ke foto bekal anak yang kreatif gitu. Aku mau coba ah.
Lucu banget itu bento2nyaaaa :*
Membekali anak memang gak boleh asal ya, nilai gizi dari menu sangat penting utk kita perhatikan. Makasih ya sharingnya, bermanfaat bgt nih bagi kaum Ibu.
Iya juga , anak dan ortu sama-sama belajar gizi, memudahkan orang tua agar anak mau makan makanan bergizi
Hiks, pingin ikut acara kayak gini deh, aku msh perlu banyak belajar soal gizi anak
Bekal makannya bikin gagal fokus… 🙂
Makan sayur emang jadi PR buat anak. SID lihat yang ijo-ijo langsung ogah. Lucu juga nih bukunya. Dema, pinjem dong
Sini ke Cilebut baca bukunya bareng2 sambil ngemilin sayur 😀
Waah bagus banget ya bukunya. Apalagi karakternya juga menarik, pastinya anak-anak suka dan mudah menyerap informasi yang disampaikan. Kebetulan ibu aku pengajar PAUD di kelurahan, nanti aku infokan ke beliau ah supaya masukin materi edukasi gizi ini.
Coba mbak ditanyakan, moga2 udah masuk PAUD ibunya jg 😀
Wiiih kebagian bukunya! Bagus ga mbak? Reviewnya ditungguuu hehehe
Itu udah sepintas kuceritain sih mbak hehe
akhirnya di bogor ada acara keren ya mak wkwkwkwk aku tertarik sama bukunya nih, gak bisa dibeli dimana gitu ya mak ?
Emang selama ini gak ada acara keren? Hahaha
Infonya sih bukunya mau direvisi mak. Blm tau dijual or gak.
Acaranya seruuu yaMbak April, gizi anak penting banget buat ilmu emak-emak. Bekal makanannyaaa lucu Mbak hehehe
Mamanya mesti rajin ya masak untuk mencukupi gizi anak, apalagi anak anak yng makannya milih
Bekel yang dubawa bentuknya kayak yg dilombain, pasti anak2 makannya lahap ya, aku aja yg udah tau mau nyobain.
Belajar banyak dari post ini, nanti kalau hamil makannya harus pilih2 krn berpengaruh sampai dewasa ya.
Urusan gizi emang penting banget nih ya, dari mulai calon anak ada di dalam kandungan bahkan sampai dia lahir trus tumbuh. Alhamdulillah, anak anakku bukan pemilih, sama sayur masih mau 😀
dulu kalau dibawain bekal, ya isinya mi sama nasi atau nasi plus nugget, sekarang bekalnya anak – anak bervariasi dan bergizi 😀