Anak-anak saya termasuk yang agak telat belajar Bahasa Inggris, karena tidak belajar di sekolah formal. FYI, anak-anak saya homeschooling, tetapi belajarnya di bawah naungan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang berbasis blended learning. Ada belajar online, ada tatap muka, dan media belajarnya berbasis aplikasi.
Selama belajar di PKBM ini kurang lebih 4 tahun, anak-anak saya hanya mendapatkan pelajaran dasar seperti Tematik, Matematika, PJOK, dan Agama Islam. Jadi, ya, emang enggak menerima pelajaran Bahasa Inggris dari gurunya, sehingga mereka tidak terlalu kenal bahasa ini.
Anak-anak saya agak terlambat belajar Bahasa Inggris.
Selain alasan tersebut, juga karena saya memang sengaja menunda mengajarkan Bahasa Inggris. Waktu itu pernah baca-baca dari beberapa referensi, sebaiknya ngajarin bahasa kedua tuh saat anak kira-kira berusia kelas 3 Sekolah Dasar (SD).
Mengapa kelas 3 SD? Salah satu alasannya karena pada usia ini anak-anak perbendaharaan katanya sudah banyak, sehingga lebih siap menerima kosakata dalam bahasa lain.
Cerita anak-anak mulai intens belajar Bahasa Inggris
Meski demikian, sama seperti ibu-ibu yang lain, ketika anak-anak masih balita, saya juga pernah memaparkan beberapa kosakata dari buku-buku maupun video-video animasi dalam Bahasa inggris ke mereka. Anak-anak saya juga sering mendengar beberapa teman-temannya berbicara dalam Bahasa Inggris ketika belajar online bersama. Kebetulan PKBM-nya menjadi jujugan belajar anak-anak Indonesia yang tinggal di luar negeri.
Pada saat mengajar, gurunya sering switch ngomong pakai Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Apalagi, jika ada anak yang memang sehari-harinya berbahasa Inggris, bertanya tentang pelajaran sekolah.
Baru tahun ini anak-anak belajar Bahasa Inggris secara intens.
Jadi, ya, kalau sekadar menghitung one, two, three, atau kosakata yang gampang-gampang seperti menyebutkan warna, beberapa kata kerja, ngomong sorry, thank you, yes, no, dan sejenisnya, anak-anak saya bisa. Namun, ya, hanya sebatas itu saja.
Anak-anak saya baru belajar bahasa asing ini agak intens setahun belakangan. Selain karena menurut saya usianya sudah tepat, yang satu kelas 3 SD, satunya lagi kelas 4 SD, juga karena “sekolah” anak saya mengumumkan bahwa tahun ajaran mendatang akan memberlakukan bilingual sebagai bahasa pengantar.
Nah, di tahun ajaran yang sekarang, guru-gurunya mulai sedikit-sedikit menyelipkan Bahasa Inggris. Baik ketika menyampaikan materi, saat berdoa bersama, maupun ketika ngobrol santai dengan murid-muridnya di homeroom. Selain itu, PKBM-nya mulai aktif menyelenggarakan English Camp, lomba-lomba Bahasa Inggris, webinar terkait bilingual buat ortu, dan beberapa tes untuk mengetahui sejauh mana level Bahasa Inggris anak-anak, supaya tahun ajaran depan, anak-anak tidak kaget dengan pemberlakuan bilingual.
Anak-anak belajar bersama kami orang tuanya dan guru.
Singkat kata, sebagai ortu saya mulai kelabakan. Lha, gimana, wong, ibaratnya anak-anak saya level Bahasa Inggris-nya bener-bener 0.
Lalu, konsul-konsul dengan wali kelas, akhirnya, anak-anak mulai intensif belajar Bahasa Inggris dengan guru. Belajarnya lebih ke conversation. Tujuannya untuk mengenal sebanyak mungkin kosakata dan melatih keberanian berbicara, mengingat di PKBM ini ujiannya lebih sering dalam bentuk presentasi ketimbang ujian tertulis.
Saya juga mulai membelikan buku-buku Bahasa Inggris, baik buku pelajaran maupun buku cerita. Saya juga sesekali mengizinkan anak-anak memakai gadget untuk mengakses aplikasi belajar Bahasa Inggris.
Sejauh ini, anak-anak sangat excited dan mulai sering menggunakan Bahasa Inggris di rumah. Kebetulan yang paling sering menggunakan Bahasa Inggris di rumah adalah bapaknya, terutama ketika sedang WFH dan ada meeting dengan klien orang asing. Saya pun, walau kemampuan Bahasa Inggris-nya tidak terlalu bisa dibanggakan, mulai mencoba nimbrung ketika mereka ngobrol.
Belajar Bahasa Inggris dengan aplikasi juga.
Kami mencoba untuk berani speaking aja dalam keseharian dan menghindari judgement ini bener atau salah, supaya anak-anak lebih percaya diri. Enggak niru kesalahan ortu-nya yang kayaknya kemampuan Bahasa Inggris-nya segitu-gitu aja #cry, karena malu praktik.
Apalagi, insyaAllah, tahun ajaran depan, anak-anak akan lebih banyak belajar dengan metode tatap muka rutin (TMR) di PKBM. Kalau TMR, mau enggak mau ya harus benar-benar mempraktikkan bilingual-nya. Yaaa, bismillah aja, semoga anak-anak percaya diri bicara dalam Bahasa Inggris dengan guru maupun teman-temannya.
Selain memfasilitasi dengan beberapa media, baik buku, aplikasi, praktik langsung, untuk mendukung anak-anak berani berbahasa Inggris, kami pun mulai aktif mengikuti event-event terkait Bahasa Inggris. Misalnya, seperti pameran budaya, mengikuti English Club, dll.
Ngabuburit ikutan BloggerHangout workshop English Conversation Class for Blogger Parents
Itulah sebabnya, belakangan, saya excited kalau ada kegiatan yang terkait belajar Bahasa Inggris buat anak-anak.
Eh, beberapa waktu lalu, salah satu komunitas blogger yang saya ikuti, yakni BloggerCrony Community (BCC) menyelenggarakan salah satu program rutinnya, yakni BloggerHangout, yang merupakan ajang sharing ilmu. Kali ini berupa workshop Bahasa Inggris yang mengambil tema “English Conversation Class for Blogger Parents”. Workshop ini merupakan kolaborasi antara BCC, The British Institute (TBI) Cabang Depok, Cibubur, dan Kota Wisata, serta CARRO Indonesia.
Saya dan Ms. Tya.
Penasaran, belajarnya ngapain aja, kok, temanya menarik, saya kemudian mendaftar. Oh ya, workshop ini diselenggarakan tanggal 23 Maret lalu di CARRO Square, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Workshop berlangsung dari siang pukul 13.30 WIB hingga sore hari pukul 16.00 WIB.
Ms. Tya saat perkenalan.
Pemateri di workshop ini adalah Atisatya Arifin atau yang biasa dipanggil Ms. Tya. Ms. Tya adalah Academic Team Leader (AcTL) TBI Depok, Cibubur, Kota Wisata, yang juga seorang blogger. Kalau teman-teman mau kenalan, bisa ngintip blognya di www.talkativetya.com.
Selain Ms. Tya, ada MC kece Kak Dennise Sihombing, blogger yang ngeblog di www.dennisesihombing.com juga, yang memandu jalannya workshop supaya teman-teman nggak ngantuk. Yaaa, maklum, puasa-puasa gitu, lho, khawatir nggak konsen, hehe. Namun, ternyata, siang itu, enggak ada satu pun peserta workshop yang mengantuk, karena memang seseru itu workshop-nya.
MC Kak Dennise.
Ms. Tya mengawali workshop dengan memutar video tentang TBI Depok, Cibubur, Kota Wisata dan memperkenalkan diri sebagai guru Bahasa Inggris. Ternyata sudah lama Ms. Tya menjadi guru, kalau tak salah sejak 2009, bahkan sudah mengantongi sertifikat internasional untuk mengajar Bahasa Inggris, lho.
Setelah perkenalan, Ms. Tya enggak langsung sharing materi, melainkan mengajak peserta untuk bermain game terlebih dahulu. Permainannya adalah menebak nama benda yang gambarnya akan ditampilkan sebagian di screen. Oh ya, game ini dimainkan secara berkelompok. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok dengan nama kelompok yang dipilih sendiri, yakni Kurma, Kolak, dan Lupis. Maklum, puasaan, yang diingat takjil, hehe.
Jadi, ketika Sebagian gambar sudah muncul di layar, semua orang akan menyebut nama kelompoknya dulu.
“Kurma!”
“Kolak!”
“Lupis!”
Saya masuk grup Kolak, waktu itu, yang alhamdulillah-nya berhasil menebak banyak gambar. Bukan karena paling jago Bahasa Inggris, tetapi lebih karena beruntung aja, sih, haha. Terutama karena saya sekelompok sama orang-orang yang sepertinya punya daya imajinasi tinggi 😀 .
Bermain game tebak-tebakan.
Bayangin aja, ada anggota kelompok saya yang bisa menebak sebuah gambar yang “nggak jelas” sebagai sebuah boneka. Mana, kepikiran, kalau gambar itu secara utuh adalah boneka kalau nggak punya feeling kuat terhadap tampilan visual, hehe.
Ibarat pemanasan, karena diawali dengan main games, maka rasa laper, haus, dan ngantuk, minggat semua. Trus, ternyata game yang dimainkan itu bukan sembarang game, karena sebenarnya tebak-tebakan gambar kayak gitu bisa melatih:
- Flexibility: Di mana ternyata gambar tersebut tuh nggak sesuai dugaan, trus ternyata bisa membuat kita akan mengeluarkan banyak kosakata terkait gambar tersebut.
- Curiousity: Menimbulkan keingintahuan, kemudian membuat seseorang berani bertanya karena membutuhkan penjelasan mengenai tebakan gambarnya yang keliru.
- Learning from mistakes: Membuat seseorang menjadi semakin jeli dalam menebak, belajar dari kesalahan sebelumnya.
Bener, sih, dari beberapa gambar, makin ke sini kayak makin jeli juga untuk menebak gambar yang di luar dugaan. Sebagaimana seorang teman saya tadi yang tiba-tiba bisa menebak boneka di padang rumput (yang ditunjukkan adalah gambar telapak kaki boneka). Saya sendiri ngiranya itu gambar bunga matahari, haha, jauh.
Belajar “Useful Expressions”.
Selanjutnya, Ms. Tya mengajak peserta untuk belajar tentang “Usefull Expressions”. Usefull Expressions ini terdiri dari tiga ekspresi, yakni:
- Giving an opinion
- Agreeing and disagreeing
- Asking for opinion.
Hampir sama seperti sebelumnya, di sesi materi ini, peserta juga diminta berkelompok. Ada yang terdiri dari 3 orang ada yang berpasangan 2 orang. Saya berpasangan dengan Mbak Titik blogger yang menulis di www.catcilku.com.
Belajar conversation.
Ms. Tya kemudian memberikan selembar kertas kepada masing-masing peserta. Isinya adalah pertanyaan-pertanyaan yang nanti harus dijawab dengan tiga ekspresi di atas.
Khusus tentang “Giving an opinion” nih Ms. Tya kemudian memberikan contoh kebiasaan yang sebaiknya diubah ketika kita memberikan opini. Biasanya, kalau ada yang tanya “Why?” kita pasti sering menjawab dengan “Because” kan? Rasa-rasanya udah jadi kebiasaan sejak SD sih yaaa, haha.
Nah, makanya Ms. Tya kemudian memberikan beberapa alternatif kata atau kalimat pembuka untuk memberikan opini, seperti: I think…, if I had to choose…, if you ask me…, from my point of view…, personally…, dll. Itu supaya kita nggak melulu jawab dengan bikos, bikos, mulu hehe.
Tak ketinggalan, Ms. Tya juga mengajari bagaimana cara mengemukakan setuju atau ketidaksetujuan, dengan menggunakan kalimat yang pas, seperti:
- Agreeing: absolutely, I totally agree with you, yes you’re right, I suppose so, etc.
- Disagreeing: I’m not sure about that, that’s not true, I’m afraid I don’t agree, etc.
Juga bagaimana cara bertanya pendapat seseorang dengan menggunakan kalimat-kalimat tanya berikut:
- How about you?
- What do you think of…?
- Which one would you choose?
Masih banyak lagi kalimat-kalimat untuk menunjukkan ekspresi yang bisa kita eksplor sendiri.
Belajar berkelompok.
Kertas yang tadi diberikan oleh Ms. Tya terdiri dari banyak pertanyaan. Saya dan Mbak Titik kemudian bergantian saling bertanya dan memberikan jawaban dengan kalimat yang memberikan ekspresi tadi.
Kesan saya pribadi, ternyata berlatih percakapan dalam Bahasa Inggris dengan cara seperti ini tuh menarik juga, sih. Kalau enggak jawab pakai “because” ternyata banyak kalimat yang bisa kita keluarkan, karena jawabannya bisa beragam, sehingga conversation-nya enggak garing atau bahkan mandeg.
Setelah sesi percakapan dengan menggunakan “Usefull Expressions”, Ms. Tya mengajak peserta main tebak-tebakan lagi. Peserta masih dikondisikan berkelompok tetapi dengan orang-orang yang berbeda.
Ms. Tya memberikan 6 huruf yakni, A, B, I, G, M, dan T di layar, lalu meminta peserta untuk membuat kosa kata dari huruf-huruf itu. Ternyata kebanyakan dari peserta mikirnya kata yang dibentuk dari 3, 4, atau 5 huruf, padahal tenryata bisa dibuat dengan 2 huruf juga, seperti AB, AG, AM, AT, BA, GI, IT, MA, MI, TA, TI, dll.
Menebak kosakata dari huruf-huruf.
Kata Ms. Tya kalau rajin cek kamus Bahasa Inggris pasti tahu dengan kosakata tersebut.
Woooh, ya, bener juga, sih. Ternyata memang perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris saya pribadi masih sangat kurang. Jadi, pengen rajin kayak zaman sekolah dulu deh nyatetin kosakata dalam Bahasa Inggris yang sekiranya susah dihafal buat belajar.
Abis tebak-tebakan kosakata, lanjut kerja kelompoknya. Kali ini saya sekelompok dengan Mbak Ire (www.irerosana.com) dan Mas Irpan (www.irpanisme.com) berlatih conversation lagi.
Berbeda dengan sebelumnya yang saling bertanya dan menjawab pertanyaan, kali ini kami diberi kertas yang memuat kotak-kotak semacam permainan ular tangga, tetapi enggak ada ular maupun tangganya #hallah. Jadi, permainan kali ini dimulai dengan melempar dua dadu, lalu menentukan lokasi kotak yang didapat sesuai baris dan kolom yang berasal dari angka-angka di dadu.
Di dalam kotak terdapat perintah-perintah di mana orang yang melempar dadu harus melakukan perintah tersebut. Hal paling seru kalau dapat kotak “Ask any question” di mana orang yang melempar dadu justru boleh bertanya apa saja kepada rekan sekelompoknya.
Belajar speaking dan listening.
Menurut Ms. Tya, permainan seperti itu juga akan efektif untuk mengajari anak-anak berbicara dalam Bahasa inggris. Kita bisa mengganti pertanyaan dengan hal-hal yang fun yang membuat anak bisa menceritakannya dengan baik dalam Bahasa Inggris.
Waaah, tentu akan saya contek nih, caranya Ms. Tya 😀 .
Lanjuuutt…
Materi terakhir adalah gong-nya, yang juga saya nantikan, yakni “Teaching English to Children”.
Ms. Tya memberikan tips mengajari anak Bahasa Inggris.
Awalnya Ms. Tya meminta semua peserta untuk mencocokkan gambar dengan nama aktivitasnya di lembar aktivitas. Ternyata, jawaban yang ada di lembar aktivitas itu adalah beragam cara yang bisa orang tua terapkan untuk mengajari anak Bahasa Inggris.
Mau tahu apa saja cara atau medianya? Okey, saya sebutkan ya, yakni:
- Half a crossward atau teka teki silang: Dengan permainan ini, anak-anak bisa melatih kosakata dan belajar memaknai kata.
- Charades atau bermain peran: Misalnya, kita memberikan tebakan berupa gerakan ke anak, kemudian meminta anak menebak kita melakukan apa. Hal ini bisa melatih conversation, speaking karena kita memberikan petunjuk-petunjuk ke si anak, melatih grammar, hingga creative thinking si anak.
- Fly swatter game: Yakni sebuah permainan yang memanfaatkan media seperti kartu yang bisa kita tempel di tembok. Kemudian kita meminta anak untuk menepok gambar dengan tepokan lalat berdasarkan ciri-ciri yang kita berikan. Permainan ini bisa melatih grammar maupun kosakata anak. Agar makin seru, kita bisa atur ketinggian gambar-gambar yang kita tempel, ada yang tinggi ada yang rendah. Selain melatih kosakata anak, permainan ini juga melatih fisik anak, karena dengan bermain fly swatter game, anak akan bergerak ke sana kemari “memukul lalat”.
Banyak cara menarik untuk membuat anak tertarik belajar Bahasa Inggris.
- Find the differences: Permainan ini pada dasarnya adalah membandingkan dua gambar yang mirip, kemudian si anak kita minta mencari perbedaannya. Dengan permainan ini, maka anak bisa melatih grammar, kosakata, hingga mampu belajar mendeskripsikan perbedaan gambar pada saat kita tanya.
- Story telling: Ini cukup gampang, Kalau orang tuanya pandai bercerita dalam Bahasa Inggris yawda dongengin aja, sebagaimana kita mendongeng seperti biasa. Kalau agak susah kita bisa membacakan buku cerita dalam Bahasa Inggris. Anak yang sudah bisa membaca dengan lancar juga bisa kita ajak bergantian membaca buku. Hal ini bisa melatih listening, reading, juga memperkaya kosakata.
- Scrabble: Permainan ini pasti sudah enggak asing, kan? Yakni, permainan Menyusun huruf menjadi kata dan nanti kita bisa mendapatkan poin. Siapa yang dapat poin terbanyak adalah pemenangnya. Kalau kata Ms. Tya, jika anak kita masih level pemula dalam Bahasa Inggris, sebaiknya focus ke belajar menyusun kata dulu dalam Bahasa Inggris. Baru kalau sudah lebih jago, bisa tuh, bermain banyak-banyakan
Gimana, menurut teman-teman, seru-seru kan permainan dan media yang bisa dipakai untuk mengajari anak Bahasa Inggris?
Saya pribadi merasa terinspirasi dengan workshop hari itu dan mulai saya praktikkan satu per satu ke anak-anak saya. Thank you, Ms. Tya.
Kayaknya kalau semua guru Bahasa inggris seperti Ms. Tya bakalan cepet mudeng ya belajar Bahasa Inggris-nya 😀 .
Acara workshop diakhiri dengan pembagian sertifikat sekaligus nilai TOEFL ITP Prediction Test yang tesnya dilakukan secara online tanggal 16 Maret 2023.
Tes TOEFL online.
Jadi, tes ini tuh merupakan salah satu fasilitas yang diberikan secara free oleh TBI Depok, Cibubur, dan Kota Wisata khusus untuk peserta workshop kali ini.
Ada yang penasaran nilai saya? Yaaa, mayan sih, naik dikit dari beberapa tahun lalu saat terakhir tes TOEFL. Tapi, agak sedih juga kayaknya kemampuan Bahasa Inggris saya kok belum meningkat. Harus belajar lagi, nih, buat meningkatkan skor TOEFL berikutnya 😀 .
Sekilas tentang TBI Depok, Cibubur, dan Kota Wisata
Oh iya, hari itu, ketika mengajar di workshop BloggerHangout, Ms. Tya tidak sendiri mewakili TBI Depok, Cibubur, Kota Wisata, melainkan datang bersama School Manager TBI Depok, Cibubur, Kota Wisata Bapak Victorius Nugraha atau Mr. Victor.
Sebelum workshop dimulai, Mr. Victor menceritakan awal mula berdirinya TBI yang ternyata dimulai di Kota Bandung pada tahun 1984. Jadi, kalau di bandung ada beberapa perguruan tinggi dengan singkatan-singkatan seperti ITB, UPI, dll, maka untuk kursus Bahasa Inggris ada TBI. Hihihi, saya pun baru tahu, lho.
Mr. Victor dari TBI.
TBI kemudian berkembang menjadi banyak cabang, hingga waralaba, merambah Kota Jakarta dan kota-kota lain di sekitarnya. “Salah tiga”-nya yang dikelola oleh Mr. Victor dan rekan-rekan adalah TBI Depok, Cibubur, Kota Wisata. Ms. Tya juga mengajar di sana.
Dahulu, waktu rumah saya masih di Depok tuh lumayan dekat dengan TBI Depok. Selama ini saya cukup mengenal TBI Depok kursus Bahasa Inggris terbaik khususnya di area Depok. Lokasinya pun cukup strategis di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Depok yang terkoneksi dengan Stasiun Depok Baru.
Suasana belajar mengajar di TBI.
Baru tahu kalau TBI Depok ternyata masih satu grup dengan TBI Cibubur dan Kota Wisata. Jika teman-teman mau belajar English with the best mungkin bisa mencoba ke TBI tempat les Bahasa Inggris di Cibubur dan Kota Wisata.
Pembelajaran Bahasa Inggris di TBI merujuk pada CEFR (Common European Framework of Reference for Languages), yaitu sebuah standar internasional untuk menggambarkan kemampuan bahasa dalam membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Jadi, kalau belajar Bahasa Inggris di TBI, semua aspek dan tahapan sangat diperhatikan.
Lalu, di usianya yang ke-40 tahun ini, TBI berusaha untuk memperkuat komitmen untuk terus beradaptasi di segala lini dengan menggaungkan core values, antara lain:
- Transformation
- Build
- Innovation.
Untuk itu, TBI Depok, Cibubur, dan Kota Wisata memiliki beberapa program Bahasa Inggris yang bisa diikuti oleh semua jenjang usia, antara lain:
- Very Young Learner (children age 4-6)
- Children Class (Primary school students Grade 1-4)
- Pre-Teenager Class (Primary school students Grade 5-6)
- Teenager Class (Junior High School students)
- Global English (High school students & adults).
TBI Depok, Cibubur, dan Kota Wisata juga memiliki program khusus, yaitu:
- Exam Preparation Class (TOEFL ITP, TOEFL iBT, dan IELTS): Kursus bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri dan untuk beasiswa.
- Business Communication: Belajar Bahasa Inggris untuk siswa yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam konteks bisnis.
- Conversation Class: Kelas untuk siswa yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris khususnya speaking skills.
Beberapa kegiatan di TBI.
Tak hanya itu, TBI Depok, Cibubur, dan Kota Wisata memiliki program rutin setiap tahunnya untuk para siswa, khususnya usia anak-anak, seperti Holiday English Programme, English Competition, dan Halloween yang fun, sekaligus memberikan pengalaman buat anak-anak mempraktikkan kemampuan Bahasa Inggris yang telah dipelajari.
Itulah teman-teman sekilasi informasi tentang TBI Depok, Cibubur, Kota Wisata. Informasi lengkapnya bisa teman-teman dapatkan di Instagram TBI Depok (klik aja) atau website TBI di www.tbi.co.id.
Untuk alamat masing-masing TBI Depok, Cibubur, dan Kota Wisata ada di:
- TBI Depok: Raya Margonda No.56 Ruko ITC Depok No.7-8, Pancoran Mas Depok 16431. Ph: 021 77211000, 0857 1168 8221
- TBI Cibubur:Raya Alternatif Cibubur Km.1 No. 9 B-C Harjamukti, Kec. Cimanggis, Kota Depok 16454. Ph: 021 84309595, 0813 8330 7474
- TBI Kota Wisata:Raya Alternatif Cibubur Km.6 Ruko Boston Square Rk.1 No.7-9, Kota Wisata Cibubur, Kota Bogor 16968. Ph: 021 2296 2689, 0858 1006 6494.
Semoga informasi tentang TBI Depok, Cibubur, Kota Wisata ini bermanfaat ya.
Jelang mudik lebaran cari mobil di CARRO
Selain info tentang TBI Depok, Cibubur, dan Kota Wisata, sekalian ya saya mau kasi sedikit informasi mengenai CARRO. Soalnya, tadi kan sebelumnya di atas, saya sempat mention kalau lokasi workshop Bahasa Inggris sekaligus BloggerHangout ke-79 ini lokasinya di CARRO Square.
CARRO Square.
CARRO Square ini merupakan gedung layanan terpadu sekaligus showroom CARRO Indonesia (CARRO). Awalnya, CARRO adalah pasar mobil bekas terbesar di Asia Tenggara yang didirikan di Singapura pada tahun 2015. CARRO mengubah pengalaman tradisional cara membeli dan menjual mobil melalui algoritma penetapan harga yang didukung kemampuan AI, dan solusi teknologi yang inovatif.
Kemudian, pada tahun 2017, CARRO hadir di Indonesia. CARRO berfokus pada ekosistem otomotif, dengan operasi bisnis di bidang ritel, asuransi, purna jual, dan pembiayaan. Kini, CARRO dikenal sebagai pasar mobil bekas terbesar di Asia Tenggara.
Jadi, melalui CARRO, teman-teman bisa membeli berbagai mobil bekas bersertifikat terbaik dari berbagai merek mobil. Kita juga bisa menjual mobil kita dengan harga terbaik melalui CARRO.
Banyak konsumen percaya kepada CARRO karena CARRO meiliki CARRO Certified Pre-Owned (CCPO) yang menjamin bahwa setiap orang berhak mengendarai mobil yang bersih, aman dan mulus. Jadi, walau mobil bekas, tetapi mobil tersebut terasa seperti mobil baru.
Bapak Hendy dari CARRO.
CCPO ini menjamin bahwa mobil bekas yang diperjualbelikan di CARRO memenuhi standar kualitas tertinggi baik luar maupun dalam. CCPO ini membuat CARRO berkomitmen untuk menjual mobil bekas yang telah memenuhi syarat berikut:
-
Inspeksi 160 Titik
CARRO menjamin mobil bekas yang dijualnya telah dipastikan riwayat mobilnya dengan cara memeriksa setiap sudut dan celah mobil secara keseluruhan.
Proses inspeksi dan perbaikan oleh CARRO menggunakan teknologi eksklusif seperti Computer Visioning, yang dapat mendeteksi benturan sekecil apa pun, dan Acoustic Engineering untuk memeriksa masalah mesin. Tidak cuma itu, CARRO juga memiliki para teknisi ahli bersertifikat untuk mengesahkan mobil CCPO.
Hal tersebut untuk memastikan bahwa pelanggan akan membawa pulang mobil bekas tetapi tampak seperti baru.
-
Jaminan Uang Kembali 5 Hari
Terdapat jaminan uang kembali dalam lima hari apabila ternyata mobil tidak cocok setelah dibeli. Bahkan, sebelum membawa pulang mobil, pelanggan bisa melakukan test drive terlebih dahulu agar yakin mobil tersebut cocok dengannya.
Showroom mobil CARRO.
-
Garansi 12 Bulan untuk Mesin & Gearbox
Apabila ada masalah dengan mesin, maka pelanggan bisa menyerahkan jasa perbaikan ke CARRO. CARRO akan mengecek masalah mesin dan transmisi yang mungkin muncul dalam waktu 12 bulan dari pembelian mobil.
-
Tidak Ada Gangguan Jarak Tempuh
CARRO menjamin menyampaikan kondisi mobil dengan jujur dan tanpa kompromi, bahkan transparan membuka sepenuhnya tentang jarak tempuh setiap mobil, sehingga pelanggan bisa menilai sendiri apakah mobil tersebut yang dia butuhkan atau enggak.
-
Tidak Ada Kecelakaan Besar, Kerusakan Akibat Kebakaran & Banjir
Riwayat mobil bekas yang dijual di CARRO disampaikan apa adanya. Meski demikian CARRO menjamin mobil bekas yang dijual bukan mobil yang memiliki riwayat pernah mengalami kecelakaan atau kerusakan akibat banjir maupun kebakaran.
Lalu, bagaimana cara membeli atau menjual mobil melalui CARRO? Caranya adalah sebagai berikut:
Membeli mobil
- Kunjungi website carro.id.
- Temukan mobil #CarroCertified bagus sesuai kebutuhanmu.
- Semua sudah dicek & perbaiki oleh CARRO buat pastikan kualitasnya seperti baru. Ada garansi 12 bulan mesin dan transmisinya juga.
Menjual mobil
- Isi formulir di website CARRO di carro.id/jual-mobil, booking inspeksi gratis dan dapatkan pembayaran secara instan.
- Jual mobil di CARRO dengan jaminan harga terbaik. Teman-teman bisa menjadwalkan inspeksi setiap harinya hingga jam 20:00.
- Jual mobil tinggal duduk santai di rumah. CARRO siap datang dan jemput mobilnya, tanpa biaya alias Gratis!
- Apabila mobil teman-teman keluaran tahun 2015 ke atas, CARRO siap beli di harga terbaik!
Khusus, ngobrolin tentang membeli mobil, dalam kesempatan workshop kala itu, Performance Marketing Manager of CARRO Indonesia Bapak Hendy Brainta memberikan informasi bahwa jelang lebaran ini, CARRO memiliki penawaran spesial untuk teman-teman, yakni ada hadiah untuk pembelian mobil sebagai berikut:
Promo pembelian mobil jelang lebaran di CARRO.
Barangkali ada yang membutuhkan mobil buat mudik lebaran tanpa ribet, silakan cek website dan media sosial CARRO berikut ya:
- Website: https://carro.co/id/id
- Instagram: @carroindonesia
- Facebook: Carro Indonesia
- Tiktok: @carroindonesia
- Youtube: Carro Indonesia.
Yuk, pilih mobilmu di CARRO.
Itulah teman-teman sekilas informasi tentang CARRO Indonesia dan promonya jelang lebaran tahun ini.
Semoga cerita saya mengikuti workshop Bahasa Inggris yang mengambil tema “English Conversation Class for Blogger Parents” yang merupakan event kolaborasi BCC dengan TBI Depok, Cibubur, Kota Wisata dan CARRO Indonesia, beserta info-info mengenai TBI dan CARRO ini bermanfaat, ya.
April Hamsa
Keren juga perusahaannya, bergerak dibidang yang secara profesional membantu masyarakat dihari raya.
Whah senangnya teman-teman dari Bloggercrony bisa belajar bahasa Inggris bareng-bareng sesama blogger. Ilmunya dapat, silaturahmi antar narablog juga dapat, ya. Alhamdulillah, ikut senang dan pengen ikutan juga 🙂
jadi pengen banget belajar bahasa inggris lagi deh, sapa tau kan ya bisa jadi manfaat di masa yang akan datang
Terbayang serunya nih perang jawab tebakan antara Kurma, Kolek dan Lupis.
Gak ngantuk kalau emang seseru itu ya
Beneran ngabuburit yang bermanfaat apalagi dapat informasi tentang kendaraan di carro juga
Carro menjadi tempat terbaik untuk beli mobil bekas rasa baru. Aman dan terpercaya.
Kerne dan menarik nih English Class nya ternyata bisa dibikin semesarik itu ya untuk mengajarkan anak-anak supaya tertarik mau belajar bahasa Inggris
seru banget ya Mbak acaranya, sekalian bisa ketemu dan belajar bareng Parents Blogger juga nih ya.
btw anakku yang sekolahnya di SD dan kelas 3 (kalau ndk salah sama ya dengan sulungnya Mbak April) juga belum belajar Bahasa Inggris kok di sekolah, kebetulan pas tahun ajaran mereka itu emang masih menggunakan kurikulum sebelumnya, beda dengan kelas setahun setelahnya angkatan 2022 sudah menggunakan kurikulum merdeka yang mana dari kelas 1 SD udah belajar Bahasa Inggris, tapi ponakanku yang kelas 4 SD sih sudah belajar Bahasa Inggris di sekolahnya. Sulungku dan adik-adiknya belajarnya malah otodidak dari tontonan dan game mereka, kalau si Sulung sih udah pernah juga belajar dari aplikasi berbasis web gitu ama aplikasi online juga dari HP seperti Duolinggo.
Belajar Bahasa Inggris itu memang harus dimulai sejak dini, biar nggak terlalu susah. Dengan membelikan buku-buku yang menggunakan Bahasa Inggris, buku pelajaran maupun buku cerita. Akan merangsang keinginan anak-anak untuk belajar Bahasa Inggris.
Wah seru banget nih bisa ikut English Class begini. Mana offline-online begitu ya. Aku kepengen deh bisa lancarin English yang udah payah gara2 jarang dipake. Kudu ikut course dulu kayaknya ya untuk stimulasi. Biar inget lagi. Dan biar pede juga conversation.
Padahal dulu pas punya anak niat banget tuh.bahasa sehari2 pakai bhs inggris tapii lingkungan gk dukung akhirnya nguap..
Jadi anak2 dah les dari SD penting banget bhs asing satu ini,,, jadi mau coba juga di TBI deh
Waaahh ini sih udah paling menarik sih kegiatannya, seru sekaliii. Emang yaahh kalau kegiatan offline-online gitu memang menyenangkan. Asiknya lagi bisa praktik langsung.
Wah keren banget kak Ngabuburit Berfaedah dengan Ikutan Workshop English Conversation Class for Blogger Parents Bareng TBI dan BloggerCrony andai dekat mau ikutan juga
Asiknya ngabhbirit buka puasa dengan aktifitas yang seru dan upgrading…
Tapi aku juga mulai bingung nih.. bahasa inggrisku muali luntur karena jarang dipake huhu
adain bandung donk pengen ikitan ini juga
Hmm…sepertinya memang waktu terbaik untuk anak mulai belajar bahasa asing itu adalah kelas 3 SD ya. Dulu saya mempelajari Bahasa Inggris saat kelas 3 SD juga. Saya salut juga dengan perjuangan Bunda menemani anaknya untuk belajar bahasa inggris. Semangat seperti ini patut untuk ditiru oleh banyak orang tua lainnya.