Siapa yang anaknya Sekolah Dasar (SD) kelas kecil (kelas 1-3)? Saat ini pasti tengah puyeng-puyengnya mengajari anak tentang perkalian kaaann? Toooss dulu, deh. Maxy dan Dema juga udah mulai belajar perkalian dan pembagian. Nah, kali ini saya mau berbagi tentang flashcard hitung untuk membantu anak belajar Matematika, khususnya bab perkalian dan pembagian.

Ngobrolin media belajar bernama flashcard ini, saya yakin ibuk-ibuk atau bapak-bapak yang anaknya seumuran dengan anak saya pasti udah enggak asing kan dengan flashcard? Sepertinya sejak zaman anak mulai mengenal angka, huruf, warna, dll, ada banyak flashcard yang dijual bebas di toko buku maupun yang bisa kita download secara gratis dari dunia maya untuk membantu anak belajar. Nah, untuk pelajaran Matematika pun tak ada salahnya pakai flashcard semacam ini.

Baca juga: Learning Time The Story, Mainan Edukatif yang Rekatkan Bonding Orang Tua dan Anak

Oh ya, mungkin, ada yang masih ingat, pada zaman SD dulu, sepertinya kita ((KITA)) belajar perkalian dan pembagian dengan media tabel. Jadi, selain belajar tentang teori perkalian atau pembagian, kita juga berusaha menghafal angka-angka di tabel itu. Menurut hemat saya, dibandingkan dengan tabel, flashcard lebih praktis, soalnya kan bisa dibawa ke mana-mana. Kalau mau belajar berhitung tinggal intip flashcard-nya. Itulah sebabnya saya pun kemudian membelikan anak-anak flashcard hitung Matematika ini.

Paket flashcard hitung.

Iyeee, beli, karena belum bisa bikin sendiri dan emang enggak berniat ngeprint dari hasil downloadan, hehe. Dah, beli, aja. Praktis.

Belinya di mana? Di tokped. Jadiii, tulisan tentang flashcard hitung ini bukan endorsement yaaa bu-ibuk, pak-bapak. Murni berbagi, karena saya memang suka sama media flashcard ini dan merasakan manfaatnya untuk anak-anak saya. Penting banget nih, diinfoin, wkwkwk.

Jadi, waktu itu saya beli flashcard hitung ini seharga Rp. 124.000,- (udah termasuk ongkir). Ibuk-ibuk, bapak-bapak, kalau mau searching bisa langsung mengetik “flashcard hitung” di online marketplace langganan masing-masing. Ntar, pasti nemuin flashcard hitung yang saya maksud, deh.

Bagian-bagian flashcard hitung

Okey lanjuuutt…

Dalam satu paket flashcard hitung ini saya mendapatkan:

  • 8 bundel flashcard hitung (enggak cuma perkalian dan pembagian, namun mendapat flashcard hitung penjumlahan dan pengurangan juga);
  • 2 pouch plastik untuk menyimpan kartu;
  • 6 hiasan magnet;
  • 4 kartu jackpot;
  • Lembar petunjuk dan penggunaan flashcard hitung.

Menurut lembar petunjuk flashcard, total ada 415 kartu dengan penghitungan di bawah 20 untuk penjumlahan dan pengurangan, serta penghitungan hingga 100 (untuk perkalian dan pembagian).

Dapat pouch.

Uniknya bundelan flashcard hitung tersebut enggak dipisah, melainkan disatukan dalam satu ring. Menurut keterangan dari online marketplace, tempat saya membelinya, supaya flashcard-nya enggak gampang ketlisut. Namun, kalau mau dipisah juga bisa, ring-nya tuh bisa dicopot.

Dapat magnet juga.

Saya pribadi suka kalau ada ring-nya gini, soalnya bikin kartu-kartunya enggak gampang tercecer. Sesekali kalau belajar sama anak di rumah ring-nya saya buka. Namun, kalau saya bawa keluar rumah, supaya anak-anak bisa belajar saat di perjalanan juga, ring ini tetap terpasang.

Kartu-kartu hitung ini halamannya bolak-balik. Halaman depan adalah soalnya, sedangkan halaman belakangnya merupakan jawabannya. Untuk lembar jawabannya dibikin dengan warna-warni yang menarik.

Tak hanya berisi soal dan jawaban, namun flashcard hitung ini juga memuat halaman judul yang bisa sekaligus diberi nama si anak. Ada juga halaman/ kartu motivasi yang sebenarnya berguna sebagai pembatas sampai mana anak menghafal angka-angka tersebut.

Kartu motivasi.

Kalimat motivasinya yang sederhana-sederhana aja, sih. Bukan yang menye-menye dan susah dipahami si kecil. Contohnya antara lain seperti:

Aku Menghormati Orang Tua.”

Aku Sayang Kakak.” Dll.

Hmmm, mungkin lebih mirip seperti pesan bijak, gitu, kali ya? Sehingga, walau judulnya si anak belajar Matematika, namun anak tetap diingatkan untuk sopan santun dan sayang anggota keluarganya.

Lalu, ada pula kartu yang diberi judul “halaman penghitungan waktu”. Terus terang ini saya belum pernah gunakan. Menurut petunjuk, kartu ini bisa dipakai untuk mencatat waktu yang dibutuhkan anak saat membaca seluruh kartu dalam setiap bundel. Kartu yang satu ini belum saya pakai, karena target saya saat ini bukan “cepet-cepetan”, melainkan anak “mengerti dan hafal” dahulu.

Kartu jackpot.

Terakhir adalah kartu jackpot. Kartu jackpot ini berupa gambar-gambar gitu, yang nanti bisa kita gunting sendiri. Gambar-gambarnya berupa makanan atau camilan dan minuman yang disukai oleh anak, seperti permen, es krim, donat, pizza, pancake, cake, dll. Fungsi kartu jackpot adalah untuk reward pada saat kita bermain games seru bersama anak memakai media flashcard hitung ini. Jadi, seolah-olah anak mendapatkan makanan atau minuman kesukaannya saat bermain/ belajar.

Cara bermain atau belajar Matematika dengan flashcard hitung

Lalu, gimana sih caranya bermain flashcard hitung ini?

Ini saya enggak terlalu saklek nurut lembar petunjuk penggunaannya yaaa. Saya pakai cara saya sendiri, hehe.

Kalau menurut lembar petunjuk, sebaiknya dimulai dari soal-soal yang gampang, seperti penjumlahan atau pengurangan. Namun, karena anak-anak saya udah waktunya belajar perkalian dan pembagian, saya agak skip yang penjumlahan dan pengurangan. Saat ini kami tengah fokus belajar perkalian. Untuk penjumlahan dan pengurangan biasanya saya kasi soalnya saat mereview ulang soal pelajaran penjumlahan dan pengurangan aja.

Saat belajar perkalian, pertama anak-anak saya minta membaca pertanyaan dan jawaban (yang berupa angka-angka) dari kartu. Saat membacakan angka-angka tersebut usahakan untuk disuarakan dengan nyaring ya. Sama seperti membaca nyaring, tujuan berhitung nyaring supaya anak lebih mudah memahami hitung-hitungannya itu secara utuh.

Trus, karena bundelan-nya banyak, usahakan untuk enggak terlalu terburu-buru yaaa. Santai aja belajarnya, yang penting anak happy.

Kemudian, saat anak udah mulai familiar atau hafal dikit-dikit dengan “bacaan angka-angkanya”, kita bisa minta anak menghafalkannya. Trus, yawda, mari kita ajak main tebak-tebakan angka-angka aja. Diulang-ulang terus aja, sampai hafal. Bisa dengan flashcard yang ring-nya sudah dicopot atau masih terpasang.

Agar lebih seru biasanya saya pakai sistem poin. Kebetulan anak saya dua dan tingkatan kelasnya cuma selisih setahun, jadi keduanya sering saya ajak main semacam kuis gitu. Nanti yang bisa menebak dengan betul dikasi poin 100. Lalu, pemenangnya bisa mendapatkan reward yang saya ambil dari kartu jackpot tadi.

Kadang reward-nya juga berupa si anak bebas dari tugas mencuci peralatan makannya setelah makan atau dapat tambahan sekian menit buat main handpohine, hehe. Apa aja deh, pokoknya bisa bikin si anak semangat untuk belajar berhitung, khususnya tentang perkalian dan pembagian.

Jangan lupa pula untuk meminta anak membaca kartu motivasi, sambil sesekali kita jelaskan mengapa kartu motivasinya berbunyi seperti itu, agar anak gampang memahaminya. Momen ini juga bisa kita manfaatkan untuk mengajak si anak berdiskusi supaya bisa melatih daya nalarnya. Jadi, belajar menghitung oke, belajar berpikir juga dapeeett.

Yeeess, itulah pengalaman saya mengajari anak-anak berhitung, khususnya perkalian,menggunakan flashcard hitung. Semoga cerita ini bisa menginspirasi para ortu yang tengah mengajari anak-anaknya berhitung juga yaaa. Semangaaatt!

April Hamsa