Moms dads, siapa yang sudah punya anak usia remaja, SMP-SMA gitu? Sini-sini merapat, karena kali ini saya ingin berbagi informasi mengenai program edukasi gizi dan kesehatan untuk remaja. Program GESID, namanya.
“Seperti apa sebenarnya program GESID itu?” Penasaran? 🙂
Yang pasti, program ini menyasar remaja, khususnya remaja putri, dengan tujuan jangka panjang untuk menciptakan generasi Indonesia yang lebih unggul di masa mendatang.
Masa remaja, kesempatan kedua bagi anak untuk bertumbuh
BTW, ngobrolin soal “usia remaja”, dahulu saya kira kalau anak beranjak remaja tuh kita bisa agak legaan, soalnya kan udah enggak perlu nyuapin, nyebokin, nina bobokin, dll. Hahaha, ternyata saya keliru. Justru ketika anak sudah memasuki usia remaja, orang tua harus menyiapkan mental dan tenaga lebih untuk mendidik anak-anak.
Saya memang belum memiliki anak usia remaja sih, namun denger-denger cerita dari kenalan yang anaknya remaja, katanya begitu. Ada aja konfliknya. Sepertinya para remaja ini sedang asyik-asyiknya mencari jati diri yaaa 😀 .
Webinar dan launching program GESID.
Itu problem dari sisi emosi/ kejiwaan, sedangkan dari segi fisik ternyata ada data (Riskesdas, 2018) yang cukup mengejutkan yakni ternyata 1 dari 4 remaja mengalami stunting. Tak hanya itu 1 dari 7 remaja ternyata mengalami problem kelebihan berat badan.
- Masalah seperti itu disebabkan karena beberapa faktor seperti:
- Banyak remaja enggan sarapan, khawatir gemuk (65% tidak sarapan, 35% sarapan dengan sarapan tidak bergizi.
- 20% anak sekolah memiliki kebiasaan makan kurang dari 3 kali sehari.
- 98% tidak mengkonsumsi tablet penambah darah.
- 97% kurang konsumsi sayur dan buah. Anak-anak remaja ternyata suka mengkonsumsi makanan manis, asin, makanan berpenyedap yang kadarnya berlebihan, dan makanan instan.
- 57% kurang aktivitas fisik.
- 45% tidak cuci tangan dengan benar (Riskesdas 2018).
Dengan kondisi yang seperti itu, tak heran anak remaja mengalami anemia, malnutrisi, stunting, dan problem kesehatan fisik lainnya. Di masa mendatang, problem seperti stunting aja, misalnya, memiliki banyak dampak negatif, seperti
- Performa di sekolah yang buruk.
- Pendapatan saat dewasa lebih sedikit.
- Ancaman terhadap penyakit kritis.
FYI, kabar buruk juga, saat ini Indonesia angka stunting-nya masih tinggi. Peringkat 5 di dunia. Huhuhu, sebuah prestasi yang tidak membanggakan, tentu aja yaaa.
Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan otak remaja. Hal yang paling dikhawatirkan adalah pertumbuhan dan perkembangannya nanti kurang optimal ketika menjadi manusia dewasa.
Belum lagi masalah sosial seperti problem body image remaja, di mana anak-anak ini ingin memiliki postur tubuh sebagus aktris/ aktor idola mereka. Akibatnya mereka diet sembarangan. Lalu, problem lain seperti 4% menikah ketika usia 15-24 tahun dan kemudian hamil pada usia yang sangat muda 🙁 .
Bagaimana kelak anak remaja bisa menjadi generasi penerus bangsa yang lebih unggul jika masalah-masalah seperti ini masih banyak terjadi?
Hal yang lebih parah adalah problem tersebut tak hanya mempengaruhi diri remaja sendiri dan keluarganya, melainkan bisa membawa kerugian juga bagi negara ini. Padahal prediksi tahun 2030 penduduk usia produktif akan mencapai 70%. Jika kualitas hidup remaja tak bagus di masa sekarang, khawatirnya pada masa itu mereka hanya akan jadi beban negara.
Danone Indonesia dan FEMA IFB luncurkan program GESID
Berangkat dari latar belakang yang demikian, maka Danone Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) menginisiasi sebuah program edukasi gizi dan kesehatan remaja . Program ini diberi nama Generasi Sehat Indonesia atau yang disingkat dengan GESID itu tadi.
Program GESID ini diumumkan oleh Danone Indonesia tanggal 14 Desember lalu melalui webinar yang diselenggarakan di YouTube channel Nutrisi Bangsa. Kalau teman-teman terlewat bisa menonton video ini ya:
Kalau mau tahu ringkasannya, bisa lanjut baca postingan saya ini 🙂 .
Sebelum webinar kemarin, sebenarnya pada saat merumuskan program GESID ini Danone dan FEMA IPD mengadakan beberapa kali focus group discussion (FGD) serta lokakarya dengan melibatkan para pakar dari BKKBN, kementerian terkait, Forum Anak DKI, juga guru-guru dan murid-murid dari beberapa SMP dan SMA. Setelah beberapa kali diskusi, kemudian materin disusun dalam sebuah buku panduan dan media interaktif lainnya.
Materi edukasi GESID.
Tujuan disusunnya buku panduan dan media interaktif ini adalah supaya:
- Edukasi gizi dan kesehatan pada remaja lebih terarah dan sesuai dengan bahasa remaja.
- Agar remaja mudah paham, tidak bosan dan bisa mengembangkan lebih jauh.
- Agar remaja bisa mengedukasi dengan baik dan benar.
Buku panduan GESID ini sudah diuji keterbacaan juga di 10 SMA dengan 20 guru pendamping dan 60 siswa yang diangkat menjadi duta GESID.
Modul interaktif untuk edukasi anak tentang kesehatan.
Tugas para guru adalah memberikan pendampingan kepada siswa untuk memahami program GESID. Sedangkan, para anak remaja duta GESID memiliki “tugas” melakukan edukasi kepada teman-teman sekolahnya dengan memanfaatkan platform media sosial.
Selain buku panduan, GESID juga menyediakan modul-modul interaktif supaya remaja mudah memahaminya. Contohnya beberapa waktu lalu diberikan edukasi tentang melalu zoom meeting yang diikuti oleh guru dan siswa SMA.
Anak-anak menyebarkan edukasi GESID via media sosial.
Kemudian, apa sih yang diajarkan ke remaja melalui GESID ini?
Nah, buku panduan maupun materi-materi GESID ini pada intinya mengajak para remaja bertanggungjawab atas diri mereka sendiri, sesuai dengan tiga pilar berikut:
-
Aku Peduli
Pilar ini berusaha membantu supaya remaja dapat mengenali tubuhnya, mereka bisa mengenali ciri-ciri pubertas, mampu merawat kesehatan reproduksi, paham bagaimana kondisi kesehatan remaja, dan juga mampu memahami tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Harapan jangka panjangnya adalah di masa mendatang, pada saat mereka tumbuh dewasa dan menjadi orang tua, mereka juga bisa melahirkan generasi anak-anak yang sehat. Khususnya untuk remaja putri, ya.
-
Aku Sehat
Pilar ini berusaha memberikan pemahaman mengenai bagaimana peranan gizi dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup remaja. Remaja diajak untuk mencermati permasalahan gizi yang banyak terjadi pada remaja, supaya dapat mengatasinya, serta diberi pengetahuan tentang kebutuhan gizi mereka. Terutama yang berhubungan dengan pedoman gizi “isi piringku”.
“Isi Piringku” salah satu yang wajib diketahui oleh remaja.
-
Aku Bertanggungjawab
Seperti yang saya singgung tadi, masa remaja adalah masa mencari jati diri, maka dengan pilar ini diharapkan dapat mengajak remaja memahami permasalahn sosial seperti pernikahan dini dan dampaknya yang panjang di masa mendatang. Pilar ini akan membantu para remaja dalam hal pendidikan karakter, sehingga dapat membangun karakter yang positif.
Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, Msi, Ketua Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB mengatakan kerjasama ini akan membuat peran remaja makin menonjol. Remaja sebagai penerima program akan saling mengedukasi. Hal paling penting mereka tak hanya mengedukasi lingkungannya, namun juga dapat mengaplikasikan untuk kehidupannya sendiri.
Pelatihan GESID via online.
Sedangkan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dalam kesempatan webinar itu diwakili oleh drg. Kartini Rustandi, M.Kes menyatakan program GESID ini dapat membantu mewujdukan generasi bangsa yang lebih baik di masa mendatang, karena salah satu dari kunci sukses perbaikan gizi remaja adalah dengan adanya dukungan lintas sektor.
Nah, jadi begitulah teman-teman, khususnya orang tua yang memiliki anak usia SMP-SMA, coba deh ditanyakan ke sekolah anak-anaknya, apakah sudah mengenal program GESID ini atau belum? Soalnya sayang banget, edukasi semacam ini sangat dibutuhkan oleh anak-anak kita supaya kondisi pertumbuhan dan perkembangan mereka dapat lebih optimal. Informasi lebih lengkap bisa membacanya langsung di media sosial @nutrisibangsa .
April Hamsa
Modul ini cocok banget nih membantu orang tua
Ketika masih anak-anak, orang tua lebih capek ke fisik. Sedangkan ketika anak mulai remaja, mental orang tua yang mulai jumpalitan. Saya sedang di fase memiliki anak remaja hahaha.
Urusan makan harus dibiasakan disiplin sejak dini. Setidaknya kalau pun nanti saat remaja ada masalah pada kebiasaan makan, gak rumit-rumit amat. Karena mereka udah terbiasa disiplin
Bagus sekali ini program GESID. Selama ini banyak program yang berkaitan dengan perkembangan anak anak saja. Akhirnya ada program khusus anak SMA, menarik sekali materinya. Alhamdulillah aku punya bukunya, lumayan banget buat bekal nanti
Anak-anak remaja zaman now punya gaya hidup yang kekinian kalo soal makanan. Mereka sudah punya mau, terkadng ga mau makan masakan mamanya, tapi seringnya sih mau lah hehehe. Kalau di mall kepengen nyoba menu2 terbaru, yang lagi hits dll. Tapi kalau anakku Rafa sih ga ada diet2an tuh, masih biasa aja. Program GESID ini bagus sekali ya kita jadi bisa pantau kayak gimana gizi dan kesehatan remaja yang ideal.
Wahhh akhirnyaaaa ada edukasi yg komprehensif utk gizi dan kesehatan remajaaa
Nih anakku kudu menyimak, euy.
Maklum, remaja jaman now, syusyahhh kalo diajak makan menu yg sehat dan bernutrisi baik
Semoga dengan adanya program GESID dengan tiga pilarnya yang tepat sasaran bisa membantu para anak muda yaaah.
Mulai dari peduli, sehat dan bertanggung jawab memang cakupan yang pas banget sih
anak baru usia pra-remaja, untuk aja pas ngeklik blog kamu mba, jadi paham deh tentang gizi dan kesehatan remaja. Keren nih program GESID
Saya juga belum punya anak remaja, tapi sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi fase itu. Dengar dari orang-orang juga fase ini melelahkan secara mental ya. Syukurlah kalau sekarang ada program GESID yang bisa membantu orang tua dan sekolah untuk menghadapi remaja
edukasi seperti ini harus merata nih di informasikan ke anak-anak sekolah, jadi anak-anak sejak dini sudah care dan bertanggungjawab dengan kesehatan mereka khususnya
sejak awal kita harus mengajarkan makanan yang sehat pada anak – anak dan remaja agar sudah terbiasa sejak kecil yaa
Anakku masih SD kak April, boleh ikutan merapat juga gak? Wakakaka… Ini bisa jadi pembekalanku nih jika nanti anakku sudah remaja, karena biasanya anak kalau sudah remaja tuh justru makannya suka suka-suka aja.
Program GESID ini keren banget sih Mbak. Walaupun aku belum punya anak remaja tapi apa yang disampaikan dalam program GESID ini bisa aku teruskan ke ibuku soalnya adekku masih remaja gitu yang lagi sibuk cari jati diri sampe malas sarapan pagi. Hehe
Semoga kedepannya remaja kita peduli dengan gizi yang masuk ke dalam tubuhnya demi kehidupan selanjutnya ya Mbak.
Bagus banget ini programnya Danone dan FEMA IPB. Saya baru tahu ada jurusan ekologi manusia, penasaran ini fakultas fokus mempelajari apa ya.
Sedih ya, indonesia masih masuk peringkat 5 stunting di dunia. Semoga di tahun-tahun mendatang peringkatnya makin turun ya
Anak remaja memang selama ini terkesan kurang terperhatikan ya mba. Tapi senangnya ada edukasi kesehatan seperti ini
Wah remaja ternyata juga bisa kena anemia ya. Penting banget dong ya ngenalin nutris sejak dini sama anak-anak.
Susahnya punya anak remaja sekarang itu masih saja nggak mau makan sayur meski berkali-kali dibilangin. Perlu effort yang luar biasa untuk membujuknya.
Dari acara GESID ini saya jadi tahu, ternyata stunting gak hanya dialami oleh balita tetapi remaja juga bisa terkena stunting. Jadi PR buat saya untuk memenuhi nutrisi anak remaja di rumah
kalau membaca info begini, suka nyesel kenapa hal beginian gak ada dari jamanaku remaja yak, karena aku merasa kalau aku tu ga maksimal tumbuhnya, terutama terlihat dari tinggi badan haha
tapi paling tidak sekarang info atau pengetatahuan ini penting untuk aku terapkan ke anak ku, biar maksimal pertumbuhannya
program GESID dari DANONE ini lengkap ya mbak, tidak hanya mengedukasi remaja tentang kesehatan tapi juga permasalahan sosial disekitarnya,pernikahan dini contohnya
program yg sangat bermanfaat, salut buat Danone
Keren banget ini ya program Gesit semoga permasalahan sosial di sekitar kita akan terbantu
iya ya mba, kalau ngomong dengan anak remaja harus dapat banget ya feelnya, mengerti dan mengggunakan bahhasa mereka, apalagi soal urusan kesehatan seperti ini ya. Anak-anak ga lama lagi masuk fase ini dan harus belajar banget nih dari sekarang..
hmmm, iiya ya mba, kalau ngomong dengan anak remaja harus dapat banget ya feelnya, mengerti dan mengggunakan bahhasa mereka, apalagi soal urusan kesehatan seperti ini ya. Anak-anak ga lama lagi masuk fase ini dan harus belajar banget nih dari sekarang..
Bener banget,
yang terbayang dengan anak remaja adalah semuanya sudah mandiri.
Ini pentingnya edukasi kepada orangtua yaa…agar mempersiapkan asupa gizi juga pengetahuan pra-remaja yang tepat.
Nah kemaren pas aku dengerin ada peluncuran program gesid juga. dukung banget ini programnya
senang rasanya banyak yang peduli dengan nutrisi anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa ya mak
Keren banget, dulu zaman saya remaja enggak ada yang kaya gini… Semoga remaja Indonesia bisa menjadi generasi penerus bangsa yang lebih baik…
Ntar kalau pas anak wedok pulang dari pondok kukenalin dengan si GESID ini biar paham tentang kecukupan gizi. Alhamdulillah meskipun menjalani masa remaja tidak di bawah pengawasan ibunya, anakku tetap tumbuh tinggi, besar, kuat dan sehat. Maeme akeeehh ning pondok. :))
anak saya masih 6 tahun.. mudah2an Gesid masih ada kalau anak saya sudah beranjak remaja.. berguna banget soalnya