Hollaaa, masih ingat enggak postingan saya tentang naik kapal  Melaka River Cruise beberapa waktu lalu? Di postingan itu saya cerita kalau saya ke sananya cuma jalan kaki aja dari hotel tempat saya menginap, karena jaraknya cuma sekitar 10 menitan. Nah, hotel tempat saya menginap di Melaka waktu itu namanya adalah Hotel Hatten atau orang sana nyebutnya Hatten Hotel Melaka. Kali ini, saya mau cerita mengenai hotel ini. Barangkali ada yang mau ke Melaka Malaysia dalam waktu dekat dan butuh infonya 😀 .

Hatten Hotel Melaka dari seberang jalan.

FYI, selain dekat dengan lokasi/ ikon wisata yang populer di Melaka, Hatten Hotel ini juga dekat dengan pusat perbelanjaan dan RS Mahkota (waktu itu salah satu agenda saya adalah mengunjungi rumah sakit ini). Bisa dibilang kalau hotel ini terletak di jantung kotanya Melaka, sehingga menurut saya sangat recommended untuk menginap di sini.

Area resepsionis hotel.

Hotel yang terletak di Jl. Merdeka ini berada di jalan raya yang cukup ramai dilalui oleh kendaraan. Kalau dilihat dari trotoar seberang hotel, bangunan Hatten Hotel ini tampak besar dan mewah.

Baca juga: Pengalaman Menginap di Hotel Trove Johor Bahru Malaysia 

Belakangan saya mengetahui bahwa selain menyediakan kamar untuk menginap, Hatten Hotel ini juga menyediakan kolam renang dewasa dan anak, kamar uap/ sauna, pusat kebugaran, massage spa, salon, toserba, dll. Emang kayaknya hotelnya luas banget, sih.

Lobi hotel yang lega.

Hanya saja, saat saya menginap di sana, saya enggak sempat berkeliling hotel, karena baru sampai malam malam. Itu pun setelah naruh barang, saya rekreasi ke Melaka River Cruise. Sepulangnya dari sana, langsung blek, bobo, karena kelelahan seharian keliling.

Saya cuma sempat berada di area lobinya yang luas di hari pertama itu. Di lobi Hatten Hotel, kalau enggak keliru, terdapat replika Sungai Melaka dan miniatur hotel yang ukurannya cukup besar dari kebanyakan miniatur. Selain itu, terdapat beberapa kursi dan meja yang disediakan di area lobi. Ornamen atau hiasan di lobi, khususnya di langit-langit, tampak menawan berpadu dengan pencahayaan yang cukup soft.

Saya sempat menitipkan koper dan tas saya di resepsionis, karena niatnya masuk kamar setelah menyambangi Melaka River Cruise. Soalnya, kalau udah ketemu bed, khawatirnya saya malas keluar-keluar lagi haha.

Petugas resepsionisnya sangat ramah. Mengetahui saya dari Indonesia, petugasnya memakai Bahasa Melayu yang cukup saya pahami.

Masuk kamar langsung ketemu area tempat duduk, pantry, dan pintu masuk ke kamar mandi.

FYI, waktu itu saya menginap di kamar tipe Suite Studio Twin dengan ukuran kamar yang cukup luas, yakni 30 m2. Tata ruang di kamar hotel ini ada area tempat duduk (semacam ruang tamu kecil gitu), area kamar dengan dua tempat tidur masing-masing berukuran single, dan kamar mandi. Jadi, mirip-mirip apartemen satu bed room gitu, cuma bedanya di kamar hotel enggak ada dapurnya.



Area tempat duduk.

Namun, ada semacam mini pantry gitu yang terletak di samping pintu masuk kamar. Pantry ini dilengkap dengan lemari atas bawah dan menyediakan perlengkapan untuk membuat kopi atau teh, seperti teko elektronik, mug, sendok, teh dan kopi sachetan, air mineral, gula, dll. Trus, kalau saya enggak keliru, terdapat kulkas mini di lemari bagian bawah.

Pantry.

Begitu masuk kamar hotel, selain pantry tadi, tamu enggak akan ketemu bed, melainkan memasuki area tempat duduk dulu. Antara area kamar tidur dan tempat duduk dipisahkan dengan dinding kaca.

Area tempat duduk dan kamar dipisahkan penyekat kaca.

Terdapat televisi, sofa, coffee table, dan standing lamp yang cukup terang di area tempat duduk. Lantainya berupa karpet berwarna cokelat. Karpet yang sama juga dipasang di area kamar tidur.

Secara umum, menurut saya interior kamarnya perpaduan antara klasik dan modern. Kamarnya memiliki jendela besar dengan tirai kedap cahaya. Denger-denger ada berbagai pilihan pemandangan dari jendela kamar. Ada yang menghadap laut (sepertinya Selat Melaka ya), ada pula yang berupa pemandangan kota. Waktu itu kayaknya saya dapat view Kota Melaka.

Ketika pertama kali memasuki kamar, di atas coffee table yang saya sebut tadi ada semacam welcome snack dan surat ucapan selamat datang dari hotel. Uniknya, welcome snack-nya tuh bukan kue-kue manis, melainkan buah-buahan. Waktu itu saya diberi satu buah jeruk dan dua buah apel berwarna hijau dan merah. Sehat juga ya, welcome food-nya? Hehehe.

Welcome snack dari Hatten Hotel.

Kalau fasilitas yang ada di dalam area kamar tidurnya seperti yang saya sebut tadi, ada dua bed, karena saya sekamar dengan seorang teman. Lalu, ada meja yang cukup besar dengan cermin dan televisi yang sepertinya berukuran lebih kecil dari yang berada di ruang duduk digantung di dindingnya. Eh, atau ukurannya sama ya, cuma karena jarak televisi ke sofa lebih pendek jadi televisi yang di area duduk lebih gedhe? Tau deh, lupa, hahaha 😛 .

Suasana area kamar.

Iyes, jadi di dalam satu kamar ada dua televisi. Jadinya enggak rebutan kalau saya beda selera tontonan dengan teman sekamar saya 😀 . Namun, apa daya, saking capeknya hari itu, baik saya maupun teman saya itu enggak sempat nonton televisi. Langsung bobo ajaaa 😀 .

Eh, tapi sebelumnya ya wajib mandi dulu, donk. Kan, abis dari mana-mana. Kamar mandi di kamar Hatten Hotel ini juga unik, karena pintunya ada dua. Pintu pertama ada di dekat pantry yang saya ceritakan tadi, sedangkan pintu kedua ada di area kamar.

Dari pintu pertama, kalau masuk ke kamar mandi, tamu akan langsung ketemu cermin dan wastafel. Untuk area bilasnya ada di bagian samping kanan pintu. Kalau toiletnya, berupa toilet duduk, lokasinya dekat pintu yang langsung terhubung ke area kamar.

Kamar mandi dan toilet yang memiliki dua pintu.

Kamar mandinya sebenarnya memanjang, namun karena sepanjang salah satu dinding ada cermin, membuatnya jadi terlihat lebih luas. Untuk produk-produk perlengkapan mandi yang disediakan sepertinya sama seperti beberapa hotel lain ya, ada sabun, shampoo, pasta dan sikat gigi. Tersedia pula jarum jahit, hair dryer, dan telepon di kamar mandi.

Di sebelah pintu kamar mandi yang menuju ke kamar ada lemari untuk menaruh pakaian. Di dalamnya tersedia brankas kecil juga. Cuma, sepertinya engak terlalu saya manfaatkan, karena enggak lama saya berada di kamar itu. Numpang bobo doank, soalnya.

Lemari yang  terletak di depan pintu kamar dan di samping pintu kamar mandi.

Begitu pula dengan fasilitas WiFi di kamar yang cukup lancar, udah tak terlalu memanfaatkannya, karena saya waktu itu bawa modem dari Indonesia, hehe. Cuma ngasi tau aja sih, kalau enggak bawa modem sendiri, WiFi di Hatten Hotel cukup OK dan stabil.

Keesokan harinya, saya bangun pagi-pagi sekali, mampir restoran hotel aja untuk sarapan. Namun, saya juga lupa waktu itu restorannya kayak gimana. Seingat saya ruangannya luas tetapi meja dan kursi makannya cukup banyak, sehingga terlihat full gitu restonya. Jarak antar meja dengan meja lainnya enggak seberapa lega.

Untuk makanannya sih, mereka mengklaim semua makanan yang tersedia di Hatten Hotel adalah makanan halal. Makanannya cukup bervariasi ada menu lokal (yaaa mirip-mirip masakan Indonesia) dan menu western (seperti roti-rotian, egg, sosis, dll). Seingat saya masakannya cocok di lidah saya (ya iyalaaahh, masih serumpun), enak wes pokoke hahaha 😛 .

Sarapan teman saya.

Sarapan saya.

Yaaa, jadi begitu ya teman-teman, cerita atau pengalaman saya menginap di Hatten Hotel Melaka kala itu. Nyaman banget deh, hotelnya. Untuk rate, saya sempat iseng cek di OTA, untuk kamar tipe Suite Studio Twin rate normalnya 2 jutaan Rupiah tetapi katanya sih ada promo/ diskon jadi sejutaan aja per-malam.

Buat teman-teman yang sedang (berencana) bepergian ke Melaka dan tertarik menginap di Hatten Hotel, alamatnya di sini ya:

Semoga postingan tentang Hatten Hotel Melaka Malaysia ini bermanfaat 😀 .

April Hamsa