Teman-teman, bulan depan insyaAllah aku mau ke Yogya, ada yang punya rekomendasi hotel budget tapi yang ngaman buat keluarga enggak ya?” Tanya saya suatu hari di WhatsApp Group komunitas. “Nginep di Hotel Airy aja!” Saran seorang teman menanggapi pertanyaan saya. “Oh iya ya, Hotel Airy, rate-nya lumayan terjangkau lha buatku yang budget liburannya pas-pas’an,” pikir saya setelah membaca tanggapan dari teman saya itu.

Saya tahu pasti soalnya pernah satu kali menginap di salah satu Hotel Airy di dekat Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Waktu itu, saya harus naik kereta ke Bandung pagi-pagi, bawa anak-anak. Daripada berangkat dini hari, jauh-jauh dari rumah saya di Kabupaten Bogor ke stasiun, ya mendingan saya buka kamar saja di hotel dekat stasiun. Namun, kalau ke luar kota, jujur, saya belum pernah mencoba menginap di Hotel Airy. Maka, sepertinya, saran teman saya tadi patut saya coba.

Siapa yang pernah menginap di Hotel Airy?

Yeah, zaman sekarang kayaknya makin banyak traveler BPJS alias “Budget Pas-pas’an Jiwa Sosialita” seperti saya. Maunya melipir liburan ke luar kota, ke mana gituuu, biar enggak di rumah melulu. Namun, suka galau mengenai penginapan. Maklum, yang namanya penginapan itu memakan anggaran yang cukup besar juga pada saat traveling. Apalagi kalau bawa anak-anak. Harus mempertimbangkan pula dari sisi kenyamanan.

Untungnya, memang saat ini sudah ada hotel budget yang kualitasnya cukup baik, seperti hotel-hotel yang ada di jaringan Airy. Oh iya, buat teman-teman yang belum tahu tentang Airy, FYI, Airy itu semacam jaringan hotel-hotel gitu yang menyediakan standar kenyamanan yang sama di semua hotelnya. Biasanya, hotel yang masuk jaringan Airy adalah hotel-hotel budget, bahkan hotel sekelas melati. Namun, karena Airy mengelolanya dengan cara yang berbeda, hotel-hotel tersebut kini jadi naik kelas, khususnya dalam hal standar kualitasnya.

Kok bisa?” Penasaran?

Airy menerapkan teknologi digital untuk pemasaran hotel jaringannya

Jawabannya, ternyata Airy sudah menggunakan Teknologi 4.0 untuk membantu hotel-hotel jaringannya memasarkan kamar. Saya mengetahuinya dari acara diskusi publik bertajuk “Memajukan Perhotelan di Era Digital untuk Pemberdayaan Ekonomi Daerah” yang diselenggarakan oleh Airy dan perusahaan media online dan riset di bidang ekonomi dan bisnis, Katadata.

Dalam diskusi publik yang diselenggarakan di Balai Kartini pada tanggal 3 Juli kemarin itu, ada beberapa narasumber yang dihadirkan, yakni:

  • Bapak Khairul Anwar, Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan.
  • Bapak Agus Setiawan dari Kementerian Pariwisata.
  • Bapak Sukiyo dari Bina Standarisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan.
  • Bapak Viko Gara, VP Commercial Airy.
  • Ibu Stevanny Limuria, Deputy Head of Research and Analysis Katadata.

Sebelum acara diskusi publik dimulai Ibu Stevanny Limuria dari Katadata membeberkan data bahwa saat ini makin banyak traveler yang menggunakan saluran daring untuk merencanakan perjalanan mereka. Salah satu pemesanan terbanyak, selain tiket pesawat, adalah penginapan/ hotel.

Suasana diskusi publik bertajuk “Memajukan Perhotelan di Era Digital untuk Pemberdayaan Ekonomi Daerah”.

Data Katadata juga menunjukkan beberapa alasan mengapa orang lebih suka memesan hotel secara online, yakni antara lain:

  • Lebih mudah, enggak ribet.
  • Pembayaran bisa dilakukan melalui transfer bank.
  • Banyak pilihan hotel dengan rate yang enggak terlalu tinggi, namun standar kenyamanannya cukup baik.

Terkhusus tentang Airy, Katadata mengatakan bahwa Airy telah memilki aplikasi ponsel yang juga memudahkan konsumen se-Indonesia menjangkau hotel budget yang mereka kelola. Data dari Katadata menunjukkan bahwa saat ini Airy adalah jaringan hotel budget lokal yang terbesar di Indonesia. Ada sekitar 1000+ properti dan 16.000+ kamar Airy tersebar di seluruh Indonesia. Wah, jadi kalau ke mana-mana dengan anggaran penginapan yang terbatas kita bisa memanfaatkan Airy ya, teman-teman?

Lebih lanjut, Katadata juga menunjukkan mengenai penerapan Teknologi 4.0 pada Airy yang ada pada:

  • Airy Ease: Suatu sistem manajemen digital Airy yang bisa menghemat 1,5 jam waktu kerja per hari.
  • Airy Aura: Kios check in mandiri yang memungkinkan pelanggan 4 kali lebih cepat saat melakukan check in.

Para Narasumber berfoto bersama usai acara.

Kesimpulannya, data dari Katadata menunjukkan bahwa teknologi yang dimiliki Airy tersebut pada akhirnya selain menguntungkan pelanggan seperti saya dan teman-teman semua, juga mampu meningkatkan kamar hotel mitra hingga 60-70%. Dengan meningkatnya permintaan kamar, maka mitra Airy pun juga membutuhkan tenaga kerja yang andal untuk melayani konsumen.

Penyerapan tenaga kerja ini mendapatkan sambutan positif, baik dari Kementerian Ketenagakerjaan maupun Kementerian Pariwisata. Bapak Agus Setiawan dari Kementerian Pariwisata mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah giat memperkenalkan kawasan wisata baru. Tentu saja kawasan wisata itu perlu ditunjang dengan keberadaan hotel untuk turis menginap. Kehadiran Airy bisa memenuhi kebutuhan itu.

Kemudian, melanjutkan hasil penelitian Katadata, Ibu Stevanny Limuria mengatakan bahwa jaringan hotel seperti Airy punya kemampuan sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah. Apalagi menurutnya, Airy memiliki keunggulan, yakni dalam hal pemberdayaan. Maksudnya, Airy enggak cuma berdiam diri saja membiarkan mitra hotelnya mendidik sendiri tenaga kerjanya, namun juga melakukan pemberdayaan.

Airy ini enggak hanya smart teknologi namun juga melakukan pemberdayaan,” kata Ibu Stevanny Limuria.

Airy Community untuk standar kualitas pelayanan yang sama

Pemberdayaan Airy dilakukan melalui Airy Community yang disambut baik keberadaannya oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Apalagi, menurut Bapak Khairul Anwar, selama ini Kementerian Ketenagakerjaan punya PR yakni bagaimana caranya supaya banyak tenaga kerja terserap masuk ke pasar kerja.

Salah satu langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan adalah menggandeng perusahaan swasta untuk menetapkan standar kompetensi. Salah satunya di bidang industri perhotelan ini. Kementerian Ketenagakerjaan juga memiliki Balai Latihan Kerja yang punya pelatihan mengenai pariwisata dan perhotelan, yakni di Medan dan Bekasi.

Kami terbuka untuk bekerjasama karena enggak ada SDM pelatih jadi kami kerjasama dengan industrinya langsung,” jelas Bapak Sukiyo.

Di bidang perhotelan sendiri, menurut Bapak Viko Gara dari Airy, pada beberapa mitra hotel jaringan Airy, masih banyak tenaga kerja yang sebenarnya bukan lulusan sekolah perhotelan. Akibatnya ada beberapa hotel yang pelayanannya jadi kurang memuaskan. Itulah salah satu hal yang juga melatarbelakangi Airy membentuk Airy Community.

Melalui Airy Community ini, Airy membekali para tenaga kerja mitra hotel Airy dengen beberapa pengetahuan seperti:

  • Basic Hospitality
  • Product Knowledge
  • Basic Front Office
  • Basic Housekeeping.

Dengan demikian, diharapkan semua tenaga kerja di mitra hotel air akan memiliki pemahaman dan pengetahuan dasar yang sama tentang perhotelan khususnya dalam kualitas pelayanannya. Airy Community yang sudah berjalan sejak tahun kemarin itu, saat ini menargetkan 4.000 orang peserta di 13 kota dimana mitra hotel Airy tersebar.

Nah, itulah teman-teman rangkuman dari diskusi publik mengenai perhotelan di era teknologu digital yang saya datangi tersebut. Semoga bisa dipahami yaaa.

Pendapat saya tentang jaringan hotel budget seperti Airy

Terus terang, diskusi publik tersebut membuka mata saya bahwa dewasa ini, sepertinya kebutuhan traveling makin meningkat. Dengan makin banyaknya orang yang melakukan perjalanan, maka hal tersebut menajdi angin segar buat industri perhotelan. Sayangnya, memang ada masalah yang dihadapi, yakni masih banyak pengelola dan tenaga kerja hotel, khususnya di daerah, yang minim pengetahuan tentang cara mengelola hotel.

Namun, apabila ada sebuah jaringan hotel, khususnya untuk hotel budget seperti Airy, sepertinya masalah yang saya sebut di atas bisa diatasi. Apalagi, jika jaringan hotel budget itu memiliki kegiatan pemberdayaan/ pelatihan seperti Airy Community. Kegiatan pemberdayaan/ pelatihan seperti Airy Community membawa hotel-hotel di jaringan Airy menjadi hotel dengan standar kualitas pelayanan yang sama.

Airy memberikan penghargaan untuk mitranya yang berhasil berkembang pesat.

Satu hal yang paling saya ingat tuh kalau menginap di Airy kita akan dapat pouch berisi perlengkapan mandi, serta camilan dan air mineral. Saat saya bandingkan ke beberapa teman saya yang pernah pula memakai Hotel Airy, mereka juga mengatakan hal yang sama. Artinya memang ada standar pelayanan dan hal tersebut menurut saya membuat mitra jaringan hotel Airy seperti naik kelas. Dari yang kemungkinan besar, dulu tidak menyediakan complementary hotel untuk pelanggan, kini berubah menjadi lebih baik. Hal demikian sekaligus menjadi branding bagi Airy yang diingat oleh pelanggannya menyediakan “oleh-oleh” saat kita menginap.

Sedangkan, untuk teknologi digital atau aplikasi milik Airy menurut saya juga sangat mudah digunakan. Apalagi, Airy juga sepertinya rajin memberikan voucher-voucher diskon untuk menginap di hotel jaringannya. Tentu saja, hal ini juga makin mendorong orang untuk melakukan perjalanan/ traveling, khususnya mengunjungi daerah-daerah baru.

Sehingga kalau saya simpulkan, berikut adalah hal-hal positif dari kehadiran Airy untuk:

Pelanggan:

  • Memiliki motivasi untuk traveling, khususnya ke daerah-daerah di seluruh Indonesia.
  • Bisa menginap di hotel dengan rate rendah, namun mendapat pelayanan berkualitas.

Mitra hotel:

  • Upgrade hotel lama menjadi lebih berkelas.
  • Mendapat pengetahuan tentang bagaimana pelayanan hotel yang profesional.

Daerah:

  • Membuka hotel-hotel baru.
  • Menyerap tenaga kerja baru.
  • Mendatangkan pendapatan daerah.

Kalau menurut teman-teman bagaimana? Apakah sependapat dengan saya atau punya pendapat lain tentang jaringan hotel seperti  Airy ini? Yuk, sharing di postingan ini 🙂 .

April Hamsa