“Menginap di Hotel Riche Malang.” Itu jawaban saya buat beberapa teman dan followers (ciyeee followers 😛 ) saya di medsos yang bertanya, “Sewaktu liburan ke Malang kemarin nginepnya di hotel mana?” Xixixi, yup teman-teman, jadi waktu ke Malang sekitar dua-tiga mingguan lalu, saya sekeluarga menginap di hotel yang punya nama resmi Riche Heritage Hotel itu.
Waktu liburan ke Malang kemarin saya dan keluarga nginepnya di Hotel Riche Malang.
“Tahu Hotel Riche dari mana?”
“Mengapa milih nginep di Hotel Riche? Fasilitasnya apa aja dan deket mana aja? Deket enggak dari bandara atau stasiun atau lokasi wisata A, B, C, dll?”
Pengen tahu? 😀
Well, sebelumya, saya tahu Hotel Riche ini karena dapat rekomendasi dari Ihwan, teman blogger yang saya kenal sejak zaman masih ngeblog ala-ala di platform Multiply dulu, yang kebetulan seorang kera ngalam alias Arek Malang.
Hotel Riche tampak depan.
“Menginap di Hotel Riche saja,” saran Ihwan waktu itu, ketika dia tahu bahwa saya sekeluarga akan pergi ke Malang.
“Maunya yang deket alun-alun Malang, supaya bisa ke alun-alun dengan jalan kaki aja,” kata saya.
“Lha ya itu Hotel Riche Malang itu deket banget sama alun-alun,” katanya.
“Iyakah? Dulu, kalau enggak salah, tahun dua ribu sembilan aku tuh pernah ke Malang, Wan. Nginepnya di hotel yang deket banget sama alun-alun. Tinggal nyeberang. Trus deket juga sama masjid, toko es krim yang lawas itu, toko buku, McD, tinggal jalan kaki semua. Tapi aku lupa nama hotelnya apaan,” cerita saya.
“Hotel Riche ini ya deket tempat-tempat itu, Pril.”
“Hooohh, ya, ya, baeklah.”
Selanjutnya, udah tahu donk ya? Saya memutuskan untuk booking kamar di hotel yang ternyata jaraknya beneran cuma ngesot doank dari alun-alun Kota Malang itu.
Ada cerita lucunya…
Mungkin ada yang nanya juga, “Mengapa sih harus memilih hotel yang lokasinya dekat alun-alun?”
Jadi, gini lho, teman-teman, sebenarnya tujuan awal saya ke Malang tuh bukan buat liburan yang kayak niat banget jalan-jalan gitu. Tujuan saya ke Malang sebenarnya cuma untuk bersilaturahmi dengan teman-teman dan saudara-saudara saya tinggal di Malang. Lagian ke Malang tuh rencana awalnya cuma dua malam saja, soalnya mau lanjut ke Surabaya (rumah orang tua saya) untuk menghadiri acara pernikahan adik saya.
Nah, saya cuma punya keinginan bertemu banyak orang di Malang, khususnya yang udah lama enggak bersua, termasuk Ihwan sekeluarga (FYI, istrinya Ihwan, Ivonie juga teman sejak zaman Multiply dulu). Selain itu, saya pengen lihat-lihat kota Malang saja, ngajakin anak dan suami duduk-duduk di alun-alun saat pagi atau sore hari, sambil kasi makan burung, sholat di masjid depan alun-alun, dll. Pokoknya menikmati tengah kota Malang lha. Itulah sebabnya, saya minta rekomendasi ke Ihwan kalau ada hotel yang deket sekali dengan alun-alun Malang, itu lebih baik.
Bangunan hotel yang bergaya ala-ala Eropa tempoe doeloe.
Ketika Ihwan merekomendasikan Hotel Riche, saya tuh sebenarnya “agak curiga” kalau hotel ini tuh hotel yang sama dengan yang saya inapi tahun 2009 lalu (seperti yang udah saya sebutkan di atas). Flashback dikit ya. Waktu itu, saya masih gadis, bersama dengan beberapa teman, saya pergi ke Malang menghadiri pernikahan salah seorang teman. Nah, teman saya yang menikah kala itu tinggal di area Kauman, Malang. FYI, area Kauman ini deket banget dengan alun-alun Malang. Mungkin alun-alun Kota Malang itu juga lokasinya di Kauman (kayaknya lho).
Lobi hotel difoto dari area dalam.
Ketika event pernikahan itu, saya dan teman-teman menginap di sebuah hotel (yang tadi saya bilang lupa nama hotelnyanya ke Ihwan itu lho, di atas) tak jauh dari rumah teman saya dan alun-alun Kota Malang. Ukuran “tak jauh” tuh maksud saya tentu aja yang bisa ditempuh cuma dengan jalan kaki.
Seingat saya hotelnya waktu itu ya B aja sih, bahkan cenderung enggak ada bagus-bagusnya, xixixi. Bangunannya lawas ala-ala rumah yang dibangun sejak zaman Belanda gitu. Namun, alhamdulillah sih, saya dan teman-teman waktu itu enggak merasa angker yang gimana-gimana gitu. Cuma kurang nyaman aja ya karena kondisi hotelnya kayak kurang terawat gitu. Temboknya kusam, kotor, dll, tapi ya saat itu cuma hotel itu yang rate-nya terjangkau oleh saya dan teman-teman (sekaligus yang terdekat dari rumah teman yang punya hajat tadi), hehe. Seingat saya, kami patungan Rp. 80.000,-an untuk menyewa satu buah room yang lebih mirip dengan barak, di mana bed-nya itu kalau enggak 4 atau 5 biji gitu (maaf, lupa).
Penanda masuk ke hotel.
Walau saya lupa nama hotelnya, saya tetep inget sama posisi hotelnya. Pokoknya deket McD, deket toko es krim legendaris Toko Oen, trus kayaknya ada toko buku kecil juga gitu deh. Lalu, seberang depannya persis ada Sarinah dan sebelahan sama gereja plus masjid yang ada di depan alun-alun.
Namun, setelah lihat foto hotelnya dari internet (sebelumnya saya kan iseng dulu gitu nyari info hotelnya), nah, foto hotelnya tuh bangunannya bagus gitu. Berbeda dengan hotel yang saya maksud sebelumnya itu. Waktu itu ngliatin fotonya doank enggak baca lebih lanjut wkwkwk. Pokoknya, kalau lihat fotonya sih ya jelas berbeda dengan hotel yang saya inapi tahun 2009 dulu itu. Sehingga, saya berpikiran, “Ooo ternyata bukan hotel yang sama kayak waktu itu. Mungkin hotel baru yang deketan aja letaknya.”
Namun, ternyataaa begitu sampai hotel yang dimaksud Si Ihwan, ya Hotel Riche ya hotel yang sama dengan waktu itu hahaha. “Lha, ini sih namanya mengenang masa muda nih kalau nginep sini,” celetuk saya.
Tentang Riche Heritage Hotel a.k.a Hotel Riche
Jadiiii, Hotel Riche pada tahun 2009 dengan sekarang, tahun 2020 (kalau diitung-itung wes 11 tahun, haha), beda jauh “penampakannya”, teman-teman. Tak tampak lagi wajah kumuhnya kayak dulu, karena pada tahun 2014 hotel ini direnovasi. Pantesan saya enggak mengenalinya lagi. Hanya ingat lokasinya yang sama persis.
Cafe Oey tampak dari depan hotel.
Hal yang terlihat menonjol perubahannya adalah bagian depan hotel (lobi) dan ruangan-ruangan di bagian tengah. Sedangkan bagian samping kanan kiri dan belakang yang berupa bangunan hotel yang lawas sepertinya tetap dipertahankan.
“Kok tahu?”
Ya, soalnya saya masih mengenali kamar tempat saya menginap dulu 😀 .
“Dulu aku nginepnya di kamar itu tuh, kayak barak, tempat tidurnya banyak. Trus mandinya di luar,” jelas saya ke suami sambil menunjuk sebuah kamar yang pada hari itu sepertinya tengah direnovasi, sebab saya melihat beberapa tukang sedang lalu lalang dan bekerja di sana.
Namun, meski bangunannya tetap lawas, saya melihat kamar-kamarnya kini jadi jauh lebih cantik. Taman yang dibangun di bagian belakang hotel juga berhasil memberi sentuhan asri. Lobi hotel kini menjadi semi terbuka dengan banyak gambar-gambar atau foto-foto berlatar belakang masa lalu (era kolonial).
Lobi hotel. Tampak meja resepsionis begitu masuk.
Ruang tamu untuk pengunjung hotel.
Begitu masuk lobi, kita akan mendapati semacam ruang tamu, tempat di mana pengunjung bisa duduk-duduk di sana atau menerima tamu. Tak jauh dari ruang tamu juga ada toilet umum yang cukup apik dan resik. Dari area lobi, tepat di tengah-tengah ada lorong yang tembus ke seacam ruang pertemuan/ aula gitu. Lewat lorong itu, kita bisa masuk ke area kamar-kamar hotelnya. Selain lorong yang di tengah, ada dua jalan masuk lainnya ke dalam bangunan hotel, pertama di dekat restoran, pintu lainnya di dekat toilet umum yang dekat lobi.
Lobinya homey banget.
BTW, FYI, waktu menginap di sana, saya mendapat informasi bahwa ternyata bangunan Hotel Riche merupakan salah satu cagar budaya di Kota Malang, lho. Ternyata, bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1933 ini, dulu merupakan asrama Tentara Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Makanya, nama resmi hotelnya mengandung kata “Heritage” gitu, karena merupakan warisan (budaya) masa lalu.
Lorong masuk ke area dalam hotel. Sepanjang jalan adalah kamar-kamar yang disewakan, sedangkan di ujung ada aula/ ruang pertemuan.
Penasaran dengan informasi tersebut, akhirnya saya coba googling lebih lanjut dan menemukan beberapa artikel terkait hotel yang beralamat di Jl. Basuki Rachmat No 1 ini. Jadi ceritanya, setelah sekian lama dijadikan asrama, pada tahun 1975, bangunan tersebut dibeli oleh seorang pengusaha keturunan Tionghoa bernama Oey Pek Hong dan diubah menjadi hotel.
“Ooo pantesan di sebelah lobi ada restoran yang diberi nama Cafe Oey,” gumam saya.
Cafe Oey di sebelah lobi.
Yes, teman-teman, jadi di samping lobi persis, begitu masuk hotel kita akan menjumpai Cafe Oey ini. Cafe ini rupanya enggak cuma dikhususkan untuk tamu hotel, namun juga buat pengunjung umum yang mau menikmati makanan sambil bercengkerama dengan kolega atau keluarganya. Suasana tempoe doeloe di Cafe Oey emang asyik sih buat kumpul-kumpul atau sekadar bersantai menikmati secangkir kopi.
Banyak foto-foto dan hiasan yang menggambarkan Malang tempoe doeloe di cafe.
Jendela-jendela kaca besar yang begitu dibuka langsung menyatu dengan outdoor membuat suasana cafe jadi lebih terang. Dekor cafe yang bernuansa putih biru ditambah meja bar dan foto-foto Malang tempoe dulu, membuat cafe ini menjadi salah satu daya tarik Hotel Riche. Juga, ketika malam datang, sinar lampu yang temaram dari lampu-lampu dengan desain ala-ala Eropa masa lampau, membuat cafe menjadi bernuansa romantis.
Area makan di Cafe Oey.
BTW lagi, katanya sih kalau malam hari juga ada semacam angkringan dan pertunjukan live music gitu di halaman parkir hotel. Namun dua malam saya menginap di sana kayaknya enggak ada. Mungkin karena dua malam itu hujan kali ya? Sepertinya, angkringannya baru ada pada hari saya check out dari hotel. Soalnya saya lihat siang itu ada beberapa petugas hotel tengah menata meja dan kursi di halaman hotel.
Meja bar di Cafe Oey.
Selain cafe, fasilitas lain yang bisa dinikmati oleh semua pengunjung hotel adalah Gayatri Spa. Ada beberapa jenis treatment yang bisa didapatkan di Gayatri Spa ini, mulai dari perawatan rambut hingga badan. Ada fasilitas massage juga kayaknya, cocok buat pengunjung hotel yang membutuhkan relaksasi, setelah sepanjang hari (mungkin) menjelajahi Kota Malang.
Gayatri Spa ada di bagian belakang hotel.
Sedangkan untuk kamar hotel, Hotel Riche ini memiliki sekitar 55 kamar dengan 4 jenis/ tipe room, yakni: Remo, Beskalan, Glipang, Gambuh (diambil dari nama-nama tarian tradisional yang terkenal di Malang). Sedangkan untuk harga/ rate-nya berkisar antara Rp. 90.000,00 – Rp. 570.000,00 tergantung tipe kamar dan fasilitas yang kita ambil. FYI, kalau mau nambah fasilitas sarapan atau bed tambahan juga bisa.
Oh iya, mungkin enggak terlihat dari depan hotel, namun sebenarnya Hotel Riche ini ada lantai duanya lho. Kalau naik ke lantai atas, pengunjung hotel bisa melihat beberapa bangunan lawas lainnya yang lokasinya bersebelahan dengan bangunan hotel ini.
Cerita pengalaman menginap di Hotel Riche
Waktu itu, saya dan keluarga menginap dua malam di room tipe Beskalan yang sepertinya memang merupakan kamar jenis family room. Beskalan ini kapasitas kamarnya untuk 3 orang. Ada dua buah bed di kamar yang saya tempati, pertama ukuran single dan bed kedua ukurannya lebih besar. Nuansa Jawa tampak dari ornamen yang melapisi dinding di atas bed dan juga selimut yang bermotif batik. Sudah ada fasilitas AC juga di kamar ini.
Dua bed di kamar yang saya tempati.
Fasilitas di dalam kamar hotel.
Sebelum masuk kamar, kami disuguhi minuman seperti wedang uwuh gitu. Rasanya enak dan lumayan untuk menghangatkan badan, apalagi saya check in-nya malam hari dan kala itu sedang turun hujan.
Welcome drink berupa wedang uwuh.
Untuk fasilitas lainnya, ada televisi, rak kecil, serta semacam bangku yang bisa berfungsi sebagai meja yang diletakkan persis di depan bed. Kemudian, ada juga cermin hias dan semacam lemari untuk menggantung/ meletakkan pakaian. Pihak hotel juga menyediakan dua botol air minum, sepasang sandal, juga tiga buah kain handuk yang sebelumnya dibentuk/ dihias sedemikian rupa trus diletakkan di atas bed saat pertama kali masuk kamar. Tak ketinggalan ada pula tiga buah bath kits dan sandal hotel.
Sandal hotel.
Sedangkan untuk sabun sekaligus shampoo, sudah tersedia di kamar mandi (lokasi kamar mandinya dalam kamar) dalam satu wadah gitu. Secara umum, kamar mandinya seperti kamar mandi rumahan gitu sih, jadi simple aja, namun fasilitas yang dibutuhkan untuk membersihkan diri sudah cukup lengkap. Ada hot water-nya juga, lho.
Suasana di kamar mandi hotel.
Kamar mandinya ini menyatu dengan (dudukan) toilet tapi karena bentuknya memanjang jadi posisinya agak berjauhan. Tersedia pula wastafel di dalam kamar mandi. Untuk fasilitas hot water-nya sesuai dengan yang dijanjikan. Sehingga, kalau mau mandi malam-malam pun enggak masalah, bisa memanfaatkan hot water-nya.
Bath kits dari hotel.
FYI, kamar tipe Beskalan yang saya tiduri itu lokasinya ada di bangunan bagian belakang. Sebelahnya ada Gayatri Spa dan depan persis, begitu kami membuka pintu, ada taman. Tak jauh dari kamar saya, dekat sisi lain taman, terdapat mushola. Pengunjung/ tamu hotel bisa sholat di sana.
Bagian favorit saya dari bangunan hotel ini adalah semacam selasar gitu, yang dilengkapi dengan teras-teras kecil tempat di mana pengunjung hotel bisa menikmati bangunan hotel yang kuno, sembari menatap taman yang asri. Sayangnya, di area taman enggak ada playground buat anak-anak. Seandainya ada fasilitas seperti ayunan atau perosotan mungkin akan lebih baik lagi buat pengunjung hotel yang membawa anak kecil 😀 .
Selasar di Hotel Riche.
Namun, secara umum, menginap di sana rasanya hommy banget, kayak serasa berada di rumah nenek (yang punya nenek tinggal di bangunan lawas juga 😀 ). Daaan, walaupun kesan oldiest dari bangunannya terasa kental, tapi enggak ada tuh kesan horor-horornya, hehe. Kalau malam bangunannya juga enggak gelap, karena semua lampu menyala terang. Para staf-nya juga cukup ramah melayani kebutuhan pengunjung hotel, khususnya staf di restorannya. Ceritanya, waktu itu, suami agak terlambat buat breakfast soalnya mesti ke dokter dulu (yeah, di Malang suami saya sempet agak ngedrop), tapi, kami masih diizinkan makan di sana walau udah lewat dari waktunya sarapan.
Taman yang cantik di bagian tengah hotel.
Oh iya, saat menginap di sana kami dapat fasilitas breakfast ya. Untuk fasilitas sarapan disediakan di Cafe Oey. Mungkin, karena bukan pas musim liburan, jadi banyak kamar kosong, sehingga breakfast-nya enggak prasmanan, melainkan kami diberi semacam kupon makan gitu.
Saya sekeluarga dapat 3 kupon makan. Ada tiga pilihan menu sarapan hari itu yakni soto ayam, nasi pecel, dan nasi goreng. Sedangkan, untuk minumannya ada pilihan teh, kopi, dan mineral water. Untuk waktunya, sarapan pagi di Hotel Riche dihidangkan dari pukul 06.00-09.00 WIB.
Soto ayam porsi jumbo.
Nasi goreng porsi besar.
Karena penasaran sama rasa makanannya saya pilih semua menunya, hehe. Tadinya, saya kepikiran buat nambah satu menu lagi (soalnya kan kami sekeluarga berempat), tapi ternyata porsi makanan yang disajikan cukup banyak, jadinya buat anak-anak porsinya saya bagi dua saja hehe.
Nasi pecel khas Jawa Timuran.
Untuk rasa makanannya sendiri lumayan cukup enak, lha. Buat kami yang lama enggak makan soto ayam (khas Jawa Timur) dan pecel, makanan yang dihidangkan oleh Hotel Riche cukup mengobati kerinduan kami akan masakan khas Jawa Timuran. Anak-anak juga saya lihat enggak bermasalah dengan rasa makanannya.
Setelah sarapan, paling enak kalau mau jalan-jalan lihat alun-alun, gereja, masjid, sekadar hunting foto di sana, belanja baju di Sarinah atau Ramayana atau mampir ke Gramedia (yeah, ternyata toko buku kecil yang saya sebut di atas sekarang jadi Gramedia – eh, atau sejak dulu emang Gramedia ya? Maaf, saya lupa). Sayangnya kami enggak bisa mampir Toko Oen, karena masih ragu kehalalan menunya, heuheuheu.
Yeah, pokoknya kalau niatnya ke Malang “cuma” ingin menikmati Kota Malangnya itu sendiri, menurut saya sudah paling pas deh kalau nginepnya di Hotel Riche ini. Soalnya dekat dengan banyak lokasi yang merupakan icon-icon-nya Kota Malang. Dari stasiun kereta api, bandara, dan Kota Batu juga enggak terlalu jauh. Selain itu, kita juga mendapatkan bonus berupa pengalaman merasakan suasana Malang tempoe doeloe karena bangunannya yang memang peninggalan era kolonial.
Foto di depan lobi hotel.
Buat teman-teman yang enggak cukup puas melihat foto-foto tentang hotel ini, bisa nonton video yang saya ambil waktu menginap di sana waktu itu ya:
Video pengalaman menginap di Hotel Riche Malang.
Kalau informasi dari saya belum jelas dan teman-teman masih penasaran dengan Hotel Riche Malang ini, silakan mengecek informasi lebih lengkapnya di:
- Website: https://www.hotelriche.co
- Twitter: @hotelriche
- Instagram: @hotelriche
- Facebook: Riche – Heritage Hotel
Sedangkan, untuk alamat dan nomor telepon hotel:
Riche Heritage Hotel (Hotel Riche)
-
- Jl. Basuki Rahmat No. 1, Klojen, Malang
- Telepon: (+62341) 3255460.
Semoga cerita dan informasi tentang Hotel Riche Malang ini bermanfaat ya, khususnya buat teman-teman yang berencana berlibur ke Kota Malang dalam waktu dekat.
April Hamsa
Walaupun jadul kerawat banget ya hotelnya. Unik klo menginap d hotel2 spt ini
Iya mbak sempet renovasi besar2 an keknya
tapi lantai tekelnya gak diganti jd keliatan kalau ini bangunan kuno. apalagi tekelnya ini kan termasuk mahal banget di eranya. wohooo balik kucing ceritanya nih yeee
Pilihan menu sarapannya bikin ngiler semua, hihihi… Pengen main ke malang, jadi tau nih hotel yang recomended… Eh, enggak ada kolam renang ya?
enggak ada mbak, belum ada 😀
Anak-anak tuh sukanya menginap di hotel yang ada kolam renangnya… Tapi kalau jadwal acara penuh, sebenarnya enggak akan sempat berenang juga ya, hihihi…
seru juga ya, nginep di hotel heritage emang ngeri ngeri sedap
Untung ini udah renovasi dan lampu semua nyala, jadi kesannya terang dan malah homey, bukan angker dan suram kayak jaman Belanda
Aku dulu suka sama yang heritage, tapi jaman now udah nggak, maunya yang simple dan moderen ajah
Hehe ganti suasana ya mbak 😀
Senengnya mba, menginap sambil nostalgia. Aku kemarin pas ke Malang lebih pilih nginep di Batu. Hotelnya bagus suasananya hommy banget, aku suka bangunan jadul gini. Boleh nih kalau ke Malang aku nginepnya sini aja.
Saya kmrn memutuskan gak nginep Batu soalnya katanya ratenya mayan lbh mihil hotelnya dibanding kota hehe, trus jarak Batu jg gak jauh, jd akhirnya tetep di kota aja 😀
Saya juga punya pengalaman yang mirip soal hotel seperti mba April ini,.
Cuma lokasinya di Bandung.
Hotel dekat alun-alun Bandung juga, bangunan Kolonial jugak hahaha.
Dan nyariin juga hotel yang pernah diinapin itu.
Wah di sebelah mana tu mbak? Kali kapan2 kalau ke Bandung bisa jd alternatif nginep 😀
waah menarik. apa jangan2 dulu tuh alun2 jg sama dg sekarang, spot yg ramai dan jd kunjungan utama ke suatu kota. makanya sampai dibangunkan penginapan
aku malah lebih suka hotel dg suasana jadul dan klasik begini. daripada yg model minimalis modern. berasa ada di masa lalu tea ahaha
Wah, kapan2 boleh nih jadi lokasi staycation.
Hotelnya kolonial dgn sentuhan millennial ya Pril
Dan yaappp, selasar hotel HARUS terang benderang, supaya ngga menimbulkan kesan spooky
INi tuh menginap atau mengenang kembali ndek zamn semono, Mbak? Hihihihi
Jadi memang ada perubahan yang sangat besar ya. Renovasi besar untuk mengubah branding hotel.
Arsitekttural indies gini tu sangat menyenangkan dilihat mata. Saya pengen punya 1 gitu, bangunan begini, sambil mengenang masa lampau juga.
Keren banget hotelnya… bikin betah ya mbak? Apalagi makanan yang porsi jumbo itu. Menggugah selera. Rekomen banget buat yang pengen liburan ke Malang.
Jangan-jangan ini hotelnya udah jadi cagar budaya di Malang mba. Di Bali juga ada Inna Heritage Hotel, sudah diresmikan jadi cagar budaya. Hotelnya klasik, nyaman banget buat keluarga.
Kalau ibaratnya seorang gadis, ini dulunya gadis kumal, lalu berubah jadi gadis cantik jelita, ayu rupawan, penuh pesona ya, Mbak April hahaha.
Dan hotel Riche ini langsung memikat saya. Apalagi ada cerita seru di balik bangunan hotelnya. Lokasinya strategis, pusat kota, dan murah. mulai 90 ribu itu, saya banget… hahaha. Rekomended nih, kalau pas saya jalan-jalan ke Malang hehehe.
Kusuka dengan bangunan yang heritagenya Mak, apalagi peninggalan kolonial yang selalu menjadi daya tarik tersendiri. Btw staycation bareng keluarga emang selalu asiiikk yaa..
Aku langsung fokus ke lantai-lantai hotel yang vintage banget itu. Meskipun telah direnov tahun 2014, tetap dibikin nuansa jaman Belanda gitu yaaa… Tadi udah ngebayangin kalau-kalau ada cerita horornya, ternyata aman jaya sentosa ya Pril. 😉
Bisa jadi referensi nih kapan-kapan kalau ke Malang bisa nyobain nginep di Riche ini.
aku tuh sebenarnya paling gak demen kalo nginep di bagunan tua yang di sulap jadi hotel.Tau sendirikan aura masalalunya itu kadang suka bikin bulu kuduk berdiri.Tapi kalo liat hotel Riche ini kayaknya nyaman dan hangat gitu jadi betah deh.
Nginep bareng keluarga emang bikin seru ya mba,aku sih belum pernah ke Malang.
Tapi semoga next bisa kesana juga,dan bisa nginep ke Riche Heritage di Malang.
Soalnya adik ibu ku ada disana,jadi bisa sekalian silahturahmi ke Malang
Walah… jadi ke Malang sambil reuni dan mengulang nostalgia menginap di Hotel Riche Malang. Dan aku baru tahu, kalau Mba April dengan Mba Ivone udah temenan lama banget sejak jaman multiply.
Aku jadi ngebayangin dulu gimana rasanya, nginep di hotel yang kamarnya kayak barak. Haaa, emang ya, jaman telah mengubahnya, sekarang hotelnya jauh terlihat nyaman meski tetap mengandung unsur Eropa.
Lobinya homey banget ya kak April. Berasa pulang ke rumah.. aku ngences oi liat makanannya.. porsi besar dan tampak lezat sekali ..
Kenapa juga ada foto sego pecel di sini di saat jam maksi..terlalu ituuuh kwkw
Btw, aku suka hotel jadoel begini …kayaka suasana tempo doeloenya ada. Dan syukurnya dibandingkan saat pertama Mbak April ke Malang sudah renovasi hotelnya ya..
Fasilitas lumayan dan yang utama ada di pusat kota..tinggal jalan deh ke sekitarnya
Dari terasnya aja kelihatan rumahan..homey banget ini. Bakalan jadi rujukan kalau jalan ke Malang. Sarapannya terutama juga menggoda duh..kangen Malang deh saya
Wah hotelnya bagus ya mba. Bersih dan tradisional. Ada tamannya juga yang sejuk kayaknya. Iya bener kayak lagi liburan di rumah nenek ya hihihi. Hotel ini apa banyak cabangnya mba? Kalau ga salah aku pernah nemu juga hotel dengan nama Heritage juga di Bandung. Ahh jadi pengen liburan ke hotel jadinya hihihi
Dari ceritanya, suasana hotel saat pertama mbak disana dengan terakhir menginap sangat kontras ya. Pantas aja mbak sampai gak ingat nama hotelnya. Karena kesannya sempat gak baik
Saya langsung suka melihat jendela-jendelanya. Khas jaman dulu banget, ya. Sama halamannya itu. Seger deh kalau buka kamar langsung lihat halaman
pernah tau hotel iniiiii…lagi jalan kaki lewat depannya. cakep memang. tp ga tau kl cagar budaya.
beneran ratenya ada yg 90rb? #berbinar2 secara kudu ngirit kl jalan2 😁
Ya ampun bangunan hotel Riche masih kental gaya indiesnya mbak. Syahdu banget pastinya nginep disana, kan jadi pengen juga nih mbak.😁😁 Rekomended banget nih hotel buat penyuka sejarah kolonial kayak saya.
Bolej dijadikan referensi juga nih, soalnya aku Maret mau ke Malang. Ini hotel lama tapi bersih ya kak. Wait, ini harga permalamnya seriusan semurah itu? Wah kalau untuk aku yang cuma buat numpang tidur doang ini cocok nih.
Mbaaa, jadi gimana? nggak seram? hahaha.
Saya kangen ama masjid di alun-alun itu dong, setiap ke Malang ke alun-alun pasti mampir sholat di situ, semacam kangen lewat tempat yang ada airnya gitu di tempat wudhu perempuan.
Enak banget memang nginap dekat alun-alun, semua lengkap di sana.
Nanti mau ikutan nginap di sini juga ah 🙂
Kalau anak-anak mah pasti kangen ama playgroundnya, terus banyak banget fasilitas di alun-alun tersebut, bisa olahraga di alun-alun, cuman sayangnya saya belum pernah dapat bakso enak yang mangkal di situ, konon kata orang Malang, jangan beli di situ, biasanya dikasih mahal 😀
Wah iya waktu ke Malang, tertarik lihat bangunan hotelnya kok Oldies gitu, sekarang ternyata diperbarui jadi makin kece ya hotelnya..
Woow heritage banget ya, aku jadi rindu Malang. Pengen lagi mampir kesana, tapi belum pernah nih nginep dekat alun-alun.
Kayaknya itu rumah zaman Belanda yah dijadikan hotel, bangunannya keren ala-ala Eropa, jadi kepingin ke Malang tapi kalau kalau dari Jember, kampungnya suamiku agak mutar, padahal dari mudik kemarin pingin ke Malang, Mudah-mudahan bisa mampir di Malang dan Nginep di Hotel Riche juga…hehehe
Kalau ngajak mamaku pasti exited banget nih Mbak ke hotel kayak Richie Heritage Malang ini… Eksotis dan klasik² gitu. Apalagi ada welcoming drink nya ya ronde uwu wuihh pas banget tuh dg kota Malang yg dingin. Keren postingannya Mbak, berasa ikutan nginep hehe
Benar-benar hommy banget ya dari kamarnya, selasar nya bahkan makanannya Indonesia banget, jadi pengen ngerasain deh 😊
iya ya mbak, kelihatan banget dari interior dan eksterior hotelnya. Lagi staycation, tapi berasa di rumah eh suasana rumah gitu yaa.
Enak yo mbak di pusat kota, dekat alun-alun trus es krim apa itu yang terkenal? dulu pernah ke es krim itu waktu kondangan ke Malang. Kalau aku nginepnya di depan Griya Kencana (atau Graha Kencana?). Jauh dari tempat wisata begini.
Wah heritage nya kerasa banget ya mbak, juga dari bangunannya klasik gitu, aku suka banget. Masih terjaga juga, jadi ada kesan yang unik pas disana, thanks rekomendasinya mbak
Mb.. G nemu yang horor2 kan heheh..
Nyoba k lantai 3 g? Bisa lihat masjid jami’, gereja, sarinah, alun2, dan ramayana dalam satu frame
Lokasinya yang strategis pasti bakal banyak diminati nih. Secara bangunan jadul juga justru malah banyak disukai orang, apalagi kalau banyak spot foto seperti dalam gambar yang Mbak perlihatkan
Interiornya bener-bener mencerminkan budaya jawa ya…banyak pernak-pernik yang unik.
Bangunannya luas dan klasik.
Wah iya bener. Ini arsitekturnya masih dipertahankan seperti bangunan zaman baheula ya. Tapi memang keren. Dan beneran, ini mirip-mirip rumahnya temen alm. bapak. Bedanya cuma di luasnya aja. Ada taman, kamarnya begitu, lorong-lorongnya juga.
Iya ya Mbak, arsitektur bangunannya klasik kayak berasal dari zaman Belanda. Bagus buat foto-foto ala vintage gitu.
Asyiknya yang family staycation. Udah gitu suasana hotelnya homey banget ya. Suka deh lihatnya, berasa nyamannya. Dan kemudian ku jadi pengen staycation jugakkk
Suasana oldiest nya ini yang bakal ngangenin. Pengen ke Ngalam lagi, hahaha..
Ku awalnya sungguh tak paham sama orang Malang yang hobinya bolak-balikin kata. Dan ini ternyata bagian dari anak gawl-nya gitooo…Ahhahaaiii~~
Menginap di Riche Malang jadi mengingat banyak hal zaman dulu yaa, kak.
Ini baru hotelnya loo…kulinerannya gimana, kak?
Kalau cari penginapan didaerah gitu memang yang lebih enak tuh dekat kemana-mana dan tentunya nyaman juga sih. Penasaran aku pengen bobok disini deh kalau nanti pas ke Malang.
Wah, makanan porsi jumbonya bikin ngiler. Terutama nasi gorengnya itu. Pastinya ya kita jadi kenyaaaang. 😀
Terbayang hotelnya kayak kita lagi mudik nginep di rumah nenek, homey banget ya mbak April. Aku suka fasadnya. Sederhana tapi elegan. Kadang kan ada tuh hotel yg magrong2 yg kadang bikin minder kalo kita mau masuk hahahahaha
Wah menarik hotelnya. Bangunannya kuno dan lokasinya strategis pula. Itu di pusat kota gitu kan ya? Enak mau kemana-mana deket.
Interiornya bagus bngt aku tuh paling sneng sma hotel.yang masih asli kaya gini rindang berkesan jadul tapi sangt bersih dan terawat rekomend bngt y mba buat nginep disana saat ke malang
Bagus ya hotelnya..
Waktu itu juga diajak kopdar sama blogger malang disini..
Aku selalu suka hotel dgn nuansa herritage
Interiornya betul-betul klasik ya hotel ini, berasa kembali ke jaman Belanda dulu, kalau boleh tau stasiun terdekatnya apa ya mba? atau dekat kah dengan bandara?
Hotel Riche Malang ini unik ya mbak. Walaupun bangunan lama tapi tetap terawat dan bersih. Suka deh liat foto-fotonya.
nyaman banget hotel richie malang. arsitektur bangunannya khas bangunan kolonial. tapi sudah dipadukan sama konsep modern. Insya Allah ke Malang pengen nyoba nginep di sini. Kebetulan malang menjadi destinasi yang sudah lama banget pengen saya kunjungi
Hotel yang asri sekali. Betah banget lihat foto fotonya, termasuk penasaran samma rasanya minum wedang uwuh. Dan, maafin Mba, aku ngakak di bagian Mba cerita kalau sebenarnya itu hotel yang dulu sudah pernah Mba inapi semasa gadis. Wkwkwkwk.
Bangunannya ala ala kolonial gitu ya mbak . Kesannya jadi klasik. Tapi kalau saya lebih suka nginap di hotel yang nggak klasik. Meskipun unik ya Mbak.
Belum pernah nginap di Malang sih. Tiap ke Malang nginapnya di rumah adek ipar soalnya
Hotelnya klasik sekaliiii 😀 cantik konsepnya ~ mba pun ternyata masih ingat dengan memori mba di hotel yang sama padahal sudah berlalu 11 tahun lamanya 😀 hihihi ~ maybe harga sekarang sudah beda jauh ya mba dengan harga tahun 2009 😬
Semoga one day, kalau main ke Malang lagi, saya bisa mampir ke Hotel Riche juga 😀
Nemu aja hotel kece begini Mbaak. Aku pas ke Malang nginap d rumah temen jadi ngga eksplor penginapan hehe btw kok ya ga kepikiran ketemu keluarga Biru sesama pecinta biru XD
Wah iya, bagus banget hotelnya, seperti di rumah nenek yang sangat asri, teduh dan tenang, tapi tetap bersih dan bikin betah. Suka sekali lihatnya. Kapan-kapan kalau ada rejeki ke Malang bisa milih hotel ini deh. mbak. Tapi kapan dong saya bisa ke Malang? Kapan??? Ajaakin saya dong mbak, pleaseee, hihi.
Betah pastinya ya kalau staycation di hotel ini Mom, interior ruangannya indah dan berbagai fasilitas yang ada sangat lengkap. Kalau jalan-jalan ke kota Malang mau ah mampir ke sini
wah hotelnya bernuansa jadul gitu yaa. aku suka nih bangunan model-model lama begini. klasik banget
TOKO oen sudah Halal kok menunya…
ada fasilitas antar jemput bandara ga mbak?
Wah maaf mbak saya kurang tahu, tapi bisa menghubungi no telp atau IG hotelnya ya, mungkin bisa ada request khusus juga 🙂