Hubungan antar anggota keluarga tidak selamanya berlangsung harmonis sepanjang waktu. Kadang, ada masanya juga terjadi konflik, yang berasal dari perbedaan pendapat atau keinginan. Belum lagi, di masa era digitalisasi seperti sekarang, dimana kadang saat semua anggota keluarga bisa berkumpul untuk membicarakan solusi konflik yang ada, eh, ada saja yang asyik dengan gadget-nya. Tentu saja, keluarga akhirnya kehilangan kemesraan berkomunikasi, sehingga yang terjadi situasi malah makin nggak klop.

View talk show Kloparenting.

Mencermati masalah sosial semacam itu, Klop Cookies, salah satu produk dari Orang Tua (OT) Grup, mengadakan Talk Show Kloparenting yang bertajuk “Mengelola Konflik dalam Keluarga Melalui Family Time”. Kloparenting, yang diadakan tanggal 2 Juni lalu di Bistronomy Jakarta ini, menghadirkan penyanyi yang juga young mother Gisella Anastasia (Gisella) dan psikolog dari Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi.,Psi (Vera) sebagai pembicara. Hadir pula di acara tersebut, Head of Corporate and Marketing Communication OT Harianus I. Zebua (Hari).

Vera, Gisella, dan Hari menjadi pembicara di Kloparenting.

Menurut Vera, di jaman modern seperti sekarang ini, ada lho, keluarga yang mengalami kesulitan dalam memulai komunikasi dengan keluarganya. Nah, dampaknya, komunikasi antar anggota keluarga menjadi renggang, sehingga masing-masing anggota keluarga menjadi tidak klop atau terjadi konflik. Untuk itu dibutuhkan cara bijak untuk mengatasi konflik.

Berbicara tentang konflik, Brand Ambassador Klop Gisella, menceritakan bahwa rumah tangganya pun kadang menghadapi konflik. Salah satu contohnya, menyangkut hobi sang suami, yang juga seorang aktor, Gading Marten. Suami Gisella menggemari fotografi, yang tentunya butuh biaya tak sedikit. Biasanya Gisella suka cerewet kalau suaminya mulai boros dalam memuaskan hobinya tersebut. Menanggapi permasalahan Gisella, Vera memberikan nasihat berupa tiga cara untuk mengatasi konflik tersebut, apabila terjadi lagi di kemudian hari:

  • Saat memulai sebuah aktivitas berkomunikasi diperlukan medium yang berfungsi sebagai ice breaking, misalnya saat mengobrol dengan suami, duduk bersama sambil makan snack seperti Klop Cookies.

  • Saat komunikasi sudah mulai mencair, selanjutnya adalah mencari win-win solution untuk mengklopkan keinginan masing-masing anggota keluarga.

  • Dibutuhkan family time yang dilakukan secara rutin.

Jika ketiga cara tersebut sudah dilakukan, maka diharapkan akan tercipta komuniksi yang baik, hangat, santai, dan terbuka dalam keluarga. Sehingga, dampak negatif dari konflik pun dapat diminimalisir.

Baca juga: Serunya Bermain Pensil Warna!

Vera kemudian menjelaskan lebih lanjut lagi, mengenai apa yang dimaksud dengan family time. Family time adalah waktu yang dihabiskan bersama keluarga dimana semua anggota keluarga secara bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas interaktif yang menyenangkan. Untuk melakukan family time tidak perlu liburan jauh-jauh keluar negeri yang butuh biaya mahal, namun kita bisa melakukan kegiatan sederhana bersama keluarga. Kegiatan apapun bisa, yang penting berkualitas, menyenangkan, dan berkesan, tentu saja. Vera mencontohkan beberapa kegiatan family time yang sederhana, namun berkesan, utamanya bagi anak-anak di dalam suatu keluarga:

  • Bermain permainan kartu, ular tangga, dll.

  • Melakukan tugas rumah tangga bersama, seperti membersihkan rumah, memasak, dll.

  • Membaca buku cerita, dimana salah satu membacakan dan yang lain mendengarkan.

  • Olahraga bersama.

  • Menonton film bersama.

  • Dan masih banyak contoh aktivitas sederhana lainnya yang bisa dilakukan bareng anggota keluarga.

Gisella kemudian berbagi lagi pengalamannya, kali ini mengenai family time. Menurut Gisella, karena jam kerja dia maupun suami bukan jam kerja layaknya karyawan kantoran, jadi harus pandai-pandai memilih waktu. Kadang jika suaminya break shooting, maka suami pulang sebentar ke rumah nengokin anak istri. Kadang, Gisella juga beberapa kali mengajak anak dan suaminya ke lokasi shooting. Intinya pandai-pandai memanfaatkan waktu, kata Gisella. Waktu yang singkat tersebut kemudian mereka manfaatkan dengan cara ngobrol, membahas tentang anak, sambil ngopi/ ngeteh dan menikmati biskuit Klop Cookies.

Hari dari OT Grup juga ditodong pertanyaan oleh Vera, tentang bagaimana caranya ber-family time. Menurut Hari, bagi bapak-bapak sepertinya yang sehari-hari mencari nafkah di luar rumah, family time paling indah itu ya di rumah, berkumpul sama keluarga. Biasanya, Hari juga melakukan hal sederhana di rumah bersama keluarganya, seperti nonton televisi sambil nyemil Klop Cookies.

Seusai acara talk show, Hari dibantu oleh Gisella meluncurkan Kampanye “I Klop U”. “I Klop U” adalah sebuah kalimat yang mengungkapkan persetujuan dan mempertegas adanya kesepahaman antar anggota keluarga. Ketika setiap anggota keluarga saling mengatakan “I Klop U” satu sama lain artinya konflik dalam anggota keluarga tersebut telah diselesaikan dengan baik. Lebih baik, ketika anggota keluarga berkomunikasi, sertakan medium seperti makan biskuit Klop Cookies, sebagaimana yang dicontohkan oleh Vera sebelumnya. Nah, saat sudah saling menyetujui suatu pendapat, cocok deh, sambil mengatakan, “I Klop U”. Sesuai nama biskuit yang dimakan, kan, kalimatnya?

Baca juga: Serunya Ikutan Nakita Parenting Class.

Klop Cookies memang diharapkan mampu menjadi salah satu medium untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam keluarga. Caranya, ya seperti yang dicontohkan tadi, jadikan biskuit ini sebagai medium untuk ice breaking, sebelum duduk dan berbincang dengan anggota keluarga. Klop Cookies yang tersedia dalam dua varian rasa, yaitu Klop Butter Chocomalt dan Klop Pandan Chocomalt ini, telah tersedia di minimarket, supermarket, dan hypermarket di seluruh Indonesia. Harganya cuma Rp. 8.500,- per bungkus namun rasanya sangat kaya dan beraroma mewah. Hal ini sangat wajar, Klop Cookies menggunakan bahan baku yang berkualitas, yang berasal dari empat benua. Bahan-bahan tersebut adalah butter dari Belanda, gula dari Thailand, coklat dari Ghana, dan tepung dari Amerika. Wah, jadi, secara nggak langsung, dengan makan biskuit ini, penikmatnya diajak keliling dunia, donk ya?

Dua varian rasa Klop Cookies.

Saya dan keluarga, terutama anak-anak saya Maxy dan Dema, juga sangat menikmati biskuit ini. Nggak sampai setengah jam, biasanya langsung abis satu bungkus. Cemilan ini memang disukai oleh anak-anak sebab teksturnya begitu lembut sehingga menimbulkan sensasi meleleh di mulut. Anak-anak saya yang giginya masih gigi susu begitu mudah memakannya. Memang tak salah, kalau saya juga memilihnya sebagai salah satu cemilan keluarga. Oh ya, sekedar tips yang saya dapatkan dari Gisella di acara Kloparenting pada waktu itu, untuk menikmati biskuit Klop yang pandan kita bisa mencelupkannya di teh, sedangkan yang butter cocok dicelup di kopi. Ternyata memang enak, dinikmati seperti itu. Silahkan coba sendiri, ya, jika penasaran! 🙂

Depok, 7 Juni 2016

April Hamsa