“Sekolah tinggi-tinggi kok cuma jadi ibu rumah tangga. Enggak sayang tuh ijazah S2-nya?”
“Enggak mau jadi dosen aja? Kan jam kerjanya lebih fleksibel. Anak-anak juga enggak akan terlantar kalau ditinggal cuma dua sampai tiga kali dalam seminggu?”
Saya sudah kenyang dengan pertanyaan seperti itu. Dulu awal-awal baper, tapi kalau sekarang senyumin aja, deh. Hehehe.
Tapi, sebenarnya jauh di lubuk hati yang paling dalam emang ada rasa eman, sih. Jadi, mereka yang komen-komen seperti itu, enggak terlalu salah juga. Namun, bagaimana lagi? Untuk saat ini, pilihan terbaik untuk keluarga kecil saya adalah saya stay di rumah saja.
Saya dan suami sama-sama perantau di Ibu Kota. Begitu menikah, tak lama kemudian punya anak, lalu nambah satu anak lagi. Tumbuh kembang anak-anak pada saat awal-awal kelahiran mereka agak melenceng dari teori developmental milestone. Jadi, saya memutuskan untuk fokus ke mereka saja. Lama-kelamaan, eh, jadi keenakan di rumah 😛 .
Sebenarnya, dulu, saat masih punya satu anak, saya sempat berjualan buku-buku parenting dan kesehatan anak. Juga, mencoba peruntungan menjual baju-baju hamil dan menyusui. Semuanya via online. Alhamdulillah, sih, punya kesibukan dan menghasilkan. Namun, kemudian karena hamil lagi dan saya kelelahan, maksud hati saat itu stop dulu. Ternyata, keterusan off, jualannya.
Menjadi Blogger dan Freelance Writer
Sempat beberapa lama menikmati mengasuh kedua buah hati dengan pure jadi ibu rumah tangga tok! Hingga kemudian saya bertemu dengan seorang sahabat yang saya kenal cukup lama di dunia maya. Kalau tak salah pada akhir tahun 2015-an.
For your information, saat masih gadis, saya memang aktif di dunia maya. Utamanya di mailing list dan blog. Blog saya kala itu masih memakai platform Multiply yang kini sudah almarhum. Sahabat yang ketemu dengan saya itu juga mantan Multiplyer.
Menulis adalah hobi sekaligus pekerjaan yang menyenangkan buat saya.
Kami ngobrol ngalor ngidul tentang Multiply dan perkembangan blog yang jadi luar biasa. Lalu, sahabat saya itu bercerita bahwa blog sekarang bisa di-monetize. “Kita bisa get the money dengan cara itu,” katanya. Caranya bermacam-macam, bisa melalui sponsored post, mendaftarkan blog di Google Adsense, mengikuti program afiliasi, dan lain sebagainya.
Setelah bertemu dengan sahabat dunia maya saya itu, saya pun mengaktifkan kembali blog saya yang berdebu. Sebenarnya sejak 2010 saya sudah langsung memindahkan konten dari blog Multiply ke blog saya yang www.keluargahamsa.com ini. Jadi, blog saya sudah Top Level Domain (TLD) sejak lama. Namun, saya belum pernah menulis lagi semenjak pindahan itu.
Seolah semesta menyambut, setelah bertemu teman maya itu dan mulai menulis di blog lagi, tak lama kemudian ada sebuah workshop yang temanya mengenai “taking your blog to the next level”. Saya pun ikut. Semenjak ikut workshop itu saya mengetahui bagaimana caranya mendapatkan sponsored post, undangan event, bagaimana mengikuti lomba-lomba blog, juga join dengan komunitas blogger.
Salah satu usaha untuk bisa produktif dari rumah.
Bersamaan dengan kembali aktifnya saya ngeblog, saya juga suka mencari pekerjaan menulis lainnya di situs-situs frelancer. Tak lama kemudian saya dikontrak oleh sebuah website untuk menjadi content writer-nya.
Menjadi content writer mau tak mau saya harus banyak membaca buku dan bacaan-bacaan lainnya. Sebab, kalau sekadar membaca artikel yang udah tersedia di media online saya rasa itu kurang menambah bahan tulisan dan wawasan.
Selain untuk website tersebut saya juga nyambi menjadi penulis freelance. Lumayan, lha. Saya merasa semenjak menjalani segala aktivitas tersebut, saya akhirnya bisa merasa “hidup” kembali. Saya bisa mentraktir suami makan, membelikan anak-anak pakaian atau jajan, bisa menyicipi bagaimana rasanya menang lomba menulis blog, dan yang paling penting bisa mengirim uang kepada orang tua saya.
Produktif dari rumah
Meski, penghasilan saya tidak banyak dan prestasi saya sebagai blogger maupun freelance writer enggak wah-wah amat, tapi untuk saat ini saya merasa bersyukur atas segala pencapaian saya itu. Seenggak-enggaknya saya enggak nganggur. Saya bersyukur masih bisa menghasilkan sesuatu dan ingin live to the max dengan terus produktif meski hanya dari rumah saja.
Eh, tapi sebenarnya yang namanya produktif dari rumah sebagai ibu rumah tangga itu enggak melulu harus sesuatu yang menghasilkan uang, lho. Cerita di atas tadi cuma contoh seupil mengenai saya yang pada akhirnya menemukan passion saya, setelah sekian lama jenuh dengan urusan rumah tangga yang berputar pada itu-itu saja.
Sebenarnya masih banyak cara supaya ibu rumah tangga bisa menjadi lebih produktif, antara lain seperti:
- Mengerjakan hobi
Kalau teman-teman (sesama ibu rumah tangga yang di rumah ajah) memiliki hobi seperti menjahit, memasak, fotografi, berkebun, dan hobi-hobi lainnya, carilah waktu untuk mengerjakan hobi tersebut. Buatlah hati sendiri bahagia. Sebab ibu yang bahagia akan membuat rumah tangga menjadi bahagia pula.
- Upgrade kapabilitas diri
Kapabilitas itu enggak sekadar keterampilan yang kita miliki, namun lebih kepada penguasaan yang mendalam. Kapabilitas yang saya maksud di sini adalah kecakapan kita sebagai seorang ibu dalam mengelola rumah tangga. Tidak hanya secara fisik, namun juga secara mental.
Kalau jaman sekarang kan sudah enak, tuh. Banyak komunitas ibu-ibu yang ada semacam sekolah-sekolahan informal untuk mendapatkan banyak ilmu, seperti ilmu bagaimana jadi istri yang sholehah, bagaimana jadi ibu yang profesional, bagaimana jadi pribadi yang mengesankan, dan lain sebagainya.
- Giat mendidik dan mengarahkan anak-anak
Kalau dalam agama saya seorang ibu merupakan madrasatul ula (sekolah yang paling utama) untuk anak-anaknya. Jadi, menurut pemahaman saya pendidikan tinggi yang pernah diraih oleh seorang ibu tidak akan pernah sia-sia. Apalagi jika ibu itu menurunkannya ilmunya kepada anak-anaknya.
Serta, biasanya ketika ibu mengajari anak-anaknya, mau enggak mau ibu tersebut “terpaksa” belajar lagi sesuai dengan perkembangan dunia anak-anaknya yang sekarang. Kalau kata orang Barat, “Teaching our kids means teaching ourselves.” Kalau mau anak-anaknya ngerti, maka ibunya juga kudu paham duluan. Kalau mau paham duluan si ibu harus belajar kan?
- Aktif dalam organisasi sosial dalam masyarakat
Berkiprah dalam organisasi sosial di area lingkungan rumah juga bisa menjadikan ibu rumah tangga lebih produktif. Misal ikut mengurus Posyandu, ikut menjadi penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), menjadi pengurus pengajian di komplek perumahan, dan aktivitas dalam organisasi-organisasi sosial dalam masyarakat lainnya.
Semua kegiatan tersebut mampu lho membuat ibu menjadi lebih produktif, minimal punya kiprah lha.
Agar produktivitas ibu rumah tangga mendapatkan hasil yang maksimal
Meski sudah punya kiprah, namun enggak ada salahnya ibu rumah tangga memiliki target-target pencapaian. Supaya produktivitas ibu rumah tangga mencapai hasil yang maksimal, sesuai dengan apa yang saya alami dan pelajari, maka ibu rumah tangga perlu melakukan beberapa hal berikut:
- Manajemen waktu
Seorang ibu rumah tangga seperti saya harus punya manajemen waktu yang bagus. Antara mengurus rumah tangga, mengurus anak-anak dan suami, dan produktif dalam mengerjakan pekerjaan, hobi, maupun kegiatannya yang lain.
- Menentukan skala prioritas
Waktu 24 jam kadang rasanya kurang buat seorang ibu rumah tangga seperti saya. Namun, tentu saja, mau enggak mau saya harus menentukan skala prioritas. Supaya lebih mudah, saya biasa mencatat di papan tulis, mana di antara mengurus rumah tangga atau melakukan pekerjaan yang paling jadi prioritas.
Saya juga menulis prioritas dalam jangka waktu tertentu, misal sehari, seminggu, atau sebulan, list aktivitas apa saja yang harus saya dikerjakan. Mulai dari yang paling mendesak dan penting untuk diselesaikan hingga yang kurang penting.
- Disiplin
Syarat yang satu ini suka berat juga buat saya, haha. Ibu-ibu itu godaannya banyak. Namun, kalau melenceng sedikit saja dari disiplin dan konsisten, maka semua pekerjaan di waktu-waktu selanjutnya juga akan berantakan.
Misalnya saja yang paling gampang nih, soal bangun pagi. Kadang karena kecapekan abis begadang pada malam harinya, paginya saya mbangkong. Waktu yang saya pakai untuk tidur lagi ternyata punya konsekuensi merembet ke aktivitas-aktivitas lain yang jadi berantakan.
Jadi, memang hendaknya jangan main-main dengan yang namanya disiplin.Memang perlu dipaksa sih ya?
- Jangan pantang menyerah
Sudah ngeblog sebulan, eh tak kunjung ada yang menawari sponsored post. Sudah jualan tiga minggu, eh enggak ada yang membeli? Hmmm, ya, mungkin kata “Sudah”-nya perlu diganti kata “Baru” kali ya? Hehehe.
Jangan pantang menyerah saat produktivitas kita kok terasa sia-sia, sebab pasti ada waktunya apa yang kita kerjakan itu akan menjadi sesuatu yang menghasilkan dan membanggakan diri kita sendiri. Mungkin saja, siapa tahu, ternyata bidang itu ternyata kurang cocok buat kita. Pokoknya, usahakan jangan pernah berhenti mencoba untuk produktif. Lakukan usaha lebih keras lagi dari sebelumnya.
Dulu pun saya pernah mengalami mau berhenti saja menulis, sebab ternyata capek ya dikejar-kejar tenggat waktu? Namun, setelah dipikir-pikir ternyata usaha saya memang kurang keras. Sehingga, saya jadi mengevaluasi apa-apa saja kekurangan saya. Kalau ada yang salah, makan saya usahakan untuk tidak mengulangi. Kalau saya lagi capek ya enggak ngoyo. Mundur dulu sampai mood kembali membaik 😀 .
- Banyak bersyukur dan meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
Saya merasa bahwa kehidupan saya yang sekarang ini memang sudah digariskan sama Tuhan. Jadi, nrimo saja. Banyak-banyak bersyukur supaya enggak gampang putus asa, serta kalau mengalami kesulitan ya mintanya ke Tuhan.
- Menjaga kesehatan
Ini yang paling penting. Dengan banyaknya kesibukan, kesehatan tetap harus menjadi prioritas. Sebab, jika seorang ibu rumah tangga seperti saya sakit, rusaklah “dunia persilatan”. Cara terbaik untuk menjaga kesehatan yang biasa saya lakukan adalah:
- Menghindari stress: selalu berfikir yang baik-baik, mengerjakan pekerjaan dengan senang hati, banyak piknik meski sekadar nge-mall, hehehe.
- Banyak istirahat: kalau capek ya sitirahat, enggak mendzolimi tubuh.
- Mengatur pola makan: makan dengan teratur supaya enggak terkena penyakit terutama maag.
- Olahraga ringan: kalau sempat saya melakukan olahraga. Olahraga ringan-ringan saja seperti berjalan kaki.
- Minum multivitamin: Namanya manusia ya, sudah usaha menjaga kesehatan, kadang masih saja terserang penyakit. Entah itu flu atau badan yang terasa pegal-pegal. Kalau sudah begitu harus lekas dibantu penyembuhannya dengan minum multivitamin.
Multivitamin pilihan saya adalah Theragran-M. Dulu seorang teman merekomendasikan multivitamin Theragran-M ini. Kata teman saya itu Theragran-M adalah vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan. Theragran-M ini juga memiliki fungsi sebagai vitamin untuk mengembalikan daya tahan tubuh setelah sakit.
Saya juga menyukai Theragran-M sebab tabletnya berupa salut gula. Sehingga kalau ditelan akan terasa manis. Kalau sedang tidak enak badan minum yang manis-manis biasanya kan lebih mudah ya? 🙂 . Selain itu Theragran-M ini sudah jelas kehalalannya karena di kemasannya jelas-jelas terpampang logo HALAL dari Majelis Ulama Indonesia.
Keunggulan dan komposisi Theragran-M. Sumber website Theragran-M.
Dengan bantuan minum vitamin seperti Theragran-M ini, ibu rumah tangga seperti saya bisa lebih cepat sembuh dari sakit dan kembali produktif. Jika ibu rumah tangga produktif, meski dari rumah saja, ibu rumah tangga akan lebih merasa hidup. Percaya, deh! 🙂
April Hamsa
Note: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.
yups, jangan banyak begadang juga ngerjain tulisan ya maak, bagaimanapun kesehatan itu lebih penting 🙂
Ahahaha siap maaakkk.
Soalnya hampir tiap malam aku insomnia semenjak punya anak 😀
Jadi daripada nglamun bengong hihihi tengkyuuu
masyaallah, ibu rumah tangga yang jempolan!
Masih jauh dari itu kyknya mbak hehe jadi malu saya
Mbak Apriiiiiiil..
Di Kendari belom ada workshop yang menggugah iman buat seriusan ngeblognya. Tapi sejak sebulanan ini aku mantengin blog mbak April dan agak tergugah buat melanjutkan blog yg lama mati suri. U’re my inspiration, mbak! hahahaa..
Poin di atas ttg mengerjakan hobi betul sekali. Kalau emang hobinya positif, lanjutkanlah. Saya saja karena kerajinan foto2 alam pake hp akhirnya suka menggerayangi hutan buat motret daun ular! ckckkckck. Emang kelihatan gila sih, tapi aku bahagia! hahahaha
*salim*
Hahaha terusin aja hobimu Raya, ungah foto2nya di medsos, justru gk semua org bisa motret alam dgn bagus, aku contohnya hahaha
sukses yaaaaaaaaaa
Wah, ini ibu rumah tangga yang sangat produktif nih. Menurutku memang upgrade diri memang bisa dari mana saja asal ada kemauan ya
Betul mbak, moga2 selalu gtu ya, gak down hahaha
Perjuangan ya Mbak. Mending S2-nya buat didik anak daripada didik orang lain, hehe
Semoga bisa ya mas, mohon doanya 😀
Yeyeyyy, akhirnya kita ketemu di workshop ‘bersejarah’ itu ya, Pril, setelah lama lost connection *koyok jaringan* wkwkwk.. Dannn, buetul, disiplin itu perlu dipaksa, aku begadang2nya juga ga sering2 banget kayak dulu, udah insaf, kecuali bbrp hal, hahaha
Hahaha iya aku inget tgl 2 April 😀
Betul. Sbrnya aku tuh gk niat begadng, tapi emang gk bisa bobo, jd drpd bengong haha
Mbak April mantap jiwa lah. Saya bakal galau nih nanti kalau udah lulus s2 mau ngapain, hehe. Jadi ada pembanding nih, s2 ngeblog kenapa nggak:) yg penting jaga kesehatan Mak
Jadi pengusaha aja mbak hehehe
Aku melihat perkembangan karier ngeblogmu cukup siginifikan Pril belakangan ini, udah sering dapat job dan menang lomba. Memang ya usaha tidak akan menghianati hasil. Keep ngeblog.
Btw mau dong dikenalin ama sahabatnya itu 😀
Beneran banget mba April biarpun ibu rumah tangga tapi tetap harus produktif dan kreatif biar waktu jadi lebih bermanfaat,,, good luck ya,,,
April idola akooohhhh
Fun to the max menyalurkan buah pikiran dan pengalaman dgn menjadi blogger ya mba. ^_^
Salut lah mba April, rajin pisan nulisnya, jangan lupa minum multivitamin biar tetep sehatt 😊😊
Skala prioritas, betul sekali, kerjakan yang penting2 dulu baru kemudian yang lainya.
Bener mbak, harus ada yang diprioritaskan… 😉😉😉
Yah, Ibu rumah tangga juga bisa produktif di rumah, yang penting bisa disiplin bagi waktu untuk urusan rumah tangga dll. Minum vitamin perlu banget biar nggak gampang sakit.
April hebaaaaaaaaaaat
Selalu menikmati gaya menulismu
Detail dan tak membosankan. Sukses ya ngeblognya
Keren mbak April bisa sangat produktif. Moga bisa ketularan, hehe
senang banget bacanya, wanita dan ibu rumah tangga memang harus kuat jiwa raganya, multi tasking, live to the max, itulah mengapa dibilang tiang negara.. aku juga pernah minum theragranM sehabis sakit, cepat kembalikan stamina ya
Salut deh sama Mbak. ^_^ Semua bisa dibagi dan diatasi. Aku mah boror2 :’D
Setuju banget. 🙂 Sudah saatnya perempuan tidak hanya 3M. Masih banyak hal bermanfaat yang bisa dilakukan
Selalu kagum dengan IRT yang produktif dan kreatif. <3
Wah jangan sepelekan orang yang bekerja dari rumah nih, sekali dikepret invoice bisa diem orang yang ngecengin, haha. Semangat terus Mbak April, biar kata hanya kerja dari rumah tetap bisa maju dan membantu keluarga kok.
Bener bgt mba, ngerasain bgt ditanya2 kapan mau kerja. Kuliah mahal-mahal masa mau di rumah aja katanya. Padahal kan keadaannya memang blm memungkinkan buat kerja huhu
Suka banget dengan meja kerjanya Mbk, layarnya lebar banget, semoga makin produktif ya Mbk
Menjadi ibu rumah tangga harus kuat ya mbak.
aku hampir setahun TLD, dan mulai serius ngeblog…ternyata menyenangkan juga ya… dapat teman baru, ilmu baru dan tentu saja duit qiqiqiqi
cita2 aku banget bisa dirumah semoga next aku juga produktif de rumah aamiin
waah, malah saya ir
wah, saya malah iri sama mba april yg bisa fokus mendidik anak-anak namun tetap berkarya
waah, salut sama mba April, bunda pun ingin bisa kayak mba April, bekerja di rumah melalui tulisan
Toooss Mba, aku juga di rumah. Tapi kalau udah S2 pasti cobaannya lebih berat ya.
Benar banget mbak april… Sebenarnya dr rumah pun kita bisa kok produktif. Kembali ke niat masing2 aja
Mba April memang totalitas ya menjalankan profesi blogger dan ibu rumah tangga. Sepertinya saya harus mengikuti jejak mba April nih buat belajar nentuin prioritas. Biar bisa fokus dan maksimal. Good luck ya mba.
live to max banget ya mbaaak
selamat jadi apa yg diinginkan mb april
Wah kisahnya ada yang sama dengan mba blogger yang kukenal, doi S2 tapi pure IRT. Ternyata ada banyak yang serupa begini yaak hehe… Dan vitamin penting buat blogger, walo kerja banyak dirumah tapi kan butuh tenaga juga buat menghasilkan tulisan2 keren… Hai mba salam kenal dari Kota Pekanbaru 🙂
Jangan bilang GAK WAH …tapi BELUM WAH2 BANGET 🙂 Katanya kalau udah blg gak, kita jadi nolak rejeki …. Etapi kita percaya aja ya rejeki ada yg ngatur… 🙂 *kl orang nyinyir itu biasa, krn kl enggak giginya sakittttt*
Ah kalo mak April mah emang udah nggak perlu diragukan lagi deh sebagai ibu rumah tangga yang produktif. Udah maksimal banget soalnyaaa.. Hihiihiii.. Good luck ya mak Apriiilll
Hahaha dirimu mah lebih kece maaakk 😀
Makin sukses mba 🙂 sering menang lomba blog juga 🙂
aamiin mbak Fika terima kasih
Wah selamat Mbak dapat juara 1, emaknya emang jaura ^^
Ngga tau kenapa bisa nyasar blog nya mbak april, salam kenal ya mbak. tulisannya tulus banget jadi nggak kerasa pas ngebacanya…. inspairing 🙂
hai mbak April…. iihh sama baper banget deehh dulu baper kalau udh mulai dicecer pertanyaan “sekarang gak kerja?” dengan nada yang cukup nyinyir. Kadang dulu sampai stress karena tekanan eksternal hiks #kokcurhat hahahaa. Aku suka bangeet sama artikel ini, bener mbak dirumah pun kita bisa produktif, dan ijazah sekolah tinggi kita gak akan sia-sia. insya Allah jika ibunya cerdas maka akan melahirkan generasi cerdas juga. 🙂
Salah satu kunci itu jaga kesehatan ya Mbak. Ibu rumah tangga maupun ibu bekerja punya aktivitasnya masing-masing, klo seorang ibu sakit, duuuh bakalan berantakan deh semuanya. Makanya jadi Ibu harus selalu jaga kesehatan diri juga, biar semua bisa berjalan mulus. Kan kasihan klo sakit, anak2 gak keurus, suami, rumah, kerjaan dan semua2nya huhuhuh.
Sehat2 yaaa Mbak 😉