Anak tantrum? Itu mah biasa. Yang enggak biasa kalau emaknya alias ibu yang tantrum. Iyes, ternyata ibu-ibu bisa tantrum juga, lho. Ciri-cirinya biasanya antara diam seribu biasa alias males ngomong atau malah sebaliknya, ngomel-ngomel enggak jelas. Bagaimana ibu-ibu, ada yang pernah begitu juga?
Nah, memang benar kok, ibu-ibu yang merupakan orang dewasa juga bisa tantrum. Saya pernah baca salah satu artikel kalau hal ini tuh sebenarnya terjadi karena ketidakmampuan mengatasi emosi negatif. Kira-kira “senggol bacok” gitu kali ya? Hehe.
Saya pun kayaknya salah satu yang sering merasakannya, terutama kalau sedang banyak masalah gitu ya. Namun, bingung harus membagi beban kepada siapa, harus meluapkan emosi ke mana, dll, sehingga akhirnya kehilangan mood buat bicara atau sebaliknya, marah-marah. Kalau saya sih seringnya jadi tukang ngomel, huhu.
Namun, menurut saya pribadi nih ya, ketimbang diem aja, masih mending ngomel. Soalnya, orang-orang di sekitar kita, khususnya keluarga jadi notice gitu, kalau kita sebagai ibu tuh ada masalah.
Keluarga yang supportif biasanya akan segera tahu kalau ada masanya si ibu (kita) ini butuh menenangkan diri dari tantrum. Misalnya, kalau di rumah saya, suami tahu saya sedang ada di fase tantrum ini, dia akan bawa anak-anak menjauhi saya, memberi saya ruang.
Trus, kalau keluarganya enggak kayak gitu gimana?
Wuah, ya bisa jadi pelampiasan omelan emak-emak, lha #eh 😛 .
Namun, ibu yang menyadari dirinya memiliki “kebiasaan buruk” ketika tantrum, biasanya akan memilih menjauhi orang-orang yang disayanginya. Mungkin, pergi keluar rumah sejenak atau gimana gitu.
Nah, kalau yang tantrumnya malah jadi pendiam, ini menurut saya yang agak mengkhawatirkan ya? Kalau ibu-ibu ini diam biasanya karena sudah kehabisan kata-kata untuk meluapkan emosinya. Ini kalau dibiarkan saja bisa berbahaya, lho.
Maka, ibu-ibu, saran saya, ketika mengalami masalah dan mendadak tantrum, luapkan saja emosimu. Namun, dengan cara yang tepat.
Ngomel-ngomel dikit tak masalah, menurut saya. Semoga enggak sampai yang marah-marah, bentak-bentak, gitu sih yaaa. Yaaa, merepet kek emak-emak gitu lha yaaa (ya, Namanya juga ibu-ibu sih hahaha 😛 ).
Setelah puas ngomel, sebaiknya melakukan beberapa cara ini supaya emosi yang berlebihan tadi bisa benar-benar menghilang:
Hindari pemicu tantrum
Anak kecil biasanya tantrum karena enggak dibelikan jajan atau mainan oleh ortunya. Kalau ibu-ibu kira-kira tantrumnya karena apa ya?
Nah, temukan penyebabnya.
Jika sudah mengetahui apa penyebab tantrum, maka hindarilah pemicunya itu. Misalnya, karena suasana rumah yang tidak kondusif, kita, ibu-ibu bisa keluar rumah menenangkan diri sejenak.
Pokoknya jauhi pemicunya, kemudian tenangkan diri. Jika sudah tenang, bisa Kembali dan menyelesaikan problem tersebut sehingga tidak memicu kemarahan dalam diri kita lagi.
Lakukan relaksasi
Sebaiknya, ibu-ibu memiliki pengetahuan mengenai cara melakukan relaksasi supaya apabila mengalami tantrum dapat lebih mudah menenangkan diri. Memang, relaksasi enggak akan menyelesaikan masalah begitu saja, namun setidaknya dapat mengelola emosi negative yang kita rasakan pada saat itu.
Mengkomunikasikan masalah
Biasanya, orang dewasa tantrum karena enggak bisa mengkomunikasikan masalahnya. Itulah sebabnya ibu-ibu pun harus mengetahui caranya berkomunikasi supaya bisa menyampaikan apa yang dirasakannya maupun pendapatnya kepada orang lain dengan tepat.
Kalaupun tak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, minimal dengan mengkomunikasikan masalah, maka kita bisa meminta saran atau bantuan dari orang lain. Kalau bukan orang terdekat ya bisa juga berkomuniaksi dengan ahlinya, seperti psikolog.
Itulah ibu-ibu, sedikit opini saya mengenai tantrum yang terjadi pada ibu-ibu beserta cara untuk menyelesaikannya. Semoga postingan ini bermanfaat ya 😀 .
April Hamsa
Comments