Tak terasa ya bulan April sebentar lagi berakhir. Kalau sebelum pandemi dulu, moms yang memiliki anak bayi, toddler, hingga usia SD biasanya saat ini tengah memeriksa jadwal imunisasi anak, ya kan? Pasalnya, setiap akhir April, seluruh dunia termasuk Indonesia memperingati Pekan Imunisasi Dunia. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga gencar mengkampanyekan kepada orang tua untuk melengkapi vaksinasi anak-anaknya pada tanggal-tanggal segini.
Sayangnya, dua tahun terakhir, pandemi Covid-19 membuat banyak orang tua menunda vaksinasi anak dasar untuk anak-anak mereka. Alasannya, orang tua khawatir anak akan tertular Covid-19 apabila mengimunisasi anak di puskesmas maupun rumah sakit. Kegiatan posyandu yang biasanya memfasilitasi pemberian vaksin dasar juga sempat terhenti. Akibatnya, tahun lalu (per-Oktober 2021), capaian vaksinasi dasar lengkap di Indonesia baru mencapai 58,4% dari target 79,1%.
GSK dan Kemenkes ajak keluarga Indonesia lengkapi imunisasi anak
Kondisi ini tentu saja sangat mengkhawatirkan ya moms, karena ada risiko akan menimbulkan wabah penyakit lain yang tak kalah bahaya dari Covid-19. Padahal, seharusnya penyakit tersebut mungkin bisa dicegah apabila anak diimunisasi. Sebut saja beberapa penyakit seperti kanker hati, TBC, polio, difteri, tetanus, campak, rubella, pertusis, dan penyakit lainnya yang dampaknya sangat serius bagi anak-anak.
Nah, dalam rangka mencegah timbulnya wabah penyakit lain yang berisiko menyerang anak-anak, perusahaan kesehatan global GlaxoSmithKline (GSK) bekerjasama dengan Kemenkes membuat acara talkshow untuk meyakinkan para orang tua segera melengkapi imunisasi anak-anak yang sempat tertinggal karena kondisi pandemi. Talkshow yang mengambil tema “Sehatkan Keluarga Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap – Long Life for All” ini diselenggarakan tanggal 18 April lalu di Jakarta.
GSK Indonesia dan Kemenkes menyelenggarakan talkshow yang membahas imunisasi anak.
Acara tersebut menghadirkan beberapa narasumber, yakni:
- Dokter Spesialis Anak, Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K)
- Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO
- Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine MKM
- Vaccine Medical Director GSK Indonesia, dr. Demiana Permatasari.
Dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO dalam kesempatan itu mengatakan bahwa Kemenkes mengajak semua pihak lintas sektor, pihak swasta, akademisi, organisasi kemasyarakatan, dan media untuk dapat menjadi penggerak serta turut mendorong pelaksanaan imunisasi yang berkualitas dan mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata. Hal tersebut demi terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Maka, Kemenkes pun menyambut positif talkshow yang diselenggarakan oleh GSK kemarin sebagai salah satu mitra Indonesia yang diharapkan dapat mendorong masyarakat melakukan vaksinasi, khususnya memvaksin anak-anak.
Risiko jika imunisasi anak tertunda
Yang namanya imunisasi atau vaksinasi dasar, apalagi buat anak-anak usia di bawah 6 tahun yang belum bisa menerima vaksin Covid-19 sangat penting. Imunisasi dasar ini bisa meningkatkan imun anak, sehingga mencegah anak-anak tertular penyakit berat, risiko cacat, hingga kematian.
Selain ampuh melindungi anak-anak kita, imunisasi juga bisa melindungi anak-anak lain di lingkungan kita yang mungkin belum mendapatkan vaksin. Masih ingat kan tentang konsep Herd Immunity (Kekebalan Komunitas)? Apabila ada banyak anak yang divaksin di suatu tempat, maka apabila ada beberapa anak yang bertemu orang dengan penyakit tertentu, mereka tidak akan sakit apalagi sampai menularkan penyakit itu kepada anak-anak lain. Dengan begitu penyebaran penyakit bisa dikendalikan dengan lebih baik.
Imunisasi membentuk Kekebalan Komunitas.
Berbeda apabila di lingkungan kita banyak anak yang enggak menerima vaksin. Imunitas anak-anak lebih lemah sehingga gampang tertular dan menularkan penyakit ke anak-anak lain.
Seperti yang baru-baru ini terdata oleh Kemenkes, pada bulan November dan Desember 2021 kemarin ada laporan bahwa tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, yakni Bulukumba, Sidenreng Rappang, dan Barru mengalami kejadian luar biasa (KLB) wabah difteri dan campak. Hal ini sangat disayangkan ya moms, mengingat difteri dan campak seharusnya bisa dicegah dengan pemberian vaksin.
Tentu kita tak ingin kejadian seperti itu menimpa anak-anak kita, generasi penerus bangsa, kan moms? Maka dari itu, moms yang kemarin vaksin anak-anaknya sempat tertinggal, sebaiknya segera mengejar ketertinggalan atau melengkapi vaksin si kecil ya, agar daerah tempat tinggal kita terhindar dari KLB wabah penyakit.
“Untuk menghindari terjadinya kasus KLB, maka penting bagi orang tua untuk melengkapi dan mengejar imunisasi anak yang tertinggal tanpa harus mengulang jadwal imunisasi dari awal,” kata Prof. Hartono Gunardi dalam kesempatan itu.
Selama pandemi program vaksinasi tetap ada
Prof. Hartono Gunardi menegaskan bahwa vaksinasi terbukti efektif untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak dan mencegah anak tertular penyakit. Apabila anak-anak kebal dari penyakit tertentu, maka bisa menurunkan prevalensi penyakit (mengubah epidemologi penyakit), sehingga bisa memusnahkan (eradikasi) penyakit tersebut.
Data menunjukkan bahwa setiap tahun, imunisasi telah mencegah kematian 2-3 juta anak di Indonesia. Tentu saja, kalau makin lengkap imunisasinya, maka kualitas kesehatan anak-anak Indonesia pun semakin baik.
Oleh karena itu, Prof. Hartono Gunardi menegaskan supaya orang tua tetap membawa anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Berikut adalah beberapa vaksin dasar yang sangat dianjurkan untuk diterima oleh anak-anak kita:
- Usia 0-12 perlu mendapatkan imunisasi vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus, Influenza, MR, JE, dan Hepatitis A.
- Usia 24 bulan, anak perlu menerima vaksin Tifoid.
- Usia 1-2 tahun, anak perlu diberikan vaksin MMR, Varisela, vaksin ulangan DTP-Hib-Hepatitis B.
- Usia 9 tahun, anak direkomendasikan mendapatkan vaksin HPV dan Dengue .
Vaksinasi atau imunisasi anak mencegah wabah penyakit.
Sebagian besar vaksin tersebut bisa diakses oleh masyarakat secara gratis melalui fasilitas kesehatan seperti posyandu atau puskesmas. Selama pandemi sedang tinggi-tingginya kemarin sampai sekarang pun, sebenarnya layanan ini juga masih bisa diakses.
Dr. Prima Yosephine mengatakan bahwa layanan imunisasi anak tetap diberikan walaupun saat pandemi. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Petunjuk Teknis untuk mengatur pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin pada masa pandemi COVID-19 supaya bisa mencegah KLB wabah. Namun, seperti yang saya tulis sebelumnya, masih banyak orang tua enggan datang ke puskesmas untuk membawa anaknya diimunisasi karena khawatir tertular virus Covid-19.
Maka, melalui talkshow kemarin, perwakilan Kemenkes meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir datang ke posyandu maupun puskesmas untuk memvaksin anak-anaknya. Yang penting pada saat datang imunisasi menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar, seperti:
- Datang ke puskesmas/ posyandu dengan memakai masker.
- Menjaga jarak dengan orang/ pasien lain.
- Mencuci tangan hingga bersih.
- Mengawasi anak untuk tidak bermain bebas di lingkungan puskesmas/ fasilitas kesehatan lain.
- Setelah pulang dari puskesmas/ posyandu segera membersihkan diri dan mengganti semua pakaian, gendongan anak, dll.
- Mengamati KIPI setelah vaksin dan apabila ada kelihan segera menghubungi petugas kesehatan.
InsyaAllah, anak-anak yang menerima vaksin akan lebih bagus imunitasnya.
Vaksinasi membuat kualitas kesehatan anak-anak menjadi lebih baik.
Dalam kesempatan itu juga, dr. Prima Yosephine juga mengatakan bahwa pada bulan Mei mendatang, akan ada BIAN atau Bulan Imunisasi Anak Nasional untuk menutup gap dua tahun berturut-turut kemarin buat anak-anak Indonesia yang belum lengkap imunisasi dasarnya. BIAN akan dilaksanakan dengan tiga strategi:
- Imunisasi kejar, yakni memberikan vaksinasi pada individu yang tertinggal satu atau lebih dosis vaksin dasar.
- Imunisasi massal cegah campak dan rubella dengan memberikan dosis vaksin tambahan taVaksinasi atau imunisasi anak mencegah wabah penyakit.npa memandang status imunisasi baru.
- Melakukan introduksi/ pengenalan vaksin baru, seperti penambahan vaksin PCV untuk mencegah penyakit pneumonia dan vaksin Rotavirus untuk mencegah diare.
Nah, moms, yang anak-anaknya kemarin tertinggal imunisasinya, yuk manfaatkan kesempatan BIAN tersebut untuk melengkapi vaksin dasar si kecil. Prinsip imunisasi, apabila terlambat:
- Lengkapi imunisasi yang kurang.
- Tidak ada imunisasi yang hangus.
- Jika banyak imunisasi yang kurang, maka bisa melakukan vaksin ganda/ multiple.
Jadi, enggak masalah kalau kemarin ada imunisasi yang tertinggal, segera catch up aja, karena lebih baik terlambat ketimbang anak enggak divaksin sama sekali ya moms.
Dukungan GSK untuk pemberian vaksin anak
GSK Indonesia mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendukung upaya Kemenkes untuk mendorong imunisasi anak. Beberapa hal yang dilakukan oleh GSK antara lain:
- Melakukan kolaborasi publik maupun privat dalam upaya menyampaikan informasi ilmiah kepada petugas kesehatan.
- Menyampaikan informasi kepada masyarakat umum terkait imunisasi.
- Melakukan kemitraan dengan peneliti untuk mengambangkan vaksin yang bisa mencegah lebih banyak lagi penyakit.
Dr. Demiana Permatasari mengatakan bahwa pada saat ini GSK telah memproduksi lebih dari 20 macam vaksin yang bisa mencegah masyarakat terkena penyakit, antara lain vaksin Rotavirus, PCV, DTP, Influenza, Hepatitis, Meningitis, Shingles, RSV, Covid-19, CMV, Malaria, dll. Vaksin GSK telah banyak dipakai oleh 160 negara di seluruh dunia.
GSK berkolaborasi dengan Kemenkes mendorong masyarakat melakukan vaksinasi.
Pada saat ini GSK juga tengah mengembangkan 21 jenis vaksin baru untuk mencegah terjadinya wabah penyakit lain. Untuk itu GSK berupaya untuk berkolaborasi baik dengan pemerintah maupun sektor privat dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan, khususnya melakukan imunisasi.
Bagaimanapun, dari pandemi selama dua tahun lebih ini, kita semua pasti sudah belajar betapa pentingnya vaksinasi kan moms? Tak hanya vaksin Covid-19, namun vaksin lain juga penting, khususnya buat anak-anak kita.
Jadi, sekali lagi, yuk moms, jangan ragu melengkapi vaksin si kecil. Semoga moms, anak-anak, dan keluarga selalu sehat ya 🙂 .
April Hamsa
Whoaaa, ini panggilan buat buibu jaman now.
soale memang selama pandemi ini banyak yg takut bawa bocils ke Posyandu.
kalo ada solusi gini kan menenangkan buat semuanyaaaa
Sepertinya ada imunisasi anakku yang terlewat, nih. Dan benaran ya pandemi 2 tahun belakangan jadi pada nggak imunisasi. Ada yang takut terpapar virus Covid-19, karena pusat layanan kesehatan rawan penyebaran virus. Ada juga yang kelupaan akibat pusingnya kita menjalani pandemi. Semoga mulai dilengkapi lagi imunisasinya anak-anak Indonesia, untuk kehidupan yang lebih sehat. Jangan sampai datang penyakit di kemudian hari gara-gara nggak imunisasi sekarang.
ngeriii kalo jadwal imunisasi sampai tertunda atau bahkan terlupakan. dulu aku ketat banget sama jadwal imunisasi boyz waktu kecil. pas pandemi gini, makin waspada dan selalu diingat kapan jadwal vaksin berikutnya. pas udah kumplit, lega dehh
Semoga merata ya dan semua anak bisa divaksin lengkap supaya terjaga kesehatannya dari paparan virus dan penyakit. Aamiin
Banyak banget kurangnya target imunisasi ini ya mbak, dari 79 baru terpenuhi 58, emang sih pandemi ini jadi salah satu penyebabnya juga. Ditempat tinggal saya pun selama pandemi nggak ada posyandu, jadi yang punya anak kecil, untuk imunisasi membawa anaknya ke bidan yang membuka praktek di rumah. Jadinya ya keluar biaya sendiri.
Alhamdulillah, edukasi yang baik mengenai imunisasi masa kini.
Rasanya sedih sekali kalau sudah terlanjur terjadi dan setelah dirunut, ternyata karena anaknya gak vaksin.
Dengan melengkapi imunisasi anak merupakan salah satu bentuk dari ikhtiar kita untuk menjaga dan melindungi anak-anak kita dari virus dan penyakit ya. Semoga semakin banyak yang memiliki kesadaran akan pentingnya mengimunisasikan anaknyasecara lengkap yaa
Iya nih, di masa pandemi ini menunjukkan bahwa vaksinasi itu penting banget… Semua vaksin, bukan hanya vaksin covid…
Banyak yg tertinggal imunisasi mba, kalau yg punya budget lebih bisa imunisasi mandiri tapi ya gitu lumayan bgt biayanya. Kasian yang kurang mampu, posyandunya ngga jalan, imunisasinya belum lengkap.
Uno sempat telat 2-3 bulan saat awal pandemi. Waktu itu dia masih bayi banget jadi khawatir ke puskesmas. Saat imunisasi ke klinik eh ga lengkap. Syukurlah dapat info dari tetangga kalo segera puskesmas karena prokes di sana bagus. Jalur yang imunisasi beda, ga dicampur dg yang sakit batuk.
Alhamdulillah vaksin anak2 di rumah udah lengkap. Jadi pas pandemi kemarin tenang ga perlu ke rs atau dokter untuk vaksin. Vaksin penting banget karena mendukung tumbuh kembang anak-anak
Sebelum ikut webinar itu, aku nggak kepikiran loh bahwa memang dampak pandemi bisa bikin orang ya terlambat atau menunda proses imunisasi. Dan teryata ini harus kita gaungkan agar jangan tunda imunisasi pada anak
Imunisasi penting banget memang. Makanya penting banget ini biar tambah sehat dan kuat anak2 bagaimanapun juga investasi
Heran aku hqri gini masih aja banyak buibu yg anti vaksin ya. Belum ngerqsain kalo anaknya sakit sih alhamdhulilah anak2 udah vaksin smua tinggal si kecil nanti yg pengulangan pas SD
Imunisasi adalah salah satu cara untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya. Apalagi imunisasi dasar masuk program utama pemerintah dan gratis untuk seluruh anak Indonesia. Ngga ada alasan buat ngga vaksin
Alhamdulillah anak saya imunisasi nya sudah lengkap. Tinggal vaksin covid-19 ke dua yg belum nih. Dari pihak sekolahnya belum ada info lagi. Padahal di kota sudah ya
Aku banget nih yang sampai kelewat dua tahun banyak imunisasi untungnya imunisasi tambahan yah, tapi berniat banget untuk dipenuhi. Sampai dokter bilang ini korban pandemi jadi telat deh.
Tugas orang tua melindungi anaknya. Salah satunya dengan memberi imunisasi yang lengkap sesuai anjuran. Heran juga ya yang masih malas mengikuti anjuran ini. Kasihan anak2nya bisa terkena dampaknya.
Banyak edukasi yang salah mengenai imunisasi ini sih..
Jangankan orangtua di daerah, di Kota besar seperti Bandung juga masih banyak yang menghindari imunisasi.
Tapi memang kembalikan lagi ke preverensi masing-masing yaa.. Tapi edukasi yang baik sudah disampaikan melalui tulisan dan usaha Pemerintah melalui banyak penyuluhan bahkan program gratis.
Gak hanya karena pandemi, kami yang di Lombok gini kayaknya efeknya berturut-turut deh. Diawali dengan gempa di tahun 2018, terus pandemi. Pantas aja pas diingat-ingat, anak saya ini kok kayaknya baru beberapa kali dibawa vaksinasi. Aih ternyata bener, banyak kelewat.. Untungnya gak ada kata terlambat, semuanya bisa dilengkapi..asal di kecilnya belum diserang penyakit tersebut aja.
penting ya memang vaksin untuk anak juga, agar imun jga. karena vaksinasi itu untuk imun tubuh kedepannya
Jaman sekarang, makin tinggi pendidikan orang, makin susah meyakinkan untuk imunisasi ya. Ada aja argumennya, padahal sudah banyak yg murah, bahkan murah. 20th lalu anak2 imunisasi mandiri alias bayar sendiri sampai tuntas & dapat piagam lulus imunisasi dari dokternya. Alhamdulillah tumbuh dengan baik. Sesekali sakit masih wajar.
anak2ku tetap aku beri imunisasi walau pandemi mbak.. asal memerhatikan prokes dan selektif memilih layanan kesehatan. jam kunjungan juga perlu kita perhatikan
putriu yang nomor 2 sempat tertunda imunisasi BCG nya gara2 dia lahir di Sydney australia dimana di negara ini sudah dinyatakan bebas dari TBC. Nah, pas balik ke Indonesia ternyata udah nggak bisa dapat imunisasi BCG karena udah kegedean anaknya. Akibatnya pas dia kuliah dia sempat terkena pneumonia cukup parah… dan ada kuman TBC nya juga gara2 waktu bayi nggak imunisasi BCG
Sama nih kak, anakku yang kedua ada beberapa yang tertunda vaksinnya. Tapi insyaallah bisa dikejar dengan vaksin-vaksin lagi ya.
Kita bisa belajar dari Kejadian Luar Biasa yang pernah terjadi sebelumnya, sehingga memilih langkah preventif yang baik seperti mencatat jadwal imunisasi anak dengan teliti.
memang masa pandemi membuat banyak perubahan ya, termasuk tingkat kenyamanan kita untuk pergi ke posyandu atau RS ya. Semoga tidak ada yang terlambat melengkapi imunisasinya
Selama pandemi ini keponakanku juga terlambat imunisasi karena selama empat bulan lebih tidak ada imunisasi di POSYANDU dan akhirnya keponakanku ke klinik terdekat untuk imunisasi.
Makasih mbak sudah diingatkan. Anak ketigaku smpat terlambat 1 imunisasinya. Kudu dikejar secepatnya nih. Kemarin kan sempat 3 orang anggota keluarga positif covid. Anak2 negatif sih tp ya kami yg positif ga bisa ke rs anter imunisasi. Trs pindahan. Akhirnya terlewat deh
Selama pandemi pelayanan posyandu di Bali dilakukan dengan mengunjungi rumah balita mbak. Bahkan pemberian imunisasi juga berjalan normal. Andai ada yang terlambat diimunisasi, masih bisa melakukan imunisasi susulan karena data balita selalu tercatat dalam buku imunisasi. Kita jangan sampai abai terhadap imunisasi…supaya tubuh balita kebal terhadap penyakit, dan balita pun tumbuh menjadi anak yang sehat.
waa iya yaaa kegiatan imunisasi jadinya terhambat karena pandemic, semoga sekarang sekarang udah mulai bisa berjalan lagi yaa, mumpung udah sedikit longgar nih di daerah ku hihihi
Selama pandemi ini aku juga banyak skip ke Posyandu, ya karena khawatir risiko tertular Covid-19, sih. Tapi alhamdulillah anak-anakku udah imunisasi lengkap yang sampai 9 bulan itu. Imunisasi lain kayak rubella juga udah.
Emang kudu dilengkapi ya kalau ada imunisasi yang terlambat. Karena kekebalan komunitas tuh penting banget.. biar semua lebih sehat gak gampang sakit.
Anak-anakku biasanya ikut jadwal imunisasi di sekolah, jadi semoga bisa lengkap, sedih bacanya ada KLB difteri dan campak di Sulsel, kedua penyakit itu kan sudah teratasi dengan imunisasi. Semoga para orang tua diberikan kesadaran pentingnya menjaga satu-sama lain dengan imunisasi
Memang selama pandemi jadi suka was-was mau ajak anak vaksin, lantaran posyandu ngga ada, mau ke puskesmas masih parno.
Sekarang alhamdulillah kondisi udah mulai membaik, semoga terus membaik sampai habis lebaran biar bisa kejar vaksin anak-anak.
Alhamdulillah ada kemudahan lagi nih untuk ikhtiar jaga kesehatan anak salah satunya dengan ikut BIAN, bisa melengkapi imunisasi anak. Makasih infonya ya mbak April
Imunisasi pada anak memang sangat penting. Waktu anakku yang ketiga mausk usia 6 bulan ehh kena covid dan waktu itu sempat lagi melonjak juga angka covid di Bandung. Jadi sempat tertunda beberapa imunisasi. Untungnya masih bisa di kejar 😊
Hebat teh Jeanette.
Kudu jeli dan teliti banget kalau terkait dengan kesehatan anak.
benar banget, mesti lengkap dan usahakan sesuaik jadwal untuk imunisasi anak.
Jadi ingat tahun lalu aku kena campak, padahal udah gede masih aja bisa kena kwkwkwkw
Tapi karena sudah lengkap imunisasi waktu kecil, campaknya cepat pulih
Sungguh miris dengan KLB yang terjadi beberapa bulan lalu. Semoga makin banyak orang tua yang teredukasi akan pentingnya vaksin ya Bund. Kita mesti menghargai orang2 yang sudah menghabiskan waktunya belajar mengenai vaksin secara ilmiah dengan mempertimbangkan menggunakan vaksin juga kan ya.
Sepakat sekali untuk tetap memberikan imunisasi apda anak saat pandemi. Karena bagaimanapun bagus buat anak. Jangan lupa untuk tetap prokes
Pandemi ini akan membuat semua berubah tapi anak harus di vaksin biar masa depan aman nih
Merinding kalo ingat resiko yg mungkin terjadi saat imunisasi terlambat buat balita. Sementara kita (masih) terkepung dengan kondisi pandemi dan virus yang terus membayangi
Pandemi banyak dijadikan alasan untuk tidak ambil imunisasi. sedih juga dengan fenomena ini. Pekan Imunisasi Anak kali ini banyak mengedukasi masyarakat bersama para blogger. Sipp!
Alhamdulillah anak2 ku sudah lengkap nih mba imunisasi,, langkah utk imunisasi merupakan tameng Juga untuk tubuh menangkal jenis penyakit dari luar dan punya kekebalan juga
Baguusss banget tulisannya, Mbak April… aku selalu suka postingan2nya.
Imunisasi ini memang nggak boleh diskip, meskipun tertunda tetap harus dikejar dan dilengkapi supaya perlindungan imunitas anak terbangun sejak usianya.
Waktu pandemi mulai, Gi masih bersia setahun. Saya tetap ikut Posyandu untuk imunisasinya. Menurut saya ini penting. Ayok semua ibu harus lengkapi imunisasi, ya
Lengkapi imunisasi menjadi suatu hal yang baik, buat anak-anak yang belum lengkap. Apalagi terkendala pandemi ini kan
Maka disegerakan, karena dampaknya juga buat imunitas tubuh anak jangka panjang
Makin seneng deh Mak rasanya kalau pemerintah udah mulai aware untuk sosialisasi vaksin lebih sering, apalagi kalau ada kabar vaksin gratis juga. Semoga akses vaksinasi nggak terlalu eksklusif jadi pencegahan akan penyakit-penyakit berbahaya di kemudian hari juga bisa semakin baik.
Alhamdulillah 2 anak dulu vaksin dasar lumayan lengkap, cuma beberapa booster yang kurang dan vaksin usia 9 tahun nih tapi Aiman udah vaksin covid sampai dosis kedua
Menurut saya penting rasanya imunisasi untuk anak, hal ini juga sebagai tameng dari segala virus atau penyakit yang bisa masuk ke tubuh
Informatif sekali dengan artikel yang disampaikan mba April. Poin-poinnya juga berisi
Aku jadi keinget punya saudara yg bikin sebel karena susah dibilang bahwa imunisasi/vaksin dasar tuh penting utk anak khususnya bayi & balita agar tercipta imun yg kuat
Kalau ngomongin soal imunisasi, dulu paling takut kalau zaman SD ada pihak puskesmas yang datang utk nyuntik anak-anak. Tapi setelah gede, paham aja kalau imunisasi itu penting banget dilakukan.
Jadi ga ada kata terlambat yaa buat vaksin anak. Yang penting kesehatan anak bisa terpenuhi
di tengah gempuran penyakit yang bermacam2 saat ini, saya raya imunisasi jadi salah satu alat pertahanan yang penting untuk dilakukan. ga boleh ada yang ketinggalan. lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali
Bersyukur si kecil sudah selesai semua imunisasinya mbak. Kemarin sempat ragu pas pandemi ikut vaksin tapi ternyata aman dan sudah lengkap imunisasi si kecil.
Imunisasi memang sudah ada sejak dulu ya mbak, saya juga ingat waktu sd di imunisasi. Tujuannya sangat bagus, guna mencegah terkena penyakit tertentu. Seminar seperti ini bisa memberikan pengetahuan tambahan kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
Jadi keinget kalo Shanum masih ada vaksin tambahan yang dijadwalkan tapi belum sempet balik lagi. PR banget nih ngerunutnya, udah lama ga berurusan sama vaksin kecuali vaksin covid19, jadi rada liuer.
Mba, bener ga sih nanti kalo syarat masuk SD itu harus ada sertifikat vaksin lengkap? Kalau tempat vaksin ga sama, gimana mintanya? Bisa di puskesmas kah?