Tak terasa ya bulan April sebentar lagi berakhir. Kalau sebelum pandemi dulu, moms yang memiliki anak bayi, toddler, hingga usia SD biasanya saat ini tengah memeriksa jadwal imunisasi anak, ya kan? Pasalnya, setiap akhir April, seluruh dunia termasuk Indonesia memperingati Pekan Imunisasi Dunia. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga gencar mengkampanyekan kepada orang tua untuk melengkapi vaksinasi anak-anaknya pada tanggal-tanggal segini.

Sayangnya, dua tahun terakhir, pandemi Covid-19 membuat banyak orang tua menunda vaksinasi anak dasar untuk anak-anak mereka. Alasannya, orang tua khawatir anak akan tertular Covid-19 apabila mengimunisasi anak di puskesmas maupun rumah sakit. Kegiatan posyandu yang biasanya memfasilitasi pemberian vaksin dasar juga sempat terhenti. Akibatnya, tahun lalu (per-Oktober 2021), capaian vaksinasi dasar lengkap di Indonesia baru mencapai 58,4% dari target 79,1%.

GSK dan Kemenkes ajak keluarga Indonesia lengkapi imunisasi anak

Kondisi ini tentu saja sangat mengkhawatirkan ya moms, karena ada risiko akan menimbulkan wabah penyakit lain yang tak kalah bahaya dari Covid-19. Padahal, seharusnya penyakit tersebut mungkin bisa dicegah apabila anak diimunisasi. Sebut saja beberapa penyakit seperti kanker hati, TBC, polio, difteri, tetanus, campak, rubella, pertusis, dan penyakit lainnya yang dampaknya sangat serius bagi anak-anak.

Nah, dalam rangka mencegah timbulnya wabah penyakit lain yang berisiko menyerang anak-anak, perusahaan kesehatan global GlaxoSmithKline (GSK) bekerjasama dengan Kemenkes membuat acara talkshow untuk meyakinkan para orang tua segera melengkapi imunisasi anak-anak yang sempat tertinggal karena kondisi pandemi. Talkshow yang mengambil tema “Sehatkan Keluarga Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap – Long Life for All” ini diselenggarakan tanggal 18 April lalu di Jakarta.

GSK Indonesia dan Kemenkes menyelenggarakan talkshow yang membahas imunisasi anak.

Acara tersebut menghadirkan beberapa narasumber, yakni:

  • Dokter Spesialis Anak, Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K)
  • Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO
  • Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine MKM
  • Vaccine Medical Director GSK Indonesia, dr. Demiana Permatasari.

Dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO dalam kesempatan itu mengatakan bahwa Kemenkes mengajak semua pihak lintas sektor, pihak swasta, akademisi, organisasi kemasyarakatan, dan media untuk dapat menjadi penggerak serta turut mendorong pelaksanaan imunisasi yang berkualitas dan mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata. Hal tersebut demi terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Maka, Kemenkes pun menyambut positif talkshow yang diselenggarakan oleh GSK kemarin sebagai salah satu mitra Indonesia yang diharapkan dapat mendorong masyarakat melakukan vaksinasi, khususnya memvaksin anak-anak.

Risiko jika imunisasi anak tertunda

Yang namanya imunisasi atau vaksinasi dasar, apalagi buat anak-anak usia di bawah 6 tahun yang belum bisa menerima vaksin Covid-19 sangat penting. Imunisasi dasar ini bisa meningkatkan imun anak, sehingga mencegah anak-anak tertular penyakit berat, risiko cacat, hingga kematian.

Selain ampuh melindungi anak-anak kita, imunisasi juga bisa melindungi anak-anak lain di lingkungan kita yang mungkin belum mendapatkan vaksin. Masih ingat kan tentang konsep Herd Immunity (Kekebalan Komunitas)? Apabila ada banyak anak yang divaksin di suatu tempat, maka apabila ada beberapa anak yang bertemu orang dengan penyakit tertentu, mereka tidak akan sakit apalagi sampai menularkan penyakit itu kepada anak-anak lain. Dengan begitu penyebaran penyakit bisa dikendalikan dengan lebih baik.

Imunisasi membentuk Kekebalan Komunitas.

Berbeda apabila di lingkungan kita banyak anak yang enggak menerima vaksin. Imunitas anak-anak lebih lemah sehingga gampang tertular dan menularkan penyakit ke anak-anak lain.

Seperti yang baru-baru ini terdata oleh Kemenkes, pada bulan November dan Desember 2021 kemarin ada laporan bahwa tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, yakni Bulukumba, Sidenreng Rappang, dan Barru mengalami kejadian luar biasa (KLB) wabah difteri dan campak. Hal ini sangat disayangkan ya moms, mengingat difteri dan campak seharusnya bisa dicegah dengan pemberian vaksin.

Tentu kita tak ingin kejadian seperti itu menimpa anak-anak kita, generasi penerus bangsa, kan moms? Maka dari itu, moms yang kemarin vaksin anak-anaknya sempat tertinggal, sebaiknya segera mengejar ketertinggalan atau melengkapi vaksin si kecil ya, agar daerah tempat tinggal kita terhindar dari KLB wabah penyakit.

Untuk menghindari terjadinya kasus KLB, maka penting bagi orang tua untuk melengkapi dan mengejar imunisasi anak yang tertinggal tanpa harus mengulang jadwal imunisasi dari awal,” kata Prof. Hartono Gunardi dalam kesempatan itu.

Selama pandemi program vaksinasi tetap ada

Prof. Hartono Gunardi menegaskan bahwa vaksinasi terbukti efektif untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak dan mencegah anak tertular penyakit. Apabila anak-anak kebal dari penyakit tertentu, maka bisa menurunkan prevalensi penyakit (mengubah epidemologi penyakit), sehingga bisa memusnahkan (eradikasi) penyakit tersebut.

Data menunjukkan bahwa setiap tahun, imunisasi telah mencegah kematian 2-3 juta anak di Indonesia. Tentu saja, kalau makin lengkap imunisasinya, maka kualitas kesehatan anak-anak Indonesia pun semakin baik.

Oleh karena itu, Prof. Hartono Gunardi menegaskan supaya orang tua tetap membawa anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Berikut adalah beberapa vaksin dasar yang sangat dianjurkan untuk diterima oleh anak-anak kita:

  • Usia 0-12 perlu mendapatkan imunisasi vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus, Influenza, MR, JE, dan Hepatitis A.
  • Usia 24 bulan, anak perlu menerima vaksin Tifoid.
  • Usia 1-2 tahun, anak perlu diberikan vaksin MMR, Varisela, vaksin ulangan DTP-Hib-Hepatitis B.
  • Usia 9 tahun, anak direkomendasikan mendapatkan vaksin HPV dan Dengue .

Vaksinasi atau imunisasi anak mencegah wabah penyakit.

Sebagian besar vaksin tersebut bisa diakses oleh masyarakat secara gratis melalui fasilitas kesehatan seperti posyandu atau puskesmas. Selama pandemi sedang tinggi-tingginya kemarin sampai sekarang pun, sebenarnya layanan ini juga masih bisa diakses.

Dr. Prima Yosephine mengatakan bahwa layanan imunisasi anak tetap diberikan walaupun saat pandemi. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Petunjuk Teknis untuk mengatur pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin pada masa pandemi COVID-19 supaya bisa mencegah KLB wabah. Namun, seperti yang saya tulis sebelumnya, masih banyak orang tua enggan datang ke puskesmas untuk membawa anaknya diimunisasi karena khawatir tertular virus Covid-19.

Maka, melalui talkshow kemarin, perwakilan Kemenkes meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir datang ke posyandu maupun puskesmas untuk memvaksin anak-anaknya. Yang penting pada saat datang imunisasi menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar, seperti:

  • Datang ke puskesmas/ posyandu dengan memakai masker.
  • Menjaga jarak dengan orang/ pasien lain.
  • Mencuci tangan hingga bersih.
  • Mengawasi anak untuk tidak bermain bebas di lingkungan puskesmas/ fasilitas kesehatan lain.
  • Setelah pulang dari puskesmas/ posyandu segera membersihkan diri dan mengganti semua pakaian, gendongan anak, dll.
  • Mengamati KIPI setelah vaksin dan apabila ada kelihan segera menghubungi petugas kesehatan.

InsyaAllah, anak-anak yang menerima vaksin akan lebih bagus imunitasnya.

Vaksinasi membuat kualitas kesehatan anak-anak menjadi lebih baik.

Dalam kesempatan itu juga, dr. Prima Yosephine juga mengatakan bahwa pada bulan Mei mendatang, akan ada BIAN atau Bulan Imunisasi Anak Nasional untuk menutup gap dua tahun berturut-turut kemarin buat anak-anak Indonesia yang belum lengkap imunisasi dasarnya. BIAN akan dilaksanakan dengan tiga strategi:

  • Imunisasi kejar, yakni memberikan vaksinasi pada individu yang tertinggal satu atau lebih dosis vaksin dasar.
  • Imunisasi massal cegah campak dan rubella dengan memberikan dosis vaksin tambahan taVaksinasi atau imunisasi anak mencegah wabah penyakit.npa memandang status imunisasi baru.
  • Melakukan introduksi/ pengenalan vaksin baru, seperti penambahan vaksin PCV untuk mencegah penyakit pneumonia dan vaksin Rotavirus untuk mencegah diare.

Nah, moms, yang anak-anaknya kemarin tertinggal imunisasinya, yuk manfaatkan kesempatan BIAN tersebut untuk melengkapi vaksin dasar si kecil. Prinsip imunisasi, apabila terlambat:

  • Lengkapi imunisasi yang kurang.
  • Tidak ada imunisasi yang hangus.
  • Jika banyak imunisasi yang kurang, maka bisa melakukan vaksin ganda/ multiple.

Jadi, enggak masalah kalau kemarin ada imunisasi yang tertinggal, segera catch up aja, karena lebih baik terlambat ketimbang anak enggak divaksin sama sekali ya moms.

Dukungan GSK untuk pemberian vaksin anak

GSK Indonesia mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendukung upaya Kemenkes untuk mendorong imunisasi anak. Beberapa hal yang dilakukan oleh GSK antara lain:

  • Melakukan kolaborasi publik maupun privat dalam upaya menyampaikan informasi ilmiah kepada petugas kesehatan.
  • Menyampaikan informasi kepada masyarakat umum terkait imunisasi.
  • Melakukan kemitraan dengan peneliti untuk mengambangkan vaksin yang bisa mencegah lebih banyak lagi penyakit.

Dr. Demiana Permatasari mengatakan bahwa pada saat ini GSK telah memproduksi lebih dari 20 macam vaksin yang bisa mencegah masyarakat terkena penyakit, antara lain vaksin Rotavirus, PCV, DTP, Influenza, Hepatitis, Meningitis, Shingles, RSV, Covid-19, CMV, Malaria, dll. Vaksin GSK telah banyak dipakai oleh 160 negara di seluruh dunia.

GSK berkolaborasi dengan Kemenkes mendorong masyarakat melakukan vaksinasi.

Pada saat ini GSK juga tengah mengembangkan 21 jenis vaksin baru untuk mencegah terjadinya wabah penyakit lain. Untuk itu GSK berupaya untuk berkolaborasi baik dengan pemerintah maupun sektor privat dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan, khususnya melakukan imunisasi.

Bagaimanapun, dari pandemi selama dua tahun lebih ini, kita semua pasti sudah belajar betapa pentingnya vaksinasi kan moms? Tak hanya vaksin Covid-19, namun vaksin lain juga penting, khususnya buat anak-anak kita.

Jadi, sekali lagi, yuk moms, jangan ragu melengkapi vaksin si kecil. Semoga moms, anak-anak, dan keluarga selalu sehat ya 🙂 .

April Hamsa