Nah, hayyooo lho moms, eh, dads juga sih ya, siapa yang tahu jawabannya kalau ada pertanyaan “Berapa sih sebenarnya kebutuhan serat anak dalam sehari?” Ada parents yang udah concern sekali dengan kebutuhan serat anak belum? Kalau ada, keren sekali anda ya, salut hehe. Yaaa, saya bilang keren soalnya itu artinya moms and dads peduli sama kesehatan saluran cerna si kecil. Sebaaab, yang namanya serat itu sungguh mempengaruhi kesehatan pencernaan anak lho. Pastinya udah pada tahu donk yaaa? 😀

Mencoba Fibre O Meter untuk menghitung kecukupan asupan serat anak. Foto oleh: Dian I.

Pentingnya menjaga kesehatan pencernaan anak

Hmmm, atau mungkin ada yang belum tahu kalau asupan serat mempengaruhi kesehatan anak? Yawes, saya akan coba reminder lagi ya, barangkali ada yang lupa tentang teori soal Makanan Pendamping ASI (MPASI) atau soal makanan yang memenuhi gizi anaknya. Soalnya, yang namanya memberi makan anak itu enggak semudah di teori ya moms dads?

Hal yang paling bikin kuesel tuh saat kita udah capek-capek nyiapin makanan, udah sesuai lha ya sama di buku panduan, eeehh, si anak tutup mulut alias GTM. Dikasi sayur, dilepeh. Disodorin buah nangis. Hyaaahh, sabar yaaa moms dads, I knew the situation.

Saya ketika menghadiri acara Bicara Gizi beberapa waktu lalu.

Namun, moms dads, kalau anak seperti itu, jangan sampai kita menyerah begitu aja yaaa. Mari keep semangat berupaya supaya anak tetap mau makan sayur dan buah yang merupakan sumber serat. Bagaimana pun yang namanya asupan serat buat anak harus kita penuhi. Mengapa?

Jawabannya karena: Asupan serat yang cukup telah teruji secara klinis dapat membantu mengurangi gejala gangguan buang air besar (BAB). Sehingga, apabila anak kita cukup asupan serat hariannya, maka nanti BAB-nya akan lancar. Berikut alasan ilmiahnya:

Ini terjadi karena serat dapat membantu menyerap air di usus besar, memperbesar volume, dan melunakkan konsistensi feses, mempercepat pembuangan sisa makanan dari usus besar, hingga menstimulasi saraf pada rektum agar anak memiliki keinginan untuk BAB.”

Pernyataan di atas berasal dari Prof. dr. Badriul Hegar Ph.D, Sp.A(K) (Prof. Hegar), seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang juga seorang Konsultan Gastrohepatologi (keahlian khusus mengobati gangguan di saluran pencernaan).

Prof. dr. Badriul Hegar Ph.D, Sp.A(K).

Nah, kebetulan kemarin tuh (tanggal 4 Maret) saya mengikuti “kuliah” beliau mengenai “Peranan Serat untuk Dukung Kesehatan Pencernaan Anak” di acara Bicara Gizi yang diselenggarakan oleh Bebeclub di Restoran Kaum di Menteng, Jakarta Pusat. Prof. Hegar ini menjadi salah satu narasumber pada waktu itu.

Oh iya, Prof. Hegar juga menyatakan bahwa terganggunya saluran cerna itu bisa mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas kesehatan anak di masa mendatang lho. Emang kenyataannya begitu sih.

Sesuai pernyataan Prof. Hegar bisa kita lihat ya moms dads, bahwa asupan serat yang dikonsumsi oleh anak-anak kita memiliki manfaat membantu proses metabolisme tubuh. Dengan demikian, nanti kesehatan usus si kecil akan terjaga, mempermudah proses buang air besar (BAB) si anak, mencegah anak dari berbagai penyakit di saluran cerna, termasuk ambeien, dll.

Anak yang sehat pencernaannya, biasanya cenderung memiliki daya tahan tubuh yang baik. Sehingga si anak jarang mengalami masalah/ keluhan penyakit lainnya, bahkan berdampak pada tumbuh kembangnya yang juga baik. Tentu saja termasuk perkembangan otaknya, akan sangat bagus.

Hal ini berbeda dengan anak yang sering mengalami masalah dengan saluran cernanya. Anak-anak yang saluran cernanya sering bermasalah biasanya jadi sering rewel, berat badan naik turun enggak stabil, daya konsentrasinya kurang bagus yang tentunya mempengaruhi kecerdasan, dll. Kita enggak mau anak-anak kita seperti itu kan ya moms dads?

Fakta: 9 dari 10 anak kekurangan asupan serat

Sayangnya, ada fakta yang agak bikin shock, yakni berdasarkan penelitian Prof. Hegar di salah satu wilayah di Jakarta, ternyata 9 dari 10 anak (usia 2-3 tahun) masih kurang asupan serat hariannya. Anak-anak ini ternyata cuma mengkonsumsi sekitar 4,7 gram serat per hari. Jumlah tersebut ternyata masih jauh dari angka kecukupan gizi (AKG 2013) yang menyatakan bahwa kebutuhan serat anak seharusnya adalah 16 gram/ hari.

Prof. Hegar menjelaskan risiko kesehatan pada anak yang kekurangan asupan serat.

Penelitian tersebut juga membawa kepada fakta mengejutkan lainnya bahwa sebanyak 1 dari 3 anak-anak mengalami indikasi awal konstipasi alias sembelit. BAB anak-anak ini mungkin bisa setiap hari, namun fesesnya keras. Bisa juga sebaliknya, konsistensi feses lunak namun BAB-nya 3 hari sekali bahkan bisa lebih dari 3 hari.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tanda-tanda anak mengalami konstipasi:

  • Frekuensi BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu
  • Konsistensi fesef keras
  • Menunjukkan gejala mengejan dan tidak tuntas
  • Harus mengeluarkan tinja secara manual.

Kasihan ya moms dads, kalau anak kecil mengalami hal seperti itu. Kita saja yang dewasa past tak nyaman kan, apalagi ini anak kecil yang mungkin masih belum bisa mengungkapkan dengan jelas bahwa ada masalah di perncernaannya.

Bagaimana supaya anak enggak mengalami konstipasi?

Lalu, supaya kebutuhan serat anak cukup dan enggak mengalami konstipasi lagi, gimana donk? Yaaa, mau enggak mau adalah memenuhi 16 gram/ hari tadi. 16 gram/ hari serat tuh sebanyak apa sih? Menurut Kementerian Kesehatan (2013) 16 gram/ hari ini adalah sebanyak 2 kg wortel rebus.

Wadidaw, banyak bangeeeet.”

Hahaha, iya sih moms dads, namun tenang, kita usaha dulu. Menurut Prof. Hegar, kita bisa melakukan intervensi penambahan serat, yaaa minimal bisa jadi 7 gram lha. Data penelitian Prof. Hegar menunjukkan bahwa dengan memperbaiki pemberian jumlah serat ada perbaikan pola BAB anak yang cukup signifikan, yakni sebesar 74% dalam 2 minggu dan 90% dalam 8 minggu.

Intinya, pada saat kita melihat anak kita mengalami gejala konstipasi yang sudah saya sebutkan di atas, maka kita mesti segera aware bahwa ada yang enggak beres nih tentang asupan serat si kecil. Maka, ya, asupan serat hariannya mesti kita tambahin.

Dari mana saja sih sumber makanan yang tinggi serat? Nah, kalau sumber makanannya kita bisa coba untuk memberi anak-anak:

  • Buah-buahan seperti apel, mangga, jeruk, buah naga, strawberry, dll
  • Sayuran, pilih sayuran yang warnanya gelap, karena makin gelap warnanya makin tinggi kandungan seratnya
  • Kacang-kacangan, seperti kacang hijau, kacang edamame, kacang polong, almond, dll
  • Biji-bijian (whole grain) dan produk gandum.

Coba deh moms and dads, berikan makanan tinggi serat yang saya sebutkan di atas kepada anak-anak, supaya kebutuhan seratnya tercukupi.

Bagaimana caranya memastikan kecukupan serat harian anak?

Sekarang moms dads, sudah tahu ya mengenai tanda-tanda konstipasi dan juga sumber makanan apa saja yang bisa menjadi sumber serat untuk kesehatan pencernaan anak. Sekarang, tinggal bagaimana kita memastikan bahwa anak kita cukup ya asupan seratnya.

 Ibu Desytha Utami (berkerudung) dari Danone menjelaskan tentang Fibre O Meter.

BTW, soal cukup enggak cukup asupan serat ini enggak kita aja kok orang tua yang puyeng mikirinnya. Publik figur seperti Tarra Budiman dan Gya Sadiqah juga hehehe. Jadi, kemarin kan pasangan suami istri ini juga sharing di acara Bicara Gizi Bebeclub, nah, mereka cerita kalau putrinya yang bernama Kalea cukup suka makan sayur dan buah. Bahkan, mereka memperlihatkan video saat Kalea sedang asyik makan buah. Lahap, lho. Meski demikian, ternyata Tarra Budiman dan istri belum yakin nih sudah cukup belum ya konsumsi serat anaknya ini. Kita juga para parents pastinya juga bertanya-tanya hal yang sama kan?

Sudah cukup belum asupan serat anak saya?”

Nah, daripada pusing menerka-nerka cukup atau enggak asupan serat anak, kita hitung saya pakai fitur Fibre O Meter yang bisa kita akses via website .

FYI, Fibre O Meter ini adalah fitur yang baru saja dilaunching oleh Bebeclub, yang berfungsi untuk menghitung dan memastikan apakah asupan serat harian anak udah tercukupi atau belum.

Dalam kesempatan itu Ibu Desytha Utami, External Communication Manager for Specialized Nutrion Danone Indonesia menjelaskan bahwa Fibre O Meter ini bisa digunakan para parents buat memantau kecukupan serat harian anak. Caranya adalah dengan mengakses website Bebeclub, lalu langsung ke menu Fitur Ibu Hebat, lanjut ke Fibre O Meter. Nanti kita bisa memasukkan riwayat menu makanan dan minuman anak yang dikonsumsi dalam satu hari. Nanti, bisa langsung keluar hasilnya.

Fibre O Meter untuk menghitung asupan serat si kecil.

Fibre O Meter akan membantu memberikan gambaran akan pemenuhan serat si kecil dan mendeteksi apakah anak mengalami kekurangan serat,” jelas Ibu Desytha.

Kalau kemarin sih, Tarra Budiman dan istrinya mencoba menghitung asupan serat anaknya ternyata hasilnya masih kurang. Selidik punya selidik, kemungkinan dari cerita mereka, snack time-nya kurang satu kali (ini menurut Prof. Hegar yaaa, pas acara). Sehingga, Prof. Hegar merekomendasikan buat menambahkan satu kali lagi snack time dengan pemberian buah segar. Harapannya, setelah itu hasilnya lebih bagus lagi.

Tarra Budiman dan istri bersama Prof. Hegar dan Ibu Desytha.

Meski terlihat “kecewa” dengan hasilnya, namun Tarra Budiman mengapresiasi fitur Fibre O Meter di website Bebeclub tersebut.

Sangat membantu sekali buat ortu. Jadi bisa nanti memberikan tambahan menu. Padahl kayaknya cukup ya, yakin, eh ternyata belum. Tapi jadi tahu dan nanti bisa tambah menu buat Kalea,” kata Tarra Budiman.

Wuah, saya jadi deg-deg’an sendiri haha. Lha wong, Kalea saja yang kayaknya suka makan buah hasilnya masih kurang serat, gimana dengan anak saya ya? Hehe. Tapi, kalau takut-takut sama hasilnya justru nanti enggak bisa evaluasi kalau ada yang kurang kan? Akhirnya saya beranikan diri buat menghitung asupan serat anak saya pakai Fibre O Meter.

Isi data sesuai permintaan.

Hasilnyaaa… tadaaaa… beneran kurang, hiks, sad 🙁 .

Kyaaa, masih kurang 🙁 .

Namun, untungnya di website tersebut juga direkomendasikan bagaimana evaluasi makanan anak. Seperti memberi susu Bebelac Gold yang kaya serat dan juga dikasi tau menu makanan apa yang sebaiknya dikonsumsi anak setiap harinya sampai asupan serat hariannya tercapai. Syukurlah… hehe.

Rekomendasi makanan dan minuman kaya serat untuk anak.

Nanti, saya akan coba praktikkan pemberian makanan yang direkomendasikan tersebut, dan beberapa waktu lagi menghitung ulang asupan serat anak saya ah 😀 .

Kalau moms and dads gimana? Penasaran sama kecukupan asupan serat harian si kecil juga tidak? Kalau iya, yawda cus akses Fibre O Meter-nya yaaa. Semoga hasilnya bagus ya 🙂 .

April Hamsa